Namun yg sedang saya bahas dg Cadang bukanlah itu.
Yg saya angkat adalah 'sistem'.
Sama siip, saya juga sedang bermaksud ttg adanya "sistem" tsb
Bedanya, siip fokus di sistem tsb adalah berdasarkan fisika - sedangkan saya berdasarkan Causal.
Jd selain Tuhan ciptakan wujud bumi dg segala isinya (tmsk manusia), ia juga ciptakan sistem yg akan bekerja dg sendirinya.
Antara ragu2, sependapat ato kagak dikarenakan bold ... hehehe
.
IMO - yang bold itu yang bisa menjadi misteri, siip ....
kenapa ? saya lanjut berdasarkan quote siip dibawah :
Kl sso mmilih loncat dari lantai 100, maka sistem fisika di bawah hukum gravitasi akan mberikan konsekuensi kematian seketika bagi orang itu.
Sekalipun secara sistem fisika yang, katakanlah mutlak/absolut ... namun
in reality sistem ini masih terbuka kemungkinan "terpengaruh" dgn Causal2 lainnya (so tidak bekerja "sendiri").
Makanya di post saya sebelumnya saya tekankan bold :
orang loncat dari lantai 100, pasti akan jatuh kedasar dan mati.
Namun pernyataan diatas memerlukan pra-syarat (kondisi) - yakni apabila tidak ada "interupsi" dari yg bersifat eksternal.
Probabilitasnya adalah 0,0000000001% - namun tetap probable shg bisa menyebabkan ybs tsb tidak jatuh sampai ke dasar dan tidak mati ---> semisal : ternyata saat itu ada orang bersihin kaca di lantai 90 dgn rig yg cukup besar dan si peloncat indah ini
---apa mao dikata--- bisa pas jatohnya di rig tsb
.
Free-will manusia akan mpengaruhi sistem tersebut kecuali jika Tuhan mengintervensinya.
Nah, dikala probabilitas yang keciiiiiiil banget itulah, bisa/kadang/sering diasumsikan intervensi dari Tuhan.
Saya sempet nanya ke budi, apakah Tuhan bekerja melalui logik. Untuk sementara ini, saya sependapat dengan budi bhw Tuhan bekerja melalui logik.
Yang nggak logik itu misalnya : (nol probabilitas) :
Ketika sedang terjun bebas itu - ybs tau2 seperti disamber "invisible superman (baca : malaikat)" sehingga mendarat dengan empuk dan sempurna di dasar tanpa kurang suatu apa
.
(btw, saya juga belum pernah mendengar intervensi Tuhan dimana sso yang tidak mempunyai biji mata sama sekali, tiba2 nongol biji matanya dan bisa melihat ).Mungkin ada org berkata :
Itu sudah ditakdirkan (dipredestinasikan sbj) oleh Tuhan bahwa dia mati bunuh diri dari lantai 100.
Eitts tunggu dulu,
Saya ngga stuju.
Nah itu-lah siip.
Kalau saya berpedomankan : ada sebagian pake freewill, sebagian lagi pake predestinasi (seperti Esau) --- bagaimana bisa saya yakin dengan menyatakan "saya nggak setuju" ? Bukannya nanti Tuhan bisa ketawa :
"yeee... odading salahhh.... wong yang loncat itu salah satu aktor utama GrandDesign saya yang emang udah tak predestinasikan SBJ utk mati dengan loncat dari lantai 100 kooookk.... " hehehe
.
Mngapa saya ngga stuju?
Krn prinsip sifat Tuhan.
Tuhan itu perancang damai sejahtera, bukan perancang kecelakaan.
Jika tjadi kecelakaan, maka itu mrupakan respons dari free-will.
Lah ? Esau kok dibenci SBJ ?
sulit kaaaannn.... hehehe
salam.