Apakah Yesus merencanakan kematianNYA?
Luk22:42 “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”
43* Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.
44* Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
Yoh18: 4* Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: “Siapakah yang kamu cari?”
5* Jawab mereka: “Yesus dari Nazaret.” Kata-Nya kepada mereka: “Akulah Dia.” Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka.
6* Ketika Ia berkata kepada mereka: “Akulah Dia,” mundurlah mereka dan jatuh ke tanah.
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah[378]", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya[379]. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Apakah Yesus merencanakan kematianNYA?
Tidak dan Ya.
Apakah Allah menghendaki Yesus mati? menurut saya TIDAK!!!
Apakah Yesus mati karena mentaati kehendak Allah? menurut saya YA!!!
Saya melihat kematian Yesus adalah
conditio sine qua non yang Yesus sadari harus terjadi demi melaksanakan kehendak dari Allah. Yesus punya pilihan untuk menghindari penyaliban, sekurang-kurangnya dengan tiga cara:
1. Secara politik dengan mengobarkan perang kemerdekaan melawan penjajahan Romawi. Banyak kisah Injil tentang Yesus yang memasuki Yerusalem dengan simbol-simbol yang mengarahkan asumsi bahwa Yesus hendak merebut tahta. Murid-murid Yesus ada juga orang Zealot, pejuang kemerdekaan Yahudi. Pengkhianatan Yudas dapat juga suatu cara intelegen zealot membujuk Yesus mengobarkan pemberontakan saat Paskah tersebut, siapa sih yang mau dipersalahkan dan dipermalukan bahkan dihukum mati pada dia hendak mewartakan ajaran yang benar? demikian pikir Yudas dan kaum zealot, pasti Yesus akan menolak menjadi orang kalah yang digiring ke penyaliban, pasti Yesus akan memberi aba-aba memberontak.
---> jika Yesus terbujuk cita-cita politik kaum zealot, bagaimana kita percaya semua ajaran Yesus tentang kasih?
2. Yesus dapat menunjukkan kuasa IllahiNya seperti tampak dalam Yoh 18:5 ~ Ul 32:39. Dalam banyak kesempatan lain Yesus bisa menghilang dari kerumunan orang yang hendak membunuhnya. Pasti tidak terlalu susah bagi Yesus menggunakan kuasa IllahiNya: daripada mengHIDUPkan orang mati, pasti mudah bagi Yesus meMATIkan para prajurit yang hdiup.
---> Jika demikian pasti Yesus tidak akan mengajarkan Allah adalah Bapa penuh cinta sementara yang nanti ditunjukkan adalah Allah Mahakuasa dan dahsyat.
3. Yesus bisa juga mengakali (seperti hipnotis massal para panglima dayak, sekurang-kurangnya metode master of illusion) sehingga orang salah tangkap dan salah menghukum mati orang lain.
---> Jika demikian saya tidak akan percaya ucapanNya: 'Akulah jalan, kebenaran dan Hidup' karena dia sendiri bohong dan mencelakan orang lain demi hidupnya sendiri.
Jadi dari kemungkinan yang tersedia saat itu, Yesus bisa lolos asalkan melupakan pewartaan Kerajaan Allah sebagaimana menjadi tugas perutusanNya dari Allah.
Tapi Yesus secara sadar memang sudah tahu dan bersiteguh dengan rencana keselamatan Allah.
Seperti seorang bruce willis dalam Armagedon lah...