Author Topic: personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?  (Read 2071 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?
« on: December 16, 2012, 01:19:05 PM »
Temen2,

Di Alkitab ada kalimat2 yg seperti : Allah marah, sayang, kasih, benci, nyesal, cemburu, murah hati dlsb ---> dimana ungu menggambarkan suatu kondisi/state yg umum terjadi pada jiwa seorang manusia.

Sampai sejauh manakah pov manusia "seyogyanya" mengertikannya ?

A. Allah ungu tsb dimaksudkan utk dimengertikan literal namun terbatas pada kehidupan bumi ---> jadi disini Allah memang bener2 ungu percis spt jiwa manusia yg berkehidupan di bumi .... otomatis ungu "sebenernya" tidak literal "jiwa" Allah pada keKekalan.
Dari sini menuntun ke pertanyaan : di keKekalan Allah tidak ungu ??

B. Apapun jua, ungu figuratif --- tidak blekplek spt kondisi jiwa yg dimiliki ciptaan2NYA. Dari sini menuntun ke pertanyaan : di keKekalan - Allah masih bisa terbuka kemungkinan ungu figutatively ??

Pada point A, sepertinya timbul "problem" (pemilahan).
Ungu disitu melibatkan positif (kasih, sayang, murah hati) dan negatif (marah, cemburu). Sepertinya terjadi "pemilahan" dgn pendapat bhw pada keKekalan, Allah yg ungu positif dan bukan/tidak yg ungu negatif ??

Di thread saya yang lain, sepertinya "tabu" utk mengertikan kalimat Allah yang hidup. Adalah "tabu" utk mencoba mengertikan kalimat tsb, karena manusia tidak= Allah.
Pertanyaannya : Lalu kenapa digunakan kata "hidup" pada kalimat tsb kalo manusia sama sekali tidak boleh mengertikannya ? Disini tentunya saya tidak sedang bermaksud menyatakan bahwa manusia BISA mengertikannya dgn pasti, namun apakah sertamerta artinya manusia tidak boleh mengertikannya dikarenakan manusia tidak=Allah ? Padahal, sementara itu kata yang digunakan adalah kata "hidup" bukan kata antahberantah meaningless, misal "hdupi" ? :)
---Allah yang hidup---, figuratif ataukah literal ?

:)
salam.

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?
« Reply #1 on: December 16, 2012, 03:44:52 PM »

Salam Damai

Haduhhhh..........

Pertanyaan dan Pernyataan Bro Oda..........sangat dalam.............

Enggak berani ikutan ........... kawatir salah 

GBU
 :)
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline natvanlee

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 56
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Jesus Follower
Re: personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?
« Reply #2 on: December 16, 2012, 06:09:32 PM »
Temen2,

Di Alkitab ada kalimat2 yg seperti : Allah marah, sayang, kasih, benci, nyesal, cemburu, murah hati dlsb ---> dimana ungu menggambarkan suatu kondisi/state yg umum terjadi pada jiwa seorang manusia.

Sampai sejauh manakah pov manusia "seyogyanya" mengertikannya ?

A. Allah ungu tsb dimaksudkan utk dimengertikan literal namun terbatas pada kehidupan bumi ---> jadi disini Allah memang bener2 ungu percis spt jiwa manusia yg berkehidupan di bumi .... otomatis ungu "sebenernya" tidak literal "jiwa" Allah pada keKekalan.
Dari sini menuntun ke pertanyaan : di keKekalan Allah tidak ungu ??

B. Apapun jua, ungu figuratif --- tidak blekplek spt kondisi jiwa yg dimiliki ciptaan2NYA. Dari sini menuntun ke pertanyaan : di keKekalan - Allah masih bisa terbuka kemungkinan ungu figutatively ??

Pada point A, sepertinya timbul "problem" (pemilahan).
Ungu disitu melibatkan positif (kasih, sayang, murah hati) dan negatif (marah, cemburu). Sepertinya terjadi "pemilahan" dgn pendapat bhw pada keKekalan, Allah yg ungu positif dan bukan/tidak yg ungu negatif ??

Di thread saya yang lain, sepertinya "tabu" utk mengertikan kalimat Allah yang hidup. Adalah "tabu" utk mencoba mengertikan kalimat tsb, karena manusia tidak= Allah.
Pertanyaannya : Lalu kenapa digunakan kata "hidup" pada kalimat tsb kalo manusia sama sekali tidak boleh mengertikannya ? Disini tentunya saya tidak sedang bermaksud menyatakan bahwa manusia BISA mengertikannya dgn pasti, namun apakah sertamerta artinya manusia tidak boleh mengertikannya dikarenakan manusia tidak=Allah ? Padahal, sementara itu kata yang digunakan adalah kata "hidup" bukan kata antahberantah meaningless, misal "hdupi" ? :)
---Allah yang hidup---, figuratif ataukah literal ?

:)
salam.

Bro Oda, Allah itu "Pribadi" makanya timbul hal yang demikian, karena demikian dikatakan Allah yang Hidup, bukan Allah yang mati, seperti patung sesembahan berhala ciptaan manusia, namun Allah/YHWH adalah Sang Pencipta Alam Semesta yang tiada awal dan akhir, Allah yang kekal.

Apa  yang anda tanyakan adalah sebagian dari sifat pribadi Allah, kita tidak bisa sempurna mengenal DIA sampai pada waktunya kita berjumpa dengan DIA.


Offline John Paul III

  • Administrator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?
« Reply #3 on: December 16, 2012, 08:01:11 PM »
Manusia diciptakan menurut citra Allah, jadi ketika manusia coba menggambarkan Allah, maka muncul sifat-sifat yg seperti itu.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?
« Reply #4 on: December 17, 2012, 07:16:18 AM »
Enggak berani ikutan ........... kawatir salah 
phoeey...,
disini saya nggak mematok bahwa respondnya harus tepat dan bener kok :).

Saya cuma kadang bertanya di benak, "kalo saya berpendapat anu pada suatu kesimpulan dari apa yang saya tau/dpt di Alkitab, bagaimana (seperti apa) yah pada temen2 yg Kristen itu sendiri ?" ... :).

begitu-lah ... hehehe :D.

Salam.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?
« Reply #5 on: December 17, 2012, 07:37:01 AM »
saya gabung ajah yaa...

@natvan,
Bro Oda, Allah itu "Pribadi" makanya timbul hal yang demikian, karena demikian dikatakan Allah yang Hidup, bukan Allah yang mati, seperti patung sesembahan berhala ciptaan manusia, namun Allah/YHWH adalah Sang Pencipta Alam Semesta yang tiada awal dan akhir, Allah yang kekal
Iyah, pada yang merah saya sempet berpikir demikian. --- "susahnya" saya ini orangnya kadang suka mikir : "suppose tidak pernah ada manusia menyembah patung berhala (Allah yang mati / Allah yang benda) --- kira kira bagaimana yah utk mengertikan kata 'yang Hidup' ?"  :)

Quote
Apa  yang anda tanyakan adalah sebagian dari sifat pribadi Allah, kita tidak bisa sempurna mengenal DIA sampai pada waktunya kita berjumpa dengan DIA.
Ya...saya nyadar pada yang di bold natvan ...  :blush: --- saya nyadar pertanyaan saya ibarat pertanyaan sia sia, namun kok ya kadang "muter" di benak sendiri yah ? hehehe ... :)

@ JP
Manusia diciptakan menurut citra Allah, jadi ketika manusia coba menggambarkan Allah, maka muncul sifat-sifat yg seperti itu.
JP, kadang saya bertanya ... apakah yang di bold ? ataukah Allah yang memang menggambarkan diriNYA (literally) sbg Pribadi yah ?

Aku tidak akan merasa sayang dan tidak akan kenal belas kasihan

Apakah didalam visi, si penerima visi melihat suatu event yg tidak berkalimat --- namun disaat si penerima visi ini menuangkan-nya maka terbentuklah seperti kalimat ayat diatas ?

ataukah...
si penerima visi emang bener2 denger kata2 Allah yang biru itu yah ? dengan demikian begitu jugalah yg dituangkan-nya oleh si penerima visi ?

makasih atas masukan natvan dan JP.

:)
salam.

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?
« Reply #6 on: December 17, 2012, 11:00:19 AM »
Damai bagimu O Dad.

Dari postinganmu, saya menafsirkan bahwa O Dad masih penasaran dengan peng-arti-an hidup. (Husada sotoy mode: on :) )Membaca ini:
Apakah didalam visi, si penerima visi melihat suatu event yg tidak berkalimat --- namun disaat si penerima visi ini menuangkan-nya maka terbentuklah seperti kalimat ayat diatas ?
ataukah...
si penerima visi emang bener2 denger kata2 Allah yang biru itu yah ? dengan demikian begitu jugalah yg dituangkan-nya oleh si penerima visi ?
saya ingin mengutarakan pemahaman saya, bahwa dalam penerimaan suatu visi, penerima melihat suatu event yg tidak berkalimat, kemudian visi yang dilihatnya tersebut dituangkan dalam bentuk kalimat (dinarasikan) maka terbentuklah kalimat ayat-ayat.
Jadi, menurut pemahaman saya, bukan si penerima visi benar-benar mendengar kata-kata (audio) Allah, yang kemudian dinarasikan.

Jadi, menurut pemahaman saya, pada saat seseorang mengaku mendengar suara Allah, saat itu dia berbohong, dalam arti bahwa dia tidak benar-benar mendengar audio dari Allah langsung. Apalagi kalau tidak ada yang menyaksikan atau tidak ada alat bukti untuk mendukung kebenaran terjadinya peristiwa tersebut seperti diakukan (diklaim), menjadi sangat tidak masuk di akal saya. Belum ada pula teknologi yang memungkinkan untuk mengkonfrontir langsung pengakuan itu kepada Allah. :grining:

Damai, damai, damai.
« Last Edit: December 17, 2012, 11:02:09 AM by Husada »
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline natvanlee

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 56
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Jesus Follower
Re: personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?
« Reply #7 on: December 17, 2012, 12:08:24 PM »
saya gabung ajah yaa...

@natvan, Iyah, pada yang merah saya sempet berpikir demikian. --- "susahnya" saya ini orangnya kadang suka mikir : "suppose tidak pernah ada manusia menyembah patung berhala (Allah yang mati / Allah yang benda) --- kira kira bagaimana yah utk mengertikan kata 'yang Hidup' ?"  :)
 Ya...saya nyadar pada yang di bold natvan ...  :blush: --- saya nyadar pertanyaan saya ibarat pertanyaan sia sia, namun kok ya kadang "muter" di benak sendiri yah ? hehehe ... :)

Allah yang Mulia dan Kudus, Sang Pemilik Alam Semesta tidak bisa di gambarkan/diwakili oleh hasil buatan tangan manusia, Kemulian-Nya terlalu besar dan dahyat sehingga usaha
apapun dari tangan manusia yang mencoba mengambarkan-Nya hanya menghina DIA,

Makanya ALLLAH melarang manusia membuat rupa yang mengambarkan DIA, contoh patung karena sama saja menghina DIA, patung terlalu kerdil dan hina untuk mewakili diri-Nya.

Pada PL , banyak kita bisa baca bagaimana Allah berinteraksi dengan umat-Nya, akrab dengan Henock, berbicara dan menemui Abraham, Musa dan nabi2 lainnya. Seperti di awal , bagaimana DIA kecewa, marah , senang dan sedih semua juga mengambarkan Allah yang mempunyai pribadi, makanya DIA sendiri menyebut diri-Nya Allah yang hidup bukan seperti sesembahan berhala lain yang diam, tak mendengar dan tak melihat penyembahnya.

Untuk bisa melihat Allah yang hidup mudah bro Oda, sucikan hatimu, karena hanya yang suci hatinya yang bisa melihat Allah, belajarlah semakin untuk dekat pada-Nya, maka kamu bisa merasakan bahkan bisa melihat (karunia penglihatan ) Allah yang hidup. saya jamin itu karena banyak yang sudah mendapatnya.


Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?
« Reply #8 on: December 18, 2012, 10:50:55 AM »
saya ingin mengutarakan pemahaman saya, bahwa dalam penerimaan suatu visi, penerima melihat suatu event yg tidak berkalimat, kemudian visi yang dilihatnya tersebut dituangkan dalam bentuk kalimat (dinarasikan) maka terbentuklah kalimat ayat-ayat.
Jadi, menurut pemahaman saya, bukan si penerima visi benar-benar mendengar kata-kata (audio) Allah, yang kemudian dinarasikan.
Saya sendiri juga gak tau tepatnya kayak gimana itu visi. Namun masukan husada tetep kok saya bisa terima kemungkinannya .... karena ya coklat :).

sekedar curhat, saya pernah denger kesaksian ImanKristen di internet ttg suara (audio) yg didengar ybs - dimana setelah mendengar suara tsb bbrp kali, bayi ybs selamat dari kejatuhan kaca dinding :).

Jadi saya juga membuka kemungkinan, bhw "audio" memang mungkin bisa terdengar dalam visi sso --- dan begitulah dituangkan dalam ayat yg saya cantumkan di post sebelumnya :).

Tergantung "audio"nya bunyinya kayak gimana ... kalo "audio"nya bilang : bunuh bayimu yang nangis melulu itu ? wkwkwk ... :D.

Quote
Belum ada pula teknologi yang memungkinkan untuk mengkonfrontir langsung pengakuan itu kepada Allah. :grining:
tidak ada teknologi, tidak pula sso dgn mudah mengaku-ngaku di jaman sekarang ini. Kacau banget kalo semua orang dgn mudah mengaku2 mendengar "audio" Allah ...  :frantic:

makasih husada atas masukannya.

:)
salam.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?
« Reply #9 on: December 18, 2012, 04:13:32 PM »
Pada PL , banyak kita bisa baca bagaimana Allah berinteraksi dengan umat-Nya, akrab dengan Henock, berbicara dan menemui Abraham, Musa dan nabi2 lainnya. Seperti di awal , bagaimana DIA kecewa, marah , senang dan sedih semua juga mengambarkan Allah yang mempunyai pribadi
pada yg bold itulah natvan, saya bertanya tanya : sampai sejauh mana kita boleh mengertikannya ?

IMO, kadang saya pikir jawaban dari pertanyaan tsb dari pov kita sbg manusia disini adalah sampai sejauh se literal-literalnya manusia mengerti kata "sedih, marah, cemburu, sayang, pengampun, pemaaf, menyesal, dlsb"[/i] ---> kita boleh berpendapat ungu namun dalam batasan Allah tidak= manusia, manusia yang kalo marah langsung ketauan ada omelan dlsb, kalo sayang langsung ketauan ada suatu kebaikan, dlsb ---- IMO, pribadi Allah tidak diungkapkan secara SebabAkibat nyata duniawi.

"kesulitan"nya... sepertinya saya kadang menjumpai, SebabAkibat nyata duniawi di asumsikan= ungkapan pribadi Allah. Sso dalam state makmur (literally secara ekonomi) = kebaikan Allah, sso dalam state tidak makmur = either Allah lagi marah, or Allah lagi mencobai.... Jadi gimana yah "enak"nya ? :)

Makasih natvan atas penjelasan2 dan tuntunan nasihat natvan.

salam.

Offline Husada

  • FIK council
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 3585
  • Reputation Power:
  • Gerejaku Didirikan oleh Yesus Kristus
Re: personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?
« Reply #10 on: December 18, 2012, 04:43:38 PM »
makasih husada atas masukannya.
:)
salam.
Sama-sama O Dad. Damai sejahtera menyertaimu. :grining: :D
PRO ECCLESIA ET PATRIA, PRO PATRIA ET ECCLESIA

Offline SworDPen

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 108
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Departement of Philosophy
Re: personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?
« Reply #11 on: December 18, 2012, 06:25:07 PM »
Saya boleh sumbang komen gak nih Bro Oda?
haha, biasalah, ujung ujungnya kita pasti deadlock
fides quaerens intellectum

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?
« Reply #12 on: December 18, 2012, 07:39:03 PM »
Saya boleh sumbang komen gak nih Bro Oda?
haha, biasalah, ujung ujungnya kita pasti deadlock
sekalipun ujung2nya deadlock, saya tetep seneng kok dapet masukan sword atopun dari temen2 laennya disini :).

Hayu... dimulai ... :D.

salam.

Offline SworDPen

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 108
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Departement of Philosophy
Re: personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?
« Reply #13 on: December 19, 2012, 08:16:39 AM »
Oke deh, saya buat dulu PRELUDE nya

Di Alkitab ada kalimat2 yg seperti : Allah marah, sayang, kasih, benci, nyesal, cemburu, murah hati dlsb ---> dimana ungu menggambarkan suatu kondisi/state yg umum terjadi pada jiwa seorang manusia.

Sampai sejauh manakah pov manusia "seyogyanya" mengertikannya ?

A. Allah ungu tsb dimaksudkan utk dimengertikan literal namun terbatas pada kehidupan bumi ---> jadi disini Allah memang bener2 ungu percis spt jiwa manusia yg berkehidupan di bumi .... otomatis ungu "sebenernya" tidak literal "jiwa" Allah pada keKekalan.
Dari sini menuntun ke pertanyaan : di keKekalan Allah tidak ungu ??

Seharusnya pertanyaan anda itu mengusik banyak orang ya, termasuk para teolog zaman sekarang, sehingga pembedahan dan pengenalan akan Sang Pencipta akan lebih mendalam,
Disini terdapat dua masalah, ketika seseorang berkata bahwa Allah itu "yang ungu", maka:

a. Kekekalan Allah (dalam arti yang sebenarnya, bukan arti populer) seolah dipertanyakan, karena bagaimanapun "yang ungu" menyiratkan adanya perubahan perubahan.
b. Hal ini juga menyiratkan seolah Allah tidak mengetahui bahwa hal tesebut akan terjadi..

Tetapi, sebuah masalah juga menanti saya jika saya mengatakan bahwa Allah bukan "yang ungu"
Karena jika Allah tidak memiliki personfikasi sebagaimana setidaknya yang ungu deskripsikan, maka sesungguhnya Allah itu bersifat impabilitas, yang tidak memiliki perasaan, atau Allah yang dingin yang membeku di kekekalan.

Bahkan, sekalipun terdapat jalan tengah yang menjembatani kedua problem di atas, kita masih dihadapkan pertanyaan:
SEJAUH APA KITA BISA MENGARTIKAN YANG UNGU...

Sebelum saya berangkat menjawab, kita perlu membatasi dulu pembicaraan kita agar tidak melebar kemana mana...

Saya mau koreksi dulu dari anda, apakah problematika yang saya sampaikan di atas itu sejalan dengan pemikiran anda?

Salam
 :signofcross:
fides quaerens intellectum

Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: personifikasi - figuratif - literal : sejauh mana ?
« Reply #14 on: December 20, 2012, 07:28:54 PM »
Temen2,

Di Alkitab ada kalimat2 yg seperti : Allah marah, sayang, kasih, benci, nyesal, cemburu, murah hati dlsb ---> dimana ungu menggambarkan suatu kondisi/state yg umum terjadi pada jiwa seorang manusia.

Sampai sejauh manakah pov manusia "seyogyanya" mengertikannya ?

A. Allah ungu tsb dimaksudkan utk dimengertikan literal namun terbatas pada kehidupan bumi ---> jadi disini Allah memang bener2 ungu percis spt jiwa manusia yg berkehidupan di bumi .... otomatis ungu "sebenernya" tidak literal "jiwa" Allah pada keKekalan.
Dari sini menuntun ke pertanyaan : di keKekalan Allah tidak ungu ??

B. Apapun jua, ungu figuratif --- tidak blekplek spt kondisi jiwa yg dimiliki ciptaan2NYA. Dari sini menuntun ke pertanyaan : di keKekalan - Allah masih bisa terbuka kemungkinan ungu figutatively ??

Saya yakin yang ungu itu literal, bro. Baik di dunia fana maupun di dunia kekal, Allah ya beratribut seperti yang ungu itu. Petunjuk mengenai hal ini dapat ditemukan di bagian penciptaan manusia di Alkitab (manusia diciptakan sebagai imageNya).

Apakah ini berarti Allah berubah2 (ada perubahan2 dalam diri Allah)? Nggak juga. Allah tidak berubah. Allah itu kekal. KasihNya dan/atau benciNya kekal.

Quote
Pada point A, sepertinya timbul "problem" (pemilahan).
Ungu disitu melibatkan positif (kasih, sayang, murah hati) dan negatif (marah, cemburu). Sepertinya terjadi "pemilahan" dgn pendapat bhw pada keKekalan, Allah yg ungu positif dan bukan/tidak yg ungu negatif ??

Tepat sekali bro oda memakai tanda petik di kata "problem". Sebab, sebenarnya memang tidak ada problem itu (pseudo-problem belaka). Hierarki positif/negatif itu konstruksi turunan dari wacana manusia saja. Secara objektif, kasih= benci.

Quote
---Allah yang hidup---, figuratif ataukah literal ?

Literal.


Salam.