Forim Iman Kristen
FIK Cafe => Cinta dan Keluarga => Topic started by: Lily on November 21, 2013, 09:59:19 AM
-
Bohong: Jangan Atau Perlu?
Waktu kecil, kita diajari agar tidak berbohong. Tentunya ini hal yang baik karena berbohong itu menurut ajaran agama mana pun adalah salah satu dari dosa. Tapi perhatiin nggak? Semakin besar, kita semakin punya standar ganda untuk hal bohong dan jujur ini. Mengapa? Karena kadang bohong itu menyelamatkan kita dari keributan yang mungkin melukai fisik kita. Kita belajar bahwa bohong itu kadang perlu, dan mulailah kita menemukan istilah “White Lie”.
Bohong putih. Bohong yang dimaklumi orang. Bohong yang perlu.
Ketika terjun ke lingkaran sosial, white lie semakin sering diucapkan. Datang terlambat ke meeting, kita bisa bilang, “Maaf ya gila nih Jakarta macet banget,” tanpa perasaan bersalah. Padahal jam berangkatnya aja udah 15 menit sebelum meeting dimulai, sementara lokasi meeting harus ditempuh selama 30 menit. Kita bilang begitu dengan asumsi si penyelenggara meeting ini mengerti dan memaklumi alasan kita.
Sialnya, biasanya ya harus maklum, karena jika kitalah penyelenggara meetingnya dan kita marah jika ada yang terlambat, maka kita akan dituding “nggak pengertian” karena “Jakarta itu tak bisa ditebak lalu lintasnya”.
Nah lo, sekarang malah pihak yang “benar” jadi harus memaklumi pihak yang “salah”. Dunia sudah terbalik, dan semua karena bohong dibolehkan.
Karena white lie ini pun, orang jadi punya kapabilitas menatap mata lawan bicaranya saat berbohong. Biasanya orang yang berbohong itu paling nggak bisa menatap lawan bicaranya, tapi sejak adanya white lie, justru saat melontarkan kebohongan itu bisa menatap lawan bicara dalam-dalam. Kayak gini contohnya:
Rina bertanya pada Beni: “Ben, aku gemuk gak?”
Beni memperhatikan tubuh Rina yang sebenarnya makin bengkak sejak jarang ngegym setahun belakangan ini. Lalu ia menatap Rina dalam-dalam dan berkata:
“Enggak kok. Perasaan kamu aja.”
Rina cemberut. Sebenarnya dia sadar kalau gemuk, tapi dia ingin Beni “jujur”. Jujur yang dimaksud Rina di sini adalah “puji aku dong, lagi gak pede nih.” Beni melakukannya dengan sangat baik. Rina ingin dipuji sekali lagi karena dia sebenarnya tahu Beni “berbohong”.
“Ah kamu mah tukang bohong. Orang aku gendut begini.”
Jika Beni terkekeh lalu bilang, “Iya deng ternyata gendut.” Maka bisa dipastikan Beni akan mendapat silent treatment dari Rina selama… mungkin sebulan, tergantung semarah apa dia jadinya. Karena Beni tahu resiko ini, maka dia memeluk Rina, menatap matanya dalam-dalam sambil berkata:
“Kamu nggak gendut. Kamu itu yang tercantik buat aku. Ngerti?”
Lalu Rina pun tersenyum melihat tatapan Beni yang jika diartikan kira-kira berbunyi “please percaya dong sama aku, aku tuh bohong begini karena aku gak mau kamu sakit hati. Aku bohong begini karena aku sayang kamu.”
See how white lie works there?
Batas antara bohong reguler dengan bohong kelas ‘putih’ ini juga semakin memburam di mana pun kita berada. Tak ingin menyakiti hati orang menjadi sumber utamanya. Saat kakak atau adik kita mau meminjam uang, alih-alih berkata “Sori lagi gak punya,” kita bilang, “ Nanti diusahakan ya.” Bukan karena kita gak mau mereka sakit hati sih biasanya, tapi lebih ke menghindari ‘ditegur’ orangtua gara-gara dianggap ‘pelit’ sama saudara sendiri. Hayo ngaku, sering begini kan?
Di setiap lingkaran pertemanan juga selalu ada satu orang yang selalu memaksakan kehendak. Familiar nggak dengan ini:
“Kita ketemuan ya wiken ini. Bener loh, ketemuan ya?”
“Wah sori tapi kayaknya gue gak bisa deh.”
“Ah sombong banget lo sekarang. Masa ketemuan sejam aja gak bisa sih, udah lama tau kita gak ketemuan. Gue tuh kangen pengen ngobrol nih. Ayo dong, bentar doang kok. Si Ami aja ikutan, si Jeni juga ikut. Masa lo gak ikut? Bentar aja yah? Demi anak-anak deh kalo enggak demi gue…”
Sampai sini biasanya rasanya pengen banget sumpel mulutnya pake granat. Tapi tentunya karena kepemilikan granat itu illegal bagi warga sipil dan benar-benar melakukannya adalah gila, maka yang keluar dari mulut kita adalah…
“Iya iya, nanti gue usahain yah.”
Pada wiken yang ditentukan, kita masih goler-goleran di tempat tidur jam 11.30 siang saat menerima BBM dari yang bersangkutan, berbunyi:
“Hey kita udah di PIM nih, nanti langsung aja ya ke kafe A. Kita tunggu di sana.”
Lalu dengan santai, tanpa merasa bersalah, kita membalas BBM itu dengan:
“Oke, ini mau berangkat kok.”
Tanpa niat berangkat sama sekali, tentunya.
Lalu kita mandi, berdandan dan pergi ke Senayan City yang lumayan jauh dari PIM, untuk bertemu dengan teman-teman kita yang lain. Sekitar jam 2 siang, kita kirim BBM ke teman kita yang sejak tadi BBMnya selalu gak kita baca. Begini pesan yang kita kirimkan:
“Eh bo, sori banget ini mobil gw mendadak mogok. Lagi diderek ke bengkel :( Kayanya gak akan ngejar nih kalo maksain ke sana… sori banget ya, salam buat yang lain.”
Kenapa kita nggak bilang aja alasan yang sejujurnya yaitu: “Aduh sori gue ga mau nongkrong sama lo hari Minggu besok soalnya gue udah janjian sama temen-temen gue yang lebih asik dari lo.”
Karena kita gak mau menyakiti perasaan teman kita yang pun tak mau mengerti bahwa “Waduh sori kayaknya gue gak bisa” itu adalah penolakan halus yang sudah kita utarakan sejak awal?
Apakah ini termasuk white lie? Ataukah ini termasuk bohong kelas ‘reguler’ yang bisa dicatat sebagai dosa?
Bingung kaaan? Hihihihihi!
Saya juga semakin bingung. Untuk itu, saya sudahi saja deh tulisan ini dengan berpesan satu hal. Sebaiknya, sebelum menjawab sesuatu dengan jujur yang kadang bisa disalahartikan sebagai ‘kasar’, tanya dulu ke si penanya:
“Kamu mau saya jawab jujur, atau sopan?”
Minimal dengan begitu dia punya waktu sepersekian detik untuk menyiapkan mental mendengar jawaban jujur Anda, dan Anda pun (mungkin) nggak dosa-dosa amat jika berbohong karena sejak awal sudah memberitahu bahwa ada kemungkinan Anda berbohong.
Setuju nggak? Jawab yang sopan ya, nggak perlu jujur-jujur amat kalo sama saya.
http://kolom.kompas.com/miund/detail.php?category=1&&thema=life&&id=10015
teman-teman,
White Lies alias Bohong Putih atau Bohong demi kebaikan, boleh atau tidak, lebih jauh lagi dosa atau tidak yah?
apakah ada dasar alkitabiah nya?
saya sendiri susah untuk mentolerir orang yang berbohong, walau demi alasan untuk kesopanan / kebaikan kedua belah pihak
minta pendapat teman2 donk :think:
-
teman-teman,
White Lies alias Bohong Putih atau Bohong demi kebaikan, boleh atau tidak, lebih jauh lagi dosa atau tidak yah?
apakah ada dasar alkitabiah nya?
saya sendiri susah untuk mentolerir orang yang berbohong, walau demi alasan untuk kesopanan / kebaikan kedua belah pihak
minta pendapat teman2 donk
Kebohongan entah itu putih, hitam, abu-abu, atau bahkan merah, tetap saja kebohongan.
Saya termasuk yang tidak suka dibohongi, dan tidak suka dan tidak bisa berbohong.
Tetapi, nah ini sangat penting.
Tidak semua perasaan, pikiran, ataupun uneg-uneg perlu dikeluarkan.
Ada kalanya ungkapan 'silence is gold' ada benarnya.
Katakan apa yang perlu dikatakan, jangan katakan apa yang tidak perlu.
Syalom
-
teman-teman,
White Lies alias Bohong Putih atau Bohong demi kebaikan, boleh atau tidak, lebih jauh lagi dosa atau tidak yah?
apakah ada dasar alkitabiah nya?
saya sendiri susah untuk mentolerir orang yang berbohong, walau demi alasan untuk kesopanan / kebaikan kedua belah pihak
minta pendapat teman2 donk :think:
Rina bertanya pada Beni: “Ben, aku gemuk gak?”
Cara jawab begini ... supaya ga bohong.
Jawab Beni kepada Rina (didalam hati) "iya kamu gemuk", (diucapkan) kamu yang tercantik kog bagi aku.
:D
Itu bukan pengalaman pribadi saya lho :giggle:
-
Cara jawab begini ... supaya ga bohong.
Jawab Beni kepada Rina (didalam hati) "iya kamu gemuk", (diucapkan) kamu yang tercantik kog bagi aku.
:D
Itu bukan pengalaman pribadi saya lho :giggle:
wkkk....kayaknya kalimat di atas adalah termasuk white lies :D
-
wkkk....kayaknya kalimat di atas adalah termasuk white lies :D
hahahahaaaa...
Itu kecurigaan yang berlebihan dari Mod Leon saja
:D
-
teman-teman,
White Lies alias Bohong Putih atau Bohong demi kebaikan, boleh atau tidak, lebih jauh lagi dosa atau tidak yah?
apakah ada dasar alkitabiah nya?
saya sendiri susah untuk mentolerir orang yang berbohong, walau demi alasan untuk kesopanan / kebaikan kedua belah pihak
minta pendapat teman2 donk :think:
bohong demi kebaikan dan kasih itu baik..
1kor13 : 7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
-
bohong demi kebaikan dan kasih itu baik..
1kor13 : 7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Waduhh ga setuju Mod Ond3
37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. (Mat 5:37 ITB)
:)
-
Waduhh ga setuju Mod Ond3
37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. (Mat 5:37 ITB)
:)
ga setuju sama ayatnya atau sama saya bro?
kalau ga setuju sama saya, trus apa maksud menutupi segala sesuatu itu?
mungkin kita lihat konteksnya kali ya... di ajaran kita kan biasa mempararel ayat KS? :D
kalau demi kasih, maka harus berbohong itu saya yakin 100% ga berdosa..
contoh kasus..
kita menutupi keberadaan seseorang yang bisa saja terancam keselamatan jiwanya..
saya sebenrnya tau, tapi saya tidak akan mengatakannya "ya", karena saya tidak mau berakibat buruk bagi orang tsb..
atau, saya tau tentang sesuatu.. namun jika saya katakan sesuatu itu, maka sesuatu itu akan berpotensi buruk bagi berbagai aspek kehidupan menggereja misalnya..
-
Kalau tahu ada 'permainan' aliran dana ke partai penguasa, anak penguasa terlibat, Dan diam saja demi 'stabilitas' negeri. Apakah termasuk 'white lies' ?
:D
-
Kalau tahu ada 'permainan' aliran dana ke partai penguasa, anak penguasa terlibat, Dan diam saja demi 'stabilitas' negeri. Apakah termasuk 'white lies' ?
:D
Ehmmm ....
Itu namanya "think smart"
:D
-
ga setuju sama ayatnya atau sama saya bro?
kalau ga setuju sama saya, trus apa maksud menutupi segala sesuatu itu?
mungkin kita lihat konteksnya kali ya... di ajaran kita kan biasa mempararel ayat KS? :D
kalau demi kasih, maka harus berbohong itu saya yakin 100% ga berdosa..
contoh kasus..
kita menutupi keberadaan seseorang yang bisa saja terancam keselamatan jiwanya..
saya sebenrnya tau, tapi saya tidak akan mengatakannya "ya", karena saya tidak mau berakibat buruk bagi orang tsb..
atau, saya tau tentang sesuatu.. namun jika saya katakan sesuatu itu, maka sesuatu itu akan berpotensi buruk bagi berbagai aspek kehidupan menggereja misalnya..
Yup kali ini setuju.
Bisa jadi berabe ya .....
:)
-
Ehmmm ....
Itu namanya "think smart"
:D
Maksudnya? ..... cari aman, kaleee.
He he he he he
:rofl:
-
Kalau tahu ada 'permainan' aliran dana ke partai penguasa, anak penguasa terlibat, Dan diam saja demi 'stabilitas' negeri. Apakah termasuk 'white lies' ?
:D
ahaha.. tidak, karena justru korupsi itu yang bikin berabe negri... :D
-
Nah, mungkin pernah ada yang nonton film yang kisahnya kira kira seperti ini:
Ada peristiwa pembunuhan, yang sangat rapi, tidak ada bukti dan saksi.
Si pembunuh mengisahkan peristiwa yang dilakukannya secara empat mata dengan pastor yang adalah ayah baptisnya. Peristiwa itu dilakukan bukan berupa pengakuan dosa, karena dilakukan bukan di bilik pengakuan dosa.
Sang pastor ketika ditanya oleh detective mengalami dilema, mengisahkan 'pengakuan' sang pembunuh, atau menyembunyikan kisahnya.
Seandainya sang pastor tidak mengisahkan, dengan tidak menjawab pertanyaan detective, apakah itu termasuk white lies?
Syalom
-
Nah, mungkin pernah ada yang nonton film yang kisahnya kira kira seperti ini:
Ada peristiwa pembunuhan, yang sangat rapi, tidak ada bukti dan saksi.
Si pembunuh mengisahkan peristiwa yang dilakukannya secara empat mata dengan pastor yang adalah ayah baptisnya. Peristiwa itu dilakukan bukan berupa pengakuan dosa, karena dilakukan bukan di bilik pengakuan dosa.
Sang pastor ketika ditanya oleh detective mengalami dilema, mengisahkan 'pengakuan' sang pembunuh, atau menyembunyikan kisahnya.
Seandainya sang pastor tidak mengisahkan, dengan tidak menjawab pertanyaan detective, apakah itu termasuk white lies?
Syalom
wahh... itu sangat kondisional.... butuh pendefinsian mutlak dulu mengenai kebenaran dan kejahatanan dan juga berbagai implikasinya...
-
Nah, mungkin pernah ada yang nonton film yang kisahnya kira kira seperti ini:
Ada peristiwa pembunuhan, yang sangat rapi, tidak ada bukti dan saksi.
Si pembunuh mengisahkan peristiwa yang dilakukannya secara empat mata dengan pastor yang adalah ayah baptisnya. Peristiwa itu dilakukan bukan berupa pengakuan dosa, karena dilakukan bukan di bilik pengakuan dosa.
Sang pastor ketika ditanya oleh detective mengalami dilema, mengisahkan 'pengakuan' sang pembunuh, atau menyembunyikan kisahnya.
Seandainya sang pastor tidak mengisahkan, dengan tidak menjawab pertanyaan detective, apakah itu termasuk white lies?
Syalom
Stau saya di film itu si pastor dg ksatria berkata:
'Apapun yg dcritain si pembunuh tidak dapat saya ceritakan krn dia bcerita kpd saya sbg jemaat kpd pastor'.
(Kl ga salah si detektif merekam pmbicaraan mreka tetapi rekamannya ilegal shg hanya tinggal bgantung pd ksaksian si pastor).
-
Stau saya di film itu si pastor dg ksatria berkata:
'Apapun yg dcritain si pembunuh tidak dapat saya ceritakan krn dia bcerita kpd saya sbg jemaat kpd pastor'.
(Kl ga salah si detektif merekam pmbicaraan mreka tetapi rekamannya ilegal shg hanya tinggal bgantung pd ksaksian si pastor).
Betul, seperti itu, tetapi saya tidak ingat mengenai rekamannya.
Nah, apakah itu termasuk white lies?
Kalau percakapan itu terjadi di bilik pengakuan dosa, maka tidak perlu diperdebatkan itu adalah percakapan pengakuan dosa yang harus dijaga kerahasiaannya oleh sang pastor hingga akhir. Tetapi kalau di ruang kerjanya?
Nah...
-
Betul, seperti itu, tetapi saya tidak ingat mengenai rekamannya.
Nah, apakah itu termasuk white lies?
Kalau percakapan itu terjadi di bilik pengakuan dosa, maka tidak perlu diperdebatkan itu adalah percakapan pengakuan dosa yang harus dijaga kerahasiaannya oleh sang pastor hingga akhir. Tetapi kalau di ruang kerjanya?
Nah...
pengakuan dosa, atau pemberian sakramen tobat tidak harus dibilik pengakuan dosa bro..
materi terpenting dari sakramen adalah si pengaku, pengakuan, dan tentu saja pastornya... saya pernah melakukan pengakuan dosa di salah satu ruangan pastoran. dan itu sah.
-
Betul, seperti itu, tetapi saya tidak ingat mengenai rekamannya.
Nah, apakah itu termasuk white lies?
Kalau percakapan itu terjadi di bilik pengakuan dosa, maka tidak perlu diperdebatkan itu adalah percakapan pengakuan dosa yang harus dijaga kerahasiaannya oleh sang pastor hingga akhir. Tetapi kalau di ruang kerjanya?
Nah...
maap nanya ... ini saya bingung
pastor ... ksatria ... detektif ... alat rekam
ini filmnya menceriterakan di jaman kapan :giggle:
-
pengakuan dosa, atau pemberian sakramen tobat tidak harus dibilik pengakuan dosa bro..
materi terpenting dari sakramen adalah si pengaku, pengakuan, dan tentu saja pastornya... saya pernah melakukan pengakuan dosa di salah satu ruangan pastoran. dan itu sah.
Setuju Mod
Forma dan materia ya :afro:
-
pengakuan dosa, atau pemberian sakramen tobat tidak harus dibilik pengakuan dosa bro..
materi terpenting dari sakramen adalah si pengaku, pengakuan, dan tentu saja pastornya... saya pernah melakukan pengakuan dosa di salah satu ruangan pastoran. dan itu sah.
Wah, thakyou om atas keterangannya.
Tapi, apa yang bisa membedakan antara sebuah obrolan biasa dan pengakuan dosa?
Mungkin bisa diperjelas, om.
Thanks
-
Wah, thakyou om atas keterangannya.
Tapi, apa yang bisa membedakan antara sebuah obrolan biasa dan pengakuan dosa?
Mungkin bisa diperjelas, om.
Thanks
Pertama, dalam karya penebusan-Nya, Allah selalu menggunakan sarana-sarana duniawi yang bisa kita cerap dan dekat dengan kita. Sarana yang sekaligus membawa rahmat utama ialah Yesus Kristus sendiri, yaitu Allah Putra yang menjelma menjadi manusia. Kehadiran Yesus Kristus itu menjadi tanda dari Allah yang memberikan pengampunan dan kesejahteraan rohani kepada kita (bdk KGK 1441).
Kehadiran dan pelayanan Yesus itu dilanjutkan Gereja. Yesus mempercayakan pelaksanaan kuasa pendamaian itu kepada jabatan apostolik (bdk 2 Kor 5:18; Yoh 20:21-23). Melalui pelayan apostolik itu, Allah sendiri menasihati dan memohon: “Berilah dirimu didamaikan dengan Allah” (2 Kor 5:20) (bdk KGK 1442).
Kedua, tentu adalah praktik yang salah jika Sakramen Pengakuan Dosa itu menjadi tindakan mekanis tanpa penghayatan. Gereja mengajarkan supaya sebelum mengakukan dosa, si pentobat memeriksa batin dan menyesali dosa-dosanya. Penyesalan ini harus mendapatkan tempat utama (bdk KGK 1451-1453). Dengan didasari penyesalan, pengakuan dosa menjadi ungkapan eksplisit atas penyesalan itu.
Tentu, dalam penyesalan selalu diandaikan adanya niat untuk bertobat. Artinya, berubah dari keadaan dosa yang digeluti menjadi keadaan rahmat. Niat ini perlu diungkapkan dalam bentuk konkret, yaitu menjauhi keadaan dosa dan hal-hal yang bisa membawa pada kejatuhan kembali. Ketulusan untuk bertobat dan kesungguhan tekad untuk berubah perlu ada ketika mengakukan dosa kepada imam. Penyesalan, pengakuan, dan penitensi adalah ungkapan pertobatan manusia dalam Roh (bdk KGK 1448). Inilah yang disebut materia Sakramen Pengakuan Dosa. Jika materia ini kemudian disatukan dengan pengampunan (forma sacramenti) yang diberikan imam, maka terjadilah Sakramen Pengakuan Dosa. Ketulusan dan kesungguhan niat itulah yang menjamin bahwa Sakramen Pengakuan Dosa bukan sekadar sarana untuk menenteramkan hati, tetapi benar-benar sarana pengampunan dosa.
Ketiga, manusia itu lemah sehingga bisa saja niat yang sudah dibuat itu dilanggar dengan jatuh lagi dalam dosa yang sama. Jika hal ini terjadi tanpa direncanakan, maka kejatuhan ini haruslah menjadi sarana pembelajaran untuk kebangkitan berikutnya. Kejatuhan dalam memanggul salib perlu diikuti dengan kebangkitan kembali. Tuhan mengerti dan akan menguatkan kita untuk mengalahkan dosa. Pertobatan Petrus menjadi sarana Tuhan untuk mengangkatnya menjadi pemimpin Gereja.
Apakah tujuan penitensi? Apakah boleh penitensi bukan dalam bentuk doa? Bagaimana kalau penitensi itu dirasa terlalu berat atau tidak mungkin dilakukan?
Fransiskus Ismanto Harianto, Surabaya
Pertama, kita sadar bahwa dosa-dosa kita menyebabkan kerusakan dan kerugian. Bukan hanya kerusakan dalam relasi kita dengan Allah, tetapi juga kerusakan dan kerugian sesama. Pengampunan dosa menghapuskan dosa, tetapi tidak mengatasi semua kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh dosa kita. Karena itu, penitensi tidak harus dalam rupa doa, tetapi sangat dianjurkan juga dalam rupa tindakan perbaikan. Misalnya, mengembalikan barang yang dicuri, memperbaiki nama baik yang difitnah, memberi silih untuk penghinaan, menghibur hati yang disusahkan, dan lain-lain (bdk KGK 1459).
Kedua, selain “luka-luka rohani” pada orang lain, perlu juga disadari bahwa dosa-dosa kita juga melemahkan diri kita sendiri. Setiap kali kita jatuh ke dalam dosa, daya tahan rohani kita menjadi lemah. Penitensi berguna juga untuk memperkuat kembali daya tahan rohani diri kita sendiri. Penitensi itu bagaikan makanan suplemen yang menguatkan daya tahan rohani kita agar mencapai kesehatan rohani yang penuh (KGK 1459).
Ketiga, penitensi harus memperhatikan keadaan pribadi peniten dan melayani kepentingan rohaninya. Tentu dibutuhkan sikap batin yang pertama-tama mau melakukan penitensi yang diberikan secara tulus sebagai ungkapan pertobatan kita. Jika kemudian, penitensi itu dirasa terlalu berat atau tidak bisa dilakukan, sebaiknya peniten membicarakan hal ini dengan imam yang bersangkutan. Imam itu bisa saja mengganti penitensinya (KGK 1460).
Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM - See more at: http://www.hidupkatolik.com/2013/01/15/pengakuan-dosa#sthash.WN0fWWCB.dpuf
dikutip dari http://www.hidupkatolik.com/2013/01/15/pengakuan-dosa
Yang di bold biru Om Salt
:)
-
Bentuk forma nya bagaimana yang bisa diterima kung?
Thanks sebelumnya
-
Bentuk forma nya bagaimana yang bisa diterima kung?
Thanks sebelumnya
Waduhhh ...
Mungkin Pastor Jenova yang bisa.
:whistle:
-
Waduhhh ...
Mungkin Pastor Jenova yang bisa.
:whistle:
He he he he, ya sudah, kita balik ke judul topik aja deh, daripada kena semprit, sekarang pelanggaran lalin mahal dendanya.
:D
-
Wah, thakyou om atas keterangannya.
Tapi, apa yang bisa membedakan antara sebuah obrolan biasa dan pengakuan dosa?
Mungkin bisa diperjelas, om.
Thanks
ada semacam tatacara/formatnya...
misalnya, ada berkat dari pastor di saat pertama.. lalu ada pengakuan akan dosa kita, kemudian pastor akan memberi nasihat dan denda dosa (penitensi).. kemudian ada pemberian absolusi (Pastor dalam persona Christy)
"Dalam nama Tuhan Yesus, saya mengampuni dosamu”,
kemudian Pastor memberkati, sambil kita membuat Tanda Salib.
selesai.. dan kita kemudian bayar denda dosa itu... :)
-
Nah kalau tanpa format seperti itu tentunya gak bisa dinamakan (sakramen) pengakuan dosa. Begitu kan om?
Thanks atas penjelasannya.
Syalom
-
Nah kalau tanpa format seperti itu tentunya gak bisa dinamakan (sakramen) pengakuan dosa. Begitu kan om?
Thanks atas penjelasannya.
Syalom
tanpa pengakuan, tentu tanpa absolusi.. sehingga namanya sudah pasti bukan sakramen pengakuan dosa lagi.. kan? :)
-
Kebohongan putih... seperti melati, ya? Ato putihnya itu seperti bendera Indonesia?
-
bohong putih hehe ...iya kalau casenya sperti memberitahukan kabar buruk pada orang sakit jantung gimana yah
-
Kalau tidak disampaikan bukan berarti 'lies' kan mod?
:D
-
Kebohongan entah itu putih, hitam, abu-abu, atau bahkan merah, tetap saja kebohongan.
Saya termasuk yang tidak suka dibohongi, dan tidak suka dan tidak bisa berbohong.
Tetapi, nah ini sangat penting.
Tidak semua perasaan, pikiran, ataupun uneg-uneg perlu dikeluarkan.
Ada kalanya ungkapan 'silence is gold' ada benarnya.
Katakan apa yang perlu dikatakan, jangan katakan apa yang tidak perlu.
Syalom
setuju, sy juga berpegang pada prinsip ini
yang di bold itu berlaku kalo tidak ditanya,
nah kalo ditanya, yaaa tetap pilih diam
yang terjadi nanti lawan bicara kita dianggap dilecehkan, atau.... menganggap kita gila :giggle:
-
Cara jawab begini ... supaya ga bohong.
Jawab Beni kepada Rina (didalam hati) "iya kamu gemuk", (diucapkan) kamu yang tercantik kog bagi aku.
:D
Itu bukan pengalaman pribadi saya lho :giggle:
hmmm, apa bukan termasuk berbohong di dalam hati, white lies yang diumpetin gitu
keliatannya ini jurus cari aman :giggle:
-
wkkk....kayaknya kalimat di atas adalah termasuk white lies :D
maksudnya sudah dipraktekan di rumah gitu yah :giggle:
-
Stau saya di film itu si pastor dg ksatria berkata:
'Apapun yg dcritain si pembunuh tidak dapat saya ceritakan krn dia bcerita kpd saya sbg jemaat kpd pastor'.
(Kl ga salah si detektif merekam pmbicaraan mreka tetapi rekamannya ilegal shg hanya tinggal bgantung pd ksaksian si pastor).
waduh, apa ini bukan termasuk membocorkan pengakuan, Pastornya keceplosan mengatakan tersangka adalah si pembunuh :'o
-
bohong demi kebaikan dan kasih itu baik..
1kor13 : 7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
ga setuju sama ayatnya atau sama saya bro?
kalau ga setuju sama saya, trus apa maksud menutupi segala sesuatu itu?
mungkin kita lihat konteksnya kali ya... di ajaran kita kan biasa mempararel ayat KS? :D
kalau demi kasih, maka harus berbohong itu saya yakin 100% ga berdosa..
contoh kasus..
kita menutupi keberadaan seseorang yang bisa saja terancam keselamatan jiwanya..
saya sebenrnya tau, tapi saya tidak akan mengatakannya "ya", karena saya tidak mau berakibat buruk bagi orang tsb..
atau, saya tau tentang sesuatu.. namun jika saya katakan sesuatu itu, maka sesuatu itu akan berpotensi buruk bagi berbagai aspek kehidupan menggereja misalnya..
mod Onde, definisi bohong itu gimana yah
mustinya kalo berbohong demi apapun, termasuk demi kasih, apakah masih bisa dibenarkan
dan saya rasa kasih dalam Kor itu konteksnya bukan menyuruh kita berbohong tapi konteksnya untuk menjelaskan bahwa kasih itu adalah salah satu dari buah2 Roh
nah apakah kebohongan itu termasuk buah Roh?
:think:
-
Kalau tidak disampaikan bukan berarti 'lies' kan mod?
:D
asal tidak ditanya, maka tidak ada yg perlu disampaikan :whistle:
-
Kalau tidak disampaikan bukan berarti 'lies' kan mod?
:D
setuju...tapi kalau ditanya bagaimana bro...diam saja atau menghindar atau ...terus terang :D
-
maksudnya sudah dipraktekan di rumah gitu yah :giggle:
wkkk...daripada masuk purgatory :D
-
wkkk...daripada masuk purgatory :D
maksudnya sudah dipraktekan di rumah gitu yah :giggle:
Don't judge the book from it's cover
:scold:
-
setuju...tapi kalau ditanya bagaimana bro...diam saja atau menghindar atau ...terus terang :D
Diam saja, menolak menjawab, tidak termasuk 'lies' kan, mod?
:grining:
-
Diam saja, menolak menjawab, tidak termasuk 'lies' kan, mod?
:grining:
nopeee....
it's call "think smart"
:whistle:
-
nopeee....
it's call "think smart"
:whistle:
Kalau sebagian orang bilang , diam saja berarti 'ya' atau 'mau' atau 'ngaku'.
Naaaah, gimana?
:D
-
Kalau dalam hubungan suami isteri seringkali yang terjadi bukan bohong demi kebaikan, tapi bohong demi ketentraman. Daripada ribut karena masalah kecil (apalagi masalah besar), ya sudah bohong saja... :)
-
Kalau dalam hubungan suami isteri seringkali yang terjadi bukan bohong demi kebaikan, tapi bohong demi ketentraman. Daripada ribut karena masalah kecil (apalagi masalah besar), ya sudah bohong saja... :)
Setuju Mod .....
Sebagai contoh .... gaji enggak usah diberikan istri 100%
Supaya kalo beli barang2 hobi, enggak usah minta2 istri.
Kan demi ketentraman :giggle: :whistle:
-
Setuju Mod .....
Sebagai contoh .... gaji enggak usah diberikan istri 100%
Supaya kalo beli barang2 hobi, enggak usah minta2 istri.
Kan demi ketentraman :giggle: :whistle:
curhat ni yee :rofl:
-
Setuju Mod .....
Sebagai contoh .... gaji enggak usah diberikan istri 100%
Supaya kalo beli barang2 hobi, enggak usah minta2 istri.
Kan demi ketentraman :giggle: :whistle:
Atau opsi lain:
Gaji diberikan semua 100% ke isteri, tapi penghasilan lain di luar gaji gak usah bilang-bilang isteri.
Yang penting rumah tangga tentram.
:rofl:
-
Atau opsi lain:
Gaji diberikan semua 100% ke isteri, tapi penghasilan lain di luar gaji gak usah bilang-bilang isteri.
Yang penting rumah tangga tentram.
:rofl:
Memang sih ... anggap saja seperti di negara2 barat.
Ada potongan pajak 30%.
Jadi yang diberikan istri 30% saja.
Yang 70% ditabung dan jangan sampai ketahuan istri
:giggle: :rofl:
curhat ni yee :rofl:
Suami nya di audit Sis ... siapa tahu pny tabungan non teknis sebesar 70% gaji
:giggle: :whistle:
-
Suami nya di audit Sis ... siapa tahu pny tabungan non teknis sebesar 70% gaji
:giggle: :whistle:
ooow KungPho kena audit mrs.Phooey yah
ceritain di sini donk gimana pengalaman nya :lol:
-
Naaaah, kebiasaan menyembunyikan penghasilan di luar gaji itulah yang menyebabkan banyak terjadinya kasus korupsi pada pejabat kita.
Gaji pokok 4 juta, tunjangan jabatan puluhan juta, belum uang transport, uang kunjungan dsb. Belum lagi ditambah dengan uang terima kasih dari pengusaha. Itu semua off budget dan tidak ada di rekening resmi. Istri gak tahu, tahunya suami udah punya istri di sembarang kota.
Jadiiiiii, terbukti bahwa yang namanya 'lies' entah black white atau gray, tetap merupakan celah pada dosa. Romo bilang tidak ada setengah jujur atau seperempat jujur, yang ada hanya jujur atau tidak jujur.
Maka, jujur harus dimulai dari diri sendiri, dalam segala hal.
Ada amen?
:D
-
Naaaah, kebiasaan menyembunyikan penghasilan di luar gaji itulah yang menyebabkan banyak terjadinya kasus korupsi pada pejabat kita.
Gaji pokok 4 juta, tunjangan jabatan puluhan juta, belum uang transport, uang kunjungan dsb. Belum lagi ditambah dengan uang terima kasih dari pengusaha. Itu semua off budget dan tidak ada di rekening resmi. Istri gak tahu, tahunya suami udah punya istri di sembarang kota.
Jadiiiiii, terbukti bahwa yang namanya 'lies' entah black white atau gray, tetap merupakan celah pada dosa. Romo bilang tidak ada setengah jujur atau seperempat jujur, yang ada hanya jujur atau tidak jujur.
Maka, jujur harus dimulai dari diri sendiri, dalam segala hal.
Ada amen?
:D
Kog kayak pak Brengos aja :giggle:
Ini pengalaman pribadi Bro Salt ya
:whistle:
-
Kog kayak pak Brengos aja :giggle:
Ini pengalaman pribadi Bro Salt ya
:whistle:
Yang jelas Bro Salt bukan Pak Brengos kan??
Soalnya agak "nggilani" (menakutkan, bhs jawa) kalau ada garam (=salt) kok brengosan... :grining:
-
Yang jelas Bro Salt bukan Pak Brengos kan??
Soalnya agak "nggilani" (menakutkan, bhs jawa) kalau ada garam (=salt) kok brengosan... :grining:
Keliatannya Bro Salt harus upload foto dulu ........
:P
-
Keliatannya Bro Salt harus upload foto dulu ........
:P
(https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR73K-vDfNSLy6LkFFe5pQDi_QV0Mx7iFQoqjR1vzrSYumTZZrZ_GHH-VTI)
Termasuk white lies atau ngga ya?
-
(https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR73K-vDfNSLy6LkFFe5pQDi_QV0Mx7iFQoqjR1vzrSYumTZZrZ_GHH-VTI)
Termasuk white lies atau ngga ya?
ternyata bukan pak Brengos :'o :'o :'o
-
wkkk...daripada masuk purgatory :D
:giggle:
Don't judge the book from it's cover
:scold:
Mod Leon, member di atas sudah mengepost kalimat yang sama di bbrp thread, mohon keadilan :dance:
-
:giggle:
Mod Leon, member di atas sudah mengepost kalimat yang sama di bbrp thread, mohon keadilan :dance:
Waduhhhh ..........
Semoga Mod Leon enggak online
:whistle:
-
teman-teman,
White Lies alias Bohong Putih atau Bohong demi kebaikan, boleh atau tidak
Kalo menurut saya sih, boleh boleh saja - tergantung sikon-nya, Lily :).
Rina bertanya pada Beni: “Ben, aku gemuk gak?”
Benny : iyah lu gemuk, kalo gak mau dibilang gemuk - jaga berat badan donk... yah, kecuali lu emang kepengen gemuk :D.
atau
Benny : kalo buat gue sih lu gemuk, tapi nggak tau juga deh kalo dr pov yg laen.
White Lies : kalo buat gue sih lu gak gemuk, tapi nggak tau juga deh kalo dr pov yg laen (padahal jelas2 si Rina itu sangat gemuk).
Jawab Beni kepada Rina (didalam hati) "iya kamu gemuk", (diucapkan) kamu yang tercantik kog bagi aku
= tidak berbohong .... tapi tulalit :D :lol: ditanya apa - jawabnya apa :giggle:
contoh kasus..
kita menutupi keberadaan seseorang yang bisa saja terancam keselamatan jiwanya..
Nah kalo situasinya simalakama gimana yah ? Pada asumsi si yg bertanya tau bhw diri kita mengetahui keberadaan org tsb dan kita disuruh "memimpin" utk nunjukin yg dia cari : kalo dikasih tau diri kita nggak dibacok, kalo nggak dikasih tau diri kita dan seluruh keluarga kita dibacok ? :'o
It always protects, always trusts, always hopes, always perseveres
kalau demi kasih, maka harus berbohong itu saya yakin 100% ga berdosa..
IMO, liat sikon ---> kalo "demi kasih" itu adl org yg kita kasihi dan sikon-nya ybs ini memang telah melakukan suatu hal yg merugikan orang laen, ya ini kan bukannya malah jadi nambah dosa ? udah berbohong, nambah lagi jadi kaki-tangan... hehehe :D.
Stau saya di film itu si pastor dg ksatria berkata:
'Apapun yg dcritain si pembunuh tidak dapat saya ceritakan krn dia bcerita kpd saya sbg jemaat kpd pastor'.
Kalo yg dimaksud itu felm "the confessor" (the good shepherd), bungkamnya si pastor (mengingat profesinya dia sbg seorang pastor yg menerima pengakuan dosa) = tidak berbohong.
It always protects, always trusts, always hopes, always perseveres
Pertanyaannya :
A. apakah bungkamnya si pastor itu utk memproteksi si pembunuh ?
B. ataukah memproteksi kredibilitas gereja ?
IMO, saya rasa yg B.... "Kasih" si pastor thdp gereja ---> = tidak berbohong (apalagi dikatakan dosa).
Kalo ibu bertanya : "dokter bilang ibu ini sakit jantung ya Nyil ?"
Unyil jawabnya mending gimana ya ? (jawaban dokter, sakit jantung).
Dijawab TIDAK = berbohong.
Dijawab YA, jantung ibu bisa loncat - mendadak mati (mending mendadak kaya .. :D)
lebih jauh lagi dosa atau tidak yah?
IMO, dosa.
Dan di Katolik, kayaknya ini yg masuk kategori Venial Sin (not mortal sin)
apakah ada dasar alkitabiah nya?
All wrongdoing is SIN, but there is a sin which is not mortal.
saya sendiri susah untuk mentolerir orang yang berbohong, walau demi alasan untuk kesopanan / kebaikan kedua belah pihak
Lily idem = odading... namun terus terang kalo kebetulan saya di sikon tertentu, kayaknya saya pasti berbohong. Maklum dah... manusia.... saya nggak mao dibohongin (black kek, white kek) - tapi ternyata saya pernah dan masih dibawah kemungkinan akan ngelakuin kebohongan (black kek, white kek) ... hehehe :D
:)
salam.
-
bohong demi kebaikan dan kasih itu baik..
1kor13 : 7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
OOm setuju banget
Tuhan Yesus memberkati
Han
-
Kalo menurut saya sih, boleh boleh saja - tergantung sikon-nya, Lily :).
Rina bertanya pada Beni: “Ben, aku gemuk gak?”
Benny : iyah lu gemuk, kalo gak mau dibilang gemuk - jaga berat badan donk... yah, kecuali lu emang kepengen gemuk :D.
atau
Benny : kalo buat gue sih lu gemuk, tapi nggak tau juga deh kalo dr pov yg laen.
White Lies : kalo buat gue sih lu gak gemuk, tapi nggak tau juga deh kalo dr pov yg laen (padahal jelas2 si Rina itu sangat gemuk).
= tidak berbohong .... tapi tulalit :D :lol: ditanya apa - jawabnya apa :giggle:
Nah kalo situasinya simalakama gimana yah ? Pada asumsi si yg bertanya tau bhw diri kita mengetahui keberadaan org tsb dan kita disuruh "memimpin" utk nunjukin yg dia cari : kalo dikasih tau diri kita nggak dibacok, kalo nggak dikasih tau diri kita dan seluruh keluarga kita dibacok ? :'o
It always protects, always trusts, always hopes, always perseveres
IMO, liat sikon ---> kalo "demi kasih" itu adl org yg kita kasihi dan sikon-nya ybs ini memang telah melakukan suatu hal yg merugikan orang laen, ya ini kan bukannya malah jadi nambah dosa ? udah berbohong, nambah lagi jadi kaki-tangan... hehehe :D.
Kalo yg dimaksud itu felm "the confessor" (the good shepherd), bungkamnya si pastor (mengingat profesinya dia sbg seorang pastor yg menerima pengakuan dosa) = tidak berbohong.
It always protects, always trusts, always hopes, always perseveres
Pertanyaannya :
A. apakah bungkamnya si pastor itu utk memproteksi si pembunuh ?
B. ataukah memproteksi kredibilitas gereja ?
IMO, saya rasa yg B.... "Kasih" si pastor thdp gereja ---> = tidak berbohong (apalagi dikatakan dosa).
Kalo ibu bertanya : "dokter bilang ibu ini sakit jantung ya Nyil ?"
Unyil jawabnya mending gimana ya ? (jawaban dokter, sakit jantung).
Dijawab TIDAK = berbohong.
Dijawab YA, jantung ibu bisa loncat - mendadak mati (mending mendadak kaya .. :D)
IMO, dosa.
Dan di Katolik, kayaknya ini yg masuk kategori Venial Sin (not mortal sin)
All wrongdoing is SIN, but there is a sin which is not mortal.
Lily idem = odading... namun terus terang kalo kebetulan saya di sikon tertentu, kayaknya saya pasti berbohong. Maklum dah... manusia.... saya nggak mao dibohongin (black kek, white kek) - tapi ternyata saya pernah dan masih dibawah kemungkinan akan ngelakuin kebohongan (black kek, white kek) ... hehehe :D
:)
salam.
Yaa ya ya..
Tapi Bro Oda intinya kan masih mentolelir "bohon non imortal sin" kan
:P
-
Kalo menurut saya sih, boleh boleh saja - tergantung sikon-nya, Lily :).
kalo tergantung sikon, seperti kisah Abraham-Sara ketika harus mengungsi ke Mesir karena bahaya kelaparan
Kej 12 : 10-13
Ketika kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan di negeri itu.
Pada waktu ia akan masuk ke Mesir, berkatalah ia kepada Sarai, isterinya: "Memang aku tahu, bahwa engkau adalah seorang perempuan yang cantik parasnya.
Apabila orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu isterinya. Jadi mereka akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup.
Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau."
Abraham benar juga loh, memang Sara itu adiknya lain ibu
Kej 20:12 Lagipula ia benar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi kemudian ia menjadi isteriku.
namun akibat dari opsi pengakuan di atas, menyebabkan kesalahan2 lain, yaitu Sara diambil istri oleh Firaun dan Abimelekh :
Kej 12:14-20
Sesudah Abram masuk ke Mesir, orang Mesir itu melihat, bahwa perempuan itu sangat cantik,
dan ketika punggawa-punggawa Firaun melihat Sarai, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun, sehingga perempuan itu dibawa ke istananya.
Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, karena ia mengingini perempuan itu, dan Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta.
Tetapi Tuhan menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi istananya, karena Sarai, isteri Abram itu.
Lalu Firaun memanggil Abram serta berkata: "Apakah yang kauperbuat ini terhadap aku? Mengapa tidak kauberitahukan, bahwa ia isterimu?
Mengapa engkau katakan: dia adikku, sehingga aku mengambilnya menjadi isteriku? Sekarang, inilah isterimu, ambillah dan pergilah!"
Lalu Firaun memerintahkan beberapa orang untuk mengantarkan Abram pergi, bersama-sama dengan isterinya dan segala kepunyaannya.
Kej 20:2-7
Oleh karena Abraham telah mengatakan tentang Sara, isterinya: "Dia saudaraku," maka Abimelekh, raja Gerar, menyuruh mengambil Sara.
Tetapi pada waktu malam Allah datang kepada Abimelekh dalam suatu mimpi serta berfirman kepadanya: "Engkau harus mati oleh karena perempuan yang telah kauambil itu; sebab ia sudah bersuami."
Adapun Abimelekh belum menghampiri Sara. Berkatalah ia: "Tuhan! Apakah Engkau membunuh bangsa yang tak bersalah?
Bukankah orang itu sendiri mengatakan kepadaku: Dia saudaraku? Dan perempuan itu sendiri telah mengatakan: Ia saudaraku. Jadi hal ini kulakukan dengan hati yang tulus dan dengan tangan yang suci."
Lalu berfirmanlah Allah kepadanya dalam mimpi: "Aku tahu juga, bahwa engkau telah melakukan hal itu dengan hati yang tulus, maka Akupun telah mencegah engkau untuk berbuat dosa terhadap Aku; sebab itu Aku tidak membiarkan engkau menjamah dia.
Jadi sekarang, kembalikanlah isteri orang itu, sebab dia seorang nabi; ia akan berdoa untuk engkau, maka engkau tetap hidup; tetapi jika engkau tidak mengembalikan dia, ketahuilah, engkau pasti mati, engkau dan semua orang yang bersama-sama dengan engkau."
lebih menarik lagi, jawaban Abraham ketika ditegur Abimelekh :
Kej 20:10-12
Lagi kata Abimelekh kepada Abraham: "Apakah maksudmu, maka engkau melakukan hal ini?"
Lalu Abraham berkata: "Aku berpikir: Takut akan Allah tidak ada di tempat ini; tentulah aku akan dibunuh karena isteriku.
Lagipula ia benar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi kemudian ia menjadi isteriku.
kadangkala mungkin yaah, ketakutan dari dalam diri kita sendiri dan kesoktauan kita menghakimi orang lain lah; yang membuat kita "terpaksa" berbohong atau merasa dikondisikan bohong [putih] adalah pilihan satu2nya :think:
yang lebih menarik lagi, Tuhan tidak menegor Abraham secara langsung, tapi menegor Firaun dan Abimelekh serta menjatuhkan tulah bagi rakyat Abimelekh
oke, moral cerita dari kisah di atas : jangan punya istri yang terlalu cantik, seperti Sara :giggle:
IMO, dosa.
Dan di Katolik, kayaknya ini yg masuk kategori Venial Sin (not mortal sin)
All wrongdoing is SIN, but there is a sin which is not mortal.
(http://www.cute-factor.com/images/smilies/onion/th_110_.gif)
Lily idem = odading... namun terus terang kalo kebetulan saya di sikon tertentu, kayaknya saya pasti berbohong. Maklum dah... manusia.... saya nggak mao dibohongin (black kek, white kek) - tapi ternyata saya pernah dan masih dibawah kemungkinan akan ngelakuin kebohongan (black kek, white kek) ... hehehe :D
:)
salam.
ibaratnya, jangan menginjak kalo nga mau diinjak
susah tapi bukan tidak mungkin, pasti merupakan pergumulan batin sepanjang hidup semua anak Allah
thanks Oda :)
-
ibaratnya, jangan menginjak kalo nga mau diinjak
sewaktu picnic ke kalimantan
tour leadaer memberi peringatan pada peserta pria
" jangan menginjak kalo engga mau mengawini"
entah benar atau tidak
Tuhan Yesus memberkati
Han
-
Naaaah, kebiasaan menyembunyikan penghasilan di luar gaji itulah yang menyebabkan banyak terjadinya kasus korupsi pada pejabat kita.
Gaji pokok 4 juta, tunjangan jabatan puluhan juta, belum uang transport, uang kunjungan dsb. Belum lagi ditambah dengan uang terima kasih dari pengusaha. Itu semua off budget dan tidak ada di rekening resmi. Istri gak tahu, tahunya suami udah punya istri di sembarang kota.
Jadiiiiii, terbukti bahwa yang namanya 'lies' entah black white atau gray, tetap merupakan celah pada dosa. Romo bilang tidak ada setengah jujur atau seperempat jujur, yang ada hanya jujur atau tidak jujur.
Maka, jujur harus dimulai dari diri sendiri, dalam segala hal.
Ada amen?
:D
bukan "lies" nya... tapi nilainya terletak pada alasan dan akibat dari "lies" itu sendiri... :D
-
bukan "lies" nya... tapi nilainya terletak pada alasan dan akibat dari "lies" itu sendiri... :D
lantas apakah kalau alasan dari lies nya itu demi "kebaikan" so liesnya tersebut menjadi tidak dosa bro?
salam :)
-
lantas apakah kalau alasan dari lies nya itu demi "kebaikan" so liesnya tersebut menjadi tidak dosa bro?
salam :)
IMHO tetap dosa....
:)
-
bukan "lies" nya... tapi nilainya terletak pada alasan dan akibat dari "lies" itu sendiri... :D
lantas apakah kalau alasan dari lies nya itu demi "kebaikan" so liesnya tersebut menjadi tidak dosa bro?
salam :)
IMHO tetap dosa....
:)
jadi kesimpulannya bagaimana :doh:
-
Kesimpulannya, entah dosa ringan atau dosa berat, yang namanya berbohong, entah putih entah hitam atau abu-abu, tetaplah dosa.
:D
-
Felix Culpa? :drool:
-
Felix Culpa? :drool:
Kalau Felix the cat saya tahu, om :
(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0f/Felix_the_cat.svg/200px-Felix_the_cat.svg.png)
:D
-
lantas apakah kalau alasan dari lies nya itu demi "kebaikan" so liesnya tersebut menjadi tidak dosa bro?
salam :)
iya bro... tapi diganti, asal demi kasih saja... jangan demi kebaikan..
saya mengacu pada definisi kasihnya Paulus..
1 Korintus 13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
bagi saya, white lies itu ada.. dan bukan dosa.. :D
-
Felix Culpa? :drool:
kalau baca felix culpa ini, saya jadi ingat saudara kita pak Yopi... :D
-
kalau baca felix culpa ini, saya jadi ingat saudara kita pak Yopi... :D
Iya nih...
Kemana Prof Yopi ....
Kog sekarang ga pernah muncul ..... :( :( :(
-
lantas apakah kalau alasan dari lies nya itu demi "kebaikan" so liesnya tersebut menjadi tidak dosa bro?
salam :)
Kalao bohongnya tidak menyebabkan orang lain "Celaka" atau "kena sanksi" atau "berakibat buruk" atau "menderita kerugian" maka bukanlah dosa
Tuhan Yesus memberkati
Han