Forim Iman Kristen
Diskusi Tanya Jawab => Diskusi Kitab Suci => Topic started by: Shakespeare on May 15, 2013, 09:13:56 AM
-
(1Kr 11:5) Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
Seringkali yang saya dengar, ayat tersebut ditafsirkan sebagai berkonteks budaya, sehingga karena konteks budaya masa kini tidak lagi relevan, maka perempuan Kristen tidak harus bertudung ketika berdoa/beribadah.
Tetapi kalau kita perhatikan ayat2 berikutnya:
(1Kr 11:7) Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.
(1Kr 11:8) Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.
(1Kr 11:9) Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.
(1Kr 11:10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Kalau melihat ayat2 lanjutan di atas, jelas Rasul Paulus tidak berbicara mengenai alasan kultur atau sosiologis ketika memerintahkan perempuan bertudung ketika berdoa, melainkan justru alasan teologis (perempuan diciptakan dari laki2, perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki, tanda kewibawaan oleh karena malaikat, dsb). Lebih lanjut bahkan dikatakan:
1Kr 11:13 Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?
Jadi, mengapa jaman sekarang tidak diwajibkan perempuan bertudung/memakai penutup kepala ketika berdoa? Bagaimana pendapat rekan2 FIKers?
Salam
-
Tebakan saya, kemungkinan di jaman tsb masih ada kepercayaan bahwa wanita yang rambutnya keliatan secara oleh umum = wanita penggoda laki laki.
Sayangnya saya sendiri kurang tau, di jaman si penulis ayat berbicara ... para wanita disana secara umum memang menggunakan tudung kepala ataukah tidak... dimana yg tidak menggunakan tudung, di kategorikan wanita nakal atau tidak.
:)
salam.
-
karena penasaran, barusan tak baca baca lagi ayatnya...
sepertinya post saya sebelumnya salah ... hehehe :D.
(15) tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.
dan kayaknya yang masuk sebagai kategori rambut wanita bisa dianggap sebagai penudung kepala adalah : berambut panjang.
Jadi mungkin (mungkin loh ya) maksud si penulis ayat adalah :
Kalo wanita berambut tidak panjang terurai ---dengan kata lain--- berambut pendek --- entah kategori "pendek" dijaman tsb kayak gimana .... mungkin cuma sebahu, maka haruslah dia menggunakan penutup kepala ... karena dia tidak layak utk naik mimbar di depan umum.
(5) Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
Perempuan yang tidak dicukur rambutnya (jadi panjang terurai sampe pinggul mungkin) artinya = perempuan yg kepalanya bertudung.
Perempuan yang rambutnya pendek = perempuan yang dicukur rambutnya .... "tidak bertudung".
(15) tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.
perempuan berambut panjang = perempuan yang mempunyai penudung kepala.
entah juga deh, hehehe :).
salam.
-
Jadi, mengapa jaman sekarang tidak diwajibkan perempuan bertudung/memakai penutup kepala ketika berdoa? Bagaimana pendapat rekan2 FIKers?
Karena di jaman sekarang gradasi pada kategori "panjang-pendek"nya rambut seorang wanita sudah berubah, maka kesimpulan saya .... di jaman sekarang perempuan botak ataupun cepak a'la tentara = tidak bertudung = tidak layak untuk naik mimbar didepan umum ---> jadi kalo ada perempuan botak mau naik mimbar, maka haruslah dia menggunakan penudung kepala :)
Di jaman sekarang, perempuan berambut sampe sepinggul/sepantat - masuk kategori : panjang banget ! (bukan sekedar panjang) :D
:).
salam.
-
klo nurut ak ayt2nya jelas, kepala perempuan menjadi gambar dan kemuliaan laki2.
Kepala laki2 menjadi gambar dan kemuliaan Tuhan.
Klo kepala perempuan tidak bertudung, ketika berjemaat dengan jemaat laki2 maka akan ada 2 (dua) kemuliaan, yaitu laki2 dan Tuhan.
Dan di sini Tuhan tidak mau diduakan.
Kemuliaan hanya milik Tuhan.
Bgtu Brow..,, kira2
-
Klo perempuan tdk mau bertudung, rambutnya hrs dipotong pendek bahkan gundul; dipotong kayak laki2.
-
klo rambut perempuan sbg penudung, maksudnya rambut adalah kehormatan/mahkota dari perempuan tsb.
Perempuan akan merasa terhina klo kehormatannya hilang, apalagi Tuhan juga demikian klo kepala perempuan tidak ditudung.
jadi win2 solution nih,, pakailah penudung. Rambut gak digunduli, perempuan merasa terhormat dan Tuhan juga merasa terhormat.
-
klo nurut ak ayt2nya jelas, kepala perempuan menjadi gambar dan kemuliaan laki2.
IMO, sepertinya/kayaknya si penulis ayat sedang mengasumsikan bhw perempuan yang dibicarakan adalah perempuan yang sudah bersuami.
(3) But I want you to know and realize that Christ is the Head of every man, the head of a woman is her husband, and the Head of Christ is God.
Maka pertanyaan selanjutnya, apakah yg dimaksud penulis pada perempuan naik mimbar di depan umum itu mempunyai 2 syarat ?
1. Wanita itu sudah mempunyai suami
2. Wanita itu harus bertudung
Saya kurang tau alias nggak tau ini ... :).
salam.
-
IMO, sepertinya/kayaknya si penulis ayat sedang mengasumsikan bhw perempuan yang dibicarakan adalah perempuan yang sudah bersuami.
Kitab ap yg anda pakai?
Maka pertanyaan selanjutnya, apakah yg dimaksud penulis pada perempuan naik mimbar di depan umum itu mempunyai 2 syarat ?
1. Wanita itu sudah mempunyai suami
2. Wanita itu harus bertudung
Saya kurang tau alias nggak tau ini ... :).
salam.
Wanita gak blh naik mimbar.
-
Wanita gak blh naik mimbar.
Apa di Karismatik gak ada Pendeta perembuan, brow?
-
Kitab ap yg anda pakai?
aq gak tau dari versi mana.
Ini link-nya : http://www.jesoes.com/Alkitab/1kor/11/3#3
(3) But I want you to know and realize that Christ is the Head of every man, the head of a woman is her husband, and the Head of Christ is God.
bahasa Indonya menjadi :
(3) Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.
salam.
-
Seperti biasa cara berpikir Odading agak mbulet, jadi saya harus mencerna dulu pelan2. Maaf Oda, pentiumnya masih yang jadul nih, hehe... :swt:
klo nurut ak ayt2nya jelas, kepala perempuan menjadi gambar dan kemuliaan laki2.
Kepala laki2 menjadi gambar dan kemuliaan Tuhan.
Klo kepala perempuan tidak bertudung, ketika berjemaat dengan jemaat laki2 maka akan ada 2 (dua) kemuliaan, yaitu laki2 dan Tuhan.
Dan di sini Tuhan tidak mau diduakan.
Kemuliaan hanya milik Tuhan.
Bgtu Brow..,, kira2
Sudut pandang yang menarik... :think:
Bagaimana nih, pendapat rekan-rekan lain?
-
Seperti biasa cara berpikir Odading agak mbulet, jadi saya harus mencerna dulu pelan2. Maaf Oda, pentiumnya masih yang jadul nih, hehe... :swt:
iyah maap... saya tidak pandai utk menyampaikan apa yg dibenak dgn kalimat2 yg tepat/benar, shakes... hehehe :D.
IMO, sebenernya/kayaknya inti-nya adalah sama dgn thread shakes di "Yesus berambut panjang" ---> yaitu adanya perbedaan pengertian pada gradasi panjang-pendeknya rambut seorang wanita (tergantung sikon, lokasi dan jaman yang berlaku) ---> yg sniper gunakan istilah "Relativ".
(15) tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.
Dari kalimat di ayat tsb, warna merah adalah : Rambut wanita untuk menjadi penudung.
Penudung apa ? Tentu penudung kepala, kan ? :).
Namun ada lagi "syarat" lain utk sampe bisa dikatakan bhw Rambut wanita untuk menjadi penudung ---> yakni rambut yang panjang.
Nah, itu memang cuma interpretasi/penangkapan saya dari ayat tsb.
Mungkin shakes bisa tolong kasih masukan apabila penangkapan saya tsb tidak benar / salah ataupun mungkin shakes mempunyai interpretasi lain :D.
salam.
-
iyah maap... saya tidak pandai utk menyampaikan apa yg dibenak dgn kalimat2 yg tepat/benar, shakes... hehehe :D.
jangan minta maap, bukan salah oda :) Saya terbiasa membaca cepat, tetapi khusus tulisan2nya Oda ternyata saya susah nangkep dengan membaca cepat, hehe...
Nah, itu memang cuma interpretasi/penangkapan saya dari ayat tsb.
Mungkin shakes bisa tolong kasih masukan apabila penangkapan saya tsb tidak benar / salah ataupun mungkin shakes mempunyai interpretasi lain :D.
Lanjut besok aja ya Oda, mau siap-siap pulang nih... :)
Salam
-
aq gak tau dari versi mana.
Ini link-nya : http://www.jesoes.com/Alkitab/1kor/11/3#3
(3) But I want you to know and realize that Christ is the Head of every man, the head of a woman is her husband, and the Head of Christ is God.
bahasa Indonya menjadi :
(3) Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.
salam.
berbagai versi ak baca gak ada tertulis suami.
-
Lanjut besok aja ya Oda, mau siap-siap pulang nih... :)
sip sip, shakes ... :afro: :).
salam.
-
berbagai versi ak baca gak ada tertulis suami.
English Standard Version (©2001)
But I want you to understand that the head of every man is Christ, the head of a wife is her husband, and the head of Christ is God.
GOD'S WORD® Translation (©1995)
However, I want you to realize that Christ has authority over every man, a husband has authority over his wife, and God has authority over Christ.
Weymouth New Testament
I would have you know, however, that of every man, Christ is the Head, that of a woman her husband is the Head, and that God is Christ's Head.
Young's Literal Translation
and I wish you to know that of every man the head is the Christ, and the head of a woman is the husband, and the head of Christ is God.
Versi lainnya menggunakan kata "man" ... bukan "husband".
Ayat lain adalah Efesus 5:23
Hampir semua versi (but one) menggunakan "husband" ... salah satu contohnya adalah :
New International Version (©2011)
For the husband is the head of the wife as Christ is the head of the church, his body, of which he is the Savior.
dan yang cuma satu versi tidak menggunakan "husband" pada Efesus ini :
Aramaic Bible in Plain English (©2010)
Because the man is the head of the woman just as The Messiah is also The Head of the church and he is The Savior of the body.
:)
salam.
-
LITV (Literal);
1 Korintus 11:3
But I want you to know that Christ is the head of every man, and the man is the head of a woman, and God is the head of Christ.
GNT Greek New Testament:
θέλω δὲ ὑμᾶς εἰδέναι ὅτι παντὸς ἀνδρὸς ἡ κεφαλὴ ὁ Χριστός ἐστι, κεφαλὴ δὲ γυναικὸς ο ανήρ, κεφαλὴ δὲ Χριστου ο Θεός.
-
LITV (Literal);
1 Korintus 11:3
But I want you to know that Christ is the head of every man, and the man is the head of a woman, and God is the head of Christ.
GNT Greek New Testament:
θέλω δὲ ὑμᾶς εἰδέναι ὅτι παντὸς ἀνδρὸς ἡ κεφαλὴ ὁ Χριστός ἐστι, κεφαλὴ δὲ γυναικὸς ο ανήρ, κεφαλὴ δὲ Χριστου ο Θεός.
γυναικὸς = perempuan dewasa, bisa woman bisa wife.
:)
-
LITV (Literal);
1 Korintus 11:3
But I want you to know that Christ is the head of every man, and the man is the head of a woman, and God is the head of Christ.
GNT Greek New Testament:
θέλω δὲ ὑμᾶς εἰδέναι ὅτι παντὸς ἀνδρὸς ἡ κεφαλὴ ὁ Χριστός ἐστι, κεφαλὴ δὲ γυναικὸς ο ανήρ, κεφαλὴ δὲ Χριστου ο Θεός.
waduh... mati aku... saleh ngasih yg versi bahasa dewa ... :D.
Nah, selanjutnya ... pertanyaannya :
apakah 1 Korintus 11:3 ada kaitan-nya dengan Efesus 5:23 ?
Bagaimana dgn bahasa "dewa"-nya yg di Efesus 5:23 ?
Saya nggak tau ini ... mungkin memang betul diterjemahkan "man" ataukah yang betul diterjemahkan "husband" ya ?
Kalo ternyata yang betul terjemahannya adalah "man" --- mengapa kok lebih banyak versi yang menggunakan "husband" ya di Efesus 5:23 ? (cuma satu, yang saya temuin di bible.cc yang menggunakan "man" yakni versi Aramaic)
salam.
-
waduh... mati aku... saleh ngasih yg versi bahasa dewa ... :D.
Nah, selanjutnya ... pertanyaannya :
apakah 1 Korintus 11:3 ada kaitan-nya dengan Efesus 5:23 ?
Bagaimana dgn bahasa "dewa"-nya yg di Efesus 5:23 ?
Saya nggak tau ini ... mungkin memang betul diterjemahkan "man" ataukah yang betul diterjemahkan "husband" ya ?
Kalo ternyata yang betul terjemahannya adalah "man" --- mengapa kok lebih banyak versi yang menggunakan "husband" ya di Efesus 5:23 ? (cuma satu, yang saya temuin di bible.cc yang menggunakan "man" yakni versi Aramaic)
salam.
23 ὅτι ἀνήρ ἐστιν κεφαλὴ τῆς γυναικὸς ὡς καὶ ὁ Χριστὸς κεφαλὴ τῆς ἐκκλησίας, αὐτὸς σωτὴρ τοῦ σώματος· (Eph 5:23 BGT)
Sama Bro Oda.
:)
-
waduh... mati aku... saleh ngasih yg versi bahasa dewa ... :D.
Nah, selanjutnya ... pertanyaannya :
apakah 1 Korintus 11:3 ada kaitan-nya dengan Efesus 5:23 ?
Bagaimana dgn bahasa "dewa"-nya yg di Efesus 5:23 ?
Saya nggak tau ini ... mungkin memang betul diterjemahkan "man" ataukah yang betul diterjemahkan "husband" ya ?
Kalo ternyata yang betul terjemahannya adalah "man" --- mengapa kok lebih banyak versi yang menggunakan "husband" ya di Efesus 5:23 ? (cuma satu, yang saya temuin di bible.cc yang menggunakan "man" yakni versi Aramaic)
salam.
GNT:
Eph 5:23 ὅτι ὁ ἀνήρ ἐστι κεφαλὴ τῆς γυναικὸς, ὡς καὶ ὁ Χριστὸς κεφαλὴ τῆς ἐκκλησίας, καὶ αὐτὸς ἐστι σωτὴρ τοῦ σώματος.
= that the man is head of the wife,
LITV:
Eph 5:23 because a husband is head of the wife, as also Christ is Head of the assembly, and He is the Savior of the body.
-
γυναικὸς = perempuan dewasa, bisa woman bisa wife.
:)
sulit yah bahasa dewa ini.... menuntun ke pengertian rancu - kalo kita nggak tau budaya/tradisi setempat saat itu.
γυναικὸς = perempuan dewasa
seberapa dewasa ? apa batasan seorang perempuan disebut dewasa ?
ataukah
jangan2 justru dikala seorang perempuan mempunyai suami, baru bisa disebut dewasa, sekalipun baru berumur 13 tahun ? ---> dengan demikian :
γυναικὸς = perempuan dewasa ---> sudah pasti perempuan yg sudah mempunyai suami ?
23 ὅτι ἀνήρ ἐστιν κεφαλὴ τῆς γυναικὸς ὡς καὶ ὁ Χριστὸς κεφαλὴ τῆς ἐκκλησίας, αὐτὸς σωτὴρ τοῦ σώματος· (Eph 5:23 BGT)
Sama Bro Oda.
nah yang membingungkan, kenapa kalo yang perempuannya yang ngerujuk ke perempuan dewasa ... kok malah pria-nya yang jadi diterjemahkan "husband", ya ?
New International Version (©2011)
For the husband is the head of the wife as Christ is the head of the church, his body, of which he is the Savior.
Ini kan jadinya kalo terjemahan mentah-nya :
Karena seorang laki laki (MAN) adalah kepala dari seorang perempuan (DEWASA).
Dan berarti, yang paling PAS adalah terjemahan Aramaic-nya
Aramaic Bible in Plain English (©2010)
Because the man is the head of the woman
Dengan begitu, menikah ataupun tidak ---- maka pria selalu sebagai kepala seorang wanita ---> any woman tidak bertudung kepala, mempermalukan para pria ????
puyeng saya... hehehe :D.
salam.
-
Eph 5:23 ὅτι ὁ ἀνήρ ἐστι κεφαλὴ τῆς γυναικὸς, ὡς καὶ ὁ Χριστὸς κεφαλὴ τῆς ἐκκλησίας, καὶ αὐτὸς ἐστι σωτὴρ τοῦ σώματος.
= that the man
-
Dalam GNT bahasa Yunani tidak tertulis suami istri tetapi laki2 perempuan.
ak pikir terjemahan laki2 perempuan terjemahan universal sehingga dpt mencakup suami istri.
klo nurut ak sih bgt,,,
-
Pada banyak budaya patrilineal, adalah wajar jika wanita tidaklah dianggap 'sepenuhnya manusia'. Yang disebut sebagai 'manusia' adalah kaum pria. Kaum wanita hanya punya dua status, sebagai anak saat sebelum menikah, dan sebagai istri (atau selir/gundik) setelah menikah.
Maka, pada ayat Alkitab PL, dimana berasal dari ajaran Yahudi, adalah wajar wanita ditempatkan pada posisi 'ikut suami' kemanapun suami pergi.
-
klo istri/perempuan jadi kepala, dijamin dech suami/laki2 ikut istri/perempuan ke mana pun istri/perempuan pergi.., he he
-
GNT:
Eph 5:23 ὅτι ὁ ἀνήρ ἐστι κεφαλὴ τῆς γυναικὸς, ὡς καὶ ὁ Χριστὸς κεφαλὴ τῆς ἐκκλησίας, καὶ αὐτὸς ἐστι σωτὴρ τοῦ σώματος.
= a man is head of the wife,
sulit banget deh buat saya... :D.
Yang merah itu, any man ? ataukah the husband ?
γυναικὸς itu = any woman ? (terserah sudah menikah ato belon, yang penting sudah dewasa) ataukah the wife ? (spesifik wanita yg sudah menikah).
LITV:
Eph 5:23 because a husband is head of the wife, as also Christ is Head of the assembly, and He is the Savior of the body.
terjemahan Aramaicnya menuntun ke pengertian : any man dan any woman (tidak spesifik apakah sudah kawin ato belon)
Aramaic Bible in Plain English (©2010)
Because the man is the head of the woman just as The Messiah is also The Head of the church and he is The Savior of the body.
Jadi kembali lagi ke Korintus :
GNT Greek New Testament:
θέλω δὲ ὑμᾶς εἰδέναι ὅτι παντὸς ἀνδρὸς ἡ κεφαλὴ ὁ Χριστός ἐστι, κεφαλὴ δὲ γυναικὸς ο ανήρ, κεφαλὴ δὲ Χριστου ο Θεός.
γυναικὸς = any woman ? ataukah spesifik the wife ?
Karena LITV menterjemahkan γυναικὸς = a woman (any woman) di Korintus,
LITV (Literal);
1 Korintus 11:3
But I want you to know that Christ is the head of every man, and the man is the head of a woman, and God is the head of Christ.
dan LITV menterjemahkan γυναικὸς = the wife di Efesus
LITV:
Eph 5:23 because a husband is head of the wife, as also Christ is Head of the assembly, and He is the Savior of the body.
Maka pertanyaannya :
γυναικὸς itu punya definisi spesifik yg baku atau kagak ? :).
Kalo jawabannya : memang tidak punya definisi baku pada kata γυναικὸς tsb, maka pertanyaannya :
1 Korintus 11:3 itu ada sangkut pautnya dengan Efesus 5:23 atau kagak ? which means, intensi si penulis adalah pada maksud yang sama ketika menulis kedua kalimat tsb - baik yg di Korintus maupun yg di Efesus.
puyeeeengggg.... :D.
salam.
-
klo istri/perempuan jadi kepala, dijamin dech suami/laki2 ikut istri/perempuan ke mana pun istri/perempuan pergi.., he he
ini mah jadi sinetron suami2 takut istri donk.... wkwkwk :D
-
ini mah jadi sinetron suami2 takut istri donk.... wkwkwk :D
eeeaaaa, wkwkwkwkwkw,,,,,,,,
-
Perempuan dalam berjemaat punya 2 opsi:
1. Kepala bertudung
2. Kepala digunduli.
pilih salah satu, alkitabiah dech,,,,,,,
-
Dalam GNT bahasa Yunani tidak tertulis suami istri tetapi laki2 perempuan
itulah yang saya ingin ketahui ...
kenapa pada satu versi yang sama (LITV) ... dan pada satu kata yang sama (γυναικὸς ) ... kok jadi berbeda terjemahannya antara di Korintus dan di Efesus, ya ?
Mungkin buat orang lain gak penting, namun buat odading lumayan ingin tau - MENGAPA sampe berbeda ? Karena menurut odading, perbedaan ini sangat berarti ... beda jauh... "lari" maknanya kalo saya gak bisa tau yg mana yg "sebenernya" intensi dari si penulis bahasa asli yang cuma menggunakan kata laki2 dan perempuan.
Kalo intensi si penulis secara universal pada penggunaan kata "pria dan wanita" di bahasa aslinya, maka :
any man ... any woman ....
---> siapapun dia (sudah kawin ato belon), any pria adalah KEPALA dari any woman
Kalo intensi si penulis secara spesifik pada penggunaan kata "pria dan wanita" di bahasa aslinya, maka :
the husband ... the wife ...
---> hanya berlaku pada pasutri .... seorang suami adalah KEPALA dari sang istri (misal dalam rumah-tangga mereka) .... BUKAN ... segala pria adalah KEPALA para wanita (jauh kan bedanya ? yah, ini sih setidaknya menurut odading :)).
mungkin saleh ato temen laen ada yg bisa bantu ?
salam.
-
ak pikir PB itu universal dari pada PL.
PL tentang Abraham dan istrinya, PB tentang laki2 dan perempuan.
PL tentang Abraham/Yahudi, PB tentang orang2 kristen/Yahudi rohani.
dalam laki2 perempuan sudah mencakup suami istri.
bgt Bro oda, nurut ak sih,,,
-
dalam laki2 perempuan sudah mencakup suami istri.
bgt Bro oda, nurut ak sih,,,
Ya... gpp saleh.... karena saya ngerti... kayaknya "kesalahan" ada pada diri saya... hehehe :D.
Karena saya masih susah nangkep pengertian bhw intensi si penulis yg kosakata his mother language-nya cuma "laki2" dan "perempuan" itu adalah bersifat universal ---> yang menuntun saya untuk berpendapat : kita2 ini para pria adalah KEPALA dari para wanita.
Saya masih bisa "nangkep" apabila hal ini dalam hubungan pasutri ... namun saya masih tidak bisa mengerti kalau si penulis juga bermaksud (secara universal) bhw ANY pria (a man) adalah KEPALA dari ANY woman ( a woman) ---> (imo) ini bisa menuntun ke pengertian bhw siapapun dia, seorang pria ketemu wanita asing di Mall, maka ibaratnya si pria ber-hak "memerintah" si wanita :).
Disamping itu, kerancuan LITV menterjemahkan Korintus dan Efesus.
Yang di Korintus diterjemahkan universal, yang di Efesus diterjemahkan spesifik Pasutri.
Jujur, saya masih "ngejar" utk mendapatkan penjelasan yang sejelas-jelasnya akan perbedaan tsb. Besar rasa ingin tahu saya utk mengetahui apa sebenernya intensi dari si penulis itu sendiri dalam bahasa aslinya yang dia tuangkan :).
salam.
-
Ya... gpp saleh.... karena saya ngerti... kayaknya "kesalahan" ada pada diri saya... hehehe :D.
Karena saya masih susah nangkep pengertian bhw intensi si penulis yg kosakata his mother language-nya cuma "laki2" dan "perempuan" itu adalah bersifat universal ---> yang menuntun saya untuk berpendapat : kita2 ini para pria adalah KEPALA dari para wanita.
Saya masih bisa "nangkep" apabila hal ini dalam hubungan pasutri ... namun saya masih tidak bisa mengerti kalau si penulis juga bermaksud (secara universal) bhw ANY pria (a man) adalah KEPALA dari ANY woman ( a woman) ---> (imo) ini bisa menuntun ke pengertian bhw siapapun dia, seorang pria ketemu wanita asing di Mall, maka ibaratnya si pria ber-hak "memerintah" si wanita :).
Disamping itu, kerancuan LITV menterjemahkan Korintus dan Efesus.
Yang di Korintus diterjemahkan universal, yang di Efesus diterjemahkan spesifik Pasutri.
Jujur, saya masih "ngejar" utk mendapatkan penjelasan yang sejelas-jelasnya akan perbedaan tsb. Besar rasa ingin tahu saya utk mengetahui apa sebenernya intensi dari si penulis itu sendiri dalam bahasa aslinya yang dia tuangkan :).
salam.
mau dikejar juga, intinya sama aja bro oda,
laki2 jadi kepala dari perempuan.
gitu aj,
tq,
-
mau dikejar juga, intinya sama aja bro oda,
laki2 jadi kepala dari perempuan.
itulah makanya saya katakan "kesalahan" ada pada diri saya.... karena saya tau, bagi orang lain ... bukan suatu "problem" :).
laki2 jadi kepala dari perempuan.
silahkan dijelaskan bagaimana saleh menerapkan-nya dikala jalan2 di Mall bertemu dgn wanita asing (orang lain).
A Man : "Bu/mbak ... coba tolong ini bawakan barang belanjaan saya, saya mao kencing sebentar"
A Woman : enak aja... siapa luh nyuruh2 gue ?
A Man : Kamu tidak tau, bhw laki2 adalah KEPALA dari seorang wanita ?
Begitu ??
Kalo bukan begitu, mungkin saleh bisa tolong kasih contohnya begimana - pada peristiwa di Mall tsb (universal) :)
Dilain sisi - pada asumsi spesifik pasutri :
The Husband : "istriku, tolong donk bawakan barang belanjaan saya, saya mao kencing sebentar".
The Wife : "enak aja... siapa luh nyuruh2 gue ?" baiklah suamiku, jangan lama2 ya kencing-nya.
:)
salam.
-
maap, saya lupa ... hehehe :D.
mau dikejar juga, intinya sama aja bro oda,
Kalo inti-nya sama saja (universal) mengapa di "lari-in" ke spesifik (pasutri) di Efesus pada terjemahan bahasa inggrisnya, ya ?
Maksud saya dari kata "rancu" adalah :
mr. X ngerender bhw kalimat di Efesus yg menggunakan husband-wife tsb adalah BUKAN spesifik pasutri, melainkan SAMA DENGAN yg di ayat Korintus ... universal .... kata "husband" di Efesus mr.X render = any man (yg di Korintus) dan kata "wife" di Efesus diasumsikan = any woman (yg di Korintus)
VICE VERSA :
Mr.Y ngerender bhw kalimat di Korintus yang menggunakan man-woman tsb adalah spesifik ... BUKAN universal, melainkan SAMA DENGAN yang di ayat Efesus ... spesifik ... kata "a man" di Korintus mr.Y render = the Husband (yg di Efesus) dan kata "a woman" di Korintus dia asumsikan = the wife (yg di Efesus).
Dan (imo) kerancuan itu sendiri terlihat dari berbeda-bedanya versi terjemahan. Dimana saleh sendiri sepertinya (please CMIIW)... , awalnya tidak mengetahui bhw kata "a man" di Korintus itu ... ADA terdapat di versi lain yg menggunakan pengertian spesifik ... yakni "husband" :).
IMO, selama semua versi menggunakan blekplek sesuai kata bahasa aslinya, yang yakni berupa "laki2" dan "perempuan" bersifat universal (bukan spesifik pada hubungan pasutri) --- maka tentu tidak akan menimbulkan kerancuan.
Makna spesifik (husband-wife) ---imo--- tidak mungkin bisa di "lari-in" ke makna universal ---> sembarang orang, siapa saja ... pokok seorang laki dan seorang perempuan ---> tidak bisa begitu ... karena sudah spesifik, seorang husband ya pasti man, wife ya pasti woman :).
Makna universal (man-woman) ---imo--- memang bisa di"lari-in" ke makna spesifik (didalam man-woman tsb, bisa ada yg husband-wife).
Nah, pertanyaannya MENGAPA terjemahan berbagai versi tsb, ada yang "ngelari-in" makna kata universal bahasa aslinya yang cuma punya kosakata man-woman ke spesifik kosakata husband-wife.
Tapi ya sudahlah, pelan2 saya coba "mencari"nya :).
Makasih saleh atas masukan2nya.
salam.
-
Karena saya masih susah nangkep pengertian bhw intensi si penulis yg kosakata his mother language-nya cuma "laki2" dan "perempuan" itu adalah bersifat universal ---> yang menuntun saya untuk berpendapat : kita2 ini para pria adalah KEPALA dari para wanita.
Saya masih bisa "nangkep" apabila hal ini dalam hubungan pasutri ... namun saya masih tidak bisa mengerti kalau si penulis juga bermaksud (secara universal) bhw ANY pria (a man) adalah KEPALA dari ANY woman ( a woman) ---> (imo) ini bisa menuntun ke pengertian bhw siapapun dia, seorang pria ketemu wanita asing di Mall, maka ibaratnya si pria ber-hak "memerintah" si wanita :).
Secara konseptual, laki-laki adalah kepala dari wanita. Ini mengacu kepada peristiwa penciptaan manusia pertama dimana laki-laki diciptakan terlebih dahulu, kemudian wanita diciptakan sebagai "penolong". Konsep "kepala" di sini tentu saja bukan berarti kekuasaan mutlak yang membutuhkan kepatuhan mutlak si wanita, melainkan lebih ke konsep kepemimpinan yang bersifat membimbing dan mengayomi. Karena ketika laki-laki disatukan dengan wanita maka mereka menjadi gambaran Allah yang utuh.
Secara praktis, laki-laki mengepalai wanita berlaku di dalam keluarga. Dalam keluarga laki-laki menjadi kepala dari isterinya dan anak-anaknya. Seorang wanita bisa saja menjadi pemimpin/kepala negara, tetapi dalam keluarga ia tetap harus tunduk kepada suaminya sebagai kepala.
Salam
-
Secara konseptual, laki-laki adalah kepala dari wanita. Ini mengacu kepada peristiwa penciptaan manusia pertama dimana laki-laki diciptakan terlebih dahulu, kemudian wanita diciptakan sebagai "penolong". Konsep "kepala" di sini tentu saja bukan berarti kekuasaan mutlak yang membutuhkan kepatuhan mutlak si wanita, melainkan lebih ke konsep kepemimpinan yang bersifat membimbing dan mengayomi. Karena ketika laki-laki disatukan dengan wanita maka mereka menjadi gambaran Allah yang utuh.
Secara praktis, laki-laki mengepalai wanita berlaku di dalam keluarga. Dalam keluarga laki-laki menjadi kepala dari isterinya dan anak-anaknya. Seorang wanita bisa saja menjadi pemimpin/kepala negara, tetapi dalam keluarga ia tetap harus tunduk kepada suaminya sebagai kepala.
Salam
semalem saya ampe pagi ngebacain internet ttg hal ini.
Ya... sekarang saya kira2 sudah nangkep maksudnya pada man-woman secara universal.
buat saleh,
saya minta maaf, karena waktu saya ngotot - saya belon tau.
Semalem setelah baca2, saya dapet penjelasan2 yg masuk akal ttg man-woman secara universal.
Ayat memang bicara spesifik man-woman BUKAN husband-wife.
Mohon jangan terlalu nyalahin saya donk loh ya ..hehehe... :D.
soalnya saya cuma "tergantung" dari baca2 ayat ---yang ternyata--- sepertinya kurang tepat kalau diterjemahkan ke husband-wife. IMO, adalah lebih tepat untuk TETAP diterjemahkan berdasarkan bahasa aslinya ... yakni man-woman, ketimbang "dirubah" ke husband-wife ... :D.
BTT ke penudung.
Ada yang bisa kasih tau dalam bahasa aslinya mengenai hal ini apakah ada tertulis suatu kata yg ngerujuk ke benda "eksternal" buatan manusia yg menyangkut penudung kepala ?
Saya di bhs inggris dan indonya sama sekali tidak menemukan kata yg ngerujuk ke suatu benda, semisal : mukena, topi, poncho, peci, helm, krudung, dlsb (buatan manusia) yang bisa dipake sebagai penudung kepala.
Oleh karena itulah saya berpendapat RambutPanjang pada wanita adalah yang dimaksud si penulis sebagai penudung kepala mereka.
"Problem"nya, saya nggak tau batasan level-nya sehingga rambut wanita bisa/boleh dibilang "panjang" di jaman tsb :D.
Dengan demikian, apabila seorang wanita dianggap tidak berambut panjang dijaman tsb dan akan melakukan doa atopun bernubuat ... maka hendaklah wanita ini menggunakan penudung kepala buatan manusia ... apa saja, mao dangdang ditaroh diatas kepala juga oke-lah ... wkwkwk :D.
:)
salam.
-
BTT ke penudung.
Ada yang bisa kasih tau dalam bahasa aslinya mengenai hal ini apakah ada tertulis suatu kata yg ngerujuk ke benda "eksternal" buatan manusia yg menyangkut penudung kepala ?
Saya di bhs inggris dan indonya sama sekali tidak menemukan kata yg ngerujuk ke suatu benda, semisal : mukena, topi, poncho, peci, helm, krudung, dlsb (buatan manusia) yang bisa dipake sebagai penudung kepala.
Oleh karena itulah saya berpendapat RambutPanjang pada wanita adalah yang dimaksud si penulis sebagai penudung kepala mereka.
"Problem"nya, saya nggak tau batasan level-nya sehingga rambut wanita bisa/boleh dibilang "panjang" di jaman tsb :D.
Dengan demikian, apabila seorang wanita dianggap tidak berambut panjang dijaman tsb dan akan melakukan doa atopun bernubuat ... maka hendaklah wanita ini menggunakan penudung kepala buatan manusia ... apa saja, mao dangdang ditaroh diatas kepala juga oke-lah ... wkwkwk :D.
Odading quote postingan saya lho, bukan postingan Saleh.
Kembali ke soal penudung, coba oda baca sekali lagi baik-baik ayat-ayat berikut:
1Kr 11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
1Kr 11:6 Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
Wanita yang berambut panjang =====> harus mengenakan tudung
Jika menolak mengenakan tudung =====> harus mencukur kepalanya (rambutnya).
Jadi, rambut panjang bukanlah pengganti tudung.
Bertudung:
κατακαλύπτω
katakaluptō
kat-ak-al-oop'-to
From G2596 and G2572; to cover wholly, that is, veil: - cover, hide.
Bisa disimpulkan bertudung di sini adalah menutupi (kepala) sehingga tertutup/tersembunyi. :)
Salam
-
Baeang kali kebudayaan saat itu menganggap kepala wanita sebagai aurat
, dan kalau aurat istri dilihat orang lain akan merendahkan martabak
Tuhan Yesus memberkati
Han
-
Odading quote postingan saya lho, bukan postingan Saleh.
iyah saya tau shakes ... maap... saya cuma gak mau utk ampe jadi 2 posting ... (satu buat shakes, satu buat saleh) ... :).
Wanita yang berambut panjang =====> harus mengenakan tudung
Pelan2 yah shakes, saya mencoba menjabarkan dari apa yang saya mengertikan ... :D.
(6) Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya
Ayat ini menuntun ke pengertian, wanita gundul atopun ber-rambut cepak setelah dicukur artinya BOLEH berdoa/bernubuat tanpa tudung kepala.
Please CMIIW
Tetapi JIKA bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
menggunakan tudung kepala itu TERGANTUNG dari si wanita itu sendiri, dikala berdoa/bernubuat apakah dia merasa terhina ato tidak dengan rambutnya yang dicukur cepak atopun gundul 1 cm tsb ---> kalo merasa terhina, ya pakelah tudung kepala .... kalo gak merasa terhina, ya silakan gak pake tudung kepala
Please CMIIW.
Jika menolak mengenakan tudung =====> harus mencukur kepalanya (rambutnya).
YA, betul ... kalo gak mao pake tudung kepala dikala berdoa/bernubuat, rambutnya harus dicukur ... setelah itu barulah BOLEH si wanita tanpa tudung kepala tsb berdoa/bernubuat.
Setidaknya bagi saya, saya sendiri masih bingung dengan kalimat tsb... hehehe .... ---> dalam benak saya ... "kok jadi begitu sih ya ?".
Please CMIIW.
Jadi, rambut panjang bukanlah pengganti tudung.
Lalu bagaimana kita mencernakan ayat 15 - nya ? :)
saya ke ayat 10 dulu :
(10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Terus terang saya nggak mengerti sepenuhnya ayat tsb - dgn kalimat "oleh karena para malaikat" .... :). Anyway, apakah disini si penulis sedang bermaksud menyatakan bhw BENDA penutup kepala misal krudung, Veil, topi, mukena, dlsb = tanda wibawa ??
Perempuan harus memakai "tanda wibawa".
Perempuan harus memakai Kerudung
Kerudung = tanda wibawa seorang perempuan.
Please CMIIW.
(13) Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?
Apakah disini penulis sedang bermaksud menyatakan bhw Allah menjadi kesal dikarenakan seorang wanita tidak menudungi kepalanya ketika berdoa kepada Allah ? Setidaknya bagi saya, it doesn't make sense :).
Ataukah ini tentang patut-tidak patut di lingkungan jaman tsb ?
Please CMIIW
(14) Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang
Laki laki berRambutPanjang (entah yg masuk kategori panjang semana) = memalukan/kehinaan.
Please CMIIW
(15) tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.
Saya nyadar, kemungkinan saya salah ---> saya mengertikan kalimat ayat 15 ini mengandung pengertian sbb :
RambutPUN BISA dianggap untuk menjadi penudung... tidak mungkin penudung dada atopun bokong, yang "pas" adalah penudung kepala :D.
Tetapi rambut yang bagaimana ?
Rambut yang pendek ? Nggak.
Penulis bilang, wanita yang berRambutPanjang maka bisa dibilang adalah suatu kehormatan bagi perempuan
Shakes belon kasih masukan, bagaimana interpretasi pada ayat 15 ini :).
Bertudung:
κατακαλύπτω
katakaluptō
kat-ak-al-oop'-to
From G2596 and G2572; to cover wholly, that is, veil: - cover, hide.
saya ngerti shakes, disitu dirujuk jadi ke BENDA (veil) yang harus digunakan :).
Namun kata "bertudung/menudungi/memakai tudung" itu sendiri adalah kata kerja, kan ? Nggak tertulis bhw tudung itu HARUS berupa Veil, topi, krudung, mukena, dlsb :)
Dan yang menarik, kenapa jadi Veil ?
Kenapa bukan topi, misalnya ?
Adakah perintah Allah utk menggunakan suatu benda khusus yang bernama Veil untuk menutupi kepala wanita yang berdoa ?
Bisa disimpulkan bertudung di sini adalah menutupi (kepala) sehingga tertutup/tersembunyi. :)
(http://www.christiancoverings.com/large/Longcharity2.jpg) (http://1.bp.blogspot.com/_PGM5komqCws/SeFLOzneV0I/AAAAAAAAG9E/4Zcl-UhXmeo/s400/Christian+Scarf.bmp)(http://www.utexas.edu/features/archive/2002/graphics/veil2.jpg)
Nggak semua tersembunyi kan ? saya masih bisa ngeliat kepala mereka yang di foto2 tersebut loh ... topi karet renang lebih tepat lagi utk nutupin seluruh kepala hehehe :D (becanda yaaa).
Salam
-
Dulu sewaktu oom masih smp zuster di sekolah katholik pada pake penutup jidat sebelum di tudungi (gambar suster 1)
belakangan setelah SMA mulailah ada suster muda tidak pakai penutup jidat (gambar suster 2)
dan sekarang banyak zuster ngga pakai kerudung
Tuhan Yesus memberkati
Han
-
iyah saya tau shakes ... maap... saya cuma gak mau utk ampe jadi 2 posting ... (satu buat shakes, satu buat saleh) ... :).
oke, tidak masalah :)
(6) Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya
Ayat ini menuntun ke pengertian, wanita gundul atopun ber-rambut cepak setelah dicukur artinya BOLEH berdoa/bernubuat tanpa tudung kepala.
Please CMIIW
Tetapi JIKA bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
menggunakan tudung kepala itu TERGANTUNG dari si wanita itu sendiri, dikala berdoa/bernubuat apakah dia merasa terhina ato tidak dengan rambutnya yang dicukur cepak atopun gundul 1 cm tsb ---> kalo merasa terhina, ya pakelah tudung kepala .... kalo gak merasa terhina, ya silakan gak pake tudung kepala
Please CMIIW.
Saya sependapat, bahwa itu tergantung si perempuan. Jadi di sini ada alternatif: bertudung atau tidak bertudung tetapi rambut kepala harus dicukur.
Di sini ada 2 kemungkinan:
1. Pada jaman itu rambut cepak bagi wanita adalah memalukan, jadi ungkapan "rambut adalah mahkota" benar2 bermakna pada jaman itu.
2. Ada tafsiran bahwa pada jaman itu wanita yang berambut pendek adalah ciri2 seorang pelacur (maaf..). Jadi menurut tafsiran tersebut, wanita yang memilih memotong pendek rambutnya (cuma gara2 tidak mau bertudung) sebenarnya merendahkan diri selevel dengan pelacur.
Apapun juga dari kedua pilihan tersebut, intinya memotong rambut (berambut pendek bagi wanita) adalah memalukan, dan mereka yang melakukan itu sama saja merendahkan diri mereka sendiri menjadi bahan ejekan.
Intinya IMHO, Paulus ingin menyatakan: perempuan yang menolak mengenakan tudung memilih untuk merendahkan diri mereka sendiri.
Lalu bagaimana kita mencernakan ayat 15 - nya ? :)
saya ke ayat 10 dulu :
(10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Terus terang saya nggak mengerti sepenuhnya ayat tsb - dgn kalimat "oleh karena para malaikat" .... :). Anyway, apakah disini si penulis sedang bermaksud menyatakan bhw BENDA penutup kepala misal krudung, Veil, topi, mukena, dlsb = tanda wibawa ??
Perempuan harus memakai "tanda wibawa".
Perempuan harus memakai Kerudung
Kerudung = tanda wibawa seorang perempuan.
Please CMIIW.
(13) Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?
Apakah disini penulis sedang bermaksud menyatakan bhw Allah menjadi kesal dikarenakan seorang wanita tidak menudungi kepalanya ketika berdoa kepada Allah ? Setidaknya bagi saya, it doesn't make sense :).
Ataukah ini tentang patut-tidak patut di lingkungan jaman tsb ?
Please CMIIW
(14) Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang
Laki laki berRambutPanjang (entah yg masuk kategori panjang semana) = memalukan/kehinaan.
Please CMIIW
(15) tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.
Saya nyadar, kemungkinan saya salah ---> saya mengertikan kalimat ayat 15 ini mengandung pengertian sbb :
RambutPUN BISA dianggap untuk menjadi penudung... tidak mungkin penudung dada atopun bokong, yang "pas" adalah penudung kepala :D.
Tetapi rambut yang bagaimana ?
Rambut yang pendek ? Nggak.
Penulis bilang, wanita yang berRambutPanjang maka bisa dibilang adalah suatu kehormatan bagi perempuan
Justru inilah sebabnya saya membuka diskusi untuk topik ini, karena saya juga masih bingung apa makna ayat 15 di atas. Maaf ya Oda, saya belum bisa ngasih jawaban.
Di sini justru keinginan tahu saya, kalau alasan perempuan harus bertudung ada kaitannya dengan kewibawaan, ketundukan, malaikat, dsb, maka alasannya adalah teologis bukan sosiologis/kultur semata2. Dan jika benar alasannya teologis, maka pertanyaan: mengapa perempuan Kristen jaman sekarang tidak bertudung menjadi sangat relevan. Itulah sebabnya saya nyari masukan dari rekan2 di sini. :)
Shakes belon kasih masukan, bagaimana interpretasi pada ayat 15 ini :).
saya ngerti shakes, disitu dirujuk jadi ke BENDA (veil) yang harus digunakan :).
Namun kata "bertudung/menudungi/memakai tudung" itu sendiri adalah kata kerja, kan ? Nggak tertulis bhw tudung itu HARUS berupa Veil, topi, krudung, mukena, dlsb :)
Dan yang menarik, kenapa jadi Veil ?
Kenapa bukan topi, misalnya ?
Adakah perintah Allah utk menggunakan suatu benda khusus yang bernama Veil untuk menutupi kepala wanita yang berdoa ?
Nggak semua tersembunyi kan ? saya masih bisa ngeliat kepala mereka yang di foto2 tersebut loh ... topi karet renang lebih tepat lagi utk nutupin seluruh kepala hehehe :D (becanda yaaa).
Kalau menurut saya sih, tudung intinya adalah kain yang menutupi rambut kepala, bukan harafiah menutupi seluruh kepala, seperti bercadar :)
Saya pikir bertudung di sini mengacu kepada bagaimana kebiasaan para wanita di masa tersebut mengenakan penutup kepala, mungkin semacam mengenakan kerudung, yaitu kerudung biasa seperti foto2 yang dicontohkan Oda.
:)
Salam
-
gimana kalau
TUDUNG itu adalah Simbol / Metafora norma susila yang berlaku pada tempat itu & waktu tsb?
kenapa disitu munculnya tudung --> karena Kristen asalnya dari Arabia / budaya gurun pasir.
kalo Yesus itu orang Jogja
--> maka di Alkitab akan tertulis pakai Selendang & Kebaya adalah simbol kesopanan & kewibawaan wanita
serta yg laki-laki sebelum menghadap Tuhan harus pakai Blangkon..
dmk imho
-
Kalau menurut saya sih, tudung intinya adalah kain yang menutupi rambut kepala, bukan harafiah menutupi seluruh kepala, seperti bercadar :)
:)
Salam
Sebab kalau bertudung dan bercadar cuma kelihatan matanya saja, apalagi kainnya warna hitam,
entar disangka Istri pimpinan TERORIS
Tuhan Yesus memberkati
Han
-
oke, tidak masalah :)
Saya sependapat, bahwa itu tergantung si perempuan. Jadi di sini ada alternatif: bertudung atau tidak bertudung tetapi rambut kepala harus dicukur.
Di sini ada 2 kemungkinan:
1. Pada jaman itu rambut cepak bagi wanita adalah memalukan, jadi ungkapan "rambut adalah mahkota" benar2 bermakna pada jaman itu.
2. Ada tafsiran bahwa pada jaman itu wanita yang berambut pendek adalah ciri2 seorang pelacur (maaf..). Jadi menurut tafsiran tersebut, wanita yang memilih memotong pendek rambutnya (cuma gara2 tidak mau bertudung) sebenarnya merendahkan diri selevel dengan pelacur.
Apapun juga dari kedua pilihan tersebut, intinya memotong rambut (berambut pendek bagi wanita) adalah memalukan, dan mereka yang melakukan itu sama saja merendahkan diri mereka sendiri menjadi bahan ejekan.
Intinya IMHO, Paulus ingin menyatakan: perempuan yang menolak mengenakan tudung memilih untuk merendahkan diri mereka sendiri.
Justru inilah sebabnya saya membuka diskusi untuk topik ini, karena saya juga masih bingung apa makna ayat 15 di atas. Maaf ya Oda, saya belum bisa ngasih jawaban.
Di sini justru keinginan tahu saya, kalau alasan perempuan harus bertudung ada kaitannya dengan kewibawaan, ketundukan, malaikat, dsb, maka alasannya adalah teologis bukan sosiologis/kultur semata2. Dan jika benar alasannya teologis, maka pertanyaan: mengapa perempuan Kristen jaman sekarang tidak bertudung menjadi sangat relevan. Itulah sebabnya saya nyari masukan dari rekan2 di sini. :)
Kalau menurut saya sih, tudung intinya adalah kain yang menutupi rambut kepala, bukan harafiah menutupi seluruh kepala, seperti bercadar :)
Saya pikir bertudung di sini mengacu kepada bagaimana kebiasaan para wanita di masa tersebut mengenakan penutup kepala, mungkin semacam mengenakan kerudung, yaitu kerudung biasa seperti foto2 yang dicontohkan Oda.
:)
Salam
shakes,
semalem saya jadi ngubek2 internet utk kros-cek ada gak yah orang se-aneh saya yang mengertikan rambut (panjang) juga bisa disebut sebagai penudung kepala karena ayat 15 tsb ? To my surprise, ADA! :D.
Lumayan intens saya baca2 artikel2 berkaitan dgn ttg hal ini semalem ampe kepala nyut2an :D.
Karena keterbatasan waktu (saya mao brangkat kerja) ... nanti segera ada kesempatan saya akan coba jabarkan ... dimana artinya sekarang : itu berdasarkan masukan dari apa yang saya baca di internet ... BUKAN tebak2an versi odading :).
salam.
-
Perlu di ingat bahwa Paulus adalah murid karbitan dari Yesus ,
sejak muda dia belajar tentang taurat musa , jadi tidak heran jika dalam tulisan tulisannya /surat suratnya masih berbau taurat, apalagi jika beliau itu mau memenangkan pengikut taurat
Tuhan Yesus memberkati
han
-
Perlu di ingat bahwa Paulus adalah murid karbitan dari Yesus ,
sejak muda dia belajar tentang taurat musa , jadi tidak heran jika dalam tulisan tulisannya /surat suratnya masih berbau taurat, apalagi jika beliau itu mau memenangkan pengikut taurat
Tuhan Yesus memberkati
han
Bukankah biasanya om pakai ayat dari tulisan Paulus untuk menyatakan Taurat tidak berlaku lagi, om?
-
shakes,
semalem saya jadi ngubek2 internet utk kros-cek ada gak yah orang se-aneh saya yang mengertikan rambut (panjang) juga bisa disebut sebagai penudung kepala karena ayat 15 tsb ? To my surprise, ADA! :D.
Lumayan intens saya baca2 artikel2 berkaitan dgn ttg hal ini semalem ampe kepala nyut2an :D.
Karena keterbatasan waktu (saya mao brangkat kerja) ... nanti segera ada kesempatan saya akan coba jabarkan ... dimana artinya sekarang : itu berdasarkan masukan dari apa yang saya baca di internet ... BUKAN tebak2an versi odading :).
salam.
Oke deh Oda, saya tunggu sharingnya. :afro:
-
shakes,
semalem saya jadi ngubek2 internet utk kros-cek ada gak yah orang se-aneh saya yang mengertikan rambut (panjang) juga bisa disebut sebagai penudung kepala karena ayat 15 tsb ? To my surprise, ADA! :D.
Lumayan intens saya baca2 artikel2 berkaitan dgn ttg hal ini semalem ampe kepala nyut2an :D.
Karena keterbatasan waktu (saya mao brangkat kerja) ... nanti segera ada kesempatan saya akan coba jabarkan ... dimana artinya sekarang : itu berdasarkan masukan dari apa yang saya baca di internet ... BUKAN tebak2an versi odading :).
salam.
Siipp Bro Oda :afro:
Ditunggu sharingnya .... :afro:
-
Bukankah biasanya om pakai ayat dari tulisan Paulus untuk menyatakan Taurat tidak berlaku lagi, om?
Batas ahir berlakuya hukum taurat adalah sampai dengan zaman Yohanes .
Ahir dari angkatan Yohanes adalah sampai angkatan yohanes mati semua (kurang lebih tahun 120 Masehi)
jadi tahun 30 masehi dengan matinya Yesus Taurat dibatalkan
antara tahun 30 masehi sampai dengan +- 120 masehi adalah masa sosialisasi batalnya taurat
karena Paulus seangkatan dengan yohanes maka pauluspun hidup di zaman sosialisasi
mayoritas umat pada waktu itu masih menganut taurat.
kalau Paulus To The point mengatakan Taurat batal, pastilah Paulus bakalan di tolak dan kemungkinan bakalan di rajam kaya stephanus
karena itu Paulus menggunakan Ilmunya yang dipelajari sejak muda (ILMU TAURAT) untuk berbuat seolah olah dia di pihak mereka (para pengikut taurat
dan pelan pelan menerangkan ajaran kristus untuk memenangkan mereka jadi pengikut kristus
I Korintus 9
9:20 Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.
Tuhan yeus memberkati
Han
-
Saya sependapat, bahwa itu tergantung si perempuan.
Betul... tergantung si perempuannya ... namun hanya apabila si perempuan tsb botak --- apabila perempuan tsb berambut (terserah entah itu panjang atopun pendek) --- maka wanita ini HARUS menggunakan tudung artifisial.
Tidakkah terasa aneh statement diatas ? :D.
Jadi di sini ada alternatif: bertudung atau tidak bertudung tetapi rambut kepala harus dicukur.
bukan.... shaven/shorn = kondisi sso yg botak ataupun tinggal sedikit 50mm rambut di kepalanya.
Di sini ada 2 kemungkinan:
1. Pada jaman itu rambut cepak bagi wanita adalah memalukan, jadi ungkapan "rambut adalah mahkota" benar2 bermakna pada jaman itu.
Rambut cepak yang dimilikinya = terserah wanita itu sendiri dia merasa malu ataukah tidak malu. NAMUN, dia tidaklah patut berdoa (dihadapan orang lain ?) dengan kondisi demikian. Saya mungkin orang kuno, di jaman sekarangPUN - kalo semisal saya ke KKR ngliat ada perempuan anggota panitia "bernubuat" atopun berdoa dgn rambut a'la tentara atau bahkan botak... maka sayaPUN akan berbenak gak pantas, wanita tsb seperti ber"kepala" demikian :D.
2. Ada tafsiran bahwa pada jaman itu wanita yang berambut pendek adalah ciri2 seorang pelacur (maaf..). Jadi menurut tafsiran tersebut, wanita yang memilih memotong pendek rambutnya (cuma gara2 tidak mau bertudung) sebenarnya merendahkan diri selevel dengan pelacur.
setidaknya bagi odading, TIDAK ... rasanya saya tidak mudah utk segampang itu menilai "kayak lonte (maap) aja tu cewe" ... tetapi "nggak pantes" tetap ada di benak saya ketika melihat wanita botak/crew-cut secara jasmaniah (saya tidak menilai secara rohaniah ---> yakni menghinakan laki laki :)).
Dan ini sengaja saya ambil contoh aplikasi-nya secara jaman sekarang :).
Apapun juga dari kedua pilihan tersebut, intinya memotong rambut (berambut pendek bagi wanita) adalah memalukan, dan mereka yang melakukan itu sama saja merendahkan diri mereka sendiri menjadi bahan ejekan.
Paulus menggunakan kata "shaven" dan "shorn" ---> bukan sekedar rambut pendek, melainkan sudah bisa dikatakan botak plontos ataupun botak 50mm :).
Intinya IMHO, Paulus ingin menyatakan: perempuan yang menolak mengenakan tudung memilih untuk merendahkan diri mereka sendiri.
Lalu apa maksudnya kalau Paulus membolehkan wanita botak tidak mengenakan tudung ketika berdoa ?
Bukankah artinya FOKUS utama Paulus : penampilan wanita itu harus patut ketika berdoa menjadi "kabur" ?
"problem"nya kayaknya BUKAN pada sangkut-paut person wanita itu sendiri menjadi malu/tidak malu .... melainkan secara penilaian antara patut dan tidak patut ... deh shakes kayaknya :).
Justru inilah sebabnya saya membuka diskusi untuk topik ini, karena saya juga masih bingung apa makna ayat 15 di atas. Maaf ya Oda, saya belum bisa ngasih jawaban.
Iyah gpp shakes, waktu pertama kali saya respond di thread ini, itu terus terang emang saya ngambil pengertian secara plain and simple pada ayat 15 tsb ... dan saya akui, itu cuma tebak2an odading... hehehe :D.
Di sini justru keinginan tahu saya, kalau alasan perempuan harus bertudung
saya minta maap.... menurut saya, karena benak shakes sudah terdoktrin bahwa bertudung itu = menggunakan tudung artifisial diatas kepala :).
Ditambah lagi, terjemahan bahasa aslinya ke bahasa inggrisnya adalah : to Veil ---> menggunakan tudung-artifisial yang disebut Veil.
Padahal, (imo) kalo secara "open mind" ... bahasa aslinya itu sendiri "rancu" karena cuma mempunyai arti (dalam bahasa indonesia sehari hari) : nutupin kepalanya ---> dan tidak pernah disebutkan bhw tutup itu adalah HARUS sebuah benda buatan (tudung artifisial).
Dijaman sekarang, ibarat ada verb "to wear" ---> maka secara umum bisa digunakan kata lainnya adalah "to dress" (spt yg diterjemahkan ke bhs inggris dari diskusi ini "to veil"). Padahal kata aslinya itu sendiri "to wear" belon tentu maksudnya artinya sertamerta = menggunakan Dress :).
ada kaitannya dengan kewibawaan, ketundukan, malaikat, dsb, maka alasannya adalah teologis bukan sosiologis/kultur semata2.
IMO, ada kaitannya dengan sosiologis/kultur ... namun masih tetep berlaku s/d jaman sekarang. Perbedaannya adalah batasan/level "panjang-pendek"nya saja yang berubah.
Dan jika benar alasannya teologis, maka pertanyaan: mengapa perempuan Kristen jaman sekarang tidak bertudung menjadi sangat relevan. Itulah sebabnya saya nyari masukan dari rekan2 di sini. :)
ada juga alasan Teologis-nya ... yakni secara natur ciptaan Allah :).
Saya pikir bertudung di sini mengacu kepada bagaimana kebiasaan para wanita di masa tersebut mengenakan penutup kepala, mungkin semacam mengenakan kerudung, yaitu kerudung biasa seperti foto2 yang dicontohkan Oda.
respond2 saya pada tiap quote shakes diatas, bukan ttg bhw "saya bener" ... melainkan saya mengertikannya demikian - berdasarkan masukan2 internet yang saya baca.
Kalo shakes sempet, mudah2an sempet baca2 thread yang saya buka di board nonK yah ... http://forumimankristen.com/index.php/topic,1438.msg40410.html#msg40410
:)
salam.
NB : juga buat phooey, ada di board nonK ya phooey :D.
-
(1Kr 11:5) Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
Seringkali yang saya dengar, ayat tersebut ditafsirkan sebagai berkonteks budaya, sehingga karena konteks budaya masa kini tidak lagi relevan, maka perempuan Kristen tidak harus bertudung ketika berdoa/beribadah.
Tetapi kalau kita perhatikan ayat2 berikutnya:
(1Kr 11:7) Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.
(1Kr 11:8) Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.
(1Kr 11:9) Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.
(1Kr 11:10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Kalau melihat ayat2 lanjutan di atas, jelas Rasul Paulus tidak berbicara mengenai alasan kultur atau sosiologis ketika memerintahkan perempuan bertudung ketika berdoa, melainkan justru alasan teologis (perempuan diciptakan dari laki2, perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki, tanda kewibawaan oleh karena malaikat, dsb). Lebih lanjut bahkan dikatakan:
1Kr 11:13 Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?
Jadi, mengapa jaman sekarang tidak diwajibkan perempuan bertudung/memakai penutup kepala ketika berdoa? Bagaimana pendapat rekan2 FIKers?
Salam
Saudara ku, memang Ajaran Paulus, kalau kita tidak lihat konteksnya secara utuh dan tidak lihat kondisi dan situasi pada saat ia melayani, maka sering ajaran Paulus tersebut dapat membingungkan kan kita, karena itulah Rasul Petrus mengatakan, kita harus lebih hati2 dalam menyikapi Ajaran dari Paulus ini, supaya tidak terjadi kerancuan dalam memahami setiap ajaran2nya.
Saudara ku, dalam konteks disini (konteks pelayanan Paulus terhadap Jemaat Korintus), maka kita dibawa pada Tradisi dan Kebudayaan yang ada pada masa itu, dimana Kebudayaan Kota Korintus ini, memiliki banyak perbedaan dengan budaya2 yang ada, jika dibandingkan dengan daerah2 lainnya, Kasarnya : Budaya Kota Korintus pada masa itu, jauh lebih beradab dari budaya ataupun tradisi yang ada pada daerah2 lain.
Nah .. Dalam Budaya Kota Korintus pada saat itu, wanita2nya, baik yang sudah menikah ataupun yang belum menikah, memiliki tradisi yang kuat untuk memakai tudung kepala ( Jilbab ), dimana berdasarkan tradisi inilah, Rasul Paulus melihat hal2 yang positif yang ada pada masyarakat korintus, sehingga lahirlah ajaran2nya seperti yang dibicarakan dalam topik disini.
Namun, yang perlu diketahui adalah, bahwa Ajaran Paulus disini adalah bersifat lahiriah, artinya : Ajaran tersebut tidak mengikat pada hal2 yang rohaniah, sebab dalam hal Rohaniah, Paulus sendiri telah mengajarkan kepada kita, bahwa Kristen adalah orang2 yang telah merdeka, artinya : Kristen diajarkan untuk hidup menurut Roh dari pada hidup menurut badani.
Jadi, bagi wanita kristen, jika dia menggunakan tudung kepala ( jilbab ), maka tindakan nya tersebut adalah tindakan yang paling positif dan tidak dipersalahkan ataupun tidak dilarang ( contoh : biarawati ), dan sebaliknya .. jika ia tidak menggunakan tudung kepala ( jilbab ), juga tidak dilarang, sebab ia telah menjadi anak2 yang merdeka.
Salam ...
-
Saudara ku, memang Ajaran Paulus, kalau kita tidak lihat konteksnya secara utuh dan tidak lihat kondisi dan situasi pada saat ia melayani, maka sering ajaran Paulus tersebut dapat membingungkan kan kita, karena itulah Rasul Petrus mengatakan, kita harus lebih hati2 dalam menyikapi Ajaran dari Paulus ini, supaya tidak terjadi kerancuan dalam memahami setiap ajaran2nya.
Saudara ku, dalam konteks disini (konteks pelayanan Paulus terhadap Jemaat Korintus), maka kita dibawa pada Tradisi dan Kebudayaan yang ada pada masa itu, dimana Kebudayaan Kota Korintus ini, memiliki banyak perbedaan dengan budaya2 yang ada, jika dibandingkan dengan daerah2 lainnya, Kasarnya : Budaya Kota Korintus pada masa itu, jauh lebih beradab dari budaya ataupun tradisi yang ada pada daerah2 lain.
Nah .. Dalam Budaya Kota Korintus pada saat itu, wanita2nya, baik yang sudah menikah ataupun yang belum menikah, memiliki tradisi yang kuat untuk memakai tudung kepala ( Jilbab ), dimana berdasarkan tradisi inilah, Rasul Paulus melihat hal2 yang positif yang ada pada masyarakat korintus, sehingga lahirlah ajaran2nya seperti yang dibicarakan dalam topik disini.
Namun, yang perlu diketahui adalah, bahwa Ajaran Paulus disini adalah bersifat lahiriah, artinya : Ajaran tersebut tidak mengikat pada hal2 yang rohaniah, sebab dalam hal Rohaniah, Paulus sendiri telah mengajarkan kepada kita, bahwa Kristen adalah orang2 yang telah merdeka, artinya : Kristen diajarkan untuk hidup menurut Roh dari pada hidup menurut badani.
Jadi, bagi wanita kristen, jika dia menggunakan tudung kepala ( jilbab ), maka tindakan nya tersebut adalah tindakan yang paling positif dan tidak dipersalahkan ataupun tidak dilarang ( contoh : biarawati ), dan sebaliknya .. jika ia tidak menggunakan tudung kepala ( jilbab ), juga tidak dilarang, sebab ia telah menjadi anak2 yang merdeka.
Salam ...
:deal: :deal: :deal: :deal: :deal:
betul sekali , dalam membahas Alkitab perlu diperhatiakn sebagai bahan pertimbangan adalah ::
a) kepada siapa ayat tersebut dimaksud
b) Zaman dan kemajuan Zaman ( Teknologi dsb)
c) budaya setempat
D )agama setempat
e ) situasi saat itu
ada tambahan lain ???
Tuhan Yesus memberkati
Han
-
Betul... tergantung si perempuannya ... namun hanya apabila si perempuan tsb botak --- apabila perempuan tsb berambut (terserah entah itu panjang atopun pendek) --- maka wanita ini HARUS menggunakan tudung artifisial.
Tidakkah terasa aneh statement diatas ? :D.
bukan.... shaven/shorn = kondisi sso yg botak ataupun tinggal sedikit 50mm rambut di kepalanya.
Rambut cepak yang dimilikinya = terserah wanita itu sendiri dia merasa malu ataukah tidak malu. NAMUN, dia tidaklah patut berdoa (dihadapan orang lain ?) dengan kondisi demikian. Saya mungkin orang kuno, di jaman sekarangPUN - kalo semisal saya ke KKR ngliat ada perempuan anggota panitia "bernubuat" atopun berdoa dgn rambut a'la tentara atau bahkan botak... maka sayaPUN akan berbenak gak pantas, wanita tsb seperti ber"kepala" demikian :D.
setidaknya bagi odading, TIDAK ... rasanya saya tidak mudah utk segampang itu menilai "kayak lonte (maap) aja tu cewe" ... tetapi "nggak pantes" tetap ada di benak saya ketika melihat wanita botak/crew-cut secara jasmaniah (saya tidak menilai secara rohaniah ---> yakni menghinakan laki laki :)).
Dan ini sengaja saya ambil contoh aplikasi-nya secara jaman sekarang :).
Paulus menggunakan kata "shaven" dan "shorn" ---> bukan sekedar rambut pendek, melainkan sudah bisa dikatakan botak plontos ataupun botak 50mm :).
Lalu apa maksudnya kalau Paulus membolehkan wanita botak tidak mengenakan tudung ketika berdoa ?
Bukankah artinya FOKUS utama Paulus : penampilan wanita itu harus patut ketika berdoa menjadi "kabur" ?
"problem"nya kayaknya BUKAN pada sangkut-paut person wanita itu sendiri menjadi malu/tidak malu .... melainkan secara penilaian antara patut dan tidak patut ... deh shakes kayaknya :).
Iyah gpp shakes, waktu pertama kali saya respond di thread ini, itu terus terang emang saya ngambil pengertian secara plain and simple pada ayat 15 tsb ... dan saya akui, itu cuma tebak2an odading... hehehe :D.
saya minta maap.... menurut saya, karena benak shakes sudah terdoktrin bahwa bertudung itu = menggunakan tudung artifisial diatas kepala :).
Ditambah lagi, terjemahan bahasa aslinya ke bahasa inggrisnya adalah : to Veil ---> menggunakan tudung-artifisial yang disebut Veil.
Padahal, (imo) kalo secara "open mind" ... bahasa aslinya itu sendiri "rancu" karena cuma mempunyai arti (dalam bahasa indonesia sehari hari) : nutupin kepalanya ---> dan tidak pernah disebutkan bhw tutup itu adalah HARUS sebuah benda buatan (tudung artifisial).
Dijaman sekarang, ibarat ada verb "to wear" ---> maka secara umum bisa digunakan kata lainnya adalah "to dress" (spt yg diterjemahkan ke bhs inggris dari diskusi ini "to veil"). Padahal kata aslinya itu sendiri "to wear" belon tentu maksudnya artinya sertamerta = menggunakan Dress :).
IMO, ada kaitannya dengan sosiologis/kultur ... namun masih tetep berlaku s/d jaman sekarang. Perbedaannya adalah batasan/level "panjang-pendek"nya saja yang berubah.
ada juga alasan Teologis-nya ... yakni secara natur ciptaan Allah :).
respond2 saya pada tiap quote shakes diatas, bukan ttg bhw "saya bener" ... melainkan saya mengertikannya demikian - berdasarkan masukan2 internet yang saya baca.
Kalo shakes sempet, mudah2an sempet baca2 thread yang saya buka di board nonK yah ... http://forumimankristen.com/index.php/topic,1438.msg40410.html#msg40410
:)
salam.
NB : juga buat phooey, ada di board nonK ya phooey :D.
Sepertinya ada satu hal yang terlupakan oleh kalian.
Terlebih dahulu kita harus memisahkan antara "kegiatan/kehidupan sehari-hari" Vs "Kegiatan keagamaan seperti berdoa dan bernubuat (praying or prophesying)"
Dalam kegiatan sehari2 ==> Sesuai adat istiadat.
Perempuan berambut panjang ==> wanita terhormat/bermartabat
Perempuan yang rambutnya digunting atau dicukur ==> wanita hina/tidak bermartabat
Dalam brdoa dan bernubuat
Dengan penudung ==> Wanita terhormat/bermartabat
Tanpa penudung ==> wanita hina/tidak bermartabat
===
Jadi,
1 Kor 11:6 "Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya."
Maksudnya adalah:
Jika dalam kegiatan keagaaman seorang perempuan tidak mau menudungi kepalanya.... maka sekalian saja dia menggunduli kepalanya. Karena kedua hal itu sama saja.
Perempuan tanpa penudung kepala dalam berdoa dan bernubuat ibarat perempuan yang rambutnya dicukur dan dipotong dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi... jika bagi perempuan adalah sebuah penghinaan jika rambutnya digunting dan dicukur.... maka adalah juga penghinaan jika dia tidak menudungi kepalanya dalam berdoa dan bernubuat.
====
Jadi bukan untuk pembenaran, melainkan utk pengibaratan St. Paulus menulis sebagaimana di ayat 6 di atas.
====
Salam
-
Lalu bagaimana kita mencernakan ayat 15 - nya ? :)
saya ke ayat 10 dulu :
(10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Terus terang saya nggak mengerti sepenuhnya ayat tsb - dgn kalimat "oleh karena para malaikat" .... :).
"have power on her head because of the angels".... frasa dari 1 Kor 11:10 ini sudah sejak dulu menjadi sesuatu yang menyulitkan bagi para ahli Alkitab. Dan sepertinya tetap sebagai cryptic statement... yang barangkali hanya dimengerti oleh Jemaat Korintus sendiri di masa itu. [St. Paulus tidak menjelaskan lebih lanjut apa maksud dari 'because of the angels tersebut.... mengindikasikan bahwa hal itu merupakan sesuatu yg dimengerti secara umum oleh orang-orang Korintus]
Berikut beberapa komentar Bapak Gereja mengenai itu:
1) Tertulian dalam Contra Marcion 5:8, On Veiling of Virgins
Angels dimaksud adalah==> para Watcher (fallen angels): Sêmîazâz, Arâkîba, Râmêêl, Kôkabîêl, Tâmîêl, Râmîêl, Dânêl, Êzêqêêl, Barâqîjâl, Asâêl, Armârôs, Batârêl, Anânêl, Zaqîêl, Samsâpêêl, Satarêl, Tûrêl, Jômjâêl, Sariêl, etc sebagaimana dimaksud dalam kitab Apokrif 'Book of Enoch VI dan VII'.
Mereka ini dikisahkan sebagai yang sangat memiliki nafsu terhadap perempuan2 manusia. ==> bandingkan dengan: Kejadian 6:2-4
Oleh karenanya perempuan menggunakan tanda kekuasaan di kepalanya supaya gak dikawini para watcher ini.
=====
Namun pendapat ini lemah.... karena sebagaimana disinggung di Kitab Yudas/Jude 1:6 " mereka ini terbelenggu abadi hingga hari Penghakiman.
"Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar,"
=====
2. St. Thomas Aquinas dalam Commentary on First Corinthians
Angels dimaksud adalah
==> Para malaikat yang diyakini hadir dalam setiap persekutuan jemaat, atau
==> Sebutan lain bagi para penatua/Pendeta/imam dalam peribadatan.
Bandingkan Maleaki 2:7: Sebab bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan Tuhan semesta alam.
====
Saya pribadi, lebih setuju dengan pendapat St. Thomas Aquinas.
John Wesley’s Explanatory Notes, Challoner, Adam Clarke Commentary juga sejalan dengan pendapat St. Thomas.
====
Salam,
p.s.
Saya sarikan dari:
- http://unamsanctamcatholicam.blogspot.com/2010/08/head-coverings-because-of-angels.html
- http://haydock1859.tripod.com/id172.html
- http://www.usccb.org/bible/1corinthians/11/
- http://www.studylight.org/com/acc/view.cgi?book=1co&chapter=011
- http://www.christnotes.org/commentary.php?com=wes&b=46&c=11
-
Sama spt ktika Tuhan berkata di Wahyu : Malaikat Jemaat dari ke 7 Jemaat.
-
2. St. Thomas Aquinas dalam Commentary on First Corinthians
Angels dimaksud adalah
==> Para malaikat yang diyakini hadir dalam setiap persekutuan jemaat, atau
==> Sebutan lain bagi para penatua/Pendeta/imam dalam peribadatan.
Kok saya masih belon ketemu apa hubungannya/koneksinya dengan bunyi ayatnya - pada kata "oleh karena", ya medice ? :).
(10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Saya sempet ketemu di internet, artikel mengajukan yang lebih logikal (maap... saya sudah gak tau link-nya apa) --- di artikel dibilang bhw maksudnya "angels" disitu adalah utusan2.
Utusan2 ini-lah yang ngadu ke Paulus ttg jemaat wanita Korintus tidak mengenakan tanda wibawa di kepalanya ... dan Utusan2 ini complaint about that.
bahasa sehari-harinya Paulus :
makanya ... (sebab itu) cewe2 pada pake tanda wibawa aja dah ... supaya para Utusan nggak pada complaint lagi :D.
:)
salam.
-
Kok saya masih belon ketemu apa hubungannya/koneksinya dengan bunyi ayatnya - pada kata "oleh karena", ya medice ? :).
(10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Saya sempet ketemu di internet, artikel mengajukan yang lebih logikal (maap... saya sudah gak tau link-nya apa) --- di artikel dibilang bhw maksudnya "angels" disitu adalah utusan2.
Utusan2 ini-lah yang ngadu ke Paulus ttg jemaat wanita Korintus tidak mengenakan tanda wibawa di kepalanya ... dan Utusan2 ini complaint about that.
bahasa sehari-harinya Paulus :
makanya ... (sebab itu) cewe2 pada pake tanda wibawa aja dah ... supaya para Utusan nggak pada complaint lagi :D.
:)
salam.
Itulah masih ProblemnyaH SUCH and OTHER
Tuhan Yesus memberkati
Han
-
Kok saya masih belon ketemu apa hubungannya/koneksinya dengan bunyi ayatnya - pada kata "oleh karena", ya medice ? :).
(10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Clue pertama utuk memahamai ayat tersebut, imho, adalah pada kalimat "every woman that prayeth or prophesieth". Hal ini menyatakan "public appearance". Dalam suatu peribadatan.
Jadi jika sebuah keluarga (isteri, suami, dan anak-anak) berdoa atau ibadat keluarga.... maka perempuan (isteri dan anak2 gadisnya) ==> tentunya GAK DIHARUSKAN untuk menggunakan tudung.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa 'penghinaan' dimaksud jika seorang perempuan tidak menggunakan tudung saat peribadatan/liturgy ==> bukan hanya menyangkut si perempuan itu sendiri dan suaminya, tetapi juga keseluruhan upacara peribadatan tersebut ( umat lainnya, imam, dan para Malaikat Surgawi). Dipercaya, bahwa malaikat hadir dan turut serta dalam setiap peribadatan/worship.
"The angels are present here. Open the eyes of faith and look upon this sight. For if the very air is filled with angels, how much more so the Church! ...Hear the Apostle teaching this, when he bids the women to cover their heads with a veil because of the presence of the angels." ==> St. John Chrysostom, Sermon for the Ascension (c. 407)
====
Jadi, entah malaikat dimaksud di 1 Cor. 11:10 adalah benar-benar Malaikat surgawi atau sebutan lain merujuk ke Iman/Penatua ==> koneksi jelas. :D
St. Thomas menambahkan (dalam hal Malaikat dimaksud adalah Imam dalam suatu Peribadatan) alasan kenapa penudung kepala harus dipakai oleh Perempuan dari Kitab Sirakh (deuterokanonika).
Sirakh 7
29 Hendaklah bertakwa dengan segenap jiwamu, dan junjunglah tinggi para imam Tuhan.
30 Kasihilah Penciptamu dengan segala kekuatanmu, dan para pelayan-Nya jangan kauabaikan.
31 Takutilah Tuhan dan hormatilah para imam, dan bayarlah bagian mereka seperti yang menjadi kewajibanmu: buah bungaran, korban penebus salah dan bahu binatang korban, korban pengudus serta bagian pertama dari barang kudus.
Saya sempet ketemu di internet, artikel mengajukan yang lebih logikal (maap... saya sudah gak tau link-nya apa) --- di artikel dibilang bhw maksudnya "angels" disitu adalah utusan2.
Utusan2 ini-lah yang ngadu ke Paulus ttg jemaat wanita Korintus tidak mengenakan tanda wibawa di kepalanya ... dan Utusan2 ini complaint about that.
bahasa sehari-harinya Paulus :
makanya ... (sebab itu) cewe2 pada pake tanda wibawa aja dah ... supaya para Utusan nggak pada complaint lagi :D.
:)
salam.
AFAIK, Aggelos/angelus/angle/malaikat ==> bisa merukuk kepada human ataupun divine messenger.... namun yang mengutusnya adalah Tuhan, bukan manusia ataupun jemaat.
Nah, utusan yang Anda maksud di atas.... yang mengutusnya siapa?
- Jemaat Korintus?
- Orang secara pribadi dari Korintus
- Tuhan?
====
Salam,
-
:deal: :deal: :deal: :deal: :deal:
betul sekali , dalam membahas Alkitab perlu diperhatiakn sebagai bahan pertimbangan adalah ::
a) kepada siapa ayat tersebut dimaksud
b) Zaman dan kemajuan Zaman ( Teknologi dsb)
c) budaya setempat
D )agama setempat
e ) situasi saat itu
ada tambahan lain ???
Tuhan Yesus memberkati
Han
Bisa jadi, VEIL/TUDUNG bagi perempuan dalam peribadatan adalah sesuai Adat-istiadat, tapi hakekat dari penggunaannya menurut saya bukanlah karena adat-istiadat. Hakekat dari ajaran tersebut sangat jelas dinyatakan di ayat 3 ["Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah."]
Jika budaya Korintus menggunakan VEIL/TUDUNG bagi perempuan sebagai tanda bahwa LAKI-LAKI adalah kepala Perempuan maka budaya lain mungkin menggunakan bentuk lain.
Barangkali, marga di budaya Batak yang mengambil dari marga Ayah/Laki-laki (Patrilinial) bisa menjadi alasan teologis selain alasan adat istiadat. :grining:
====
Salam,
-
Judul trit ini bagus juga kalau dirubah menjadi: Dari Tudung ke Marga Batak :lol: :drool: :drool: :drool:
-
Bisa jadi, VEIL/TUDUNG bagi perempuan dalam peribadatan adalah sesuai Adat-istiadat, tapi hakekat dari penggunaannya menurut saya bukanlah karena adat-istiadat. Hakekat dari ajaran tersebut sangat jelas dinyatakan di ayat 3 ["Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah."]
yg bold saya sependapat ... dan sepertinya yg bold itulah sehingga dibuatnya thread ini oleh shakes ...
Jika budaya Korintus menggunakan VEIL/TUDUNG bagi perempuan sebagai tanda bahwa LAKI-LAKI adalah kepala Perempuan maka budaya lain mungkin menggunakan bentuk lain.
saya juga sependapat disini.
So... boleh donk kalo saya mengertikan bhw BUKAN Veil/Tudung-nya (benda buatan) yang menjadi fokusnya ... melainkan TANDA bhw laki2 adalah kepala perempuan (bukan dalam pengertian konotasi negatif) .. :D.
Aplikasinya dari tanda-kepatutan tsb adalah tergantung sosbud sikon setempat dan jaman yang sedang berlaku --- rujukannya ayat merah diatas, bukan benda Veil-nya.
Sekalipun sosbud dan sikon setempat tidak mempunyai "aturan" khusus - ayat merah tetep berlaku ... seorang wanita Kristen kurang sedap dipandang mata dgn penampilan kepala dengan model rambut cepak di cat warna-warni pelangi, misalnya :D.
:)
salam.
-
(1Kr 11:5) Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
Seringkali yang saya dengar, ayat tersebut ditafsirkan sebagai berkonteks budaya, sehingga karena konteks budaya masa kini tidak lagi relevan, maka perempuan Kristen tidak harus bertudung ketika berdoa/beribadah.
Tetapi kalau kita perhatikan ayat2 berikutnya:
(1Kr 11:7) Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.
(1Kr 11:8) Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.
(1Kr 11:9) Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.
(1Kr 11:10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Kalau melihat ayat2 lanjutan di atas, jelas Rasul Paulus tidak berbicara mengenai alasan kultur atau sosiologis ketika memerintahkan perempuan bertudung ketika berdoa, melainkan justru alasan teologis (perempuan diciptakan dari laki2, perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki, tanda kewibawaan oleh karena malaikat, dsb). Lebih lanjut bahkan dikatakan:
1Kr 11:13 Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?
Jadi, mengapa jaman sekarang tidak diwajibkan perempuan bertudung/memakai penutup kepala ketika berdoa? Bagaimana pendapat rekan2 FIKers?
Salam
Topik yg menarik, bro shakespeare!! :afro:
IMHO, kunci jawaban dari persoalan ini ada di ayat 6:
1 Kor 11 : 6 Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
IMHO, dari sini dapat kita lihat bahwa hal menudungi kepala adalah suatu kebiasaan, bukan hukum / keharusan. AFAIK, dalam adat kebiasaan Yahudi, perempuan tidak pernah menggunting rambutnya, kecuali dalam keadaan2 istimewa, misal dalam masa perkabungan. Wanita dalam tradisi waktu itu sangat menghargai rambut mereka, jadi adalah suatu bentuk penghormatan dan menunjukkan kepatuhan sekaligus kesederhanaan, bahwa mereka menudungi rambut mereka ketika hendak menghadap Tuhan.
Kalo dalam masyarakat modern sekarang ini, wanita memotong rambut adalah hal yg wajar dan bukan suatu penghinaan, malah banyak wanita2 yg rambutnya dipotong pendek seperti laki2. Dengan kata lain kebiasaan menutup rambut dalam masyarakat modern tidak lagi menunjukkan sikap kesedarhanaan dan kepatuhan. Jadi kebiasaan menutup rambut bagi wanita dalam Gereja modern ini IMHO tidak lagi relevant.
Jika dilihat dari sudut pandang hukum Gereja Katolik Ritus Latin, kebiasaan bagi wanita utk menudungi rambutnya telah dinyatakan secara definitif sebagai "kebiasaan yg tidak lagi memiliki nilai normatif".
INTER INSIGNIORES
Declaration on the Admission of Women to the Ministerial Priesthood (15 October 1976)
Sacred Congregation for the Doctrine of the Faith
... ... ...But it must be noted that these ordinances, probably inspired by the customs of the period, concern scarcely more than disciplinary practices of minor importance, such as the obligation imposed upon women to wear a veil on the head (1 Cor 11:2-6); such requirements no longer have a normative value.
http://www.ewtn.com/library/CURIA/CDFINSIG.HTM
===========================================================
Menarik utk diperhatikan juga, bahwa sebenarnya kebiasaan wanita menutupi rambutnya dalam misa / ibadah pernah menjadi suatu keharusan dalam Gereja Katolik, bahkan merupakan suatu hukum, sebagaimana dinyatakan dalam "Code of Canon Law" yg dikeluarkan pada tahun 1917.
Canon #1262, Code of Canon Law 1917
#2 Both in and outside the church, men shall assist at sacred ceremonies with their heads uncovered, unless the approved usage of the people or particular circumstances require a different practice; women shall assist at them with head covered and dressed modestly, especially when they approach the holy table.
Tapi perlu diingat, bahwa dalam Gereja Katolik, hukum adalah hukum, bukan doktrin apalagi dogma. Dan hukum, termasuk Hukum Kanonik, dapat diubah/direvisi oleh otoritas Gereja, dan hukum2 itu tidak akan pernah bertentangan dengan dogma dan ajaran2 infallible Gereja.
Berdasar dari pemahaman ini, kita akan melihat bahwa Code of Canon Law yang dikeluarkan kemudian hari pada tahun 1983, menyatakan demikian:
Canon #6, Code of Canon Law 1983
#1When this Code takes force, the following are abrogated:
1° the Code of Canon Law promulgated in 1917;
2° other universal or particular laws contrary to the prescripts of this Code, unless other provision is epxressly made for particular laws;
3° any universal or particular penal laws whatsoever issued by the Apostolic See, unless they are contained in this Code;
4° other universal disciplinary laws regarding matter which this Code completely reorders."
Dan butir kedua dari canon 6, Code of Canon Law 1983 menyatakan demikian:
#2 Insofar as they repeat the former law, the canons of this Code must be assessed also in accord with canonical tradition."
Mengingat canon 1262 dalam Code of Canon Law tahun 1917 tidak diulang dalam Code of Canon Law tahun 1983, mengingat pula ajaran definitif dalam "Inter Insigniores", maka dalam Gereja Katolik, kebiasaan wanita menutup kepalanya adalah sepenuhnya pilihan.
IMHO, adalah sangat baik bagi wanita menutupi kepalanya, sebagai penghormatan dan meneruskan tradisi / disiplin kuno yg diwarisi dari para rasul. Tetapi jika seorang wanita katolik tidak menutupi kepalanya, selama dia tetap menudungi hatinya, maka wanita tersebut tidak melanggar kemuliaan Allah ketika dia datang menghadap Tuhan dalam ibadah / misa.