Salam damai sejahtera Tuhan Yesus Kristus menyertai kita sekalian.
Saya dilahirkan di keluarga Protestan. Karena lokasi tempat tinggal orang tua saya lebih dekat ke sekolah Katolik, didaftarlah saya di sana. Selain karena dekat, mutu sekolah itu juga cukup disegani di kabupaten kami, dan masih bernafaskan kekristenan yaitu agama yang dipeluk orang tua saya. Meski bayaran sekolahnya lebih mahal daripada sekolah negeri dan sekolah swasta atau subsidi lainnya (ketika itu sekolah negeri juga bayar SPP, belum kenal BOS), orang tua saya memilihkan sekolah itu untuk anak-anaknya, agar pengenalan akan Yesus 'lebih hebat' daripada mereka yang hanya Kristen Napas (Natal & Paskah).
Maka, oleh sekolah, dikenalkanlah saya dengan tanda salib, yang mengawali dan mengakhiri doa. Ketika itu, ada kebanggaan tersendiri mengetahui adanya tanda salib tersebut. Berbeda dari kawan-kawan yang orang tuanya pengikut Kristus Non Katolik. Padahal, orang tua saya masih menganut Protestan.
Waktu berlalu, saya sekolah minggu di Katolik, bukan di Protestan. Orang tua saya yang Kristen Napas itu tidak mempermasalahkan. Bahkan, mereka bangga, sebab anak-anaknya 'lebih hebat' peengenalan Yesus Kristus-nya daripada mereka sendiri. Salah satu tujuan menyekolahkan di sekolah bernafaskan kekristenan tercapai.
Singkat cerita, kami sekeluarga kecuali kakak saya yang sudah lebih dahulu diterima, menjadi keluarga Katolik (pada saat saya kelas VI). Perasaan kebanggaan membuat tanda salib sudah menipis atau tepatnya sudah tidak terpikirkan lagi. Hanya, kadang-kadang, karena melihat seorang artis atau atlet yang memperoleh penghargaan mendahului menandai diri dengan tanda salib, rasa bangga itu membuncah lagi. Serrr... seperti tersiram air sejuk segar rasanya.
Hehheheee... ngalor ngidul ceritanya, padahal yang ingin saya sampaikan adalah pandangan saya mengenai tanda salib. Bagi saya pribadi, tanda salib itu adalah ikhtisar dari Credo atau Pengakuan Iman. Sebab, jika dipikir-pikir, Credo atau Pengakuan Iman adalah pengakuan pada Allah Bapa, pada Allah Putera, dan pada Allah Roh Kudus. Tanda Salib mengaminkannya.
Pertanyaannya, benarkah demikian? Ada yang mau nolong?
Damai, damai, damai.