bukan teori kali ya... melainkan definisi ?
Yang saya maksud sih bukan definisi, melainkan "smacam teori".
Abraham adalah salah satu contoh IMAN secara definisi. Abraham vertikal dan horizontal. Abraham tidak mengenal "iman Kristen" kan budi ?
Dan tentunya saya nggak sedang mengharapkan jawaban : "oh Abraham itu beriman Kristen ... cuma aja dia nggak/belon tau" loh" ... hehehe
Aduh gimana ya? IMO, iman Abraham itu iman Kristen. Dia percaya pada Allah yg memberikan pengampunan dosa/penylamat/mesias. Hal-hal prinsipil yg ia percaya itu kristen lho. (Jadi, bukan masalah ia udah tau atau belum, melainkan masalah apa yg ia imani itu)
ini terkait dgn thread phooey, "Adakah ukuran obyektif yang dapat diukurkan bagi iman seseorang ??"
Kalo saya sih, tanya aja orang itu: "Kamu percaya Allah Tritunggal?", "Kamu percaya dirimu berdosa dan hanya Allah yg dapat menyelamatkanmu?", "Kamu percaya Yesus adalah Allah yg berinkarnasi untuk menyelamatkan manusia?", "Kamu mau hidup dalam Kristus?"
Kalau jawabannya "ya", ya bagi saya dia beriman Kristen. Kalau jawabannya "tidak", ya berarti dia bukan beriman Kristen. Tapi, saya tetep tahu kalo orang bisa bohong. Itu nantinya akan terlihat di perbuatannya sehari-hari. Sebab, iman Kristen dan perbuatan bak kata dan maknanya.
Tapi sebenarnya mau orang itu bohong atau nggak, mau saya dapat info yg obyektif atau nggak (ttg keimanan rang tsb), saya rasa itu not my problem/business. Yang jadi urusan saya adalah menjadi kesaksian hidup bagi semua orang, bukan mendapat obyektifitas dai keimanan orang lain.
justru saya sedang belajar membuka pikiran dgn pedoman dua hal : secara Kristen dan secara general, bud.
Jangan-jangan pedoman macam itu malah menutup pikiran, lho bro oda.
Jangan-jangan pedoman yang satu malah menganulir pedoman yang lain...
IMO, orang yang tahu iman Kristen itu seperti apa hanyalah orang Kristen. Orang yang bukan Kristen bisa tahu juga, tapi ya cuma sebagai "semacam teori" saja
Sedangkan yg orang Kristen itu sendiri, kok sepertinya nggak mau ngeliat yg secara general --- melainkan mlulu secara Kristen ?
Yah, namanya juga orang Kristen, kan?
Kalo orang Islam, ya melihat secara Islam. Orang Budha, ya melihat secara Budha. Orang "teori", ya melihat secara "teori"...atau, pinjam istilah bro oda, secara "general".
Iman is iman.
Perbuatan2 baik kepada sesama (jaman sekarang) sangat terpengaruh "reasoning" dalam melakukan perbuatan2 tsb.
"reasoning" itu apa tidak menunjukan iman?
Misal: si A berbuat baik kepada si B. Reason-nya apa? Karena si B galak. Iman si A= orang galak musti dibaikin. (Dan, kalo ditelisik lebih dalam, kenapa orang galak musti dibaikin? Biar diri sendiri nggak digalakin-->"keselamatan")
Hahaha...itu misal saja lho ya...
kok sepertinya terdapat kontradiksi dengan kalimat budi sbb yah? Dari jawaban budi "nggak independet" itu = DEPENDENT.
Dengan begitu kalimatnya (semestinya) menjadi :
"Menurut orang Kristen seperti saya, Allah tidak ngeliat dulu perbuatan2 baik kepada sesama manusia baru Dia justify"
bisa tolong budi jabarkan dua pengertian yg berbeda tsb ?
Masa sih kontradiksi?
Saya bilang,"Iman dan perbuatan itu saling terkait satu sama lain." Trus, saya bilang lagi,"Allah menjustify iman orang tanpa ngeliat dulu perbuatan2nya." Di mana kontradiksinya yah?
Apakah, menurut bro oda, kalau iman dan perbuatan saling terkait, maka hal tsb mengimplikasikan bahwa Allah pasti lihat dulu perbuatan sebelum menjustify iman orang?
Kita umpamakan iman dan perbuatan bagai dua sisi dari sebuah koin. Lalu, kita umpamakan justifikasi iman bagi aksi menyentuh salah satu sisi uang logam. Nah, apakah untuk menyentuh sisi "iman" maka orang harus melihat dulu sisi "perbuatan"? Tentu nggak, kan?
Sekarang, kalo iman Kristen dan perbuatan nggak berdiri sendiri2 ... bagaimana dengan murid yg kecebur ?
Secara keKristenan mengukur iman dari perbuatan2 (tidak bisa terlepas) ... apakah keKristenan menyimpulkan/menganggap murid yang kecebur itu dikarenakan KURANG perbuatan2 baiknya kepada sesama ? ---> KURANGnya perbuatan2 baik si murid kepada sesama menyebabkan KURANGnya iman dia, sehingga dia menjadi kecebur ?
Petrus jadi kecebur karena ia takut sama angin yg tiba-tiba datang. Ada empat partisipan penting dalam teks ini: Petrus, Yesus, angin, air(danau)
Waktu Yesus bilang "Ayo sini", fokus Petrus hanya ada pada Yesus (bayangkan anak kecil yang dipanggil papa/mamanya untuk masuk ke, misalnya, rumah baru). Waktu angin tiba-tiba muncul, fokus Petrus tsb terpecah dan ia pun kecebur. Mungkin dalam hatinya ia berkata "Aduh, mati aku!" yang mengimplikasikan bahwa, baginya, kuasa angin lebih riil dari kuasa Yesus. Padahal, sebelumnya ia sudah pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kuasa Yesus itu riil dan lebih besar daripada kuasa angin
dan ia juga sudah pernah mendengar, dalam peristiwa yg hampir serupa, Yesus berkata "You of little faith.." (IMO, di kali kedua Yesus mengucapkan kata-kata tsb, ada semacam sindiran yg mengingatkan).
Apa artinya? Beriman Kristen berarti senantiasa setiap saat percaya bahwa kuasa Allah lebih besar dari segala kuasa yang ada di depan mata (baca: di dunia ini). Petrus kecebur karena ia kurang percaya/meragukan kebesaran kuasa Allah. Jadi, bukan karena ia kurang berbuat baik, seperti yg ada dalam pertanyan bro oda di atas.
IMO, teks tsb tidak bicara apa-apa soal aspek 'horizontal' dari iman Krsiten. Teks tsb bicara soal aspek 'vertikal' dari iman Kristen. (Tapi, jangan terus diartikan bahwa aspek vertikal dan horizontal itu terpisah sendiri-sendiri ya...
)
Salam