Saya sependapat, bahwa itu tergantung si perempuan.
Betul... tergantung si perempuannya ... namun hanya apabila si perempuan tsb botak --- apabila perempuan tsb berambut
(terserah entah itu panjang atopun pendek) --- maka wanita ini HARUS menggunakan tudung artifisial.
Tidakkah terasa aneh statement diatas ?
.
Jadi di sini ada alternatif: bertudung atau tidak bertudung tetapi rambut kepala harus dicukur.
bukan.... shaven/shorn = kondisi sso yg botak ataupun tinggal sedikit 50mm rambut di kepalanya.
Di sini ada 2 kemungkinan:
1. Pada jaman itu rambut cepak bagi wanita adalah memalukan, jadi ungkapan "rambut adalah mahkota" benar2 bermakna pada jaman itu.
Rambut cepak yang dimilikinya = terserah wanita itu sendiri dia merasa malu ataukah tidak malu. NAMUN, dia tidaklah patut berdoa (dihadapan orang lain ?) dengan kondisi demikian. Saya mungkin orang kuno, di jaman sekarangPUN - kalo semisal saya ke KKR ngliat ada perempuan anggota panitia "bernubuat" atopun berdoa dgn rambut a'la tentara atau bahkan botak... maka sayaPUN akan berbenak
gak pantas, wanita tsb seperti ber"kepala" demikian .
2. Ada tafsiran bahwa pada jaman itu wanita yang berambut pendek adalah ciri2 seorang pelacur (maaf..). Jadi menurut tafsiran tersebut, wanita yang memilih memotong pendek rambutnya (cuma gara2 tidak mau bertudung) sebenarnya merendahkan diri selevel dengan pelacur.
setidaknya bagi odading, TIDAK ... rasanya saya tidak mudah utk segampang itu menilai
"kayak lonte (maap) aja tu cewe" ... tetapi
"nggak pantes" tetap ada di benak saya ketika melihat wanita botak/crew-cut secara jasmaniah (saya tidak menilai secara rohaniah ---> yakni menghinakan laki laki
).
Dan ini sengaja saya ambil contoh aplikasi-nya secara jaman sekarang
.
Apapun juga dari kedua pilihan tersebut, intinya memotong rambut (berambut pendek bagi wanita) adalah memalukan, dan mereka yang melakukan itu sama saja merendahkan diri mereka sendiri menjadi bahan ejekan.
Paulus menggunakan kata "shaven" dan "shorn" ---> bukan sekedar rambut pendek, melainkan sudah bisa dikatakan botak plontos ataupun botak 50mm
.
Intinya IMHO, Paulus ingin menyatakan: perempuan yang menolak mengenakan tudung memilih untuk merendahkan diri mereka sendiri.
Lalu apa maksudnya kalau Paulus membolehkan wanita botak tidak mengenakan tudung ketika berdoa ?
Bukankah artinya FOKUS utama Paulus : penampilan wanita itu harus patut ketika berdoa menjadi "kabur" ?
"problem"nya kayaknya BUKAN pada sangkut-paut person wanita itu sendiri menjadi malu/tidak malu .... melainkan secara penilaian antara patut dan tidak patut ... deh shakes kayaknya
.
Justru inilah sebabnya saya membuka diskusi untuk topik ini, karena saya juga masih bingung apa makna ayat 15 di atas. Maaf ya Oda, saya belum bisa ngasih jawaban.
Iyah gpp shakes, waktu pertama kali saya respond di thread ini, itu terus terang emang saya ngambil pengertian secara
plain and simple pada ayat 15 tsb ... dan saya akui, itu cuma tebak2an odading... hehehe
.
Di sini justru keinginan tahu saya, kalau alasan perempuan harus bertudung
saya minta maap.... menurut saya, karena benak shakes sudah terdoktrin bahwa bertudung itu = menggunakan
tudung artifisial diatas kepala
.
Ditambah lagi, terjemahan bahasa aslinya ke bahasa inggrisnya adalah : to Veil ---> menggunakan tudung-artifisial yang disebut Veil.
Padahal, (imo) kalo secara "open mind" ... bahasa aslinya itu sendiri "rancu" karena cuma mempunyai arti (dalam bahasa indonesia sehari hari) :
nutupin kepalanya ---> dan tidak pernah disebutkan bhw tutup itu adalah HARUS sebuah benda buatan (tudung artifisial).
Dijaman sekarang, ibarat ada verb
"to wear" ---> maka secara umum bisa digunakan kata lainnya adalah "to dress" (spt yg diterjemahkan ke bhs inggris dari diskusi ini "to veil"). Padahal kata aslinya itu sendiri "to wear" belon tentu maksudnya artinya sertamerta = menggunakan Dress
.
ada kaitannya dengan kewibawaan, ketundukan, malaikat, dsb, maka alasannya adalah teologis bukan sosiologis/kultur semata2.
IMO, ada kaitannya dengan sosiologis/kultur ... namun masih tetep berlaku s/d jaman sekarang. Perbedaannya adalah batasan/level "panjang-pendek"nya saja yang berubah.
Dan jika benar alasannya teologis, maka pertanyaan: mengapa perempuan Kristen jaman sekarang tidak bertudung menjadi sangat relevan. Itulah sebabnya saya nyari masukan dari rekan2 di sini.
ada juga alasan Teologis-nya ... yakni secara natur ciptaan Allah
.
Saya pikir bertudung di sini mengacu kepada bagaimana kebiasaan para wanita di masa tersebut mengenakan penutup kepala, mungkin semacam mengenakan kerudung, yaitu kerudung biasa seperti foto2 yang dicontohkan Oda.
respond2 saya pada tiap quote shakes diatas, bukan ttg bhw
"saya bener" ... melainkan saya mengertikannya demikian - berdasarkan masukan2 internet yang saya baca.
Kalo shakes sempet, mudah2an sempet baca2 thread yang saya buka di board nonK yah ...
http://forumimankristen.com/index.php/topic,1438.msg40410.html#msg40410salam.
NB : juga buat phooey, ada di board nonK ya phooey
.