Bro Djo,
imho pengertian masturbasi per se berbeda dengan mimpi basah...jadi kalau dibilang masturbasi berarti mengeluarkan dengan sengaja ....dan yes memang satu paket dengan niat2an tidak baik tersebut dan jelas dosa.
Ya, niat2an tidak baik nya yg membuat dosa.
Hubungan intim ini sakral bro...hanya boleh dilakukan oleh suami isteri...setuju kan...
Ok, setuju.
Nah dengan dasar cinta yang sakral ini manusia diajak oleh Tuhan untuk berpatisipasi dalam proses procreation.
Jadi dalam hal ini setiap hubungan intim seharusnya pasangan terbuka pada procreation...
Ya, partisipasi utk proses pro creation dalam pernikahannya.
Dan bukan berpartisipasi dalam SETIAP hubungan intimnya.
Makanya di awal saya tanya, pro creation itu dasar pernikahan atau dasar hubungan intim pasutri ?
Kalau memang harus pro creation dlm tiap hub sex, berarti KB alami jg tidak dibenarkan.
Maksud saya begini bro, metode creighton misalnya. Buat apa sih orang susah2 menghitung hari, mengecek (maaf) cairan, mendokumentasikannya, dsb ? Intinya cuma satu. Supaya tidak hamil (baca : supaya tidak terjadi ception/creation).
Memang kita akan bilang, bahwa Kb alami ini tujuannya adlah utk merencanakan keluarga yg sejahtera dst dst, tapi orang yg memakai kb buatan jg akan mengatakan hal yg sama.
Sederhananya metode itu tetap saja gunanya utk memfasilitasi hubungan intim tanpa kehamilan.
caranya by kodrat manusia...apa adanya tanpa intervensi alat KB buatan.
apa salahnya buatan manusia ?
Apakah bro hanya menggunakan obat herbal, dan tidak pernah menggunakan obat2an berbahan kimia hasil apotik ?
Ok bro kita ganti dengan not pro creation...karena alat kB buatan menghambat terjadinya conception atau disebut contra conception.
menghindari/menghambat terjadinya conception nggak salah dong.... ?
Kan kita sudah sepakat, setelah terjadi conception maka BARU dikatakan makhluk hidup. Maka dari itu kalo kita ganggu gugat setelah terjadi conception, kita bisa dikatakan membunuh.
Nah, ini kan BELUM terjadi conception, masih terpisah. Sama sprti gunting rambut bro
Salam damai jg.