banyak iman tetangga yang mempersoalkan kematian Yesus, apakah dimungkinkan Allah utk mati?
Gereja mengajarkan bahwa ketika lahir di dunia, Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh manusia. Ini adalah sesuatu misteri yang tidak akan pernah lagi terulangi terjadi dalam sejarah manusia, bahwa seseorang Pribadi adalah Allah 100% dan manusia 100%. Memang justru karena keunikan-Nya itu, di sepanjang sejarah banyak orang berusaha menyederhanakannya, namun malah akhirnya tidak konsisten dengan ajaran Alkitab itu sendiri.
Anda pasti setuju bahwa Allah tidak mungkin berhenti menjadi Allah, dan kalau Allah berhenti menjadi Allah maka Ia bukan Allah. Atau Allah tidak mungkin menjadi berkurang/ berubah menjadi tidak sempurna, sebab jika demikian itu tidak sesuai dengan sifat Allah yang tetap selamanya. Allah tidak bisa menyangkal Diri-Nya sendiri (lih. 2 Tim 2:13), seperti bahwa Ia adalah setia, penuh kasih, adil, sempurna, tetap selamanya dst, dan karena itu Dia tidak mungkin berubah untuk tidak menjadi Allah. “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” (Ibr 13:8). Maka “sama” di sini adalah dalam hakekatnya sebagai Allah.
Maka dengan prinsip ini kita dapat mengetahui bahwa meskipun Yesus sang Sabda/Firman itu menjelma menjadi manusia, maka Ia tetaplah Allah. Alkitab mengatakan, “Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, ….sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih dan kebenaran.” (Yoh 1:14). Seseorang disebut anak jika ia mempunyai hakekat yang sama dengan bapanya. Maka karena Bapa-nya Kristus adalah Allah, maka Kristus adalah Allah, walaupun Ia mengambil rupa sebagai manusia, sebagai seorang hamba yang rela menderita sampai mati di salib (Fil 2:7-8). Justru korban salib-Nya itu menjadi sesuatu yang tak ternilai harganya, karena yang disalibkan adalah Tuhan sendiri yang mengambil rupa sebagai manusia. Dan karena korban yang tak ternilai ini, maka korban Yesus ini dapat menjadi korban penebusan dosa bagi segenap umat manusia.
Dalam Teologi ada istilah yang disebut sebagai “Communicatio idiomatum“/ sharing of properties atau mungkin bisa diterjemahkan sebagai persekutuan predikat, yaitu predikat Allah dan predikat manusia di dalam Pribadi Yesus.
Berikut ini adalah contoh communicatio idiomatum dalam ayat Alkitab:
1. Mi 5:1: Mesias adalah seorang yang akan lahir di Betlehem (kemanusiaan Kristus) yang permulaannya sudah sejak purbakala (ke-Allahan Kristus)
2. Yes 9:5: Seorang anak laki-laki akan lahir (kemanusiaan Kristus) yang akan disebut sebagai Allah yang perkasa (ke-Allahan Kristus).
3. Yoh 8:58: Yesus berkata (dalam kemanusiaannya), bahwa sebelum Abraham jadi, Aku ada (ke-Allahan Kristus).
4. Yoh 14:6: Yesus berkata, “Aku adalah jalan (mengacu kepada kemanusiaan-Nya), Kebenaran dan Hidup” (mengacu kepada ke-Allahan-Nya).
5. Fil 2:5-11: Allah mengambil rupa seorang hamba, menjadi manusia dan wafat di kayu salib (kemanusiaan dan ke-Allahan Kristus).
6. 1 Kor 2:8, dikatakan “…kalau sekiranya mereka [penguasa dunia] mengenal-Nya, mereka tidak akan menyalibkan Tuhan yang mulia.” Kristus adalah Tuhan yang mulia dalam ke-Allahan-Nya, yang disalibkan dalam kemanusiaan-Nya. Jika dikatakan dalam Injil, “Yesus mati”, maka yang dikatakan mati di sini adalah Yesus dalam seluruh kepribadiaan-Nya, yang adalah Tuhan dan manusia. Memang secara hakikat, Tuhan tidak bisa mati, namun dalam Pribadi Yesus terdapat juga kodrat manusia selain dari kodrat Tuhan, maka Yesus dapat mati. Namun justru karena hakekat/ kodrat Yesus sebagai Allah, maka Ia dapat bangkit dari kematian-Nya, dan ini menjadi mukjizat yang terbesar yang dilakukan oleh-Nya.
7. Kol 1:15-20 Maka dasar teologis dari persekutuan predikat Allah dan predikat manusia adalah adanya “the hypostatic union”, dalam Pribadi Yesus, yaitu Satu Pribadi namun terdiri dari dua kodrat, yaitu Allah dan manusia. Maka Ia adalah Tuhan dan Penyelamat, namun juga Ia sengsara, wafat dan dikuburkan. Namun demikian kedua kodrat tidak tercampur baur. Ini terlihat jelas dalam ayat Kol 1:15-20, di mana dikatakan bahwa segala sesuatu diciptakan di dalam Kristus (mengacu kepada ke-Allahan-Nya) dan sebagai yang sulung yang bangkit dari antara orang mati (mengacu kepada kemanusiaan Yesus). Maka predikat-predikat yang sesuai dengan kedua kodrat tersebut dilakukan oleh Pribadi yang sama yaitu Yesus Kristus.
Semoga membantu.
Syalom