Author Topic: makan makanan bekas sembayang org Budha ?  (Read 9978 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline detik

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1692
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
makan makanan bekas sembayang org Budha ?
« on: August 27, 2012, 04:55:53 PM »
boleh ngak seh makan makanan bekas sembayang ?
binun saya..

Offline hello kitty

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1675
  • Reputation Power:
  • Denominasi: GKI
Re: makan makanan bekas sembayang org Budha ?
« Reply #1 on: August 27, 2012, 05:32:25 PM »
tentu boleh.
asal tidak basi dan sesuai selera :onion12:
jangan masukkan kami ke dalam pencobaan..
karena kami bisa masuk sendiri ke dalamnya
(St. Kitty dari Lawang)

Offline detik

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1692
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: makan makanan bekas sembayang org Budha ?
« Reply #2 on: August 27, 2012, 05:52:49 PM »
tentu boleh.
asal tidak basi dan sesuai selera :onion12:

ada alasan lain sis, selain basi..  :grining:

Offline hello kitty

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1675
  • Reputation Power:
  • Denominasi: GKI
Re: makan makanan bekas sembayang org Budha ?
« Reply #3 on: August 27, 2012, 05:55:35 PM »
ada alasan lain sis, selain basi..  :grining:

tunggu para master saja  yang menjelaskan.
hehehehe..saya jawab secara simpel, karena sedang malas berpikir :m17:
jangan masukkan kami ke dalam pencobaan..
karena kami bisa masuk sendiri ke dalamnya
(St. Kitty dari Lawang)

bruce

  • Guest
Re: makan makanan bekas sembayang org Budha ?
« Reply #4 on: August 27, 2012, 06:06:23 PM »
Sudah ada bahasan yang sangat bagus, jadi saya copas saja ke sini ya

Untuk menjawab pertanyaan mengenai tanggapan terhadap cara sembahyang kepada leluhur dan boleh atau tidaknya makan makanan yang telah ‘disembahyangi’ menurut adat kepercayaan Tionghoa, saya mengacu kepada pengajaran dalam Kitab Suci, yaitu:

1 Kor 8: 1-13
Di perikop ini Rasul Paulus mengajarkan kembali bahwa “tidak ada Allah lain daripada Allah yang esa” (ay. 4), jadi Allah kita mengatasi segalanya. Oleh karena itu, kita hanya menyembah dan berdoa kepada Allah, sebab “bagi kita hanya ada satu Allah saja…. yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup” (ay.6). Maka kita sebagai orang Katolik tidak berdoa menyembah kepada leluhur. Namun bukan berarti kita tidak mengenang dan memperingati leluhur, sebab kita boleh atau bahkan harus berdoa bagi mereka yang sudah meninggal, untuk mendoakan jiwa mereka, agar Tuhan berkenan mengampuni dan membawa mereka ke dalam kebahagiaan surgawi.

Jadi dalam hal ini, kita percaya bahwa Tuhan kita mengatasi segala sesuatu, dan segala yang ‘disembahyangi’ bukan kepada Tuhan kita, sesungguhnya tidak akan mendatangkan pengaruh apapun kepada kita. Rasul Paulus mengatakan, “Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan” (ay.8). Namun pengetahuan yang demikian jangan sampai membuat kita sombong, melainkan kita harus menunjukkannya dengan kasih (lihat ay.1-3). Maksudnya adalah kita harus bijaksana dalam menyikapi mengenai masalah ini.

Rasul Paulus mengingatkan, “jagalah supaya kebebasanmu ini jangan sampai menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah. Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai ‘pengetahuan’, sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala?” (ay. 9-10) Sebab jika demikian kita menjadi ‘batu sandungan’ bagi orang itu, mereka menjadi ‘binasa’ karena pengetahuan kita, dan dengan demikian kita berdosa terhadap Kristus (lihat ay. 11-12). Maka Rasul Paulus mengatakan, “Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.” (ay. 13)

1 Kor 10: 18-33
Rasul Paulus mengajarkan agar umat tidak mempersembahkan apapun kepada roh-roh jahat (ay. 20-22). Walaupun demikian, umat dapat makan daging yang dijual di pasar yang kemungkinan berasal dari persembahan di kuil [tentu asal tidak ikut mempersembahkan kurban di kuil] karena pada dasarnya bumi dan segala isinya adalah milik Tuhan (ay. 25-26). Jadi jika umat disuguhi makanan oleh orang yang tidak percaya, tidak perlu menyelidiki asal usul makanan tesebut, namun jika diberi tahu kalau itu makanan sembahyangan, sedapat mungkin dihindari, bukan karena ia berdosa jika memakannya [karena dikatakan, segala sesuatu diperbolehkan, tetapi bukan segala sesuatu membangun, dalam ay. 23], tetapi karena jangan sampai umat menjadi batu sandungan bagi  orang lain (ay. 28-29, 32).

Rom 14:13-17
Rasul Paulus kembali mengingatkan agar jangan kita menghakimi dan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Rasul Paulus berkata bahwa di dalam Yesus “tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis. Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kritus telah mati untuk dia…. Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.”

Jadi misalnya, kita tidak sepantasnya makan babi di depan mata saudara kita yang beragama muslim. Atau, jangan sampai kita makan makanan yang habis ‘disembahyangi’, jika di situ ada orang yang dapat berpikir, “Oo, jika demikian orang Katolik setuju dengan cara sembahyangan leluhur macam ini.” Padahal kita semua tahu bahwa kita sebagai orang Katolik tidak ber-’sembahyang’ dengan cara demikian. Jika demikian situasi yang dihadapi oleh Nie, maka sikap Nie sudah benar, bahwa supaya tidak menjadi batu sandungan, lebih baik tidak usah memakan makanan sembahyangan itu. Namun sebaliknya, jika karena tidak makan malah menyebabkan pertengkaran di dalam keluarga sehingga ini juga menjadi ‘batu sandungan’ dalam bentuk yang lain, maka tidak ada salahnya makan makanan tersebut.

Mat 15:11, 18-19
Akhirnya, kita melihat kepada apa yang diajarkan Yesus sendiri tentang hal ini. Yesus mengatakan, “…bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang…. Apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.”

Bukankah memang demikian halnya? Ada orang-orang  yang ribut mengatakan jangan makan ini atau itu, sebab itu najis; namun sesungguhnya  di lain hal mereka gagal berbuat kasih dengan ucapan perkataan negatif yang keluar dari mulut mereka. Hal ini dapat juga terjadi pada kita semua. Maka Alkitab mengingatkan kita, supaya jangan sampai kita menajiskan diri dengan perkataan yang keluar dari mulut kita; di samping bahwa kita perlu dengan bijaksana mengatur apa yang masuk ke dalam mulut kita (agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain dan tentu agar itu berguna bagi kesehatan kita). Selanjutnya, kita harus berhati-hati dengan ucapan kita, sebab itulah yang menjadi cerminan isi hati kita.

Namun demikian, perlu kita ingat bahwa biar bagaimanapun, kita harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, karena demikianlah yang menjadi ajaran para rasul (Kis 15: 29). Demikianlah jawaban saya, semoga dapat berguna buat kita semua.

http://katolisitas.org/1525/perihal-makanan-sembahyangan

Offline WorldPeace8281

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 280
  • Reputation Power:
    • WorldPeace8281
  • Denominasi: Yesusnisme
Re: makan makanan bekas sembayang org Budha ?
« Reply #5 on: August 27, 2012, 08:03:17 PM »
Namun demikian, perlu kita ingat bahwa biar bagaimanapun, kita harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, karena demikianlah yang menjadi ajaran para rasul (Kis 15: 29). Demikianlah jawaban saya, semoga dapat berguna buat kita semua.

wah, bruce

Saya nih bukan Buddhist, tp saya ingatkan nieh kl org Buddha BUKAN PENYEMBAH BERHALA & mereka gak seneng kl dikatain gitu

liat nieh komplain mereka akibat dr kita nyangka begitu:
- http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,22863.0.html
- http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,14439.0.html
- http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,21575.0.html

baca juga nieh, BUDDHA BUKAN PENYEMBAH BERHALA:
- http://worldpeace8281.blogspot.com/2012/06/aksi-pelecehan-fundamentalis-kristen.html
- http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2012/07/apakah-umat-buddhis-menyembah-patung.html
- http://bhagavant.com/home.php?link=naskah_dhamma_article&n_id=82

lagipula kita umat Kristen terutama Katolik (sumbernya Katolisitas lagi) seharusnya malu kl ngomong gitu soalnya kita jg dibilang menyembah patung Yesus & Bunda Maria walau itu cuman visualisasi & harusnya kita jg anggap mereka demikian. Salam Pluralisme :m42:

bruce

  • Guest
Re: makan makanan bekas sembayang org Budha ?
« Reply #6 on: August 27, 2012, 08:10:22 PM »
wah, bruce

Saya nih bukan Buddhist, tp saya ingatkan nieh kl org Buddha BUKAN PENYEMBAH BERHALA & mereka gak seneng kl dikatain gitu

liat nieh komplain mereka akibat dr kita nyangka begitu:
- http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,22863.0.html
- http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,14439.0.html
- http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,21575.0.html

baca juga nieh, BUDDHA BUKAN PENYEMBAH BERHALA:
- http://worldpeace8281.blogspot.com/2012/06/aksi-pelecehan-fundamentalis-kristen.html
- http://ioanesrakhmat.blogspot.com/2012/07/apakah-umat-buddhis-menyembah-patung.html
- http://bhagavant.com/home.php?link=naskah_dhamma_article&n_id=82

lagipula kita umat Kristen terutama Katolik (sumbernya Katolisitas lagi) seharusnya malu kl ngomong gitu soalnya kita jg dibilang menyembah patung Yesus & Bunda Maria walau itu cuman visualisasi & harusnya kita jg anggap mereka demikian. Salam Pluralisme :m42:

Anda baca lengkap ngga? Atau anda cuma baca apa yang mau anda baca saja?

Katolik tidak menyembah patung, tetapi kalau ada yang mengatakan Katolik penyembah patung, urusannya sendiri. Jika ada yang keberatan dengan umat Katolik berdoa di depan patung, kamipun tidak urusan, tidak ada yang menyuruh mereka berdoa didepa patung kami, koq.

Siapa yang bicara tentang agama Buddhist? Kalau bukan penyembah berhala, apa tujuan penyajian berbagai makanan manusia untuk dipersembahkan pada roh-roh? Maka kalau kami mau ataupun menolak hidangan yang disajikan, itu sepenuhnya adalah hak kami, tidak ada yang bisa memaksa kami.

Saya tidak urusan dengan komplain mereka, kalau mereka mau menjelaskan, silahkan jelaskan di sini, di forum ini.

Bisa dipahami?

Salam
« Last Edit: August 27, 2012, 08:29:27 PM by bruce »

Offline hello kitty

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1675
  • Reputation Power:
  • Denominasi: GKI
Re: makan makanan bekas sembayang org Budha ?
« Reply #7 on: August 27, 2012, 08:27:14 PM »
@Mr. Bruce

wah..kalem dulu, Bro. :nod:
kita tunggu penjelasan dari rekan Budha, kalau ada.
dengan demikian, semua jadi lebih jelas dan fair :bsmile:

IMO- saya tidak mempermasahkan makan makanan bekas sembahyang orang Budha. waktu saya kecil, kebetulan nenek masih mempertahankan adat lama itu. saya pun dengan senang hati membantu menghabiskan makanan.  :dance:
setelah nenek meninggal, tidak ada yang melanjutkan tradisi itu. jadi berakhirlah kebiasaan makan makanan bekas sembahyang.

agak sulit rasanya mem-posisikan diri tidak menjadi batu sandungan. kalau pun kita tidak makan makanan tersebut, ada kalanya kita juga jadi batu sandungan pada sikap kita yang lain :doh:
akhirnya saya bersikap lebih cuek. selama sikap saya tidak mengganggu stabilitas nasional dan tidak mengambil hak orang, ya saya lakukan juga.

btw, kalau tidak dipersilakan makan, saya juga tidak makan kok.
saya makan (biasanya) untuk menghormati yang mengundang. begitu saja, tanpa tendensi lain.
jangan masukkan kami ke dalam pencobaan..
karena kami bisa masuk sendiri ke dalamnya
(St. Kitty dari Lawang)

bruce

  • Guest
Re: makan makanan bekas sembayang org Budha ?
« Reply #8 on: August 27, 2012, 08:38:35 PM »
@Mr. Bruce

wah..kalem dulu, Bro. :nod:
kita tunggu penjelasan dari rekan Budha, kalau ada.
dengan demikian, semua jadi lebih jelas dan fair :bsmile:

IMO- saya tidak mempermasahkan makan makanan bekas sembahyang orang Budha. waktu saya kecil, kebetulan nenek masih mempertahankan adat lama itu. saya pun dengan senang hati membantu menghabiskan makanan.  :dance:
setelah nenek meninggal, tidak ada yang melanjutkan tradisi itu. jadi berakhirlah kebiasaan makan makanan bekas sembahyang.

agak sulit rasanya mem-posisikan diri tidak menjadi batu sandungan. kalau pun kita tidak makan makanan tersebut, ada kalanya kita juga jadi batu sandungan pada sikap kita yang lain :doh:
akhirnya saya bersikap lebih cuek. selama sikap saya tidak mengganggu stabilitas nasional dan tidak mengambil hak orang, ya saya lakukan juga.

btw, kalau tidak dipersilakan makan, saya juga tidak makan kok.
saya makan (biasanya) untuk menghormati yang mengundang. begitu saja, tanpa tendensi lain.

Saya tidak mempermasalahkan makanan persembahan sis, seperti juga pada tulisan yang saya quote, saya tidak menganggap ada dewa-dewi atau apapun selain Tuhan yang saya sembah. Jadi, persembahan di meja sembahyang, bagi saya setara dengan disajikan di atas meja makan. Tidak ada bedanya.

Tetapi, seperti juga dijelaskan di Alkitab, jika makanan yang kita makan mengakibatkan batu sandungan bagi orang lain yang tidak tahu, maka lebih baik tidak dimakan. Begitu kira kira.

Jawaban saya terkesan keras, karena posting worldpeace melupakan cara berdiskusi dengan santun. Seolah tiba tiba menyalahkan Katolik, dan anda perhatikan, tidak ada kata kata Buddha dalam posting saya. Dengan kata lain tulisan yang saya quote tidak menyatakan Buddha sebagai penyembah berhala. Worldpeace telah melakukan strawman dengan menyerang istilah yang dibuatnya sendiri, dengan dilemparkan kepada saya. Itu yang saya sikapi.

Dan kalau dikatakan bahwa situs mereka (Buddhist) keberatan, silahkan saja, itu bukan urusan saya, terlebih lagi tulisan saya juga tidak menyebut kata Buddha ataupun Buddhist sebagai penyembah berhala.

Tetapi saya menjawab pertanyaan sesuai dengan iman Kristen dan Katolik dan sesuai pula dengan ayat ayat Alkitab yang seharusnya juga dipahami oleh setiap orang beragama Kristen, baik Katolik ataupun Protestan.

Begitu kan?

Syalom

Offline WorldPeace8281

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 280
  • Reputation Power:
    • WorldPeace8281
  • Denominasi: Yesusnisme
Re: makan makanan bekas sembayang org Budha ?
« Reply #9 on: August 27, 2012, 08:44:22 PM »
Anda baca lengkap ngga? Atau anda cuma baca apa yang mau anda baca saja?

Katolik tidak menyembah patung, tetapi kalau ada yang mengatakan Katolik penyembah patung, urusannya sendiri. Jika ada yang keberatan dengan umat Katolik berdoa di depan patung, kamipun tidak urusan, tidak ada yang menyuruh mereka berdoa didepa patung kami, koq.

Siapa yang bicara tentang agama Buddhist? Kalau bukan penyembah berhala, apa tujuan penyajian berbagai makanan manusia untuk dipersembahkan pada roh-roh? Maka kalau kami mau ataupun menolak hidangan yang disajikan, itu sepenuhnya adalah hak kami, tidak ada yang bisa memaksa kami.

Saya tidak urusan dengan komplain mereka, kalau mereka mau menjelaskan, silahkan jelaskan di sini, di forum ini.

Bisa dipahami?

Salam

bruce, kurasa Anda perlu baca ini: http://id.wikipedia.org/wiki/Pertikaian_ritus

misionaris Matteo Ricci aja memperbolehkannya karena cuman sebagai penghormatan & bukan sebagai penyembahan berhala

Saya tidak mempermasalahkan makanan persembahan sis, seperti juga pada tulisan yang saya quote, saya tidak menganggap ada dewa-dewi atau apapun selain Tuhan yang saya sembah. Jadi, persembahan di meja sembahyang, bagi saya setara dengan disajikan di atas meja makan. Tidak ada bedanya.

Tetapi, seperti juga dijelaskan di Alkitab, jika makanan yang kita makan mengakibatkan batu sandungan bagi orang lain yang tidak tahu, maka lebih baik tidak dimakan. Begitu kira kira.

Jawaban saya terkesan keras, karena posting worldpeace melupakan cara berdiskusi dengan santun. Seolah tiba tiba menyalahkan Katolik, dan anda perhatikan, tidak ada kata kata Buddha dalam posting saya. Dengan kata lain tulisan yang saya quote tidak menyatakan Buddha sebagai penyembah berhala. Worldpeace telah melakukan strawman dengan menyerang istilah yang dibuatnya sendiri, dengan dilemparkan kepada saya. Itu yang saya sikapi.

Dan kalau dikatakan bahwa situs mereka (Buddhist) keberatan, silahkan saja, itu bukan urusan saya, terlebih lagi tulisan saya juga tidak menyebut kata Buddha ataupun Buddhist sebagai penyembah berhala.

Tetapi saya menjawab pertanyaan sesuai dengan iman Kristen dan Katolik dan sesuai pula dengan ayat ayat Alkitab yang seharusnya juga dipahami oleh setiap orang beragama Kristen, baik Katolik ataupun Protestan.

Begitu kan?

Syalom

hehehe :D maaf bruce soalnya saya ngikutin judul tritnya yg bertuliskan "Budha" :peace:

Offline hello kitty

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1675
  • Reputation Power:
  • Denominasi: GKI
Re: makan makanan bekas sembayang org Budha ?
« Reply #10 on: August 27, 2012, 08:51:03 PM »
Jawaban saya terkesan keras, karena posting worldpeace melupakan cara berdiskusi dengan santun. Seolah tiba tiba menyalahkan Katolik, dan anda perhatikan, tidak ada kata kata Buddha dalam posting saya. Dengan kata lain tulisan yang saya quote tidak menyatakan Buddha sebagai penyembah berhala. Worldpeace telah melakukan strawman dengan menyerang istilah yang dibuatnya sendiri, dengan dilemparkan kepada saya. Itu yang saya sikapi.

oh..itu toh yang Anda permasalahkan.
ok, saya bisa pahami.

kelihatannya WP mengaitkan penjelasan Anda dengan agama Budha, karena kebetulan thread-nya saja berjudul "makan makanan bekas sembayang org Budha"
secara otomatis, WP menganggap Anda menyebut bahwa orang Budha adalah penyembah berhala (meski kenyataan-nya tidak sama sekali).

forum virtual memang sangat rentan dengan mis-komunikasi :doh:
(komunikasi langsung saja masih rentan salah paham, apalagi bahasa tulisan begini)

Quote
Tetapi saya menjawab pertanyaan sesuai dengan iman Kristen dan Katolik dan sesuai pula dengan ayat ayat Alkitab yang seharusnya juga dipahami oleh setiap orang beragama Kristen, baik Katolik ataupun Protestan.

Begitu kan?

setuju...itu sesuai dengan visi dan misi FIK :dance:
jangan masukkan kami ke dalam pencobaan..
karena kami bisa masuk sendiri ke dalamnya
(St. Kitty dari Lawang)

bruce

  • Guest
Re: makan makanan bekas sembayang org Budha ?
« Reply #11 on: August 27, 2012, 08:55:44 PM »
Quote
forum virtual memang sangat rentan dengan mis-komunikasi
(komunikasi langsung saja masih rentan salah paham, apalagi bahasa tulisan begini)

Itulah pentingnya selalu mencoba menggunakan bahasa yang santun dan enak dibaca.
Coba anda baca post bro WB, bagaimana menurut pendapat anda? Itu sudah saya edit/remove karakter kartunnya yang menuliskan SARA di coret. Siapa yang membawa unsur SARA? Karena di sini kita bicara masalah aturan yang sesuai ajaran agama, dan tentunya agama Kristen, bukan yang lain.

 :doh:

Syalom

bruce

  • Guest
Re: makan makanan bekas sembayang org Budha ?
« Reply #12 on: August 27, 2012, 08:59:22 PM »
bruce, kurasa Anda perlu baca ini: http://id.wikipedia.org/wiki/Pertikaian_ritus

misionaris Matteo Ricci aja memperbolehkannya karena cuman sebagai penghormatan & bukan sebagai penyembahan berhala

hehehe :D maaf bruce soalnya saya ngikutin judul tritnya yg bertuliskan "Budha" :peace:

Saya sarankan, anda membaca lengkap dulu, dan mencoba berdiskusi dengan pikiran jernih tanpa prasangka.

Saya tekankan satu hal, umat Katolik (karena anda menyebut-yebut Katolik) adalah umat Kristen dengan tingkat toleransi terbesar dibanding dengan umat Kristen yang lain.

Buktinya bisa anda lihat sendiri dengan cotoh Matteo Ricci, yang sudah juga ada thread nya di FIK ini (mungkin belum anda baca?).

Jadi, jangan bicara soal SARA kepada saya, karena pastilah salah tempat.

Syalom

Offline hello kitty

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1675
  • Reputation Power:
  • Denominasi: GKI
Re: makan makanan bekas sembayang org Budha ?
« Reply #13 on: August 27, 2012, 09:05:18 PM »
Itulah pentingnya selalu mencoba menggunakan bahasa yang santun dan enak dibaca.
Coba anda baca post bro WB, bagaimana menurut pendapat anda?

terkesan gaul dan provokatif, Bro.hehehehe..
 :swt:

yah, sudah saatnya kita belajar menulis dengan bahasa yang lebih santun..mengingat ini juga forum virtual yang sangat rentan salah paham.
perlu diingat pula, member di sini berasal dari latar belakang yang sangat beragam, dengan karakter dan gaya bahasa yang berbeda pula --> kadang memang agak sulit menanggapi dengan "waras" ketika ada yang "menggelitik"

Quote
Itu sudah saya edit/remove karakter kartunnya yang menuliskan SARA di coret. Siapa yang membawa unsur SARA? Karena di sini kita bicara masalah aturan yang sesuai ajaran agama, dan tentunya agama Kristen, bukan yang lain.

setuju.  :afro:
mari kita lanjutkan diskusi dengan tenang dan damai. semoga posting berikutnya bisa menambah wawasan kita semua, khususnya tentang topik ini.
jangan masukkan kami ke dalam pencobaan..
karena kami bisa masuk sendiri ke dalamnya
(St. Kitty dari Lawang)

Offline WorldPeace8281

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 280
  • Reputation Power:
    • WorldPeace8281
  • Denominasi: Yesusnisme
Re: makan makanan bekas sembayang org Budha ?
« Reply #14 on: August 27, 2012, 09:06:37 PM »
Saya sarankan, anda membaca lengkap dulu, dan mencoba berdiskusi dengan pikiran jernih tanpa prasangka.

Saya tekankan satu hal, umat Katolik (karena anda menyebut-yebut Katolik) adalah umat Kristen dengan tingkat toleransi terbesar dibanding dengan umat Kristen yang lain.

Buktinya bisa anda lihat sendiri dengan cotoh Matteo Ricci, yang sudah juga ada thread nya di FIK ini (mungkin belum anda baca?).

Jadi, jangan bicara soal SARA kepada saya, karena pastilah salah tempat.

Syalom

maaf bruce :peace: saya cuma memperingatkan saja soalnya takut ada kesalah-pahaman, bukan mau menuduh yg gak2 :peace:

saya jg tak menyerang, saya sekali lagi cuma mengingatkan kl umat Kristen hrsnya malu krn punya masalah yg sama & saya udh tau jawabannya (liat post saya sebelumnya yg menyatakan kl itu cuma visualisasi saja)

saya udh liat kok tritnya, tp Anda tidak lagi berpikir kl agama Timur itu menyembah berhala & melakukan sesembahan kan :peace: