@Onde,
Sbnrnya perang Magisterium itu penting dan dbutuhkan utk mnyamakan persepsi mengenai hal-hal fundamental, maupun mnempatkan hal-hal non-fundamental pd tempat yg proporsional (tidak btentangan tp mlengkapi).
Maka itu saya bpendapat, sistem magisterium itu bukan ssuatu yg salah.
Bhw denominasi protestan mpunyai banyak varian tafsiran yg beda-beda shg 'terkesan' tidak sependapat satu sama lain, itu adalah wujud dari tidak adanya magisterium yg dapat diterima oleh semua pihak, dan hal itu buat saya pribadi adalah ssuatu yg tragis.
Tentu saja rekan protestan yg lain (bahkan karismatik) akan tidak stuju dg saya...tp ya sudahlah.
Sistem magisterium (sbgmn yg ada di Katolik itu) Alkitabiah dan penting. Kl di jaman para rasul dahulu dinamakan 'sidang para penatua' yg keputusannya akan mpengaruhi seluruh jemaat.
Hanya saja magisterium di Katolik pun belum dapat merangkul (baca=dipercaya) oleh saudara-saudara (jika masih dianggap saudara) dari protestan.
sebagai seorang protestan, pendapat anda sungguh bijak..
bener sekali bro siip... bahwa magisterium katolik belum dapat merangkul semua kalangan kristen.
bahkan gerakan protestanisme dan skisma adalah sebuah bentuk perlawanan terhadap "otoritas" Magisterium GK.
tentu saja ini sebuah keniscayaan, karena masing2 manusia berakal budi punya pendapat, punya cipta, rasa dan karsa yang sangat mungkin bertentangan dengan Magisterium.
Maka dari itu, dari dulu setiap orang katolik wajib patuh terhadap magisterium, hal ini juga dimaksudkan untuk menjaga kepastian dan kejelasan suatu ajaran, sehingga tidak menimbulkan kekacauan dan kerancuan. maka setiap orang katolik yang tidak dapat lagi mematuhi Magisterium, ia di kenakan sangsi ekskomunikasi. sama seperti marthin luther dan pengikutnya.
sehingga kita bisa dengan pasti mendefinisikan ajaran katolik. kita juga bisa dengan pasti mencari jawaban dari kebingungan.
selain dari pada itu, bagi iman katolik, memang sungguh bahwa konsep otoritas mengajar itu memanglah ada. sistem ini sudah berlaku sejak para rasul.
dari otoritas para rasul, kemudian ditunjuklah penggantinya, begitu seterusnya.. (suksesi apostolik).
orang katolik wajib tunduk pada otoritas mengajar, namun manakala seseorang memilih untuk membangkang.. kesalahan tersebut bukanlah menjadi tanggungjawab Magisterium. bkan pula pada sistemnya, karena manusia punya hak menentukan hidupnya masing-masing. namun sistem Gereja sudah jelas, barang siapa tidak tunduk pada otoritas mengajar Gereja, ia di ekskomunikasi. sehingga (sekali lagi) definisi ajaran katolik tetep terjaga.