Bilamana ada suatu kuasa yang dapat menyebrang ke arah dimensi fisik manusia, bagaimana bisa tahu apakah berasal dari atas ataukah bawah ?
udah ngeduga, phooey pasti mengajukan quote sniper atas posting saya .... hehehe
.
"Terpaksa" saya mengemukakan
nyleneh-reasoning ...
Eksistensi tsb (Sang Pencipta) bicara langsung ke si penulis ayat bahwa Dia adalah being pencipta.
Lalu bagaimana si penulis bisa tau bahwa yang ngomong "ngaku2" Sang Pencipta emang bener2 Dia "orangnya" ?
Si Penulis tidak tau, namun karena ada "bukti" jasmani-nya ... yakni diri sendiri si penulis dan makhluk hidup lain -
tapi si penulis percaya.
Itu si penulis, bagaimana kalau di kilas balik ke manusia pertama ?
Idem,
manusia pertama tidak tau ...namun karena ada "bukti" jasmani-nya ... yakni diri sendiri si manusia pertama dan makhluk hidup lain -
si manusia pertama percaya.
Dengan cikal bakal si manusia pertama
percaya bahwa ada 1 eksistensi sebagai being Pencipta maka secara "tradisi" hal ini menjadi turun-temurun ... s/d ke Habil, Nuh, keturunan Nuh .. dan sampe Abraham.
KALAU cikal-bakal percayanya si manusia pertama = TRUE, maka "otomatis" percayanya Abraham juga = TRUE ---> yakni
eksistensi yang ngaku2 sbg being Pencipta tsb emang bener2 Sang Pencipta[/u].
DAN bahkan s/d jaman sekarangpun ... aplikasi rumusan-nya (ungu) masih terpakai
... sebagai contoh, odading. Odading nggak tau apakah apa yang tertera di Alkita = biru, namun karena diri odading sendiri adalah BUKTI jasmani (+ makhluk hidup lainnya) maka secara logik, odading percaya
--- bahkan sekalipun tidak pernah ada Alkitab, bagi manusia yang hobi "meres otak", secara logik akan mengambil kesimpulan :
ADA awal yang memulainya ---
siapa, ybs tidak tau.
Di jaman dulu, "siapa" tsb ngomong langsung dan dikenal lebih jauh.
Di jaman sekarang, "siapa" tsb dikenal lebih jauh melalui tulisan2 orang jaman dulu.
Dari situ, "karakter" si "siapa" tsb jadi diketahui lebih secara logik
(sejauh manusia mengertikan-nya) ... dan karena sudah mengetahui "karakter" si "siapa" ini ---> yakni bersifat positif, maka "otomatis" (tanpa disadari) segala yang bersifat positif didalam kehidupan dirujuk oleh ybs ke si "siapa"
whom ybs percaya sbg being Pencipta tsb.
bagaimana bisa tahu apakah berasal dari atas ataukah bawah ?
Bisa tau dari nilai positif/negatifnya --- sejauh manusia mengenal lebih jauh "karakter" si "siapa" tsb.
Lalu bagaimana dengan orang yang sama sekali tidak pernah berkesimpulan/percaya bhw
ADA yang mengawalinya ? IMO, mereka menjadi "siapa" itu sendiri
(namun utk jelasnya mungkin perlu ditanyakan langsung kepada mereka/ybs... ).puyeng gak yah, phooey ?
hhehehe ...
.
salam.