Author Topic: upah dosa adalah maut dan keterkaitannya dgn Yesus  (Read 14971 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline jesuit_dm

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 177
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Gereja Orthodox Oriental , Shyria Antiokhia
Re: upah dosa adalah maut dan keterkaitannya dgn Yesus
« Reply #105 on: August 09, 2014, 05:36:03 AM »

Lanjutan Respon Buat Sdr Odading ..
:)
salam.

Jadi, setiap orang yang dapat melakukan semua tuntutan hukum taurat dengan sempurna, maka orang itu akan bangkit dan memperoleh Hidup Kekal, artinya adalah .. orang tersebut akan sama dengan Yesus, tetapi sebaliknya, setiap orang yang tidak merasa tidak mampu untuk melaksanakan semua tuntutan hukum taurat dengan sempurna, maka orang itu harus hidup dalam persekutuan dengan tubuh dan darah Yesus, agar orang itu dapat memperoleh Hidup yang Kekal.

Nah .. mengapa orang yang hidup dalam persekutuan dengan tubuh dan darah Yesus itu, dinyatakan Allah telah melaksanakan semua tuntutan hukum taurat ?? sebab Allah sendiri yang berfirman .. setiap orang yang percaya pada-Nya tidak akan binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal dan FT lain mengatakan .. jika kita hidup dengan Yesus, maka kita pun akan mati bersama dia, artinya adalah .. jika hidup dan mati kita ada dalam persekutuan dengan Yesus, maka kita juga akan bangkit dalam persekutuan dengan Yesus, untuk memperoleh Janji Allah, yaitu :"Hidup Kekal".

Sekarang timbul pertanyaan besar, yaitu .. mengapa orang2 yang telah percaya pada Yesus itu, tidak dapat bangkit setelah kematiannya, seperti yang dialami oleh Yesus ???

Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sangat besar dan sangat sulit untuk dijawab, sehingga tidak semua orang mampu untuk menjawabnya, pada hal .. jawaban atas pertanyaan ini adalah sangat sederhana, yaitu .. Alkitab mengatakan, bahwa tubuh kedagingan manusia tidak dapat masuk kedalam Kerajaan Allah, dimana nantinya manusia yang dapat masuk kedalam Kerajaan Allah itu, akan diberikan Allah "Tubuh Kemuliaan Baru", dan dengan tubuh kemuliaan baru itulah, maka manusia akan dapat memasuki kerajaan Allah tersebut.

Nah .. Yesus dapat bangkit langsung dari kuburnya, untuk menerima Janji Allah, yaitu .. Hidup Kekal, sebab Tubuh Yesus itu bukan berasal dari Daging atau bukan berasal dari kemauan seorang laki2 ataupun wanita, tetapi tubuh Yesus itu berasal dari Roh Allah yang menjadi manusia, itulah sebabnya Yesus itu dapat langsung bangkit dari kematian untuk memperoleh janji Allah, yaitu... hidup kekal, jadi Tubuh Yesus itu adalah tubuh kemuliaan baru, dimana dengan tubuh kemuliaan baru inilah atau tubuh yang seperti dimiliki oleh Yesus inilah, maka nantinya orang2 yang percaya itu akan dibangkitkan dan masuk dalam kerajaan Allah.

Jadi saudara ku, walaupun orang2 yang telah percaya itu, belum bangkit dari alam maut seperti yang dialami oleh Yesus, namun orang2 mati yang telah percaya pada Yesus itu, sebenarnya telah bangkit dan telah terpisah dari manusia2 yang tidak percaya, dimana setiap orang yang telah percaya pada Yesus, mereka semua telah dimasukan pada suatu tempat yang disebut "tempat penantian", menunggu hari Kebangkitan atau Akhir Jaman, sehingga pada akhir jaman nanti, setiap orang yang telah mati dalam Yesus itu, akan diberikan Tubuh Kemuliaan Baru, itulah sebabnya .. dalam beberapa kesempatan diskusi yang terpisah, tentang berdoa untuk orang yang sudah mati, saya menolak dengan keras perbuatan itu, sebab perbuatan itu adalah suatau perbuatan  yang sia-sia dan merupakan perbuatan yang menunjukan ketidak percayaan pada keselamatan yang telah dijanjikan Yesus pada setiap orang di masa hidupnya.

Nah .. dengan tubuh kemuliaan baru yang dimiliki oleh setiap orang percaya itu nantinya, akan menjadikan orang-orang percaya itu menjadi Tuhan-Tuhan yang kecil atau dengan kata lain, akan menjadikan orang2 percaya itu, hampir sama dengan Allah.

Sekarang, kita kembali kepada permasalahan hukum kasih yang telah kita tinggalkan sejenak, dimana Hukum Taurat itu adalah Inti dari pada Hukum Kasih, maksutnya adalah .. Hukum Kasih itu, dasarnya dalah Huku Taurat, tetapi sekalipun Hukum Taurat adalah dasar dari hukum Kasih, Hkum Kasih itu memiliki perbedaan dengan hukum taurat.

Hukum Taurat mengajarkan manusia, untuk melakukan sesuatu perbuatan, dimana atas ketaatan ataupun ketidak taatan manusia itu dalam melaksanakan perintah hukum taurat, maka manusia itu akan diberikan sanksi ataupun upah oleh Tuhan, yaitu Maut ataupun Hidup Kekal.

Hukum Taurat menuntut manusia supaya "Jangan Membunuh" (disini terkandung makna, bahwa kemungkinan ada dihati dan pikiran manusia itu untuk membunuh), sementara Hukum Kasih mengajarkan ... kasihilah sesama mu manusia ( disini terkandung makna, bahwa manusia itu telah hidup dalam lautan kasih, sehingga manusia yang telah hidup dalam lautan kasih itu, tidak memiliki niat lagi dihatinya  ataupun di  pemikirannya untuk melakukan pembunuhan ), jadi karena ada tuntutan untuk jangan membunuh, akibatnya karena tuntutan itu, maka manusia mengenal dosa, sebab pelanggaran terhadap tuntutan itu akan berakibat pada dosa, sebaliknya dalam Hukum kasih, manusia itu sudah tidak mengenal dosa lagi, sebab dalam hukum kasih, diajarkan untuk mengasihi sesama kita.

Mengapa dalam Hukum Kasih, manusia itu sudah tidak mengenal dosa lagi ?? sebab Hukum Kasih dasarnya adalah "Pengorbanan", sementara Hukum Taurat dasarnya adalah "Perbuatan ataupun Tuntutan", di Hukum Taurat, kita dituntut untuk berbuat sesuai tuntutan itu, tetapi dihukum kasih .. kita diajarkan untuk berkorban bagi sesama kita, Jadi .. jika Hukum Taurat adalah seperti pendidikan SD - SMU, maka Hukum Kasih adalah Lanjutan dari pada itu, yaitu .. S1-S3.

Artinya adalah .. Jika orang telah sampai pada pendidikan S1 - S3, sertifikat SD-SMU itu tidak bermanfaat lagi bagi orang tersebut, sebab orang itu telah menjadi seorang Sarjana, Master ataupun Doktor, Jadi ibarat sertifikat pendidikan, maka Hukum Kasih adalah Sertifikat pendidikan yang terakhir.

Jadi, walaupun Hukum Taurat dan Hukum Kasih adalah sama, tetapi dasar pijakan dari keduanya adalah berbeda, dimana Hukum Taurat dasarnya adalah Tuntutan Perbuatan, sementara Hukum Kasih dasarnya adalah Pengorbanan.

Itulah sebabnya saya katakan, bahwa setiap orang yang telah percaya pada Yesus, maka Hukum Taurat tidak lagi beraku atasnya, sebab orang yang percaya pada Yesus itu, telah hidup dalam Hukum Kasih, tetapi sebaliknya setiap orang yang tidak percaya pada Yesus, maka hukum taurat tetap akan berlaku bagi mereka sampai kesudahan jaman, supaya jika mereka dapat melaksanakan semua tuntutan hukum taurat, maka mereka dapat juga masuk kedalam surga, sebab mereka masih hidup dalam tuntutan perbuatan.

Itulah sebabnya saya katakan, bahwa Hukum Taurat itu tetap akan berlaku sampai kesudahan jaman, bagi mereka yang tidak percaya pada Yesus, sebab mereka tidak memiliki persekutuan dalam tubuh dan darah Yesus ( yang telah melaksanakan hukum taurat) , tetapi sebaliknya adalah setiap orang yang percaya pada Yesus, maka hukum taurat itu sudah tidak berguna lagi atau sudah tidak berlaku lagi bagi mereka, sebab mereka telah melaksanakan semua tuntutan hukum taurat bersama-sama dengan Yesus, sebab mereka telah hidup dan mati dalam persekutuan dengan tubuh dan darah Yesus.


Salam ..


Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: upah dosa adalah maut dan keterkaitannya dgn Yesus
« Reply #106 on: August 10, 2014, 01:23:23 PM »
Terimakasih buat jesuit yang sudah menyempatkan diri utk menjelaskan kepada saya secara panjang-lebar  :flower1:

Saudara ku, permasalahan hukum taurat ini, saya sependapat dengan anda, bahwa Hukum Taurat yang sebenarnya adalah ke-10 Perintah Allah, yang disarikan Yesus menjadi 2, yaitu : Kasih pada Allah dan Kasih pada Manusia.
Nah, agar mudahnya ... saya memberi tahu dulu ke jesuit bhw saya akan menggunakan kalimat "10P" sebagai pengganti kalimat "Hukum Taurat" ... dan "2P" sebagai pengganti kalimat "Hukum Kasih".

Nah .. sedikit saya mau menjelaskan perbedaan Hukum Taurat dengan Hukum Kasih, walaupun ke-dua Hukum ini memiliki "Inti" yang sama, namun "segi pandangnya berbeda", yaitu :
Ya... saya cenderung berpendapat demikian - namun proses cara pikir saya tidak blekplek sama dengan jesuit spt di quote sbb :

Quote
1). Hukum Taurat "menuntut" manusia untuk melakukan penerapan pelaksanaan dengan sempurna dan tanpa cacat, dimana ada Sanksi dan Upah disana, yaitu "Maut dan Hidup Kekal". Ilustrasi Tuntutan Pelaksanaan Hukum Taurat ( SD - SMU, merupakan dasar-dasar pendidikan, atau dengan kata lain, Hukum Taurat adalah Dasar Hukum Kasih ).
2). Hukum Kasih , "tidak lagi menuntut"  manusia untuk melakukan pelaksanaan semua tuntutan Hukum Taurat, sebab dalam Hukum Kasih, manusia itu sudah dianggab melaksanakan semua tuntutan Hukum Taurat dengan sempurna dan tanpa cacat. Ilustrasi Pelaksanaan Hukum Kasih ( Kuliah di Perguruan Tinggi, hinga Mencapai Tahapan S-3 ).

IMO, bunyi 10P dan 2P itu disampaikan berdasarkan sesuai sikon / state.
Sikon jaman baheula itu "belum dewasa" pabila dibandingkan sikon jaman sekarang.
Sikon pribadi seseorang semasa kanak2 itu "belum dewasa" pabila dibandingkan setelah ybs melewati masa remaja.

Namun secara esensi, menurut saya kandungan 10P maupun 2P itu SAMA ---> yakni Kasih + Law and Order.

Quote
Nah .. Jika kita lihat Proses perjalanan Hukum Taurat dan Hukum Kasih, maka dapat kita simpulkan, bahwa Allah itu sedang mengajarkan kepada manusia, tentang Hukum dan Tahapan2 yang harus dilalui manusia, supaya manusia itu dapat berkenan di hadapan Allah atau supaya manusia itu dapat masuk dalam kerajaan surga.
Bold, dengan saya sedikit ubah kalimatnya menjadi : "Proses perjalanan Hukum Taurat KE Hukum Kasih" ---> Ya.... itu-lah yang saya maksudkan.

10P ke 2P itu adalah proses dari keseluruhan.
10P di pov si penerima "keras" - 2P di pov si penerima "tidak keras" (lembut).
Namun dari pov si pemberi, kandungan 10P dan 2P itu sendiri tidak pernah berbeda --->Kasih + Law and Order

Secara kurun MASA (bukan pribadi sso) "belum dewasa" dan "sudah dewasa",
di pov si penerima yg hidup di MASA tsb, 10P itu "keras" - dan karena MASA itu sendiri "belum dewasa" maka si penerima yg hidup di MASA tsb itupun memperlakukan 10P secara keras, tidak/belum mempunyai pengertian kandungan Kasih didalam 10P itu sendiri - melainkan yang diliat oleh si penerima lebih berfokus ke Law and Order.

Ini setara, pabila ditinjau secara umur dari pribadi sso.
Di MASA kini, MASA yang "sudah dewasa" --- masih ada ortu yg menerapkan hukum "keras" yang otomatis di pov anak2 sbg penerima, hukum ini anak pandang "keras" karena si anak itu sendiri belon dewasa - tidak/belum mempunyai pengertian kandungan Kasih didalam hukum yg diterapkan ortunya. Akibatnya ya membuka posibilitas si anak itu sendiri (semasa kanak2nya) secara "keras" memperlakukan hukum tsb ataupun sebaliknya si anak itu sendiri selalu berada didalam ketakutan.

Dan ini pelan2 mulai berubah diketika umur anak menginjak dewasa (s/d sudah dewasa) - seiring dengan perubahan penerapan hukum "keras" ke hukum "lembut" dari sang ortu. Pelan2 si anak mulai mengerti bhw yg dulu semasa kanak2nya dia pikir "keras" - namun sebetulnya didalamnya mengandung Kasih.

Mengenai memberikan hukum itu secara "keras" ataukah secara "lembut" ke si penerimanya, itu keputusan dari si pemberi hukum itu sendiri.

Quote
Pada Ajaran yang pertama, Allah melihat bahwa kejatuhan manusia kedalam dosa, telah membawa manusia itu kondisi yang tidak "beradab"
Pabila kata "tidak beradab" itu didalam pengertian : kasar, mudah membunuh, mudah menyakiti, mencuri hal biasa, free-sex wajar, dlsb maka (imo) ini didalam pengertian / asumsi GLOBAL... gak bisa diterapkan (diasumsikan) bhw SEMUA setiap person/pribadi orangnya setiap saat pasti selalu bertingkah orange. IMO, Orange itu karena MASA itu sendiri memang "belon dewasa", orang2 (dlm asumsi global) tidak/belum mempunyai pengetahuan mengenai hal tsb.

di MASA sekarang, saya tidak tau apakah MASA sekarang "sudah dewasa" ato belon ... namun saya pikir, mungkin MASA sekarang ini adalah MASA "menjelang remaja" ... dimana mungkin sudah ada orang yang tau bhw orange itu tidaklah baik, namun tidak sertamerta artinya bhw SEMUA setiap pribadi orangnya tiap saat pasti selalu tidak pernah bertingkah spt orange.

Quote
sehingga untuk merubah manusia itu, maka Allah menetapkan Peraturan dan Hukumnya yang kita kenal dengan Hukum Taurat
YA... secara MASA, 10P yang diterapkan.

Quote
untuk menurunkan Hukum dan Aturan Allah, supaya manusia itu dapat berubah dari "Ketidak Beradaban menuju Keberadaban yang sesuai kehendak Allah"
Ya, sependapat. Dimana pada bold saya meninjaunya baik secara MASA yg berjalan, maupun secara perjalanan umur pribadi seseorang.

Quote
Namun se-iring dengan perjalanan waktu, ternyata manusia itu tidak mampu untuk menerapkan Tuntutan Hukum Taurat tersebut
Karena mungkin MASA sekarang itu sendiri "belum dewasa" (lihat ungu) :).

Quote
sebelum Hukum Taurat itu ada, manusia yang melakukan pembunuhan terhadap sesamanya, tidak mengetahui bahwa membunuh itu adalah dosa, dan setelah adanya Hukum Taurat, aka akhirnya manusia itu mengenal dosa.
Pabila kalimat diatas pada asumsi GLOBAL, ya saya sependapat. Namun (imo) tidak bisa diterapkan dalam pengertian (diasumsikan) bhw SEMUA setiap pribadi orang-nya, tidak ada satupun yang mengetahui bhw membunuh itu adalah tidak baik sekalipun belon ada written 10P (lihat ijo) :).

bersambung.
« Last Edit: August 10, 2014, 01:30:00 PM by odading »

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: upah dosa adalah maut dan keterkaitannya dgn Yesus
« Reply #107 on: August 10, 2014, 01:26:25 PM »
Quote
Tetapi setelah Allah melihat bahwa manusia itu, ternyata tidak ada yang mampu untuk melakukan tuntutan Hukum Taurat dan bahkan Allah melihat, bahwa Hukum Taurat telah membawa manusia menjadi mengenal dosa, maka kemudian Allah Turun Kedunia dan menjadi manusia, untuk menggenabi semua tuntutan Hukum Taurat tersebut.
Saya mengerti kisah kronologi di keKristenan memang seperti demikian, Jesuit.

Namun karena kebetulan saya nonK, saya meng-allow diri saya utk mencoba melihat secara "dari luar".
Dari paparan2 saya diawal2 post ini, begitulah saya mengertikan secara "dari luar".
10P ke 2P adalah suatu rangkaian.
2P diberikan BUKAN karena "oh ... manusia bisa tidak selamat nih" ... karena 10P itu sendiri adalah tahap awal-nya AGAR manusia bisa selamat.

So, sekali lagi di pov saya, 10P ke 2P adalah rangkaian, satu kesatuan.... rencana.
Sejak 10P diberikan, itulah awal proses agar manusia bisa selamat.
BUKAN karena 10P "alamaak... ternyata hasilnya membawa bencana" - lalu diberikan 2P.

Disini saya nggak lagi bermaksud "mendebat" keKristenan, karena secara pov manusia - saya nyadar bhw manusia suka ama yang "wah" sehingga timbul kalimat2 misal seperti : "Allah menunjukan KasihNYA dengan menjadi manusia" ---> saya sendiri tidak cerewetin pengertian spt demikian, "it's beautiful" malah :).

Namun karena saya sendiri non-K, saya bisa "keluar" dari pengertian spt demikian dan hasilnya adalah :
bahkan sebelum Dia menjadi manusiapun, Allah telah menunjukan KasihNYA sejak awal --- BUKAN : Allah baru menunjukan Kasihnya diketika Dia menjadi manusia. 10P ke 2P adalah kesatuan rencana, bisa ditinjau secara ke MASA yg berjalan, bisa juga ditinjau secara ke perjalanan umur pribadi seseorang
Buat saya pribadi, pengertian secara non-K ini "it's more beautiful" .... :D.

Quote
Jadi saudara ku, kalau selama ini kita mengenal bahwa "Allah" adalah pemegang otoritas tertinggi, namum setelah kita mencapai tahapan pemahaman Theologia yang lebih dewasa, maka kita akan mengetahui .. bahwa sekalipun Allah adalah penyebab segala yang ada, tetapi Allah itu tunduk juga pada Hukum dan Ketentuan yang telah ditetapkan-Nya sendiri, disinilah Keadilan Allah yang luar biasa itu
Ya... saya sependapat.
Dan saya nonK :D.... dengan demikian ...

Quote
dan pemahaman terhadap hal ini, HANYA akan anda jumpai di Ajaran Kristen dan Yahudi
dengan demikian saya nggak sependapat ama quote diatas ini.... maap yah, jesuit ... hehehe :D.

Quote
sebab pada Ajaran selain Kristen dan Yahudi, maka Allah itu adalah pemegang "Otoritas" tertinggi, dimana Allah itu dapat dengan semena-mena merubah Hukum dan Ketetapan-Nya, jika Ia merasa bahwa Hukum dan Ketetapan-Nya itu "Merugikan" diri-Nya, artinya .. Allah diluar Kristen dan Yahudi, adalah Allah yang Otoriter.
saya juga kurang sependapat dengan kalimat diatas .... karena saya tau bhw didalam Kristen itu sendiri ada pihak yang menerapkan doktrin/dogma yang menuntun ke pendapat eksisnya "ke se-wenang2-an" Allah (baca : berdaulat/kedaulatan).

Quote
Nah .. setiap orang yang melanggar perintah Allah, maka orang tersebut akan masuk kedalam Kerajaan Maut dan Maut akan berkuasa atas orang tersebut, sebaliknya setiap orang yang melaksanakan semua perintah Allah ( hukum Taurat ) dengan sempurna dan tanpa cacat, maka orang tersebut akan memperoleh Hidup yang kekal atau akan keluar dari Kerajaan Maut.
inilah point yang saya tanyakan, Jesuit.

Sementara ayatnya sendiri bilang :
siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

Berasal dari mana itu ceritanya sampe2 dimengertikan bhw :
1. sso HARUS sempurna menjalankan 10P utk masuk kedalam Kerajaan Sorga ?
2. kalo salah satu dari 10P itu gagal, maka ybs tidak masuk kedalam Kerajaan Sorga ?

:)
salam.

Offline jesuit_dm

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 177
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Gereja Orthodox Oriental , Shyria Antiokhia
Re: upah dosa adalah maut dan keterkaitannya dgn Yesus
« Reply #108 on: August 12, 2014, 09:03:36 AM »
Dan saya nonK :D.... dengan demikian ...
 dengan demikian saya nggak sependapat ama quote diatas ini.... maap yah, jesuit ... hehehe :D.
 saya juga kurang sependapat dengan kalimat diatas .... karena saya tau bhw didalam Kristen itu sendiri ada pihak yang menerapkan doktrin/dogma yang menuntun ke pendapat eksisnya "ke se-wenang2-an" Allah (baca : berdaulat/kedaulatan).
 inilah point yang saya tanyakan, Jesuit.

Sementara ayatnya sendiri bilang :
siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

Berasal dari mana itu ceritanya sampe2 dimengertikan bhw :
1. sso HARUS sempurna menjalankan 10P utk masuk kedalam Kerajaan Sorga ?
2. kalo salah satu dari 10P itu gagal, maka ybs tidak masuk kedalam Kerajaan Sorga ?

:)
salam.

Saudara ku, untuk semua penjelasan dan pemahaman anda diatas, saya kira .. pemahaman kita tidaklah berbedah jauh, kalaupun ada perbedaan pemahaman, menurut saya dikarenakan tinjuan dari sudut pandang Kristen dan Non Kristen saja dan perbedaan itu tidaklah terlalu signifikan, namun dalam hal yang anda kutip diatas ini, yaitu :"Siapa yang meniadakan salah satu dari perintah Hukum Taurat ....Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah dari hukum taurat...", sehingga melahirkan ke-dua pertanyaan anda diatas, maka hal ini akan kita diskusikan lebih lanjut.

Saudara ku .. untuk memahami maksut dan tujuan dari kutipan anda diatas, maka marilah kita teliti FT tersebut secara seksama dan penuh kehati-hatian, sebab FT Tuhan yang anda kutip tersebut, jika "Tidak dipahami dengan Teliti dan penuh kehati-hatian", akan membawa kita pada ke-dua pertanyaan anda diatas, tetapi sebaliknya adalah ..Jika FT tersebut kita baca dengan hati-hati dan teliti, maka kita akan dibawa pada pemahaman yang "Sangat Berbeda" dan akan bermuara pada FT yang lain yang berbunyi .. Pelanggar Hukum Tidak dapat masuk kedalam Kerajaan Surga".

Nah .. Secara kasat mata, FT yang anda kutip ..Siapa yang meniadakan salah satu dari perintah Hukum Taurat, maka Ia akan menduduki tempat yang terendah di dalam Kerajaan Surga..Jika kita tidak teliti membacanya, maka seakan-akan FT ini, mengajarkan kepada kita, bahwa jika seseorang melanggar satu perintah Hukum Taurat, maka ia akan mendapat tempat terendah di Kerajaan Surga atau dengan kata lain adalah .. Jika seseorang melanggar satu saja perintah Hukum Taurat dari Semua perintah Hukum Taurat yang ada, maka orang itu masih dapat masuk kedalam Kerajaan Surga, walaupun posisinya orang tersebut berada pada tempat yang terendah di Kerajaan Surga.

Saudara ku, Pemahaman ini adalah "Sangat Keliru", sebab FT itu disana, tidak berkata demikian .. tetapi FT itu disana berkata .. "MENIADAKAN", artinya .. Menghilangkan atau Menghapuskan, sehingga karena perkataan yang digunakan disana adalah "Meniadakan atau menghapuskan atau menghilangkan", maka perkataan ini tidak memiliki hubungan dengan "Pemahaman tentang pelaksanaan dari hukum taurat itu", maksutnya adalah .. FT itu disini, tidak berbicara tentang tuntutan pelaksanaan dari Hukum Taurat yang terkecil, sehingga FT itu dapat juga dituliskan kira-kira demikian .. Siapa yang sengaja menghapuskan atau menghilangkan salah satu dari perintah Hukum Taurat, maka ia akan mendapatkan tempat terendah didalam Kerajaan Surga.

Nah .. bandingkan dengan kalimat selanjutnya ..Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah dari hukum taurat .. dimana kedua kalimat tersebut ( pertama dan kedua ), jika kita pahami dengan benar, ternyata memiliki perbedaan makna yang sangat jauh ( bagaikan bumi dan langit ), sebab pada Kalimat pertama .. FT itu tidak berbicara tentang Pelaksanaan dari Hukum Taurat, tetapi berbicara tentang penghapusan ataupun penghilangan dari Perintah Hukum Taurat, sementara Kalimat kedua berbicara tentang .. Pelaksanaan dari semua perintah Hukum Taurat.

Nah .. Seperti janji Allah, setiap orang yang dapat melaksanakan perintah Allah, maka Ia akan memperoleh Hidup Kekal, dimana dalam Janji ini, timbul pertanyaan anda, yaitu .. Apakah Harus semua perintah Allah itu, harus dilaksanakan, barulah orang itu dapat masuk kedalam Kerajaan Surga ??

Jadi saudara ku, berdasarkan Kutipan terhadap FT diatas ..siapa yang mengajarkan dan melakukan SEGALA perintah Hukum Taurat, maka ia akan menduduki tempat yang tinggi dalam Kerajaan Surga, artinya dari FT yang anda kutip diatas, maka supaya orang tersebut dapat masuk kedalam Kerajaan Surga, orang itu "HARUS" melaksanakan "SEMUA" Perintah Hukum Taurat, tanpa cacat ( seperti perkataan yang anda kutip diatas ).

Kalau demikian adanya, maka akan timbul pertanyaan baru bagi anda, yaitu .. Apa hubungan kalimat pertama dengan Kalimat Kedua pada FT yang anda kutip diatas, jika kalimat pertama tidak berbicara tentang pelaksanaan hukum taurat ??

Begini saudara ku .. FT itu, dimaksutkan bagi setiap orang Kristen pada saat ini, dan merupakan suatu "Nubuatan" yang akan terjadi di kemudian hari, bahwa akan banyak orang-orang kristen  yang akan keliru dalam memahami Hukum Taurat, sehingga setiap orang yang percaya pada Yesus dan yang sudah pasti masuk kedalam Kerajaan Surga, tetapi orang tersebut mengajarkan .. Bahwa Kedatangan Tuhan Yesus menjadi Manusia, telah menghapuskan Hukum Taurat, maka berlaku Nubuatan ini, yaitu .. "orang tersebut akan memperoleh tempat terendah didalam Kerajaan Surga, sebab orang itu telah mengajarkan pengajaran yang Keliru".

Jadi saudara ku .. Setiap orang agar dapat masuk kedalam Kerajaan Surga,  .. Seperti yang dikatakan oleh FT diatas, maka intinya adalah .. ornag tersebut HARUS dapat melaksanakan SEMUA Perintah Hukum Taurat dengan sempurna, makna pelaksanaan Hukum Taurat dengan sempurna dan tanpa cacat ini, terkandung dari penekanan dalam FT itu sendiri yang berkata .. "SEMUA atau SEGALA, artinya adalah Tanpa Cacat atau Sempurna"



Salam ...

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: upah dosa adalah maut dan keterkaitannya dgn Yesus
« Reply #109 on: August 12, 2014, 05:31:17 PM »
Saudara ku, Pemahaman ini adalah "Sangat Keliru", sebab FT itu disana, tidak berkata demikian .. tetapi FT itu disana berkata .. "MENIADAKAN", artinya .. Menghilangkan atau Menghapuskan, sehingga karena perkataan yang digunakan disana adalah "Meniadakan atau menghapuskan atau menghilangkan", maka perkataan ini tidak memiliki hubungan dengan "Pemahaman tentang pelaksanaan dari hukum taurat itu"
Mari kita baca lagi bareng2 ayatnya yah Jesuit ... :).

siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

sekarang saya "pecah" kalimat2nya berdasarkan apa yg saya tangkep :

1. siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil
2. DAN mengajarkannya demikian kepada orang lain
3. ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga


4. tetapi siapa yang melakukan
5. DAN mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat
6. ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga


Q : pada point-1, dari mana kita bisa tau bhw ybs itu meniadakan salah satu perintah hukum Taurat ?
A : dari tidak dijalankannya yg salah satu tsb oleh ybs

IMO, Point-1 sejajar dengan point-4, Jesuit
demikian pula, point-2 sejajar dengan point-5.
Point-1 berdiri sendiri ... point-2 berdiri sendiri
Demikian pula point-4 berdiri sendiri ... point-5 berdiri sendiri

Quote
FT itu tidak berbicara tentang Pelaksanaan dari Hukum Taurat, tetapi berbicara tentang penghapusan ataupun penghilangan dari Perintah Hukum Taurat, sementara Kalimat kedua berbicara tentang .. Pelaksanaan dari semua perintah Hukum Taurat.

New International Version
1. anyone who sets aside one of the least of these commands
2. AND teaches others accordingly


New Living Translation
1. So if you ignore the least commandment
2. AND teach others to do the same


King James Bible
1. Whosoever therefore shall break one of these least commandments,
2. AND shall teach men so


New American Standard Bible
1. Whoever then annuls one of the least of these commandments,
2. AND teaches others TO DO the same


Quote
Jadi saudara ku, berdasarkan Kutipan terhadap FT diatas ..siapa yang mengajarkan dan melakukan SEGALA perintah Hukum Taurat, maka ia akan menduduki tempat yang tinggi dalam Kerajaan Surga

Q : bagaimana dengan orang yang
  • 1. break one of these least commandments
  • 2. AND shall teach men so ?

A : he shall be called the least in the kingdom of heaven

Quote
Kalau demikian adanya, maka akan timbul pertanyaan baru bagi anda, yaitu .. Apa hubungan kalimat pertama dengan Kalimat Kedua pada FT yang anda kutip diatas, jika kalimat pertama tidak berbicara tentang pelaksanaan hukum taurat ??

Begini saudara ku .. FT itu, dimaksutkan bagi setiap orang Kristen pada saat ini
rada bingung juga saya disini ... apakah maksud Jesuit, saat Yesus berkata-kata demikian - kalimat2 tsb Yesus tidak maksudkan bagi para pendengarnya saat itu ? Please CMIIW.

Quote
merupakan suatu "Nubuatan" yang akan terjadi di kemudian hari, bahwa akan banyak orang-orang kristen  yang akan keliru dalam memahami Hukum Taurat, sehingga setiap orang yang percaya pada Yesus dan yang sudah pasti masuk kedalam Kerajaan Surga, tetapi orang tersebut mengajarkan .. Bahwa Kedatangan Tuhan Yesus menjadi Manusia, telah menghapuskan Hukum Taurat, maka berlaku Nubuatan ini, yaitu .. "orang tersebut akan memperoleh tempat terendah didalam Kerajaan Surga, sebab orang itu telah mengajarkan pengajaran yang Keliru".
Begini Jesuit, point-1 diatas itu fokusnya adalah : the least of commandments (sekalipun yg paling kecil) .... sedangkan bold tsb fokusnya adalah SEMUA commandments.

Disamping itu, seperti yg udah smpt saya kasih tau duluan ... kita kan disini lagi berpedoman Hukum Taurat yg 10P .... sedangkan kalimat bold di quote atas, ada didalam pengertian Taurat yg isinya ada sunat, najis, korban penghapus dosa, dlsb beserta sangsi2 duniawi/jasmani-nya.

makanya pertanyaan saya di post sebelumnya menggunakan kata 10P :
Quote
Berasal dari mana itu ceritanya sampe2 dimengertikan bhw :
1. sso HARUS sempurna menjalankan 10P utk masuk kedalam Kerajaan Sorga ?
2. kalo salah satu dari 10P itu gagal, maka ybs tidak masuk kedalam Kerajaan Sorga ?

Makasih atas masukan2 pendapat Jesuit.

:)
salam.
« Last Edit: August 12, 2014, 05:35:47 PM by odading »

Offline jesuit_dm

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 177
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Gereja Orthodox Oriental , Shyria Antiokhia
Re: upah dosa adalah maut dan keterkaitannya dgn Yesus
« Reply #110 on: August 14, 2014, 09:07:48 PM »
Mari kita baca lagi bareng2 ayatnya yah Jesuit ... :).

siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

sekarang saya "pecah" kalimat2nya berdasarkan apa yg saya tangkep :

1. siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil
2. DAN mengajarkannya demikian kepada orang lain
3. ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga


4. tetapi siapa yang melakukan
5. DAN mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat
6. ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga


Q : pada point-1, dari mana kita bisa tau bhw ybs itu meniadakan salah satu perintah hukum Taurat ?
A : dari tidak dijalankannya yg salah satu tsb oleh ybs

IMO, Point-1 sejajar dengan point-4, Jesuit
demikian pula, point-2 sejajar dengan point-5.
Point-1 berdiri sendiri ... point-2 berdiri sendiri
Demikian pula point-4 berdiri sendiri ... point-5 berdiri sendiri

New International Version
1. anyone who sets aside one of the least of these commands
2. AND teaches others accordingly


New Living Translation
1. So if you ignore the least commandment
2. AND teach others to do the same


King James Bible
1. Whosoever therefore shall break one of these least commandments,
2. AND shall teach men so


New American Standard Bible
1. Whoever then annuls one of the least of these commandments,
2. AND teaches others TO DO the same

 
Q : bagaimana dengan orang yang
  • 1. break one of these least commandments
  • 2. AND shall teach men so ?

A : he shall be called the least in the kingdom of heaven
 rada bingung juga saya disini ... apakah maksud Jesuit, saat Yesus berkata-kata demikian - kalimat2 tsb Yesus tidak maksudkan bagi para pendengarnya saat itu ? Please CMIIW.
 Begini Jesuit, point-1 diatas itu fokusnya adalah : the least of commandments (sekalipun yg paling kecil) .... sedangkan bold tsb fokusnya adalah SEMUA commandments.

Disamping itu, seperti yg udah smpt saya kasih tau duluan ... kita kan disini lagi berpedoman Hukum Taurat yg 10P .... sedangkan kalimat bold di quote atas, ada didalam pengertian Taurat yg isinya ada sunat, najis, korban penghapus dosa, dlsb beserta sangsi2 duniawi/jasmani-nya.

makanya pertanyaan saya di post sebelumnya menggunakan kata 10P :
Makasih atas masukan2 pendapat Jesuit.

:)
salam.

Nah .. begini saudara ku, supaya anda dapat memahami lebih sederhana adalah :"Silahkan bedah point yang kedua, disana dikatakan .. siapa yang melakukan dan mengajarkan SEGALA Perintah-Perintah Hukum Taurat... Nah, jika kita ikuti FT ini, maka tidak ada satupun manusia yang dapat melaksanakan SEMUA perintah Hukum Taurat, Kecuali Yesus.

Jadi, kembali kepada point pertama diatas, maka makna dari "Meniadakan" disana, tidak dapat diterjemahkan menjadi "tuntutan pelaksanaan dari Hukum Taurat", melainkan "Harus" diterjemahkan menjadi "Menghapuskan ataupun menghilangkan" butiran-butiran dari perintah Hukum Taurat, sebab .. Jika kita terjemahkan permasalahan tersebut menjadi, pelaksanaan dari perintah Hukum Taurat, maka point yang kedua .. tidak memiliki tujuan apapun, sebab tidak ada seorangpun yang mampu untuk melaksanakan semua tuntutan hukum taurat, kecuali Yesus.

Nah .. mengapa FT  tentang hukum taurat ini dinyatakan ?? sebab pada masa itu dan masa sekarang, manusia berfikir bahwa Yesus datang untuk menghapuskan atau meniadakan atau membatalkan hukum taurat, karena itulah FT katakan .. siapapun yang meniadakan ataupun menghapuskan ataupun menghilangkan bagian yang terkecil dari Hukum Taurat, maka Ia akan mendapat tempat terendah di Surga --> Jadi point pertama dari FT itu, jika kita bandingkan dengan Point yang Kedua, maka semua kalimat tersebut, TIDAK  BERBICARA tentang "Pelaksanaan Perintah Hukum Taurat", tetapi berbicara tentang adanya pemikiran manusia pada masa itu dan masa kini, bahwa Kedatangan Yesus adalah untuk menghapuskan atau membatalkan atau meniadakan Hukum Taurat.

Jadi sederhananya begini .. FT itu dapat juga dituliskan kira-kira demikian .. Jangan Semua dari Perintah Hukum Taurat, salah satu saja dari perintah itu kamu hapuskan dan kemudian kamu ajarkan (sisa dari yang tidak dihapus ), maka kamu akan  memperoleh tempat yang terendah dalam Kerajaan Surga.

Salam ..

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: upah dosa adalah maut dan keterkaitannya dgn Yesus
« Reply #111 on: September 01, 2014, 06:10:33 PM »
Nah .. begini saudara ku, supaya anda dapat memahami lebih sederhana adalah :"Silahkan bedah point yang kedua, disana dikatakan .. siapa yang melakukan dan mengajarkan SEGALA Perintah-Perintah Hukum Taurat... Nah, jika kita ikuti FT ini, maka tidak ada satupun manusia yang dapat melaksanakan SEMUA perintah Hukum Taurat, Kecuali Yesus.
Lalu buat apa Yesus ngomong kalimat "kosong", jes ?

So, kepanjangannya dari yang Yesus katakan itu sbb :
siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; TETAPI siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.... TETAPI maap yah sodara-sodara .... itu cuma Diri saya aja loh yg bisa melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, so tempat yang tinggi didalam Kerajaan Sorga ya cuma didudukin oleh saya - kalian2 semua duduk ditempat yang paling rendah didalam Kerajaan Sorga

begitu kan maksud jesuit ?


Quote
Jadi, kembali kepada point pertama diatas, maka makna dari "Meniadakan" disana, tidak dapat diterjemahkan menjadi "tuntutan pelaksanaan dari Hukum Taurat", melainkan "Harus" diterjemahkan menjadi "Menghapuskan ataupun menghilangkan" butiran-butiran dari perintah Hukum Taurat, sebab .. Jika kita terjemahkan permasalahan tersebut menjadi, pelaksanaan dari perintah Hukum Taurat, maka point yang kedua .. tidak memiliki tujuan apapun, sebab tidak ada seorangpun yang mampu untuk melaksanakan semua tuntutan hukum taurat, kecuali Yesus.
anyway, artinya kan cuma penggalan kalimat 1-2-3 aja kan yg artinya berlaku secara pov jesuit ?

1. siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil
2. DAN mengajarkannya demikian kepada orang lain
3. ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga'


Q : Siapa orang-nya ?
A : Paulus
Q : kok kenapa Paulus ?
A : karena Paulus meniadakan perintah sunat yg trdpt didalam Taurat.
Q : jadi Paulus menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga ?
A : Ya iya-laaah....

:D.


Quote
Jadi point pertama dari FT itu, jika kita bandingkan dengan Point yang Kedua, maka semua kalimat tersebut, TIDAK  BERBICARA tentang "Pelaksanaan Perintah Hukum Taurat",
Baiklah, sekarang saya ngikutin pendapat jesuit bhw itu bukan ttg pelaksanaan Taurat, melainkan peniadaan butir Taurat .... dengan demikian....


Quote
tetapi berbicara tentang adanya pemikiran manusia pada masa itu dan masa kini, bahwa Kedatangan Yesus adalah untuk menghapuskan atau membatalkan atau meniadakan Hukum Taurat.
dengan demikian rasanya cukup jelas deh, bhw di 1-2-3 itu Yesus nggak lagi ngomongin "pemikiran" yg artinya masih cuma didalam benak dimana tidak ada aksinya ... melainkan dimana seseorang melakukan aksi, ibarat kalimat sehari-harinya : "hay sodara2 yang terkasih didalam Yesus Kristus.... nih dengerin ya.... sunat yg merupakan salah satu hukum Taurat itu  gak harus dilakukan ..." (padahal yang ngomong itu, dirinya sendiri di sunat).

So menurut saya nggak pas kalo dikatakan "pemikiran" ---> tentu ada aksi-nya, bukan cuma di pikiran (benak) aja, kan jesuit ?

Quote
Jadi sederhananya begini .. FT itu dapat juga dituliskan kira-kira demikian .. Jangan Semua dari Perintah Hukum Taurat, salah satu saja dari perintah itu kamu hapuskan dan kemudian kamu ajarkan (sisa dari yang tidak dihapus ), maka kamu akan  memperoleh tempat yang terendah dalam Kerajaan Surga.
sip sip dah ...   :nod:
jadi orangnya itu ya si Paulus-lah yg udah pastinya ketauan :D.


kembali lagi,
KJV : Whosoever therefore shall break one of these least commandments

apakah di pov jesuit, KJV itu salah terjemahin ?

:)
salam.
« Last Edit: September 01, 2014, 06:12:36 PM by odading »