Author Topic: sexual desire VS sexual pleasure ?  (Read 16510 times)

0 Members and 9 Guests are viewing this topic.

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #165 on: April 15, 2013, 04:33:04 PM »
Sebaiknya TIDAK USAH BERHUBUNGAN INTIM sama sekali.

Menggunakan kondom ===> Dosa, karena contra conception.
Tidak menggunakan kondom===> dosa juga. [karena sama dengan bunuh diri]
tidak usah berhubungan seterusnya selamanya ? Lalu dimana "unity" pasutri ini ?
karena AFAIK bro selalu mengaitkan unity dgn hubungan badan.

Quote from: Medice_curateipsum link=topic=1374.msg38978#msg38978

Sebelumnya sudah saya jelaskan, bahwa jika kemungkinan terjadi konsepsi==> penggunaan kondom adalah dosa, bahkan jika itu di kalangan pelacur sekalipun.
Sekarang masih dalam kasus istri yg terkena HIV/AIDS tadi.

Sang suami menggunakan kondom disaat istri dalam masa tidak subur (menurut metode creighton). Karena sedang masa tidak subur, maka tidak ada kemungkinan terjadi konsepsi. Sehingga penggunaan kondom tsb benar2 hanya utk mencegah penularan saja, dan bukan utk kontrasepsi karena tokh sedang dalam masa tidak subur (tidak mungkin konsepsi).

Bagaimana menurut bro ?
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #166 on: April 15, 2013, 04:35:05 PM »
Kesimpulan dari mana ???

Tuhan Yesus memberkati

han
Tidak anti kondom hehehehe
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #167 on: April 15, 2013, 04:37:17 PM »
Jika penggunaan kondom itu dalam kasus hubungan suami istri, di mana tidak ada dosa di dalamnya, maka dosa seminor apapun itu, dapat berakhir menjadi dosa yg besar.
Ibarat "sebab nila setitik rusak susu sebelanga", maka kekudusan union dari suami istri itu akan menjadi ternoda ketika dalam union yg dikuduskan itu mereka melakukan dosa kontrasepsi.
Jadi gimana solusinya ?

apakah harus Menghilangkan union yg sudah dikuduskan itu.... supaya tidak terjebak dosa kontrasepsi ??
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #168 on: April 15, 2013, 04:45:43 PM »
Makanya selalu ada anekdot, yg kurang lebih spt ini:

"Jadi Katolik itu gak gampang, Kawan!"
Mudah2an ini bukan berarti menjadi non katolik itu gampangan ya bro .... :D

Ada juga sih anekdot yg lain...

"kalo bisa dibikin gampang, kenapa harus dipersulit......"

Atau sebaliknya

"kalo bisa dipersulit buat apa dibikin mudah...."
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #169 on: April 15, 2013, 04:46:54 PM »
Jadi gimana solusinya ?

apakah harus Menghilangkan union yg sudah dikuduskan itu.... supaya tidak terjebak dosa kontrasepsi ??
Sekedar mao nengahin aja .... :).

Djo, mungkin maksudnya begini :
pada pasutri, apapun itu... digunakan utk tujuan/maksud/niat/kehendak/keinginan apa - menggunakan alat kontrasepsi itu tidak dibenarkan bagi pasutri.

Jadi, kalo si istri kena HIV - penggunaan kondom pada event penetrasi sekalipun dikala istri dimasa tidak subur ----> tidak dibenarkan.

Ini berdasarkan dari masukan temen2 disini :
Niat/keinginan/kehendak/tujuan BUKAN fokus dari maksud kata "prokreasi", melainkan event penetrasi dan tumpah pada tempatnya ---> inilah fokus dari kata "prokreasi". (mao tempatnya lagi subur kek, nggak kek, mandul kek, mungil kek ... bukan fokusnya).
 
Begitu deh kayaknya :).
Bener gak yah ?  :think1: :D.

:)
salam.
« Last Edit: April 15, 2013, 04:51:44 PM by odading »

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #170 on: April 15, 2013, 05:20:26 PM »
Sekedar mao nengahin aja .... :).

Djo, mungkin maksudnya begini :
pada pasutri, apapun itu... digunakan utk tujuan/maksud/niat/kehendak/keinginan apa - menggunakan alat kontrasepsi itu tidak dibenarkan bagi pasutri.

Jadi, kalo si istri kena HIV - penggunaan kondom pada event penetrasi sekalipun dikala istri dimasa tidak subur ----> tidak dibenarkan.
Lho, kan katanya kondom itu menjadi salah ketika berfungsi sbg kontrasepsi. Selain dari pada itu, ya silahkan saja.

Nah pada kasus istri yg tidak subur ini bagaimana ? Karena sang istri sudah memiliki antikonsepsi sendiri secara alami aka masa tidak subur. Jadi bisa dipastikan bahwa kondom ini tidak berfungsi lagi sbg kontrasepsi. (Lihat penjelasan bro Medice ttg para PSK yg mempersenjatai diri dgn PIL KB)

Sekali lagi ya,  masa tidak subur dimengerti sbg tidak ada sel telur yg siap.
jika tidak ada sel telur maka tidak ada konsepsi.
Jika tidak ada konsepsi, lalu apa yg mau dikontra ???

Sehingga kondom pure benar2 utk menghindarkan penularan penyakit.

Salam.
« Last Edit: April 15, 2013, 05:25:59 PM by Djo »
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #171 on: April 15, 2013, 06:12:48 PM »
 IMO - saya merasa menjadi sulit kalo dalam "kasus" ini yang saya gunakan adalah kata "kondom" :).

Selanjutnya saya akan gunakan kata "alat kontrasepsi" ---> apapun itu, bisa spiral, kondom, pil KB, dlsb.

Lho, kan katanya kondom itu menjadi salah ketika berfungsi sbg kontrasepsi. Selain dari pada itu, ya silahkan saja.
IMO, Penekanan dari apa yang bertentangan dgn prokreasi adalah : penggunaan alat kontrasepsi. BUKAN  fokus bhw itu adalah yg disebut kondom... melainkan apa saja, suatu benda yg dibuat dgn tujuan mencegah terjadinya pembuahan.

Sementara fokus dari kata prokreasi itu sendiri adalah event penetrasi dan tumpah pada tempatnya secara natural.

Sebagai ilustrasi, ibarat sebuah kata kerja : "makan".
Fokus dari kata makan disitu adalah event masuknya makanan kedalam mulut dan ditelan turun ke lambung.
Kata kerja "makan", TIDAKberfokus apakah si pelaku berniat makan, berniat tidak makan, lagi kenyang, lagi kelaparan, dlsb :).

Quote
Nah pada kasus istri yg tidak subur ini bagaimana ? Karena sang istri sudah memiliki antikonsepsi sendiri secara alami aka masa tidak subur. Jadi bisa dipastikan bahwa kondom ini tidak berfungsi lagi sbg kontrasepsi.
Saya hindari penggunaan kata "kondom" ... saya fokuskan dgn kata "alat kontrasepsi" (bisa apa aja, bisa kondom, spiral, pil KB, dlsb) :

Pertanyaannya :
apakah union tsb dengan adanya "gangguan eksternal" (alat kontrasepsi) bisa dikatakan masuk dalam kategori kata "prokreasi" ?

(imo) TIDAK.
Acuan-nya ... prokreasi adalah event penetrasi DAN tumpah pada tempatnya, dimana tempat tsb tidak ada "unsur eksternal" yg mengganggunya :D.

bandingan ilustrasinya :
apakah masuk-nya makanan didalam mulut, dikunyah kunyah lalu dilepehin lagi bisa masuk dalam kategori kata "makan" ?

(imo) TIDAK.
Acuannya ... "makan" adalah event masuknya makanan liwat mulut DAN ditelen turun terus sampe ke lambung.

Dengan demikian, event penetrasi menggunakan alat kontrasepsi tidak bisa dikatakan jatoh dalam kategori kata "prokreasi".

Dengan demikian, event mengunyah2 makanan pake mulut namun tidak/belon ditelen-telen ---> tidak bisa dikatakan jatoh dalam kategori kata "makan"

:).

Quote
Sekali lagi ya,  masa tidak subur dimengerti sbg tidak ada sel telur yg siap.
jika tidak ada sel telur maka tidak ada konsepsi.
Jika tidak ada konsepsi, lalu apa yg mau dikontra ???
Saya juga sama kok ber-benak seperti Djo :D. Namun kalo saya coba pikir dgn cara laen seperti yang saya sajikan diatas, maka jawaban yg di bold : event penetrasi yang menggunakan alat kontrasepsi menjadi TIDAKjatoh ke makna fokus dari kata "prokreasi" ---> dimana kata "prokreasi" itu fokusnya adalah event penetrasi DAN tumpah pada tempatnya dalam sikon natural.... nggak ada gangguan eksternal, misal dari hasil kerja pil KB

Mudah2an Djo "nangkep" dari penjelasan saya :).
Dan kalo ternyata salah penjelasan ssaya ini tidak sesuai dgn temen2 Katolik, setidaknya saya nggak "cerewet" lagi ttg hal ini walopun pake cara logik sendiri... hehehe :D.

:)
salam.
« Last Edit: April 15, 2013, 06:22:13 PM by odading »

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #172 on: April 15, 2013, 06:25:49 PM »
Dan BTT, masih belon terjawab (ada dijawab tapi kayaknya masih ngambang) pertanyaan dari thread sini mengenai sexual pleasure :).

:)
salam.

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #173 on: April 15, 2013, 10:11:44 PM »
tidak usah berhubungan seterusnya selamanya ? Lalu dimana "unity" pasutri ini ?
karena AFAIK bro selalu mengaitkan unity dgn hubungan badan.
Siapa ya yang selalu mengaitkan ke unity?

Sepertinya saya sudah memberi contoh soal impotensi permanent yang terjadi setelah perkawinan.

Misalkan, sehari setelah menikah, si lelaki tersambar petir dan anunya hangus sehingga tidak bisa lagi 'dipakai' selamanya utk berhubungan intim. Mereka ini tidak akan pernah unity lagi, dan perkawinan mereka tetap sah dan tak bisa diceraikan walaupun kedepannya selamanya mereka tidak mungkin berhubungan intim.

Quote
Sekarang masih dalam kasus istri yg terkena HIV/AIDS tadi.

Sang suami menggunakan kondom disaat istri dalam masa tidak subur (menurut metode creighton). Karena sedang masa tidak subur, maka tidak ada kemungkinan terjadi konsepsi. Sehingga penggunaan kondom tsb benar2 hanya utk mencegah penularan saja, dan bukan utk kontrasepsi karena tokh sedang dalam masa tidak subur (tidak mungkin konsepsi).

Bagaimana menurut bro ?

Pro kreasi gak berarti terjadi kreasi/pembuahan; melainkan tidak menutup utk terjadinya 'pembuahan' terlepas apakah benar-benar terjadi pembuahan atau tidak.

Kondom bukan hanya menghalangi konsepsi tetapi juga unity.

Jadi jangan melihat bahwa kalau nantinya pasti gak terjadi 'kreasi' maka boleh pake kondom.

Jadi, pada masa tidak subur; masa hamil (yang tak mungkin terjadi konsepsi); kondom kondom tetap dilarang.

Lagipula, 'Daging' dengan 'karet/latex' ==> bukanlah unity.


=====

Salam,

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #174 on: April 16, 2013, 02:10:24 PM »
Siapa ya yang selalu mengaitkan ke unity?
Lha iya kan... menurut bro, unity itu cuma dlm urusan hubungan badan aja kan ??

ini buktinya
Misalkan, sehari setelah menikah, si lelaki tersambar petir dan anunya hangus sehingga tidak bisa lagi 'dipakai' selamanya utk berhubungan intim. Mereka ini tidak akan pernah unity lagi, ...

Lagipula, 'Daging' dengan 'karet/latex' ==> bukanlah unity.
Padahal maksudnya unity itu adalah satu dalam pernikahan. "Satu daging" bukan berarti bicara persetubuhan doang.
Alkitab bilang :
sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Jadi jelas unity yg dimaksud adalah unity dalam pernikahan, bukan sebatas unity dlm hal kontak fisik.

Pro kreasi gak berarti terjadi kreasi/pembuahan; melainkan tidak menutup utk terjadinya 'pembuahan' terlepas apakah benar-benar terjadi pembuahan atau tidak.
Hal yg sama terjadi dgn pasangan yg hanya berhubungan di tanggal2 tertentu bro. Mereka berusaha sebisa mungkin menutup kemungkinan agar tidak terjadi pembuahan.
Disamping fakta bahwa kondom tidak menutup kemungkinan sepenuhnya thdp pembuahan, maka kesadaran akan fakta tsb dapat dijadikan pegangan bahwa pasutri pengguna kondom pun tidak menutup diri seandainya tetap terjadi pembuahan. 

Kondom bukan hanya menghalangi konsepsi tetapi juga unity.
Lah.....?
Dgn menghimbau tidak berhubungan lagi seterusnya apa bukan menghalangi unity ?   :D

Jadi, pada masa tidak subur; masa hamil (yang tak mungkin terjadi konsepsi); kondom kondom tetap dilarang.
ya tapi alasan menghalangi prokreasi tidak dapat dituduhkan, karena ibu masa tidak subur/hamil tidak dapat hamil lagi.
Alasan menghalangi unity juga tidak dapat dituduhkan. Karena pasutri yg puasa saat masa tidak subur/kehamilan jg dapat dituduhkan hal yg sama, yaitu tidak unity.

Jadi jika analisanya sama saja antara mengunakan atau tidak, maka lebih baik menggunakan karena at least masih ada satu keuntungan yaitu tidak tertular resiko penyakit, dimana menurut Paus Emeritus itu lebih bermoral dan humanis  ??


 



Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #175 on: April 17, 2013, 01:29:53 AM »
Lha iya kan... menurut bro, unity itu cuma dlm urusan hubungan badan aja kan ??

ini buktinya
Quote
Misalkan, sehari setelah menikah, si lelaki tersambar petir dan anunya hangus sehingga tidak bisa lagi 'dipakai' selamanya utk berhubungan intim. Mereka ini tidak akan pernah unity lagi, ...
.

Bah... repot juga diskusi dengan Anda ini.

Postingan saya adalah untuk merespon postingan Anda yang ini:

Quote from: djo
tidak usah berhubungan seterusnya selamanya ? Lalu dimana "unity" pasutri ini ?
karena AFAIK bro selalu mengaitkan unity dgn hubungan badan.

Jadi siapa sebenarnya diantara kita yg selalu menganggap unity dimaksud hanya 'ML'??

Quote
Padahal maksudnya unity itu adalah satu dalam pernikahan. "Satu daging" bukan berarti bicara persetubuhan doang.
Alkitab bilang :
sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Jadi jelas unity yg dimaksud adalah unity dalam pernikahan, bukan sebatas unity dlm hal kontak fisik.

Walau tidak hanya/ sebatas hubungan intim, namun Unity harus ditandai dengan 'marital intercourse'. Ratum et consumatum.

Kalau hanya soal satu dalam pernikahan, pasangan lesbian atau gay yang menikah pun demikian.

Quote
Hal yg sama terjadi dgn pasangan yg hanya berhubungan di tanggal2 tertentu bro. Mereka berusaha sebisa mungkin menutup kemungkinan agar tidak terjadi pembuahan.

Bedakan Kontrasepsi vs Birth Control.

Quote
Disamping fakta bahwa kondom tidak menutup kemungkinan sepenuhnya thdp pembuahan, maka kesadaran akan fakta tsb dapat dijadikan pegangan bahwa pasutri pengguna kondom pun tidak menutup diri seandainya tetap terjadi pembuahan. 

Harusnya ini sudah menjawab pertanyaan Anda.

Menggunakan Kondom sampai 3 lapis pun tidak menjamin bahwa 'pembuahan' tidak akan terjadi. Karena Kondom dan lain sebagainya itu bukanlah ANTI HAMIL.

Fakta bahwa kondom tidak PRO melainkan CONTRA terhadap kemungkinan terjadinya pembuahan (walaupun bisa saja tetap terjadi pebuahan) membuatnya menjadi Jahat secara moral.

=====

Salam,

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #176 on: April 17, 2013, 01:40:11 AM »
Lah.....?
Dgn menghimbau tidak berhubungan lagi seterusnya apa bukan menghalangi unity ?   :D

Saya sudah contohkan seseorang yang menjadi impotent permanent setelah perkawinan, koq masih belum ngeh juga ya? :idiot:

ML bukanlah sesuatu yang selalu harus dilakukan, yang kalau tidak dilakukan jadi dosa. Tidak ML menjadi dosa kalau sebenarnya tidak ada halangan tetapi tetap tidak dilakukan.

Ada banyak halangan tidak terjadinya marital intercourse ada yang periodik (misalnya saat si isteri datang bulan) ada yang sembarang waktu (misalnya jika salah satu pasangan tidak 'mood') dan tidak tertutup juga yang permanen karena suatu hal. (impotent permanent; penularan virus/penyakit berbahaya).
====

Salam,

Offline Medice_curateipsum

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 389
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #177 on: April 17, 2013, 02:10:24 AM »
ya tapi alasan menghalangi prokreasi tidak dapat dituduhkan, karena ibu masa tidak subur/hamil tidak dapat hamil lagi.
Alasan menghalangi unity juga tidak dapat dituduhkan. Karena pasutri yg puasa saat masa tidak subur/kehamilan jg dapat dituduhkan hal yg sama, yaitu tidak unity.

Kondom menghalangi unity. Itu sudah pasti. Persetubuhan dengan kondom tak ubahnya dengan sex toys.

Kondom menghasilakan akibat yang sama dengan onani.


Quote
Jadi jika analisanya sama saja antara mengunakan atau tidak,
Sudah jelas beda.

Quote
.... maka lebih baik menggunakan karena at least masih ada satu keuntungan yaitu tidak tertular resiko penyakit, dimana menurut Paus Emeritus itu lebih bermoral dan humanis  ??

Paus Benediktus tidak pernah menyarankan kondom; terlebih dalam kehidupan perkawinan. Anda pun ternyata gampang dihasut oleh Sdr. Hanhalim.

Saya sudah kasih analogi ke sdr. Odading.

Paus Benediktus berangkat dari 'keadaan yang sudah terjadi/tak dapat dilarang' dan didalam dunia/aktivitas persetubuhan non prokreasi, juga non unity. Lalu dihadapkan pada permasalahan global mengenai penyebaran HIV/AIDS.

Prostitusi sudah terjadi/tak dapat dilarang ..... maka hal yang masih bisa diperjuangkan adalah bagaimana supaya HIV/AIDS tidak menyebar dan menulari banyak orang.

Jika Anda pernah ingat suatu lembaga/LSM tertentu membagi-bagikan jarum suntik baru/steril kepada pengguna narkoba.

Narkoba dan penggunanya sudah terjadi/tak terhindarkan... maka hal yang masih bisa diperjuangkan adalah bagaimana supaya HIV/AIDS/Hepatits/etc  tidak menyebar dan menulari banyak orang

====

Salam,

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #178 on: April 17, 2013, 02:47:07 PM »
Bah... repot juga diskusi dengan Anda ini.
Postingan saya adalah untuk merespon postingan Anda yang ini:
Jadi siapa sebenarnya diantara kita yg selalu menganggap unity dimaksud hanya 'ML'??
Walau tidak hanya/ sebatas hubungan intim, namun Unity harus ditandai dengan 'marital intercourse'. Ratum et consumatum.
Kalau hanya soal satu dalam pernikahan, pasangan lesbian atau gay yang menikah pun demikian.
Jadi setuju ya kalo unity itu gak melulu bicara mengenai ML...?
Berarti harus setuju juga kalo unity itu gak melulu bicara "skin to skin"
jadi tidak ada alasan bahwa kondom merusak unity cuma gara2 nggak skin to skin.
Pasutri saling kissing juga skin to skin kok.... :D

Bedakan Kontrasepsi vs Birth Control.
Yg jelas kontrasepsi digunakan utk birth control. Bedanya yg satu pake alat bantu, yg satu lagi pake natur alam. Ibarat makan, yg satu pake sendok, yg satu lagi langsung pake tangan.

Masalah niat, pikiran, tujuan semuanya sama. Supaya kagak hamil !!!

Menggunakan Kondom sampai 3 lapis pun tidak menjamin bahwa 'pembuahan' tidak akan terjadi. Karena Kondom dan lain sebagainya itu bukanlah ANTI HAMIL.
Fakta bahwa kondom tidak PRO melainkan CONTRA terhadap kemungkinan terjadinya pembuahan (walaupun bisa saja tetap terjadi pebuahan) membuatnya menjadi Jahat secara moral.
Bagaimana sebuah benda mati bisa jadi jahat dan tdk bermoral ??  Ini semua tentu berawal dari niat si pelaku.
Jadi jika ada niat suami yg sengaja "menjauhi" istrinya karena sang istri sedang subur2nya, maka ia pun sedang meng-kontra konsepsinya, dan itu pun sama dgn kondom.

Salam.

Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!

Offline Djo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1503
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kharismatik
Re: sexual desire VS sexual pleasure ?
« Reply #179 on: April 17, 2013, 03:02:38 PM »
ML bukanlah sesuatu yang selalu harus dilakukan, yang kalau tidak dilakukan jadi dosa.
Ya kalo begitu sekalian saja anggap yg menggunakan kondom itu tidak sedang ML. Jadi gak usah dipaksa2 harus unity. Saya jadi bingung...

Lagipula procreation itu hakikat dalam pernikahan utk memiliki keturunan...., bukan dalam tiap kali berhubungan seks.

Tidak ML menjadi dosa kalau sebenarnya tidak ada halangan tetapi tetap tidak dilakukan.
Suami sudah ready.... istri sudah ready..... tapi hitung punya hitung... ternyata malam ini istri lagi subur2nya.., sedangkan anak sudah 5....   terpaksa gagal deh malam ini.

Nah baru deh kalimat diatas pas buat keluarga ini.
Trust and Obey....!  Miracle is on the way !!