Forim Iman Kristen

Diskusi Tanya Jawab => Diskusi Kristen => Topic started by: dmikael on September 04, 2013, 12:18:42 AM

Title: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: dmikael on September 04, 2013, 12:18:42 AM
Shalom sodara2 terkasih dalam Kristus  :deal:
Thread ini saya buat untuk membantu mas oda, yang saya lihat dengan jujur ingin mengetahui sejarah dari Luther dan ekskomunikasinya dari Gereja Katolik
Berikut ini saya copy-kan dari situs katolisitas.org

1. Ekskomunikasi menyebabkan Luther tidak punya pilihan selain membuat aliran baru?

Pertama- tama, yang perlu diketahui adalah sangsi ekskomunikasi diberikan pertama- tama sebagai langkah sangsi yang menyembuhkan, dan bukan agar seseorang dapat membuat aliran baru. Dengan dinyatakannya bahwa status orang yang bersangkutan berada di luar Gereja (ex, artinya di luar, communion artinya persekutuan), maka orang itu dapat merenungkan pelanggarannya, dan suatu saat ia dapat kembali ke pangkuan Gereja Katolik.

Berikut ini adalah informasi yang kami sarikan dari berbagai sumber, terutama dari link New Advent Encyclopedia http://www.newadvent.org/cathen/09438b.htm (http://www.newadvent.org/cathen/09438b.htm)

Martin Luther menerima hukuman ekskomunikasi dari Paus Leo X melalui bulla Decet Romanum Pontificem pada tanggal 3 Januari 1521. Langkah tersebut diambil oleh Paus setelah berbagai upaya rekonsiliasi dengan Luther tidak berhasil. Paus melalui bulla Exsurge Domine (15 Juni 1520, http://www.papalencyclicals.net/Leo10/l10exdom.htm (http://www.papalencyclicals.net/Leo10/l10exdom.htm)) meminta Luther untuk menarik 41 pernyataannya yang salah, yang dinyatakan Luther dalam 95 theses dan tulisan- tulisannya yang lain. Luther diberi waktu enam puluh hari untuk menarik tulisannya, tetapi Luther menolaknya dengan membakar bulla tersebut.

Keputusan ini merupakan keputusan akhir Luther dari pernyataan- pernyataannya yang berubah- ubah: 1) Pada tanggal 3 Maret 1519, saat menulis kepada Paus Leo X: “Di hadapan Tuhan dan mahluk ciptaan-Nya, aku memberikan kesaksian bahwa saya tidak telah berniat ataupun kini berniat untuk menyentuh atau dengan intrik merendahkan otoritas Gereja Roma dan terhadap kekudusanmu.” (De Wette, op.cit, I, 239) 2) Dalam tulisannya kepada Spalatin tanggal 5 Maret 1519: “Bukan maksud saya untuk memberontak terhadap tahta Apostolik di Roma”; 3) Namun 10 hari kemudian tanggal 13 Maret, ia menulis, “Saya tidak tahu apakah Paus adalah antikristus atau rasul-Nya.” (De Wette, op. cit., I, 239).

Sebenarnya pihak otoritas Gereja Katolik telah beberapa kali memperingatkan Luther untuk berhenti mempublikasikan teorinya, sebelum sangsi ekskomunikasi diberikan. Di tahun 1518, Luther menulis tentang “Kotbah tentang Indulgensi dan Rahmat” dan pembelaan tentang ke 95 thesesnya dalam “Resolutiones” yang sampai ke Uskup Scultetus. Uskup kemudian memperingatkan Luther untuk tidak melanjutkan publikasinya, karena ajaran itu tidak sesuai dengan ajaran Gereja. Pada saat itu Luther setuju. Namun keadaan berubah, setelah keterlibatan Johann Eck, seorang pakar teologi dari Universitas Ingoldsadt. Eck diberi tugas oleh Uskup von Eyb untuk memeriksa theses yang dibuat Luther, dan Eck menyebutkan bahwa 18 butir di antaranya mengandung ajaran sesat/ heresi (seperti ajaran Jan Huss), melanggar kasih Kristiani, merendahkan order hirarki Gereja dan menghasilkan pemberontakan. Hal ini disebutkan dalam suatu manuskrip yang disebut “Obelisci”, yang disampaikan kepada Bapa Uskup, dan beredar di kalangan sendiri, tidak dipublikasikan. Namun manuskrip ini sampai ke tangan Luther, dan Luther menjadi sangat marah. Lalu Eck menulis kepada Luther untuk menjelaskan duduk perkaranya, dan agar Luther tidak marah dan tidak membawa hal ini menjadi pertentangan publik, entah melalui kuliah atau melalui tulisan. Namun Luther malah mengeluarkan tulisan “Asterici” (10 Augustus, 1518) yang menyebabkan pertentangan publik di Leipzig.

Dalam keadaan ini, Paus memanggil Luther untuk datang ke Roma, namun Luther menolak undangan ini. Ia berlindung pada Kaisar Maximilian untuk mengadakan ‘hearing‘/ pertemuan dan menunjuk para hakim untuk menyampaikan kasusnya. Pihak universitas kemudian menulis kepada Roma dan pihak nuncio, dengan mengatakan bahwa kesehatan Luther tidak memungkinkan dan jaminan bahwa Luther akan tetap setia kepada ajaran Gereja. Sementara itu Luther tetap melanjutkan kegiatannya menulis. Tulisannya “Resolutiones” dikirimkan ke Paus (tanggal 30 Mei 1518); dan disertai dengan surat pengantar yang menyatakan kesetiaan dan ketaatan kepada Tahta Suci. Namun ketulusan surat ini menjadi pertanyaan, sebab beberapa hari sebelumnya Luther memberikan kotbah yang menyulut kemarahan, tentang ekskomunikasi (16 May 1518) yang menentang bahwa persatuan dengan Gereja tidak terputus dengan ekskomunikasi melainkan dengan dosa saja.

Utusan dari pihak kepausan, bernama Cajetan, bertemu dengan Luther di Augsburg tanggal 11 Oktober 1519. Cajetan adalah seorang teolog yang sangat terkenal saat itu, yang mempunyai latar belakang ilmu pengetahuan, humanistik dan teologi yang sangat baik. Namun pertemuan itu gagal menghasilkan keputusan. Cajetan yang datang dengan kesabaran untuk memediasi keputusan, disambut oleh Luther dengan sikap defensif, kasar dan tidak sopan. Akhirnya Cajetan mengakhiri pertemuan dengan keputusan tidak akan memanggil kembali sampai Luther menarik kembali pernyataannya.

Selanjutnya yang menambah ‘kusutnya’ catatan sejarah adalah dikatakan adanya surat dari Paus ke Cajetan (23 Agustus 1518) yang isinya memohon bantuan Kaisar untuk menahan Luther karena ia menolak untuk datang ke Roma. Namun sebenarnya surat ini surat yang ditulis di Jerman (bukan di Roma), dan karenanya adalah surat palsu (Beard, op. cit., 257-258; Ranke, “Deutsche Gesch.” VI, 97-98). Namun demikian surat palsu ini tetap dicatat dalam biografi Luther.

Luther kembali ke Wittenberg setahun setelah peristiwa ia menempelkan thesesnya di pintu gereja di sana (31 Oktober 1518). Usaha untuk membuat Luther menarik kembali pernyataannya telah gagal, dan kini Luther dengan didukung oleh para pemimpin sipil, memohon kepada Paus untuk membuat konsili (28 November 1518). Namun kemudian Luther menolak untuk patuh kepada keduanya. Penunjukan Karl von Miltitz sebagai nuncio juga membuat keadaan menjadi tambah pelik, karena Miltitz adalah seorang yang kurang bijaksana. Ia seorang yang peminum berat, sehingga menempatkan dirinya sendiri di posisi yang tidak terhormat. Maka laporan Miltitz bahwa Luther akan diam, akan taat pada Paus, akan menerbitkan pernyataan publik tentang kesetiaannya kepada Gereja, dan menyerahkan kasusnya kepada uskup; diabaikan oleh Luther.


..Lanjut dibawah..
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: dmikael on September 04, 2013, 12:22:56 AM
Selanjutnya debat teologis berlangsung antara pihak Luther (Luther dan Carlstadt) dan Johann Eck tanggal 27 Juni 1519 dengan membahas topik seperti rahmat Tuhan dan kehendak bebas (grace and freewill) dan hal supremasi kepemimpinan Paus. Tentang topik grace and freewill, Eck tampil sebagai pemenang debat. Tentang supremasi Paus yang ditentang oleh Luther, Eck mengacu kepada bagaimana pandangan serupa oleh Wiclif dan Hus pernah dikecam oleh Konsili di Constance. Pernyataan ini membuat Luther akhirnya menyatakan bahwa konsili dapat salah. Terhadap hal ini Eck berkomentar singkat, “Kalau engkau percaya bahwa konsili yang sah dapat salah dan telah salah, maka bagi saya, kamu adalah seorang pagan dan publikan” (Köstlin-Kawerau, op. cit., I, 243-50). Luther pulang dalam keadaan terpukul atas turnamen yang mengecewakannya ini.

Luther kemudian memperoleh dukungan dari Melancthon, seorang humanist yang menghubungkan Luther dengan komrad bersenjata, Ulrich von Hutten dan Franz von Sickingen, yang memberikan perlindungan kepadanya. Maka selanjutnya Luther tidak takut lagi untuk terus menulis tentang ajaran- ajarannya yang anti klerikal, benci terhadap Roma dan Paus. Beberapa prinsip ajarannya adalah:

- Hanya Kitab Suci sajalah yang menjadi sumber kebenaran (Padahal Gereja mengajarkan sumber kebenaran adalah Kitab Suci dan Tradisi Suci)
- Kodrat manusia telah sama sekali rusak akibat dosa asal; maka manusia tidak lagi punya kehendak bebas. Apapun yang dilakukan apakah itu baik atau buruk bukan merupakan perbuatannya sendiri tetapi perbuatan Tuhan. (Padahal Gereja mengajarkan bahwa biar bagaimanapun manusia diciptakan menurut gambaran Allah, sehingga tetap ada kebaikan dalam diri manusia, walaupun oleh karena akibat dosa, manusia mempunyai kecenderungan berbuat dosa. Oleh karena manusia tidak rusak total, maka ia mempunyai kehendak bebas dan dapat bertanggungjawab atas perbuatannya. Pertanggungjawaban atas perbuatan kita inilah yang nanti diminta oleh Tuhan pada saat penghakiman terakhir)
- Iman saja yang menyelamatkan dan manusia diselamatkan dengan percaya bahwa Tuhan akan mengampuninya. Iman sedemikian bukan saja mengampuni dosa seluruhnya, tetapi juga menghapus segala akibatnya. (Padahal Gereja mengajarkan bahwa iman tidak boleh dilepaskan dari perbuatan, sehingga tidak dapat dikatakan hanya iman saja, namun iman, perbuatan, baptisan, pertobatan, semua itu diperlukan untuk keselamatan yang diberikan kepada kita karena rahmat Allah. Selanjutnya walaupun Allah mengampuni setiap kesalahan kita, namun ada konsekuensi yang harus kita tanggung akibat pelanggaran kita.)
- Hirarki dan imamat bukan ditetapkan oleh Tuhan dan tidak diperlukan, upacara penyembahan tidak penting dan tidak berguna; pakaian- pakaian gerejawi, ziarah, mati raga, kaul biara, doa bagi orang- orang yang sudah wafat, doa syafaat orang kudus tidak berguna bagi jiwa. (Padahal hal hirarki dan peran imamat jabatan nyata dalam Perjanjian Lama, dan juga dalam Perjanjian Baru, di mana Kristus memilih 12 rasul-Nya untuk melaksanakan misi-Nya)
- Semua sakramen ditolak, kecuali Baptisan, Ekaristi dan Pengakuan Dosa (Gereja mengajarkan adanya 7 sakramen)
- Imamat bersifat universal dan setiap orang Kristen dapat menjadi imam, tidak perlu ditahbiskan (Gereja mengakui adanya imamat bersama, namun juga imamat tertahbis).
- Tidak ada Gereja yang kelihatan atau satu Gereja yang didirikan Tuhan (Gereja berdasarkan Kitab Suci mengajarkan bahwa Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di atas Petrus/ Batu Karang, terlihat sebagai satu kesatuan).

Lalu Luther mengadakan pendekatan kepada Kaisar untuk mengadakan 3 hal: 1) untuk menghancurkan kuasa Paus, 2) untuk merampas hak milik Gereja, 3) untuk meniadakan perayaan- perayaan gerejawi, puasa dan hari libur, untuk menghapuskan Misa arwah, dst.

Di bulan April 1520, Eck ke Roma, dengan membawa tulisan- tulisan ajaran ini yang diterjemahkan dalam bahasa Latin. Hal- hal ini didiskusikan dengan seksama. Tanggal 15 Juli 1520 Paus mengeluarkan Bula “Exsurge Domine” yang secara resmi mengecam 41 proposisi yang disebutkan dalam tulisan- tulisan Luther, dan Luther diperintahkan untuk menghancurkan buku- buku yang memuat kesalahannya dan untuk menarik pernyataannya dalam 60 hari, atau ia menerima sangsi penuh akibat melanggar ketentuan Gereja. Tiga hari kemudian Eck ditunjuk sebagai komisi untuk menerbitkan Bula tersebut di Jerman. Penunjukan ini sesungguhnya tidak bijaksana, sebab sikap Luther kepadanya sudah negatif karena pengalaman sebelumnya. Kedatangan Eck di Jerman disambut protes dan penolakan dari pihak akademisi. Bula tersebut menjadi obyek kemarahan. Namun Bula itu tidak mempengaruhi Luther, malah menariknya lebih jauh, dan memberikan momentum untuk memberontak, “Bagi saya kematian sudah jelas: Saya membenci baik kesukaan ataupun kemarahan Roma; Saya tidak mau berdamai dengan dia, atau bahkan untuk bersekutu dengannya….” (De Wette, op. cit., 466).

Demikianlah, dengan perkataan ini (dan perkataan- perkataan selanjutnya yang menentang Paus) Luther menolak untuk menarik kembali ajaran- ajarannya yang tidak sesuai dengan ajaran yang sejak awal mula diajarkan oleh Gereja, dan dengan demikian ia memisahkan diri dari kesatuan dengan Gereja. Maka dalam hal ini, Luther tidak menanggapi pernyataan dari Bapa Paus “Exsurge Domine“, seperti seharusnya, yaitu dengan memeriksa ajarannya kembali dengan koreksi yang sudah diterimanya dari pihak kepausan. Sebaliknya, ia berkeras dengan ajarannya sendiri yang tidak sesuai dengan apa yang sudah diajarkan selama berabad- abad oleh para Bapa Gereja dan dilestarikan oleh pihak Magisterium.

Namun kemudian sejarah juga mencatat bahwa apa yang dilakukan Luther terhadap Bapa Paus (pihak otoritas) ternyata terjadi pada dirinya sendiri. Banyak dari para pengikutnya akhirnya meninggalkan dia, dan murid- muridnya yang terdekat, seperti Carlstadt dan Zwingli menentangnya, dan memisahkan diri darinya. Luther tidak melihat bahwa posisi mereka sesungguhnya menyerupai posisi dirinya sendiri yang menentang pihak otoritas Paus (Tulloch, “Leaders of the Reformation“, Edinburgh and London, 1883, 171). Ajaran Luther tentang “imamat universal seluruh umat” (tanpa perlunya imam tertahbis), dan bahwa “kongregasi umat sendiri mempunyai otoritas untuk menentukan doktrin/ajaran” kemudian terbukti malah memecah belah pengikutnya sendiri. Ia tidak menyadari bahwa untuk mendirikan suatu gereja baru, dasar yang teguh diperlukan, dan ini tidak dapat ditentukan sendiri oleh masing- masing kelompok. Otoritas yang mempersatukan diperlukan, dan sesungguhnya peran inilah yang dilaksanakan oleh Bapa Paus dalam Gereja selama ini. Luther, setelah melihat kenyataan akan banyaknya sekte yang terbentuk, akhirnya mengakui bahwa “jumlah sekte- sekte itu hampir sama dengan jumlahnya kepala yang ada (maksudnya jumlah orang)/ “nearly as many sects as there are heads” (De Wette, op. cit., III, 61).

Harus diakui bahwa adanya bermacam gerakan Protestantism tidak terpisahkan dari faktor temperamen Luther, di samping adanya perbedaan doktrin. Sejarah mencatat bahwa terperamen yang buruklah yang membawa Luther semakin terasing dari para pengikutnya. Carlstadt memisahkan diri darinya tahun 1522. Melancthon dengan nada sedih menyebutkan tentang sikap Luther yang kasar, mau menangnya sendiri seperti seorang tiran….. Zwingli, Œcolampadius juga tak luput dari cercaan Luther, yang menyebut mereka sebagai telah dipengaruhi oleh setan (Walch, op. cit., XX, 223). Demikian juga, Luther berseberangan dengan Calvin dalam hal doktrin tentang Ekaristi, dan keduanya tidak mencapai kata sepakat.


..Lanjut dibawah..
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: dmikael on September 04, 2013, 12:26:04 AM
Selanjutnya, sampai akhir hidupnya Luther menentang kepausan, seperti terlihat dalam tulisan- tulisan terakhirnya di tahun 1545. Luther meninggal dunia pada tanggal 18 Februari 1546, tetap dalam keadaan keterpisahannya dengan Gereja Katolik. Dari uraian di atas, kita mengetahui bahwa Martin Luther diekskomunikasi bukan pertama- tama karena melawan Paus, tetapi karena ia berkeras mengajarkan suatu doktrin yang tidak sesuai dengan ajaran iman yang sudah berakar lama dalam Gereja, walaupun sudah berkali- kali diperingatkan untuk tidak melakukannya. Nah, setelah menerima ekskomunikasi, Luther bukannya menarik kembali ajarannya, tapi malahan berkeras memisahkan diri dan melawan Paus. Seperti telah pernah disampaikan, ekskomunikasi bukan bertujuan untuk mengusir, namun untuk menyembuhkan; dalam artian membuat yang bersangkutan merenungkan kesalahannya. Namun nampaknya ini tidak terjadi pada Luther. Luther sesungguhnya dapat memilih untuk memperbaiki ataupun membangun Gereja dari dalam, namun nampaknya, keadaan sudah sedemikian pelik dan ada banyak faktor yang mempengaruhi, sehingga bukan jalan ini yang dipilih oleh Luther.

2. Dengan menulis 95 theses Luther melawan Paus?

Terhadap 95 theses (dan pernyataan- pernyataan Luther Lainnya)  pihak kepausan telah menanggapi dengan mengeluarkan bulla “Exsurge Domine” (http://www.papalencyclicals.net/Leo10/l10exdom.htm (http://www.papalencyclicals.net/Leo10/l10exdom.htm)), yang menyatakan terdapat 41 pernyataan Luther yang salah/ keliru; dan Luther diminta untuk menarik pernyataan/ pengajaran yang salah itu dalam waktu 60 hari. Namun Luther menolak untuk menarik kembali ajarannya, dan bahkan ia membakar bulla tersebut. Oleh karena itu, maka pihak Vatikan akhirnya mengeluarkan bulla ekskomunikasi Martin Luther dan para pengikutnya, tanggal 3 Januari 1521. Seandainya Luther mau menarik pengajaran yang salah tersebut, atau mau datang ke Roma untuk menjelaskan kasusnya, maka sejarah akan mencatat kisah yang berbeda.

3. Tentang apakah Martin Luther mengetahui sejarah?

Pertama- tama harus diakui bahwa ada banyak sekali tulisan para Bapa Gereja, dan mempelajari tulisan- tulisan mereka bukan hal yang mudah dan cepat, sebab jumlahnya yang jauh melebihi lembaran Kitab Suci. Sehingga besar kemungkinan, orang memilih/ menjadi selektif tentang tulisan para Bapa Gereja yang hendak dipelajarinya. Demikianlah nampaknya yang terjadi pada Martin Luther, ia hanya mengambil tulisan/ ajaran Bapa Gereja yang nampaknya sejalan dengan pikirannya, tanpa melihat keseluruhan tulisan yang lain.

Luther lahir tahun 1483, dan di usia 19 tahun menjadi sarjana filosofi, dan di usia ke 22 meraih gelar Master (1505), ditahbiskan menjadi imam tahun 1507. Dua tahun berikutnya menjadi Baccalaureus Biblicus dalam Teologi. Di usia 30 tahun ia menjadi Doktor, dan dosen tentang Kitab Suci, dan kemudian dua tahun kemudian menjadi wakil vicar-general di Saxon. Sekilas memang ‘karir’ Luther melejit sangat cepat, namun itu tidak menjamin bahwa ia juga ahli sejarah dan mempunyai minat untuk mempelajari sejarah dan tulisan Bapa Gereja. Sebab dalam karya- karyanya, tulisan para Bapa Gereja relatif jarang dikutip, karena Luther menekankan ‘hanya Kitab Suci saja’. Kemudian Luther justru cenderung untuk mengabaikan ajaran Bapa Gereja yang dipelihara dengan setia oleh Magisterium Gereja dalam setiap Konsili. Hal ini kita ketahui melalui pandangan Luther yang menganggap bahwa konsili bisa salah. Pandangan ini sesungguhnya tidak masuk akal, karena Kitab Suci yang tidak mungkin salah itu sendiri sesungguhnya merupakan hasil penetapan Konsili. Sebab otoritas yang bisa salah tidak mungkin menghasilkan Kitab Suci yang tidak mungkin salah. Oleh karena itu, yang masuk akal adalah: Kitab Suci tidak mungkin salah, demikian juga otoritas yang menentukannya juga tidak mungkin salah, yaitu Magisterium yang dikepalai oleh Paus yang adalah penerus Rasul Petrus, sebab Kristus sendiri telah menjaminnya (Mat 16:19).

Dengan demikian, ucapan Cardinal John Henry Newman, tetap berlaku: “To be versed in history is to cease to be Protestant.” Sebab jika seseorang mau mempelajari sejarah Gereja, berikut dengan tulisan- tulisan para Bapa Gereja (Tradisi Suci) sejak abad awal sampai sekarang, maka ia akan semakin dapat melihat kepenuhan kebenaran di dalam Gereja Katolik, sehingga ia dapat memutuskan untuk berhenti menjadi seorang Protestan
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: dmikael on September 04, 2013, 12:29:24 AM
Mohon maaf sebelumnya, saya tidak tau apakah thread ini berada di sub-forum yang benar atau tidak..
Kalaupun salah mohon bantuan momod buat pindahin ke tempat yang benar..
dan saya tidak bermaksud memulai sesuatu yang negatif, tetapi hanya niat tulus membantu..
Terima kasih sebelumnya



Salam Damai Kristus
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: salt on September 04, 2013, 05:42:05 AM

Post yang sangat baik, bro, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Syalom
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: budi on September 04, 2013, 10:19:37 AM

Keputusan ini merupakan keputusan akhir Luther dari pernyataan- pernyataannya yang berubah- ubah: 1) Pada tanggal 3 Maret 1519, saat menulis kepada Paus Leo X: “Di hadapan Tuhan dan mahluk ciptaan-Nya, aku memberikan kesaksian bahwa saya tidak telah berniat ataupun kini berniat untuk menyentuh atau dengan intrik merendahkan otoritas Gereja Roma dan terhadap kekudusanmu.” (De Wette, op.cit, I, 239) 2) Dalam tulisannya kepada Spalatin tanggal 5 Maret 1519: “Bukan maksud saya untuk memberontak terhadap tahta Apostolik di Roma”; 3) Namun 10 hari kemudian tanggal 13 Maret, ia menulis, “Saya tidak tahu apakah Paus adalah antikristus atau rasul-Nya.” (De Wette, op. cit., I, 239).


Hwahaha kocak... Luther itu orangnya ceplas-ceplos ya... :giggle:

Menarik.

Kebetulan saya juga tipe orang yang subversif dalam pekerjaan saya. Jadi, kalo ketemu "sesama",  saya jadi simpatik. (note: bukan berarti saya mau masuk gereja lho ya... :giggle:)

Menurut saya, keputusan ekskomunikasi itu adalah keutusan yang tepat karena dasar-dasar pemahaman Luther sudah berbeda/menyimpang dari induknya (gereja Katholik). Kalo tidak ekskomunikasi malah bisa berakibat buruk bagi kedua belah pihak. Luther sendiri, IMO, juga membuat keputusan untuk mengekskomunikasikan Paus dari dirinya. Hal ini terlihat dari kutipan ucapan Luther di atas. Jadi, sama-sama meng-ekskomunikasi lah...

Salam
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: Husada on September 04, 2013, 11:10:16 AM
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu Dmikael.

Informasi yang melengkapi pemahaman. Puji Tuhan, syukur bagiNya, dan terima kasih bagi Dmikael.

Dengan trit ini dapat terlihat bahwa proses pemisahan ajaran Martin Luther dari ajaran Gereja bukan merupakan hal yang normal atau biasa-biasa saja, maka dengan demikian kurang pas kalau diibaratkan sebagai "percabangan".

Trit ini, menurut pemahaman saya, memberikan kejelasan, bahwa meskipun Gereja menganut Scriptura, Magisterium, dan Tradisi Suci, sementara Ajaran Martin Luther menganut  Scriptura= Kitab Suci saja, tidak dapat dikatakan sebagai berasal dari bibit yang sama. Sebab, Scriptura sudah jelas merupakan hasil dari Tradisi Suci dan ditetapkan oleh Magisterium. Jadi, menurut pemahaman saya, yang dinamakan bibit dalam hal ini ialah Tradisi Suci.

Semoga trit ini memuaskan rasa ingin tahu dari Odading, atau setidaknya melengkapi informasi yang diperlukannya dalam menduga kondisi pada zaman itu, sehingga Odading dapat membandingkannya dengan pelem Luther yang telah disaksikannya.

Damai, damai, damai.
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: budi on September 04, 2013, 11:44:42 AM
By the way, tulisan yg dikutip bro dmikael di atas adalah narasi sejarah. Di situ bisa dilihat sudut pandang narator dan tone atau sikap si narator thd objek bahasannya. Siapa saja bisa mengutak-atik narasi, sesuai dengan kebutuhan/kepentingannya. Mengingat sifat narasi yg sedemikian, IMO thread ini berpotensi jadi ajang debat kusir (baca: debat tolol) lagi.

IMO pembaca harus mampu membedakan narasi sejarah dng fakta sejarah. Fakta sejarah adalah Kebenaran yg diam, narasi sejarah adalah pembelaan yg berteriak.

Jadi, saya harap tidak ada yg gebuk-gebukan lagi... :D

Tapi siapalah saya... :giggle:



Salam
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: Husada on September 04, 2013, 11:53:02 AM
By the way, tulisan yg dikutip bro dmikael di atas adalah narasi sejarah. Di situ bisa dilihat sudut pandang narator dan tone atau sikap si narator thd objek bahasannya. Siapa saja bisa mengutak-atik narasi, sesuai dengan kebutuhan/kepentingannya. Mengingat sifat narasi yg sedemikian, IMO thread ini berpotensi jadi ajang debat kusir (baca: debat tolol) lagi.

IMO pembaca harus mampu membedakan narasi sejarah dng fakta sejarah. Fakta sejarah adalah Kebenaran yg diam, narasi sejarah adalah pembelaan yg berteriak.

Jadi, saya harap tidak ada yg gebuk-gebukan lagi... :D

Tapi siapalah saya... :giggle:

Salam
Budi betul.

Tetapi, menurut saya, itu sudah jauh lebih baik (yang walaupun dinarasikan oleh satu pihak) daripada hanya berisi pernyataan tanpa dukungan data. Saya kurang tahu pasti, apakah pelem Luther yang pernah ditonton oleh partisipan forum ini dinarasikan oleh pihak yang sama atau tidak dengan pihak yang mengisahkan postingan Dmikael di atas.

Saya kira, setiap partisipan boleh saja menyajikan informasi tandingan, jika memiliki informasi yang berbeda. Kita istilahkan saja, "untuk meluruskan" informasi yang terkandung di artikel, ato pelem yang sudah ada.

Damai, damai, damai.
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: dmikael on September 04, 2013, 12:05:16 PM
@budi
Memang diatas adalah penjelasan melalui narator (narasi sejarah), tetapi menurut saya pribadi sejarah bisa dikatakan sejarah yg sesungguhnya bila disertai bukti2 yg mendukung (bukan sejarah yg asal teriak).
Oleh karena itu narasi sejarah diatas dilengkapi bukti2 (catatan2) yg masih disimpan dan dapat dibuktikan kebenaran dan keasliannya.. Baik catatan yg dikeluarkan luther ataupun catatan beserta tanggapan dari pihak Gereja..


Salam Damai Kristus
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: budi on September 04, 2013, 12:25:00 PM

Saya kira, setiap partisipan boleh saja menyajikan informasi tandingan, jika memiliki informasi yang berbeda. Kita istilahkan saja, "untuk meluruskan" informasi yang terkandung di artikel, ato pelem yang sudah ada.

Damai, damai, damai.

Saya rasa istilah "untuk meluruskan" masih terlalu tendensius (seolah-olah pihak yang "meluruskan" adalah yg empunya Kebenaran). Mungkin istilah yg lebih baik adalah "sebagai bahan pembanding". Dalam kepentingannya, narator di Artikel itu tidak salah, dan narator film itu juga tidak salah.

Salam
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: salt on September 04, 2013, 12:31:07 PM

Ehhhm, biar sejujur apapun, pembuat film pastilah bertujuan selain untuk penyebaran pandangannya, juga demi mendapatkan keuntungan.

Syalom
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: budi on September 04, 2013, 12:32:46 PM
@budi
Memang diatas adalah penjelasan melalui narator (narasi sejarah), tetapi menurut saya pribadi sejarah bisa dikatakan sejarah yg sesungguhnya bila disertai bukti2 yg mendukung (bukan sejarah yg asal teriak).
Oleh karena itu narasi sejarah diatas dilengkapi bukti2 (catatan2) yg masih disimpan dan dapat dibuktikan kebenaran dan keasliannya.. Baik catatan yg dikeluarkan luther ataupun catatan beserta tanggapan dari pihak Gereja..


Salam Damai Kristus

Saya ingin memakai perumpamaan:

Bukti-bukti, atau artefak-artefak, dari masa lampau itu bagaikan kata-kata.
Ilmu sejarah adalah ilmu menyusun kata-kata ini menjadi sebuah cerita yg masuk akal si penyusunnya.
Penyusunan ini disebut narasi.

Nah, silahkan disimpulkan sendiri bagaimana hubungan narasi sejarah dengan Kebenaran.


Salam
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: budi on September 04, 2013, 12:36:41 PM
Ehhhm, biar sejujur apapun, pembuat film pastilah bertujuan selain untuk penyebaran pandangannya, juga demi mendapatkan keuntungan.

Syalom

Nah, IMO, apa yg dikatakan bro salt di atas musti selalu disertakan dalam pembacaan kita akan suatu sejarah (sejarah apapun). Sebutlah, analisis kepentingan. :D


Salam

Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: salt on September 04, 2013, 12:48:00 PM
Nah, IMO, apa yg dikatakan bro salt di atas musti selalu disertakan dalam pembacaan kita akan suatu sejarah (sejarah apapun). Sebutlah, analisis kepentingan. :D


Salam

Nah, itu dia, bro, karenanya, saya lebih percaya pada fakta/bukti sejarah, yang jelas dan tidak dapat ditafsirkan berbeda-beda. Seperti dikatakan oleh bro Dmikael, surat menyurat itu tetap tersimpan dengan rapi dalam arsip Vatican, dan bisa dilihat oleh siapapun.

Syalom
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: Husada on September 04, 2013, 01:33:59 PM
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu, Bud.

Saya rasa istilah "untuk meluruskan" masih terlalu tendensius (seolah-olah pihak yang "meluruskan" adalah yg empunya Kebenaran). Mungkin istilah yg lebih baik adalah "sebagai bahan pembanding". Dalam kepentingannya, narator di Artikel itu tidak salah, dan narator film itu juga tidak salah.
Salam
Saya pikir, tergantung, ya? Kalau si pemilik informasi tandingan/bandingan itu dapat membuktikan bahwa informasinyalah yang lebih layak dinilai benar karena didukung berbagai bukti tak terbantahkan, maka dalam hal itu, "meluruskan" adalah istilah yang tepat. Tetapi kalau informasinya hanya berupa dugaan, ato taksiran, ato tafsiran, ato apapun yang tidak didukung oleh bukti memadai, memang akan dituduh "lancang" kalo menamakan diri "meluruskan". Tapi, saya setuju kalau diistilahkan sebagai "bahan pembanding". Sebab, bagaimanapun, berdasarkan pengalaman, di dunia ini, informasi yang dapat dibandingkan jauh lebih berguna daripada informasi yang tunggal.

Damai, damai, damai.
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: odading on September 04, 2013, 04:08:54 PM
@dmikael,

Terimakasih banyak atas penyajian-nya di TS.
Ya ... dari situ saya juga tidak menemukan kesalahan pihak Gereja.

1. Ekskomunikasi menyebabkan Luther tidak punya pilihan selain membuat aliran baru?

maka orang itu dapat merenungkan pelanggarannya, dan suatu saat ia dapat kembali ke pangkuan Gereja Katolik.
Pada pertanyaan bold, cukup jelas Luther masih mempunyai pilihan ....

Cukup jelas pula di pelem, Luther tidak mao recant ---> dan (imo) inilah kesalahan "terbesar" Luther :).

btw, mohon maap - saya tidak membaca lagi artikel dari link yg dmikael kasih ... karena saya rasa dari paparan di post dmikael sudah cukup bisa saya mengerti... :).

Quote
meminta Luther untuk menarik 41 pernyataannya yang salah, yang dinyatakan Luther dalam 95 theses dan tulisan- tulisannya yang lain
Apakah itu cuma 1, 41 ataupun 95 - secara keseluruhan isi theses Luther tsb adalah salah bagi pihak Gereja. Karena intinya adalah agar Luther ngaku/recant/repent bhw dia telah bersalah thdp Gereja. Bener nggak kesimpulan saya, dmikael ?

Seperti yg sudah sempet saya post, saya nyadar sepenuhnya - bahwa spesifik pada event awalnya reformasi saya tidak bisa "memihak" Luther hanya dari ngliat dari versi Luther - dimana ini tentu akan berbeda kalau dari versi Gereja ....

Dari paparan2 dmikael, disitu saya ngliatnya semua cuma dari hubungan SebabAkibat ... so, mari kita tinggalkan urusan sejarah yaaa, dmikael :).

Quote
Eck menyebutkan bahwa 18 butir di antaranya mengandung ajaran sesat/ heresi (seperti ajaran Jan Huss), melanggar kasih Kristiani, merendahkan order hirarki Gereja dan menghasilkan pemberontakan.
Nah sekarang saya tertarik dengan yg bold. Benak saya bertanya-tanya :

Adalah BENAR, sah, layak dan memang Gereja yg tidak akan berubah karena tidak mungkin salah, baik di perubahan jaman ataupun peristiwa sejarah ---> nah saya nggak mengerti KENAPA pembakaran heretics oleh Gereja - nggak pernah terdengar lagi ya di jaman sekarang ?

Luther yg sudah dinyatakan Gereja sebagai a sinner, heretic, manusia sesat - penuh dosa dan amat sangat berdosa (mortal sin ?) ... saat itu tentu telah berada di bawah kondemnasi Gereja utk dibakar di tiang kan ya ? Please CMIIW.

Saya OOT sambil lalu saja tentang hal ini - namun kalo dmikael berpikir ini bukan OOT sambil lalu, kasih tau saya aja... biar nanti saya bikin threadnya tersendiri :).

Makasih sekali lagi atas masukan2 dmikael.

:)
salam.
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: odading on September 04, 2013, 04:36:40 PM
Saya kira, setiap partisipan boleh saja menyajikan informasi tandingan, jika memiliki informasi yang berbeda. Kita istilahkan saja, "untuk meluruskan" informasi yang terkandung di artikel, ato pelem yang sudah ada.
Husada,

Jangan kuatir, seperti pada post sebelumnya ... kan saya menyatakan saya tidak akan bisa "berdiri" di pihak Luther dan tidak akan bisa "berdiri" di pihak GK saat itu. Hal ini karena sejarah itu cuma berupa fakta2 namun "KENAPA"nya sudah amat sulit diketahui.

Ibarat saya menulis surat ke teman akrab saya mr.X : "brengsek kamu, dasar pembohong .. bilang dateng, tau2nya gak dateng".

1000 tahun kemudian surat tsb di jaga rapih sebagai fakta sejarah --- akan bisa menjadi berbeda dimengertikan oleh tiap2 manusia. Kalimat "dasar pembohong" bisa di interpretasikan : "tuh buktinya odading sendiri bilang mr.X itu pembohong" ---> padahal apa yang saya maksudkan pada tulisan tsb adalah hanya berlaku saat itu yang merupakan sebuah pernyataan kekesalan saya, dimana tidak sertamerta artinya mr.X itu adalah pembohong.

Saya tau, pada hubungan ke kisah2 sejarah - itu tidak sesimpel seperti ilustrasi saya diatas ... namun tetep, terbuka kemungkinan itu selalu ada - apalagi apabila datangnya dari masing2 pihak yg bertikai :).

Warung saya di board nonK nggak laku, karena sepertinya memang orang2 lebih seneng menggunakan what's already past ketimbang what/how to do now  :shrug: :D

:)
salam.
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: cadangdata on September 04, 2013, 05:08:28 PM
ah.. agar berusaha se-objektif-mungkin...

saya tetep masih berpendapat bahwa apa yang terjadi tersebut adalah Revolusi Sosial Politik, ketimbang cuma sekedar perbedaan pandangan rohani aja..
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: budi on September 04, 2013, 07:38:43 PM

Warung saya di board nonK nggak laku, karena sepertinya memang orang2 lebih seneng menggunakan what's already past ketimbang what/how to do now  :shrug: :D


Hehehe... :console:

Itu warisan budaya yg terpancar dari frasa "menggali Kebenaran" atau "discover the truth". Seolah-olah Kebenaran itu terkubur seperti orang mati. Padahal Kebenaran itu Logos (discourse). Well, itu IMO sih. Discourse itu lebih mengenai perwujudan atau perealisasian ketimbang penggalian atau discovery. Budaya "mewujudkan Kebenaran" memang belum populer. But I think it's on the way...


Salam
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: dmikael on September 04, 2013, 07:42:46 PM
@dmikael,

Terimakasih banyak atas penyajian-nya di TS.
Kembali kasih mas oda

Quote
Pada pertanyaan bold, cukup jelas Luther masih mempunyai pilihan ....
Tentu punya pilihan.. Karena pihak Gereja tidak langsung menjatuhi hukuman tanpa berusaha menyelesaikannya (mediasi) secara internal..
Memang pada saat itu ada beberapa penyelewengan dari bbrp pejabat Gereja dan Gereja pun sudah mengakui dan dengan rendah hati meminta maaf..
Dan reformasi penyelewengan itu diperlukan, tetapi seharusnya bisa diselesaikan secara internal TANPA menjadikan momentum itu untuk timbulnya ajaran2 baru yang bertentangan dari ajaran Gereja..

Ibaratnya begini..
Indonesia banyak sekali praktek korupsi, khususnya di kalangan pejabat. Dan kalo ada tokoh masyarakat yang ingin dengan jujur dan tulus merubah praktek2 yg tidak sesuai dengan ideologi negara, seharusnya tokoh itu mereformasi dari dalam. Bukannya malah membuat suatu negara baru dengan ideologi yg berbeda
Jadi kesimpulannya bukan karena salah ideologi, tetapi ada penyalahgunaan pada prakteknya oleh pejabat
(example ngawur aja yah mas  :peace:)

Quote
Cukup jelas pula di pelem, Luther tidak mao recant ---> dan (imo) inilah kesalahan "terbesar" Luther :).

btw, mohon maap - saya tidak membaca lagi artikel dari link yg dmikael kasih ... karena saya rasa dari paparan di post dmikael sudah cukup bisa saya mengerti... :).
 Apakah itu cuma 1, 41 ataupun 95 - secara keseluruhan isi theses Luther tsb adalah salah bagi pihak Gereja. Karena intinya adalah agar Luther ngaku/recant/repent bhw dia telah bersalah thdp Gereja. Bener nggak kesimpulan saya, dmikael ?

Jadi kalo saya rangkumkan kronologinya begini mas..
munculnya pemberontakan dari luther karena ada penyelewengan2 dari pejabat Gereja
kemudian Luther menggunakan momentum ini untuk mengeluarkan pemikiran2nya yang beberapa bertentangan dengan ajaran Gereja
ke 95 theses yang luther buat itu dipelajari oleh Gereja dan Gereja membuat Bula “Exsurge Domine” yang secara resmi mengecam 41 proposisi yang disebutkan dalam tulisan- tulisan Luther, dan berharap luther menariknya dan bertobat, tetapi sayangnya tidak digubris oleh luther..
bulla yang dikeluarkan bisa dilihat dsini mas oda http://www.papalencyclicals.net/Leo10/l10exdom.htm (http://www.papalencyclicals.net/Leo10/l10exdom.htm)

Quote
Seperti yg sudah sempet saya post, saya nyadar sepenuhnya - bahwa spesifik pada event awalnya reformasi saya tidak bisa "memihak" Luther hanya dari ngliat dari versi Luther - dimana ini tentu akan berbeda kalau dari versi Gereja ....

Dari paparan2 dmikael, disitu saya ngliatnya semua cuma dari hubungan SebabAkibat ... so, mari kita tinggalkan urusan sejarah yaaa, dmikael :).
:deal:

Quote
Nah sekarang saya tertarik dengan yg bold. Benak saya bertanya-tanya :

Adalah BENAR, sah, layak dan memang Gereja yg tidak akan berubah karena tidak mungkin salah, baik di perubahan jaman ataupun peristiwa sejarah ---> nah saya nggak mengerti KENAPA pembakaran heretics oleh Gereja - nggak pernah terdengar lagi ya di jaman sekarang ?

Luther yg sudah dinyatakan Gereja sebagai a sinner, heretic, manusia sesat - penuh dosa dan amat sangat berdosa (mortal sin ?) ... saat itu tentu telah berada di bawah kondemnasi Gereja utk dibakar di tiang kan ya ? Please CMIIW.

Sejujurnya saya kurang mengerti atau saya yg ga nangkep sama pertanyaan ini mas..
Atau saya yg kurang pengertian terhadap masalah ini  :what:
mungkin ada reakan2 fik'ers lain yang bisa membantu?  :P



Salam Damai Kristus
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: dmikael on September 04, 2013, 07:49:07 PM
Husada,

1000 tahun kemudian surat tsb di jaga rapih sebagai fakta sejarah --- akan bisa menjadi berbeda dimengertikan oleh tiap2 manusia. Kalimat "dasar pembohong" bisa di interpretasikan : "tuh buktinya odading sendiri bilang mr.X itu pembohong" ---> padahal apa yang saya maksudkan pada tulisan tsb adalah hanya berlaku saat itu yang merupakan sebuah pernyataan kekesalan saya, dimana tidak sertamerta artinya mr.X itu adalah pembohong.

Saya tau, pada hubungan ke kisah2 sejarah - itu tidak sesimpel seperti ilustrasi saya diatas ... namun tetep, terbuka kemungkinan itu selalu ada - apalagi apabila datangnya dari masing2 pihak yg bertikai :).

Nah oleh karena itu mas oda, pengarsipan pun harus terorganisir secara baik dan dilindungi oleh Gereja..
Pengarsipan pun harus tertulis kronologi, waktu kejadian, dan catatan2 kaki yg diperlukan untuk dapat merunut kejadian tersebut..

Lain halnya kalo surat tersebut hanya ditaro sembarangan di box, tanpa disertai label atau catatan apapun.. karena dengan begitu akan rancu, dan kebenaran akan termakan oleh waktu



Salam Damai Kristus
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: dmikael on September 04, 2013, 07:50:49 PM
ah.. agar berusaha se-objektif-mungkin...

saya tetep masih berpendapat bahwa apa yang terjadi tersebut adalah Revolusi Sosial Politik, ketimbang cuma sekedar perbedaan pandangan rohani aja..

Saya sependapat..
banyak masalah sosial politik yang menunggangi momentum tersebut



Salam Damai Kristus
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: cadangdata on September 04, 2013, 08:42:17 PM
Saya sependapat..
banyak masalah sosial politik yang menunggangi momentum tersebut
Salam Damai Kristus

sebenernya at the end, Pakde Martin ini malah Kasihan lho..

Namanya di COMOT dan di JADIKAN JUALAN dan di-MASKOT-kan oleh pihak-pihak yang justru paling mengambil keuntungan, misalnya para bangsawan / landlord / raja kecil di daerah Germania, Belanda, dan sekitarnya..
yang melihat ini sebagai suatu kesempatan emas untuk kudeta dan naik tahta..

tapi agar menaikkan legitimasi-nya dan seolah-olah tampak lebih "SUCI", maka tentu rakyat akan lebih mudah "ter-mobilisasi" kalau berlindung dibalik ketiak Alkitab, Tuhan, terus main comat-comot kutap-kutip ayat, apalagi menyatakan sebagai pendukung Martin Luther....

ehehe..
padahal Martin Luther nya sendiri aja enggak merasa terdukung dan terbantu...
yang ada malah merasa "termanfaat-kan" namanya untuk kepentingan politik Oknum-oknum politikus itu...
yang sebenernya belum tentu concern dgn segala macam alasan religius dan ajaran yang ditulis pakde ML dalam 95 theses nya itu...

andaikatapun kejadiannya sebaliknya...
saya cukup meyakini.. para politikus ini dengan sigap dan tanggap akan menunggangi arah angin berhembus...
ehehehe...

yah... gak jauh beda lah.. dengan realitas politik di Indonesia maupun di negara-negara lain juga...

kasian juga Pakde Martin Luther ini...
pasti enggak dapet royalti deh dari raja-raja Belanda, Germania, Belgian, Denmark, Skandinavia, dll.. yang NGAKU-NGAKU reformis..
hehehehe.....
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: budi on September 04, 2013, 08:56:06 PM
sebenernya at the end, Pakde Martin ini malah Kasihan lho..

Namanya di COMOT dan di JADIKAN JUALAN dan di-MASKOT-kan oleh pihak-pihak yang justru paling mengambil keuntungan, misalnya para bangsawan / landlord / raja kecil di daerah Germania, Belanda, dan sekitarnya..
yang melihat ini sebagai suatu kesempatan emas untuk kudeta dan naik tahta..

tapi agar menaikkan legitimasi-nya dan seolah-olah tampak lebih "SUCI", maka tentu rakyat akan lebih mudah "ter-mobilisasi" kalau berlindung dibalik ketiak Alkitab, Tuhan, terus main comat-comot kutap-kutip ayat, apalagi menyatakan sebagai pendukung Martin Luther....

ehehe..
padahal Martin Luther nya sendiri aja enggak merasa terdukung dan terbantu...
yang ada malah merasa "termanfaat-kan" namanya untuk kepentingan politik Oknum-oknum politikus itu...
yang sebenernya belum tentu concern dgn segala macam alasan religius dan ajaran yang ditulis pakde ML dalam 95 theses nya itu...

andaikatapun kejadiannya sebaliknya...
saya cukup meyakini.. para politikus ini dengan sigap dan tanggap akan menunggangi arah angin berhembus...
ehehehe...

yah... gak jauh beda lah.. dengan realitas politik di Indonesia maupun di negara-negara lain juga...

kasian juga Pakde Martin Luther ini...
pasti enggak dapet royalti deh dari raja-raja Belanda, Germania, Belgian, Denmark, Skandinavia, dll.. yang NGAKU-NGAKU reformis..
hehehehe.....

Namun, apakah revolusi sosial politik terjadi dalam "ruang vakum" (baca: tidak mempengaruhi ranah lain seperti ranah teologi, iptek, dll)?

IMO, gejolak sosial memng bisa dibahas dari sudut pandang tertentu saja (misal: sospol saja, teologi saja, iptek saja, dll). Namun, itu bukan berarti ranah2 tsb tidak berkaitan satu sama lain.

Nyatanya, revolusi sospol yg terjadi di jaman Luther tsb tidak tercium baunya lagi sekarang. Sekarang udah nggak ada landlords, raja2, dll. Yang masih terus bergulir malah sisi teologi/agama --> sampai sekarang masih ada teologi Katholik Vs teologi Protestan.

Jadi, IMO, membaca peristiwa Luther dengan sudutpandang sospol tidak berarti lebih objektif ketimbang dari sudutpandang rohani. IMO, nggak ada "yg lebih objektif".


Salam
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: dmikael on September 04, 2013, 09:13:30 PM

Warung saya di board nonK nggak laku, karena sepertinya memang orang2 lebih seneng menggunakan what's already past ketimbang what/how to do now  :shrug: :D

Sudah saya beri tanggapan yah mas oda..
Maaf saya jarang buka sub-forum itu  :giggle:


Salam Damai Kristus
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: dmikael on September 04, 2013, 09:26:51 PM

Nyatanya, revolusi sospol yg terjadi di jaman Luther tsb tidak tercium baunya lagi sekarang. Sekarang udah nggak ada landlords, raja2, dll. Yang masih terus bergulir malah sisi teologi/agama --> sampai sekarang masih ada teologi Katholik Vs teologi Protestan.

Jadi, IMO, membaca peristiwa Luther dengan sudutpandang sospol tidak berarti lebih objektif ketimbang dari sudutpandang rohani. IMO, nggak ada "yg lebih objektif".


Bukan maksudnya memandang dari sudutpandang sospol juga sih..
maksud pernyataan saya yang sependapat adalah  "kalau" tidak ditunggangi oleh keadaan sospol saat itu, (imho) mungkin masalahnya tidak akan sepelik itu..
yah ini pendapat saya aja bro..
tapi siapa saya  :P


Salam Damai Kristus
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: odading on September 04, 2013, 11:17:01 PM
Memang pada saat itu ada beberapa penyelewengan dari bbrp pejabat Gereja dan Gereja pun sudah mengakui dan dengan rendah hati meminta maaf..
Saya tidak/belum tau ttg yg saya bold, dmikael.

IMO, saya rasa gereja tidak perlu minta maaf kepada siapapun atas kesalahan "oknum2" yang menjual indulgence tsb, kan ya ? Dan kayaknya yg mengusik Luther itu fokusnya bukan ttg ngejual - "promosi"nya itulah yg di pov Luther janggal, walopun itu tidak janggal dan sah bagi gereja ?

Quote
Dan reformasi penyelewengan itu diperlukan
Nah disini sebenernya rada bingung .... Penyelewengan-nya yang mana yah ? yang perihal ngejual surat ? ataukah yg "promosi"-nya ?

Sepanjang pengetahuan saya, ngejual surat-nya itu sah dan memang dari otoritas Gereja karena utk pengumpulan dana ? Dan saya nggak melihat sesuatu hal yang salah disini :). Please CMIIW.

Quote
Ibaratnya begini..
Indonesia banyak sekali praktek korupsi, khususnya di kalangan pejabat. Dan kalo ada tokoh masyarakat yang ingin dengan jujur dan tulus merubah praktek2 yg tidak sesuai dengan ideologi negara, seharusnya tokoh itu mereformasi dari dalam. Bukannya malah membuat suatu negara baru dengan ideologi yg berbeda
Di thread 95 theses, salt ada post ttg korupsi ... cuma karena saya sendiri tidak/belon ngliat (nangkep) bhw memang ada tindakan korupsi, jadi saya mencoba mencari tau dulu ttg hal ini ...:).

Sepanjang yg saya tangkep, oknum penjual surat tsb (karena tidak dikisahkan di felm) saya anggap dia tidak melakukan korupsi. Hasil pengumpulan uang tsb dia salurkan utk Gereja tanpa disunat :D.

Quote
Jadi kesimpulannya bukan karena salah ideologi, tetapi ada penyalahgunaan pada prakteknya oleh pejabat
Sepanjang yang saya tau, ngejual surat itu bukan penyalah-guna-an ? Oknum memang ditugaskan utk menjual surat dan tidak pernah diceritakan bhw dia menyalahgunakan tugas tsb utk kepentingan diri sendiri (korupsi) .... bukan begitu yah dmikael ? Please CMIIW.

Quote
Gereja membuat Bula “Exsurge Domine” yang secara resmi mengecam 41 proposisi yang disebutkan dalam tulisan- tulisan Luther, dan berharap luther menariknya dan bertobat, tetapi sayangnya tidak digubris oleh luther..
Ya, makanya saya pendapati itulah kesalahan "terbesar" Luther  ... :). (beda ama GodFather Luther, sekalipun sepertinya dia sayang sama Luther dan mendukungnya - namun dia nggak mau menentang Gereja :)).

Quote
Sejujurnya saya kurang mengerti atau saya yg ga nangkep sama pertanyaan ini mas..
Atau saya yg kurang pengertian terhadap masalah ini  :what:
mungkin ada reakan2 fik'ers lain yang bisa membantu?  :P
Ini tentang hukuman bakar hidup2 di tiang bagi orang2 yg Gereja nyatakan heretics. Ini tiba2 muncul di benak saya sewaktu thread ini berjalan : kok Luther gak dibabat habis aja sesegera mungkin disaat itu seperti yg pernah dijalankan ke heretics2 lainnya, ya ?. Tapi ini OOT ... dibahas di thread laen aja deh ya, dmikael ...

Makasih atas masukan2 dari dmikael.

:)
salam.
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: dmikael on September 05, 2013, 12:21:41 AM
Saya tidak/belum tau ttg yg saya bold, dmikael.
Yep.. Permintaan maaf pernah dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II. Atas nama Gereja Katolik, meminta maaf kepada semua orang yang menderita baik secara langsung maupun tidak langsung oleh karena perbuatan Gereja di masa lampau..

Quote
IMO, saya rasa gereja tidak perlu minta maaf kepada siapapun atas kesalahan "oknum2" yang menjual indulgence tsb, kan ya ? Dan kayaknya yg mengusik Luther itu fokusnya bukan ttg ngejual - "promosi"nya itulah yg di pov Luther janggal, walopun itu tidak janggal dan sah bagi gereja ?
Itu dia yang saya salut dari Paus Yohanes Paulus II, dimana pemimpin tertinggi Gereja mau merendahkan dirinya untuk meminta maaf.. Dan ini sesuai dengan pengajaran beliau "Pertobatan, penyesalan, pemulihan, merupakan pengakuan kepada kerahiman Tuhan yang membawa pengampunan, perdamaian, dan belas kasih..

Quote
Nah disini sebenernya rada bingung .... Penyelewengan-nya yang mana yah ? yang perihal ngejual surat ? ataukah yg "promosi"-nya ?

Sepanjang pengetahuan saya, ngejual surat-nya itu sah dan memang dari otoritas Gereja karena utk pengumpulan dana ? Dan saya nggak melihat sesuatu hal yang salah disini :). Please CMIIW.
Memang indulgensi tidak salah dan Alkitabiah
Kalo tidak salah ingat, yang saya baca adalah terdapat beberapa pejabat gereja yang lambat laun ikut arus sifat keduniaan.. sehingga menimbulkan lack of trust beberapa masyarakat, sehingga menimbulkan momentum pemberontakan
untuk lengkapnya tentang latar belakangnya mas oda silahkan mampir dan baca2 http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=6411 (http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=6411)
disana lengkap sekali dari
I. Penyebab-Penyebab [Terjadinya] Reformasi;
II. Gagasan-Gagasan dan tujuan-tujuan Awal Para Reformator;
III. Metode-Metode Penyebaran Reformasi;
IV. Penyebaran Reformasi di Berbagai Negara;
V. Bentuk-Bentuk berbeda Dari Reformasi;
VI. Hasil dan Konsekuensi Dari Reformasi.

Quote
Di thread 95 theses, salt ada post ttg korupsi ... cuma karena saya sendiri tidak/belon ngliat (nangkep) bhw memang ada tindakan korupsi, jadi saya mencoba mencari tau dulu ttg hal ini ...:).
tentang 95 theses luther yang ditanggapi berupa bulla yang dikeluarkan bisa dilihat dsini mas oda http://www.papalencyclicals.net/Leo10/l10exdom.htm (http://www.papalencyclicals.net/Leo10/l10exdom.htm)
Jadi bisa dipelajari apa2 saja yg dikecam oleh Gereja

Quote
Sepanjang yg saya tangkep, oknum penjual surat tsb (karena tidak dikisahkan di felm) saya anggap dia tidak melakukan korupsi. Hasil pengumpulan uang tsb dia salurkan utk Gereja tanpa disunat :D.
 Sepanjang yang saya tau, ngejual surat itu bukan penyalah-guna-an ? Oknum memang ditugaskan utk menjual surat dan tidak pernah diceritakan bhw dia menyalahgunakan tugas tsb utk kepentingan diri sendiri (korupsi) .... bukan begitu yah dmikael ? Please CMIIW.
idem sama jawaban diatas, dan sudah dilengkapi dengan link perihal latar belakang

 
Quote
Ya, makanya saya pendapati itulah kesalahan "terbesar" Luther  ... :). (beda ama GodFather Luther, sekalipun sepertinya dia sayang sama Luther dan mendukungnya - namun dia nggak mau menentang Gereja :)).
 Ini tentang hukuman bakar hidup2 di tiang bagi orang2 yg Gereja nyatakan heretics. Ini tiba2 muncul di benak saya sewaktu thread ini berjalan : kok Luther gak dibabat habis aja sesegera mungkin disaat itu seperti yg pernah dijalankan ke heretics2 lainnya, ya ?. Tapi ini OOT ... dibahas di thread laen aja deh ya, dmikael ...
Okay mas oda  :afro:


Salam buat keluarga yah mas  :deal:
Salam Damai Kristus


*oiya thread mas oda di nonK sudah saya tanggapi yah mas  :afro:
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: dmikael on September 05, 2013, 12:42:24 AM
Sekilas tentang indulgensi
Gereja senantiasa mengajarkan bahwa indulgensi tidak dapat dibeli. Gereja mengajarkan bahwa seseorang mendapatkan indulgensi dengan: 1) perbuatan kasih, 2) perbuatan baik: doa, berpuasa, dan memberikan sedekah. dan semuanya harus dilakukan dengan disposisi hati yang benar. Memberikan uang tidak dapat membeli indulgensi, memberi uang dengan dasar kasih membuat seseorang mendapatkan indulgensi

Untuk selengkapnya tentang apakah Gereja Katolik menyalahgunakan indulgensi dapat dibaca di http://katolisitas.org/1665/katolik-menyalahgunakan-indulgensi-atau-surat-pengampunan-dosa (http://katolisitas.org/1665/katolik-menyalahgunakan-indulgensi-atau-surat-pengampunan-dosa)


Semoga membantu
Salam Damai Kristus
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: odading on September 05, 2013, 02:28:37 AM
@dmikael,

Terimakasih lagi atas masukan2-nya.
Saya barusan sudah ngebaca link yg dmikael kasih.

Quote
Untuk selengkapnya tentang apakah Gereja Katolik menyalahgunakan indulgensi dapat dibaca di http://katolisitas.org/1665/katolik-menyalahgunakan-indulgensi-atau-surat-pengampunan-dosa (http://katolisitas.org/1665/katolik-menyalahgunakan-indulgensi-atau-surat-pengampunan-dosa)

Semoga membantu
sangat membantu, tapi jadi menuntun saya ke pertanyaan2 laen.... wkwkwk :D... gpp yah, dmikael ... :)

Sekilas tentang indulgensi
Gereja senantiasa mengajarkan bahwa indulgensi tidak dapat dibeli.
Oke... saya mengerti.

Namun dari link yg dmikael kasih, sepertinya Gereja ketika itu menerapkan "adanya keterlibatan uang" dalam indulgensi ?

Dari link tsb :
Dan di  Konsili Trente [1545-1563], Paus Pius V membatalkan segala peraturan indulgensi yang melibatkan transaksi keuangan

Nah disitu saya nggak ngerti.... kok kenapa jadi dibatalkan yah ?
Kan bukankah peraturan Gereja itu (dari penangkapan saya) berlaku sampai kapanpun ? tidak tergoyahkan, tidak terpengaruh perubahan jaman, sosbud, histori ataopun "tekanan2" dari pihak luar ?

Quote
memberi uang dengan dasar kasih membuat seseorang mendapatkan indulgensi
Itu dah ... Kan kalo orang memang mao dgn sukarela ikut berperan serta dalam pembangunan Gereja terus dikasih indulgensi ... gak ada salahnya kan apabila ungu ? Kenapa jadi dibatalkan yah ? Tidakkah ini jadi menunjukan peraturan GK itu berobah-robah ? sementara saya sendiri yg bukan Katolik nggak melihat ada yg "wah ...parah nih!" - sebaliknya "biasa2 aja tuh ... sah sah aja" apabila indulgensi melibatkan transaksi keuangan ?

Quote
Yep.. Permintaan maaf pernah dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II. Atas nama Gereja Katolik, meminta maaf kepada semua orang yang menderita baik secara langsung maupun tidak langsung oleh karena perbuatan Gereja di masa lampau..
Permintaan maaf tsb kok malah jadi membingungkan saya, ya ? :D. Tidakkah "tindakan/aksi Paus meminta maaf" itu sendiri melanggar aturan2 Gereja ? Please CMIIW.

Link2 lain yg dmikael kasih, tadi saya sempet baca tapi nggak semua - karena disitu lebih berisi peristiwa2 SebabAkibat SETELAH momentum awal Luther beraksi ...:D. anyway makasih banyak atas usaha dmikael utk menjelaskannya. Segera saya siap utk membacanya pelan2 saya akan membacanya dan kalo ada yg saya gak ngerti nanti saya tanya ke kamu yaaa... (sekarang otak saya udah mao pecah soalnya --- kebanyakan input, pak...) .... hehehe :D.

Quote
Salam buat keluarga yah mas
  :deal: Salam juga dan sehat2 selalu ya ...  :flower1:

:)
salam.
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: salt on September 05, 2013, 05:47:30 AM
Quote
Dari link tsb :
Dan di  Konsili Trente [1545-1563], Paus Pius V membatalkan segala peraturan indulgensi yang melibatkan transaksi keuangan

Nah disitu saya nggak ngerti.... kok kenapa jadi dibatalkan yah ?
Kan bukankah peraturan Gereja itu (dari penangkapan saya) berlaku sampai kapanpun ? tidak tergoyahkan, tidak terpengaruh perubahan jaman, sosbud, histori ataopun "tekanan2" dari pihak luar ?

Perlu dicermati, apakah yang dibatalkan itu adalah something hasil konsili, ataukah keputusan tingkat di bawahnya.
Keputusan presiden bisa membatalkan peraturan menteri, sementara peraturan menteri bisa membatalkan peraturan kepala daerah.

Quote
Permintaan maaf tsb kok malah jadi membingungkan saya, ya ? :D. Tidakkah "tindakan/aksi Paus meminta maaf" itu sendiri melanggar aturan2 Gereja ? Please CMIIW.

Mengapa Paius minta maaf jadi bikin bingung?

Syalom

Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: cadangdata on September 05, 2013, 07:40:41 AM
Namun, apakah revolusi sosial politik terjadi dalam "ruang vakum" (baca: tidak mempengaruhi ranah lain seperti ranah teologi, iptek, dll)?

IMO, gejolak sosial memng bisa dibahas dari sudut pandang tertentu saja (misal: sospol saja, teologi saja, iptek saja, dll). Namun, itu bukan berarti ranah2 tsb tidak berkaitan satu sama lain.

Nyatanya, revolusi sospol yg terjadi di jaman Luther tsb tidak tercium baunya lagi sekarang. Sekarang udah nggak ada landlords, raja2, dll. Yang masih terus bergulir malah sisi teologi/agama --> sampai sekarang masih ada teologi Katholik Vs teologi Protestan.

Jadi, IMO, membaca peristiwa Luther dengan sudutpandang sospol tidak berarti lebih objektif ketimbang dari sudutpandang rohani. IMO, nggak ada "yg lebih objektif".


Salam

oiya mas bud..
saya mohon maaf atas kekurangtepatan diksi "lebih objektif" tsb..

mungkin saya ganti dengan pilihan kata: "more dominant contributing factors"
karena spt semua kejadian / peristiwa di seluruh belahan dunia: TIDAK PERNAH LINEAR atau TIDAK PERNAH SINGLE-FACTOR

nah, kalau sekarang, kan tentu juga mas bisa lihat bahwa Implikasi Sospol-nya termanifestasi dalam wujud yang berbeda, kontekstual terhadap kondisi sosio-antropologi manusia di wilayah geografis tsb & pada setting waktu sekarang...

- Tentu tidak lagi dijadikan komoditas jualan "alasan" untuk kudeta para bangsawan lagi, karena bangsawan & sistem feodal udah gak laku hehe...

- Tapi misalnya, malah dibikin dagangan & brand partai politik di bbrp negara eropa, (at least sampai sekian belas tahun yg lalu).. dan landscape hari ini pun udah bergeser, karena sekarang Partai politik yg mencomot nama agama udah makin gak laku... ehhehe..

- Yang masih sama dan konsisten adalah faktor Sospol yang paling utama, yaitu.... FINANSIAL.. hehehehe.....

- Lagian mas... kalau memang semata-mata MURNI dan SINGULAR hanya Aspek TEOLOGIS-nya, maka sebagaimana hakikat Iman & Kepercayaan, yaitu adalah Hubungan Intim, Privat, dan Transendental manusia dgn pencipta-nya --> maka peristiwa yg bersifat Komunal, Massal, Mobilisasi Massa, dll, JELAS BUKAN aspek Teologis lho mas...

demikian imho
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: dmikael on September 05, 2013, 03:33:06 PM
@dmikael,

Terimakasih lagi atas masukan2-nya.
Saya barusan sudah ngebaca link yg dmikael kasih.
 sangat membantu, tapi jadi menuntun saya ke pertanyaan2 laen.... wkwkwk :D... gpp yah, dmikael ... :)
Gapapa mas oda.. kita sama2 belajar kok  :deal:

Quote
Oke... saya mengerti.

Namun dari link yg dmikael kasih, sepertinya Gereja ketika itu menerapkan "adanya keterlibatan uang" dalam indulgensi ?

Dari link tsb :
Dan di  Konsili Trente [1545-1563], Paus Pius V membatalkan segala peraturan indulgensi yang melibatkan transaksi keuangan

Nah disitu saya nggak ngerti.... kok kenapa jadi dibatalkan yah ?
Kan bukankah peraturan Gereja itu (dari penangkapan saya) berlaku sampai kapanpun ? tidak tergoyahkan, tidak terpengaruh perubahan jaman, sosbud, histori ataopun "tekanan2" dari pihak luar ?
Gereja senantiasa mengajarkan bahwa indulgensi tidak dapat dibeli. artinya indulgensi tersebut tidak dapat dipisahkan dari pengakuan dosa, menerima sakramen tobat, dan memenuhi persyaratan religius lainnya seperti doa2..
Gereja tidak melarang sedekah malah menganjurkan tapi harus diawali dengan yang disebutka diatas..
Gereja membatalkan yang disebutkan mas oda itu karena menjaga agar pada pelaksanaannya tidak disalahgunakan seperti yg terjadi pada saat itu
Tetapi bukan Indulgensi nya yang dibatalkan..

 
Quote
Itu dah ... Kan kalo orang memang mao dgn sukarela ikut berperan serta dalam pembangunan Gereja terus dikasih indulgensi ... gak ada salahnya kan apabila ungu ? Kenapa jadi dibatalkan yah ? Tidakkah ini jadi menunjukan peraturan GK itu berobah-robah ? sementara saya sendiri yg bukan Katolik nggak melihat ada yg "wah ...parah nih!" - sebaliknya "biasa2 aja tuh ... sah sah aja" apabila indulgensi melibatkan transaksi keuangan ?
Ada 5D dalam Gereja Katolik menurut tingkat kepastiannya.. ada yang infalible ada yang tidak infalible dan dapat berubah, diubah atau bahkan dibuang

1. Deposit Iman:
Kitab Suci dan Tradisi Suci yg dikenal dan diterima oleh Magisterium. INFALIBLE sebagai Firman yg diterima langsung dari Allah melalui ajaran para rasul. TIDAK DAPAT DITAMBAH ATAU DIKURANGI.
2. Dogma:
Ajaran iman dan moral yang INFALIBLE, yg bersumber dari deposit iman. Diikat oleh organ infabilitas Gereja, yaitu melalui keputusan paus secara ex-cathedra atau melalui konsili ekumenis para uskup dalam persatuan dengan Paus. Tidak dapat bertentangan dengan Deposit iman atau dogma2 pendahulunya.
Dogma ditegaskan seiring berjalannya waktu utk menjaga kemurnian ajaran yg berasal dari deposit iman, ketika ajaran2 ini berhadapan dengan bidaat2 yg menentangnya. Contoh: dogma Tritunggal yg ditegaskan di konsili Nisea di tahun 325 AD dan dogma dwi-natur Yesus yg ditegaskan di konsili Kalsedon tahun 451 AD. Jadi bukan hal yg aneh kalo dogma purgatory ataupun Mary's assumption ditegaskan setelah abad ke 15, karena memang baru di waktu itulah ajaran ini mendapat perlawanan dari bidaat2 yg menyangkal iman Gereja. Tapi dogma2 ini dapat dengan mudahnya dibuktikan bahwa ajarannya sudah ada sejak awal gereja, sesuai dan tidak bertentangan dengan deposit iman.
3. Doktrin:
Ajaran iman dan moral yang TIDAK INFALIBLE. Mengikat semua umat katolik yang menerimanya. Dapat berubah, diubah, dibuang, bahkan dinyatakan bidaat/sesat jika ditemukan bertentangan dengan deposit iman. Doktrin jarang ditetapkan menjadi dogma.
4. Disiplin:
Aturan dan pedoman dalam hidup beriman yang TIDAK INFALIBLE, mengikat semua umat katolik yg menerimanya. Disiplin iman dibuat utk menjaga umat utk tetap di jalan yang lurus (orthodox), termasuk di dalamnya adalah aturan pantang dan puasa, hidup selibat para biarawan/wati, dll. Disiplin dapat dikompromikan, diubah, atau bahkan dihapus jika keadaan mengharuskan.
5. Devosi:
Praktek berdoa, meditasi, dan disiplin rohani, sesuai dengan restu Gereja. TIDAK INFALIBLE. Termasuk di dalamnya adalah devosi2 kepada Maria (e.g. rosario, novena), devosi jumat pertama utk menghormati Hati Kudus Yesus, devosi Sabtu Pertama utk Hati Kudus Maria, Liturgy jalan salib, dll. Tidak mengikat umat, boleh dilakukan jika dapat mendukung pertumbuhan iman, boleh ditolak jika menjadi batu sandungan.

Quote
Permintaan maaf tsb kok malah jadi membingungkan saya, ya ? :D. Tidakkah "tindakan/aksi Paus meminta maaf" itu sendiri melanggar aturan2 Gereja ? Please CMIIW.
Meminta maaf atas penyelewengan, penyalahan gunaan, korupsi, dsb.. bukan meminta maaf atas indulgensi..
Meminta maaf melanggar aturan apa mas oda? bukankah itu artinya menjalankan hukum kasih?
Ilustrasinya begini:
Jika saya mempunya anak, dan anak saya bandelin anak tetangga, saya mempunyai hak dan kewajiban untuk menyampaikan permintaan maaf saya kepada tetangga atas perbuatan anak saya..
Apakah itu salah? IMHO itu adalah ciri bapa yang bertanggung jawab, dan mengasihi anaknya
mungkin jarang ditemukan bapa seperti beliau, yang ada lepas tangan dan menyalahkan anaknya (individunya)
 
Quote
Link2 lain yg dmikael kasih, tadi saya sempet baca tapi nggak semua - karena disitu lebih berisi peristiwa2 SebabAkibat SETELAH momentum awal Luther beraksi ...:D. anyway makasih banyak atas usaha dmikael utk menjelaskannya. Segera saya siap utk membacanya pelan2 saya akan membacanya dan kalo ada yg saya gak ngerti nanti saya tanya ke kamu yaaa... (sekarang otak saya udah mao pecah soalnya --- kebanyakan input, pak...) .... hehehe :D.
Iya mas saya mengerti banget.. banyak sekali memang.. sabar2 yah mas oda  :peace:
Karena kekayaan iman Katolik inilah saya jatuh cinta dan semakin memperkaya iman saya



Salam Damai Kristus
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: Husada on September 06, 2013, 10:22:16 AM
Husada,

Jangan kuatir, seperti pada post sebelumnya ... kan saya menyatakan saya tidak akan bisa "berdiri" di pihak Luther dan tidak akan bisa "berdiri" di pihak GK saat itu. Hal ini karena sejarah itu cuma berupa fakta2 namun "KENAPA"nya sudah amat sulit diketahui.

Ibarat saya menulis surat ke teman akrab saya mr.X : "brengsek kamu, dasar pembohong .. bilang dateng, tau2nya gak dateng".

1000 tahun kemudian surat tsb di jaga rapih sebagai fakta sejarah --- akan bisa menjadi berbeda dimengertikan oleh tiap2 manusia. Kalimat "dasar pembohong" bisa di interpretasikan : "tuh buktinya odading sendiri bilang mr.X itu pembohong" ---> padahal apa yang saya maksudkan pada tulisan tsb adalah hanya berlaku saat itu yang merupakan sebuah pernyataan kekesalan saya, dimana tidak sertamerta artinya mr.X itu adalah pembohong.

Saya tau, pada hubungan ke kisah2 sejarah - itu tidak sesimpel seperti ilustrasi saya diatas ... namun tetep, terbuka kemungkinan itu selalu ada - apalagi apabila datangnya dari masing2 pihak yg bertikai :).

Warung saya di board nonK nggak laku, karena sepertinya memang orang2 lebih seneng menggunakan what's already past ketimbang what/how to do now  :shrug: :D

:)
salam.
Betul O Dad.

Sampai setinggi mana tingkat kebenaran fakta-fakta yang disajikan itu, mengingat hanya diberikan oleh katakanlah satu pihak, sementara dari pihak satunya lagi tidak menyajikan fakta, maka saya pikir, paling tidak, untuk sementara, fakta itulah yang dipakai. Sangat membesarkan hati, fakta-fakta yang disajikan memuat catatan kaki yang semoga dapat ditelusuri kepada sumber datanya.

Dalam pikiran saya, seharusnya, informasi terkait diekskomunikasikannya Martin Luther, idealnya ada dimiliki oleh teman-teman penganut Protestan. Sebab, mereka mempunyai ketertarikan untuk menelusuri asal muasal kelompoknya. Sangat mungkin, mereka memiliki catatan-catatan untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi di masa penjatuhan ekskomunikasi ke Luther itu, sehingga muncul kelompok baru yang dikomadani oleh Luther.

Namun, di lain sisi, ada kemungkinan seperti yang diperagakan partisipan forum ini, mengemukakan pointers tanpa latar apa-apa, kemudian menyatakan itu sebagai pembelotan pihak pengekskomunikasi dari Alkitab (perintah Tuhan). Kalau itu yang terjadi, dan karena itu maka merasa tidak perlu disajikan di trit ini, saya pikir, paling sedikit ada dua kemungkinan penyebabnya, antara lain:
1) Bahwa informasi tentang ekskomunikasi yang dijatuhkan kepada Martin Luther, hanya dituturkan secara lisan dari generasi ke generasi berikutnya sampai sekarang ini, sehingga tidak dimiliki literatur yang dapat disajikan;
2) Bahwa informasi tentang ekskomunikasi yang dijatuhkan kepada Martin Luther, sudah sesuai seperti yang telah disajikan, sehingga tidak perlu dibantah atau disanggah.

O Dad, dalam hal ini, yang ingin saya tanyakan ialah apakah fakta/data yang ada di tas belum cukup O Dad jadikan sebagai dasar pertimbangan untuk memihak kepada pihak pemberi ekskomunikasi atau kepada pihak yang menerima penjatuhan ekskomunikasi?

Damai, damai, damai.
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: cadangdata on September 06, 2013, 12:13:59 PM
Betul O Dad.

Sampai setinggi mana tingkat kebenaran fakta-fakta yang disajikan itu, mengingat hanya diberikan oleh katakanlah satu pihak, sementara dari pihak satunya lagi tidak menyajikan fakta, maka saya pikir, paling tidak, untuk sementara, fakta itulah yang dipakai. Sangat membesarkan hati, fakta-fakta yang disajikan memuat catatan kaki yang semoga dapat ditelusuri kepada sumber datanya.

Dalam pikiran saya, seharusnya, informasi terkait diekskomunikasikannya Martin Luther, idealnya ada dimiliki oleh teman-teman penganut Protestan. Sebab, mereka mempunyai ketertarikan untuk menelusuri asal muasal kelompoknya. Sangat mungkin, mereka memiliki catatan-catatan untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi di masa penjatuhan ekskomunikasi ke Luther itu, sehingga muncul kelompok baru yang dikomadani oleh Luther.

Namun, di lain sisi, ada kemungkinan seperti yang diperagakan partisipan forum ini, mengemukakan pointers tanpa latar apa-apa, kemudian menyatakan itu sebagai pembelotan pihak pengekskomunikasi dari Alkitab (perintah Tuhan). Kalau itu yang terjadi, dan karena itu maka merasa tidak perlu disajikan di trit ini, saya pikir, paling sedikit ada dua kemungkinan penyebabnya, antara lain:
1) Bahwa informasi tentang ekskomunikasi yang dijatuhkan kepada Martin Luther, hanya dituturkan secara lisan dari generasi ke generasi berikutnya sampai sekarang ini, sehingga tidak dimiliki literatur yang dapat disajikan;
2) Bahwa informasi tentang ekskomunikasi yang dijatuhkan kepada Martin Luther, sudah sesuai seperti yang telah disajikan, sehingga tidak perlu dibantah atau disanggah.

O Dad, dalam hal ini, yang ingin saya tanyakan ialah apakah fakta/data yang ada di tas belum cukup O Dad jadikan sebagai dasar pertimbangan untuk memihak kepada pihak pemberi ekskomunikasi atau kepada pihak yang menerima penjatuhan ekskomunikasi?

Damai, damai, damai.

maap mas husaa..

saya memilih untuk tidak memihak kepada siapa-siapa, justru karena alasan-alasan di atas..
sehingga saya memilih untuk menerimanya sebagai sebuah kenyataan sejarah dan politik, bahwa ex Romo Martin Luther telah tidak menjadi anggota institusi Roma Khatolik lagi, titik.

Seperti halnya ketika Yesus juga di-"ekskomunikasi" oleh para ahli taurat-nya juga kan? hehehe...
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: Husada on September 06, 2013, 01:27:52 PM
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu, Dang.
maap mas husaa..
Lhoh, kenapa minta maaf, Dang? Itu bukan kesalahan, kan? Kita insan-insan merdeka. Sepanjang segala sesuatu kita sikapi dengan latar pikir yang paling pas menurut kita, yah... ra po-po.
Quote
saya memilih untuk tidak memihak kepada siapa-siapa, justru karena alasan-alasan di atas..
sehingga saya memilih untuk menerimanya sebagai sebuah kenyataan sejarah dan politik, bahwa ex Romo Martin Luther telah tidak menjadi anggota institusi Roma Khatolik lagi, titik.
Hmmm... kalo itu disamakan dengan pemilihan umum, berarti Cadangdata memilih tidak memilih? Merdeka saja, sih. Tapi kalo saya, saya akan memilih yang paling sedikit keburukannya (tentu saja saya timbang berdasar segala sesuatu yang saya ketahui).
Quote
Seperti halnya ketika Yesus juga di-"ekskomunikasi" oleh para ahli taurat-nya juga kan? hehehe...
Saya kira, itu dilakukan oleh mereka (Ahli Taurat) karena mereka tidak bisa menerima 'Mesias'-nya adalah anak tukang kayu, dan mereka tidak rela kalau kehilangan penghormatan-penghormatan yang mereka terima sebelum Jesus Kristus datang. Artinya, yaaa... tetap karena egoisme. Padahal, kalau dipikir dengan tenang, saya pikir, mata batin Ahli Taurat-pun bisa mengetahui dan merasakan kemesiasan Jesus Kristus.

Damai, damai, damai.
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: odading on September 07, 2013, 02:57:29 AM
@dmikael, husada dan salt,

maap, saya jadiin satu aja ya, biar nggak kebanyakan nomor post-nya :D.

@dmikael,
makasih banyak tentang info 5D  :afro:
Sungguh ini membuat saya tau dari yg sebelomnya tidak tau.

Saya mau nge-test diri saya, apakah masukan ttg 5D dari dmikael itu ketangkep ama saya :


Please CMIIW :).

salt bertanya :
Mengapa Paius minta maaf jadi bikin bingung?

dmikael bertanya :
Meminta maaf melanggar aturan apa mas oda? bukankah itu artinya menjalankan hukum kasih?

odading menjawab :
karena tadinya saya kirain point-B itu = Dogma :D.

Namun, apabila semisal hasil "test" dirsen saya = "lulus", saya masih timbul pertanyaan, gpp yah dmikael ... :)

Quote
Jika saya mempunya anak, dan anak saya bandelin anak tetangga, saya mempunyai hak dan kewajiban untuk menyampaikan permintaan maaf saya kepada tetangga atas perbuatan anak saya..
Saya rubah sedikit ya ilustrasinya dmikael .... yg saya ubah : permintaan maaf itu datangnya dari anak dari anak dari anak dmikael :D.

Pertanyaannya :
Apakah selama kurun waktu s/d sebelum terucapnya sebuah permintaan maaf itu, memang dipendapati oleh pihak Gereja : "tidak ada yang perlu diminta maafkan" ? atau begimana yah ? Please CMIIW.

husada bertanya :
O Dad, dalam hal ini, yang ingin saya tanyakan ialah apakah fakta/data yang ada di tas belum cukup O Dad jadikan sebagai dasar pertimbangan untuk memihak kepada pihak pemberi ekskomunikasi atau kepada pihak yang menerima penjatuhan ekskomunikasi?
Masukan2nya sudah cukup banyak, husada (ampe kepala mao pecah rasanya... :D).

Sayangnya saya nggak bisa memihak ke siapa2, husada :).
Saya "menerima" masing2 mempunyai alasan2nya tersendiri yg logis.

Alasan Gereja perlu dana sehingga ada transaksi keuangan pada Indulgensi = sah sah saja menurut saya.

Alasan Luther protes/mengkritik juga sah sah aja menurut saya.

Namun (imo) baik dari Alasan Gereja maupun Alasan Luther, keduanya menuai rentetan SebabAkibat. Dari Gereja, akibatnya terbuka kemungkinan jadi disalah gunakan yg ternyata memang ada yang menyalah gunakan (korupsi) ---> sehingga menimbulkan protes Luther ---> dan dari Luther (protesnya tsb), akibatnya terbuka kemungkinan jadi disalah gunakan yg ternyata memang ada yang menyalah gunakan.

So, yang ada sekarang hanyalah tinggal "seandainya ...".
Seandainya Gereja tidak melibatkan transaksi keuangan pada Indulgensi, belon tentu Luther protes ..... seandainya Luther mao recant, belon tentu ada Protestant ..... belon tentu Paus meminta maaf, belon tentu Alkitab jadi bisa/boleh dibaca oleh lebih banyak orang, belon tentu ada banyak denominasi, dan belontentu belontentu laennya ... hehehe :D.

Anyway, dengan mendapat input dari kedua belah pihak (bukan cuma liat pelemnya aja yg tentu cenderung ke versi satu pihak) ini membuat saya jadi jelas, mengerti (walo gak sempurna) dan nggak mudah utk tadah-tuduh sembarangan sanasini ...  :ballspin:  :D.

Terimakasih buat dmikael atas masukan2 yg menjelaskan,
terimakasih buat semuanya juga.

:)
salam
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: cadangdata on September 07, 2013, 11:05:51 AM
Hmmm... kalo itu disamakan dengan pemilihan umum, berarti Cadangdata memilih tidak memilih? Merdeka saja, sih. Tapi kalo saya, saya akan memilih yang paling sedikit keburukannya (tentu saja saya timbang berdasar segala sesuatu yang saya ketahui).

Mmmm...
saya memilih kok mas...
tapi karena hidup kita ini bukan HITAM/PUTIH,
maka tentu, kita tidak bisa langsung men-stigma, bahwa YANG TIDAK KITA PILIH adalah pasti HITAM, dan yg kita pilih adalah PUTIH..

dan karena urusannya dengan Hubungan Intim dan Privat serta transendental, yang jauh melampaui rasio dan emosi belaka,
maka pemilihan-nya pun saya landaskan pada rasa kedamaian, kenyamanan, dan suasana kebatinan dimana saya merasa paling nyaman dan damai di dalamnya...

dan sudah jauh melampaui sekedar berdasarkan cukilan ayat-ayat yang memastikan saya bakal pasti diangkut ke surga doang..
alias... ber-iman secara amat rasional, transaksional, dan materialistis... ehehe...
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: odading on September 07, 2013, 11:15:03 AM
dan karena urusannya dengan Hubungan Intim dan Privat serta transendental, yang jauh melampaui rasio dan emosi belaka,
maka pemilihan-nya pun saya landaskan pada rasa kedamaian, kenyamanan, dan suasana kebatinan dimana saya merasa paling nyaman dan damai di dalamnya...
  :deal:  :afro:  :deal:
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: Husada on September 12, 2013, 04:25:15 PM
Puji Jesus, telah memberikan kebijaksanaan kepada Odading, yang mampu melihat sampai sejauh itu.

Ingin menyampaikan, bahwa protes yang dilontarkan ke Gereja, saya pikir, Luther bukan yang pertama. Tetapi, yang memprotes secara terbuka, sampai memakukan tesis (protes)-nya di tembok gedung, ya Lutherlah pelopornya.

Jika mengajukan protes, tentu akan ada komunikasi. Bila komunikasi itu berlangsung dan terjadi kesepahaman, maka tidak terjadi ekskomunikasi. Bila komunikasi mampet, dan tidak terjadi kesepahaman, maka terjadilah ekskomunikasi. Saya kira, memang begitulah, bahwa Gereja dengan otoritasnya sudah mengkomunikasikannya kepada Luther, tetapi Luther merasa bahwa protesnyalah yang benar, maka tidak ada titik temu, bahkan Luther memakukan tesis (protes)-nya di tembok. Kenyataan yang terjadi sekarang ini, memang surat pengakuan dosa tidak lagi melibatkan uang, bahkan seseorang yang melakukan pengakuan doa, tidak melibatkan kertas atau catatan lagi. Seperti yang bisa dilihat di beberapa felem, si pengaku dosa datang ke pastor, mereka berhadap-hadapan tetapi dibatasi kasa atau jeruji, terjadilah pengakuan dosa. Setelah itu, tidak ada lagi transaksi lain, antara si pengaku dosa dan pastor.

Damai, damai, damai.
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: 4L3X on September 16, 2013, 06:57:57 PM
Izin ikutan nimbrung rekan-rekan.

Saya hanya ingin menanggapi tulisan berikut:


 Nah sekarang saya tertarik dengan yg bold. Benak saya bertanya-tanya :

Adalah BENAR, sah, layak dan memang Gereja yg tidak akan berubah karena tidak mungkin salah, baik di perubahan jaman ataupun peristiwa sejarah ---> nah saya nggak mengerti KENAPA pembakaran heretics oleh Gereja - nggak pernah terdengar lagi ya di jaman sekarang ?

Luther yg sudah dinyatakan Gereja sebagai a sinner, heretic, manusia sesat - penuh dosa dan amat sangat berdosa (mortal sin ?) ... saat itu tentu telah berada di bawah kondemnasi Gereja utk dibakar di tiang kan ya ? Please CMIIW.

Saya OOT sambil lalu saja tentang hal ini - namun kalo dmikael berpikir ini bukan OOT sambil lalu, kasih tau saya aja... biar nanti saya bikin threadnya tersendiri :).

Makasih sekali lagi atas masukan2 dmikael.

:)
salam.

Yang perlu dipahami di sini adalah bahwa Gereja tidak pernah membakar heretics. Lembaga Inkuisisi Gereja sampai sekarang masih ada, yang dikenal dengan nama Congregation for the Doctrine of the Faith/Kongregasi bagi Doktrin Iman/Congregatio pro Doctrina Fidei (CDF). Tugasnya dari dulu hingga sekarang pada dasarnya sama, yaitu memajukan dan menjaga doktrin iman dan moral di seluruh dunia Katolik. Lembaga ini tidak menjatuhkan penghukuman sebagaimana yang sering digambarkan dalam setiap diskusi inkuisisi. Lembaga ini hanya terbatas kepada menyatakan seseorang telah bersalah melanggar ajaran iman dan moral Gereja Katolik. Penghukumannya lebih lanjut (utamanya dalam kaitan kisah inkuisisi) diserahkan kepada negara/pihak penguasa sekuler. Sehingga dapat dikatakan, bentuk hukuman yang diterima oleh mereka yang telah dinyatakan bersalah melanggar iman dan moral Gereja Katolik, akan sangat beragam tergantung kepada pihak penguasa sekuler, tidak semuanya harus dibakar (coba baca mengenai Galileo Galilei, yang hanya dihukum sebagai tahanan rumah oleh penguasa sekuler saat itu).
Berkaitan dengan Luther, maka dapat diduga bahwa penjatuhan hukuman dari pihak negara/penguasa sekuler saat itu tidak dilakukan karena Luther telah berhasil menggalang dukungan dari penguasa sekuler yang ada saat itu untuk bersama-sama menghadapi Gereja (dalam hal ini Kuria Roma).

Ini pendapat pribadi saya yang mungkin saja salah.
Title: Re: Luther dan ekskomunikasinya
Post by: odading on September 16, 2013, 10:43:36 PM
@ 4L3X ,

Supaya gak OOT, saya ijin membawa post 4L3X ke thread saya di board nonK yah .... http://forumimankristen.com/index.php/topic,1613.msg52598.html#msg52598

Saya membalas post 4L3X, disana.
Mudah2an 4L3X sempet mampir ke warung saya disana :D.

Terimakasih atas respond 4L3X.

:)
salam.