Hai Oda,
Kl boleh dsederhanakan, apakah ada ptanyaan dari Oda tkait kematian Kristus yg menebus dosa?
Iyah siip.
Saya cuma lagi mikirin di benak kalo2 bisa saya ambil sesuatu yg setidaknya terasa lebih "konkrit" dari kematian Yesus. Saya sebenernya nggak sedang "cerewetin" ttg Hidup/Mati kekal-nya, melainkan mencoba ngambil gambaran yg masuk ke dalam ranah duniawi.
Kesimpulan di benak saya dari kalimat "menebus dosa" (yg versi "konkrit") adalah :
LAW di PL emang tidak pernah berubah,
misalnya sso gak disunat (tdk hormat ortu, onani, dll) itu emang
mestinya-Allah-segera-bikin-ybs-mati-jasmani yg dipercepat entah Dia turun tangan sendiri atopun melalui nyuruh orang laen.
Dengan kematian Yesus, apa yg
mestinya-Allah-segera-bikin-ybs-mati-jasmani penanggungnya bukan si manusia ybs lagi, karena itu udah dibebankan ke kematian Yesus.
sbg ilustrasi :
di jaman PL perempuan berzinah mati_dilempari_batu atas perintah/tuntutan dari Allah.
di jaman sekarang, ada perempuan berzinah mati_dilempari_batu
atau apapun itu jenis hukumannya BUKAN lagi atas perintah/tuntutan dari Allah, melainkan hukum manusia (tergantung dari negara/sikon/sosbud/jaman dlsb)
Jadi, dijaman sekarang ketika ada perempuan berzinah, ketauan orang laen, dan gak lama kemudian perempuan itu mati ketabrak ---> hal ini tidak lagi bisa dikatakan bhw
"nah... itulah tuntutan/ganjaran/hukuman dari Allah" .
Demikian pula apabila ada orang tidak bekerja selama 6 hari, tiba2 mati jasmani kepleset ---> ini gak bisa lagi dikatakan bhw
"itulah akibatnya dia nggak bekerja selama 6 hari, Allah menghukum dia".
Tapi disini BUKAN sertamerta artinya orang itu nggak
mestinya-Allah-segera-bikin-ybs-mati-jasmani melainkan orang-yg-mestinya-mati-jasmani-yg-dipercepat tsb hukumannya udah ditanggung dgn kematian Yesus. Sementara dosa nggak bekerja selama 6 hari itu sendiri tetep ada .... idem dgn dosa si perempuan berzinah itu tetep ada dan tetep akan "diperhitungkan" nanti di PTP.
Sehubungan dgn thread saya yg di FK, makanya saya kaitkan dgn ayat :
Matius 5:19
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.So, semisal orang yg nggak bekerja selama 6 hari itu masuk kedalam Kerajaan Sorga, ybs nanti
akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan SorgaBegitu maksud saya, siip .
salam.