Terima kasih.
Tetapi, tentang ini,itu dikisahkan oleh Malaikat Jibril kepada Muhammad, ato timbul terilhamkan di benak Muhammad?
Bila ayat itu tertulis sebagai hasil diimlakan oleh Malaikat Jibril kepada Muhammad, artinya, bukan atas perkataan Isa Puter Maryam langsung, kan? Dan pada saat ayat itu diturunkan, raga ato fisik Isa Putera Maryam sudah tidak di bumi, kan? Yahhh... tiap orang memang merdeka, apakah hendak mempercayai kisah mengenai Isa Putera Maryam yang konon diimlakan tetapi tidak ada saksi pengimlaan itu, ato mau percaya kepada kisah Jesus Kristus yang dituliskan oleh orang yang berinteraksi langsung dengan Jesus Kristus.
Damai sertamu PI.
Wahyu dalam term Islam:
Etimologi Wahyu
Secara leksikal, wahyu memiliki makna yang beragam. Yang paling komprehensif dan sempurna dari seluruh makna tersebut adalah perpindahan pengetahuan kepada pikiran orang yang dituju secara cepat dan rahasia sedemikian sehingga tersembunyi dan tidak nampak bagi semua orang.
Ar-Raghib menuliskan, "Wahyu adalah sebuah petunjuk yang sangat cepat. Wahyu terkadang dengan perkataan simbolik, terkadang dalam bentuk suara tanpa susunan, terkadang dengan isyarah sebagian anggota badan, dan terkadang dengan tulisan."
Menurut Ibnu Atsir, "Kata wahyu dalam hadis sering dimaknakan sebagai tulisan, isyarat, risalah, ilham dan bisikan."
Dari kedua pemaknaan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa wahyu memiliki enam makna sebagai berikut:
1. Bisikan;
2. Suara yang tak terdengar;
3. Isyarat;
4. Tulisan;
5. Risalah dan utusan;
6. Ilham.
Setiap makna di atas mengandung dua unsur: kecepatan dalam pemahaman dan rahasia.
Syekh Mufid menyatakan, "Makna utama wahyu ialah bisikan, lalu secara mutlak diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk menjelaskan dan memahamankan sebuah obyek kepada lawan bicara dengan cepat dan tersembunyi."
Allamah Thaba-thabai berkata, "Wahyu ialah suatu isyarat dan petunjuk yang cepat."Dan penulis tafsir Ruhul al-Bayan mengatakan, "Makna inti wahyu ialah isyarat yang cepat, sesuatu dikatakan sebagai wahyu karena terlaksana dengan cepat, wahyu adalah pemahaman itu sendiri, memahamkan itu sendiri, dan yang dipahami itu sendiri."
Dalam makna leksikal wahyu tidak ditekankan secara khusus subjek pemberi wahyu, baik itu Tuhan, malaikat, manusa, jin, dan setan. Demikian pula, subjek penerima wahyu tidak ditegaskan secara khusus, siapa yang menerimanya dan apa yang diwahyukan.
Wahyu kepada Para Nabi
Allah Swt berfirman dalam surah an-Nisa ayat 163, "Sesungguhnya kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana kami telah berikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi kemudiannya, dan kami telah berikan wahyu pula kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub dan anak-anak cucunya. Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan sulaiman. Dan kami berikan Zabur kepada Daud."
Dan dalam surah Yusuf ayat 3, "Dan kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan al quran kepadamu dan sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukannya) adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui."
Begitu pula dalam surah al-An'am ayat 19 disebutkan, "Katakanlah siapakah yang lebih kuat persaksiannya? Katakanlah: Allah" dia menjadi saksi antara aku dan kamu dan al-Quran ini diwahyukan kepadaku supaya Dia dengan aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai al-Quran kepadanya."