Mendidik Anak

[steavan_lop]

td denger bokap gw ngomong ada anak karyawannya minta ipad...pas gw tanya "umur brp?" ,"umur kelas 1 SD, ud seminggu ga masuk kelas krn minta ipad" lanjutnya...shock gw...

akhirnya dibeliin hape mito..wew...serem bgt anak jaman skrg..

sbg catetan bokap gw ini usaha sablon jadi yah taulah karyawannya levelnya kyk gmn..miris gw

[hello kitty]

td denger bokap gw ngomong ada anak karyawannya minta ipad...pas gw tanya "umur brp?" ,"umur kelas 1 SD, ud seminggu ga masuk kelas krn minta ipad" lanjutnya...shock gw...

akhirnya dibeliin hape mito..wew...serem bgt anak jaman skrg..

sbg catetan bokap gw ini usaha sablon jadi yah taulah karyawannya levelnya kyk gmn..miris gw

ga usah miris, Steav. itu cuma akibat dari pendidikan ortu yang salah.
yang saya tangkap, sang ortu belum menanamkan pentingnya sekolah. jadi sekolah ya sekolah saja...ikut dengan anak2 lainnya. kelihatannya sang ortu juga tidak terlalu mengerti makna sekolah yang sesungguhnya.

tragis..ortu kok kalah dengan anak sendiri, apalagi masih kecil  begitu. bargaining power-nya mana ya?

saat kecil, saya tidak pernah berani melakukan hal itu. Ibu selalu menekankan sulitnya mendapat uang dan pentingnya bersekolah. kalau saya berani melanggar, sudah bisa dipastikan saya akan babak-belur dihajar Ibu.

[Siloam]

td denger bokap gw ngomong ada anak karyawannya minta ipad...pas gw tanya "umur brp?" ,"umur kelas 1 SD, ud seminggu ga masuk kelas krn minta ipad" lanjutnya...shock gw...

akhirnya dibeliin hape mito..wew...serem bgt anak jaman skrg..

sbg catetan bokap gw ini usaha sablon jadi yah taulah karyawannya levelnya kyk gmn..miris gw

Selamat pagi.

Mungkin orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki pengetahuan mengenai teknologi yang mana tidak dipunyai oleh ayahnya ?
Kalau memang seperti alasan yang saya kemukakan diatas, apakah masih merupakan katagori "pendidikan ortu yang salah" ?

Terima kasih

[bruce]

Selamat pagi.

Mungkin orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki pengetahuan mengenai teknologi yang mana tidak dipunyai oleh ayahnya ?
Kalau memang seperti alasan yang saya kemukakan diatas, apakah masih merupakan katagori "pendidikan ortu yang salah" ?

Terima kasih

Saya jawab, YA, ortu nya jelas salah.
Apakah untuk memberikan pengetahuan, maka harus diberikan barang yang tidak terjangkau? Apakah kalau anak saya ingin tahu tentang mobil, maka harus saya belikan?

Anak anak saya, mungkin termasuk anak anak yang dalam hitungan jari, yang tidak pernah minta untuk dibelikan, entah itu baju baru, HP, BB, Computer, atau jajanan. Kalau ada dan diberikan, mereka terima, kalau tidak, mereka tidak akan minta atau merengek.

Hingga sekarang, anak saya yang sudah kuliahpun, HP nya cuma HP china, bukan BB. Ke kampusnya cuma bersepeda, bukan motor ataupun mobil. Computer, karena memang diperlukan, saya berikan laptop yang kuat graphicnya. Baginya tidak membutuhkan tambahan gengsi, karena sudah diperoleh dengan berkali kali mendapatkan beasiswa karena prestasi dari kampusnya.

Jadi, sejauh mana kita sebagai orang tua mengarahkan, mana yang wajib, mana yang boleh ada boleh tidak, dan mana yang tidak diperlukan. Bukan ortu yang menuruti segala kemauan anak-anak yang belum memiliki kemampuan untuk membuat skala prioritas.

Syalom

[hello kitty]

saya setuju dengan Mr. Bruce

anak2 belum dapat menentukan prioritas, alias belum dapat membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan.
tugas ortu-lah yang harus membimbing anak itu untuk mengenal kebutuhannya, dan menyesuaikan dengan kemampuan ortu.
ini kok malah ortu yang "dibudakin" sama anak sendiri
sungguh mengenaskan..

kalau ortu sudah "dikuasai" anak seperti ini, jangan harap anak itu akan tumbuh ke arah yang benar. makin dewasa, justru makin tidak terarah. dia akan terpola untuk menghalalkan segala cara demi memuaskan keinginan. inilah yang berbahaya..

mirip dengan anak2 Mr. Bruce, sejak kecil saya diajarkan untuk belajar menerima kondisi keluarga. berhubung kebutuhan pokok sudah terpenuhi (puji Tuhan), saya jarang meminta yang lain. malah Ibu yang akhirnya membelikan baju saat momen tahun  baru, hahahaha..
kalaupun saya meminta, biasanya ada perjuangan yang harus saya tempuh.

contoh: ketika kelas 4 SD, saya ingin mempunyai boneka Barbie. Ibu pun mensyaratkan saya harus tembus di ranking 3 besar untuk mendapatkan hadiah itu. maka saya pun berjuang keras..dan ketika benar2 menjadi ranking 3, saya pun dibelikan boneka Barbie.

dari situlah saya belajar, bahwa keinginan terpenuhi bila ada perjuangan keras di baliknya. tidak ada yang gratis di dunia ini, kita harus bisa membayar apa yang kita inginkan, tentunya dengan cara halal (bukan sok jadi preman seperti kasus anak di atas). kehidupan sederhana di masa kecil betul2 melatih saya untuk bisa menentukan prioritas, bukan malah diperbudak oleh keinginan.

[bruce]

Sependapat dengan sis Kitty.

Anak anak yang biasa dituruti apapun yang diingininya, akan menjadi terbiasa untuk bersikap itu kelak setelah dewasa. Tidak pernah bisa menerima keadaan, dan marah (atau malah frustasi dan ngamuk) kalau keinginannya tidak terpenuhi.

Pernah melihat anak yang merengek dan berteriak teriak di mall, kadang sambil bergulung gulung di lantai? Kadang saya ingin menyampaikan kata kata ke bapaknya, teruskan caramu ngjar anakmu itu, dan kita lihat apa yang terjadi 20 tahun lagi terhadap anak itu.

 

[hello kitty]

Pernah melihat anak yang merengek dan berteriak teriak di mall, kadang sambil bergulung gulung di lantai? Kadang saya ingin menyampaikan kata kata ke bapaknya, teruskan caramu ngjar anakmu itu, dan kita lihat apa yang terjadi 20 tahun lagi terhadap anak itu.

 

jadi narapidana? preman? atau malah koruptor berdasi?

saya juga pernah lihat seorang anak perempuan (sekitar umur 8 tahun) yang memukul ibunya berkali2. herannya, sang ibu diam saja, tak ada upaya untuk menertibkan anaknya. si ayah juga terkesan cuek bebek. atau si anak meniru perilaku ortunya di rumah? yang menyelesaikan setiap masalah dengan pukulan?
 

[Phooey]

Saat ini pasangan suami istri banyak yang bekerja.
Semisal mereka sudah punya rumah sendiri.

Apakah teman2 setuju apabila anak dititipkan di kakek neneknya ?
Trus ketemuan anak seminggu sekali (hari minggu) ??

Mengingat mencari pembantu rumah tangga sekarang juga sulitnya minta ampun.


GBU
 

[steavan_lop]

Saat ini pasangan suami istri banyak yang bekerja.
Semisal mereka sudah punya rumah sendiri.

Apakah teman2 setuju apabila anak dititipkan di kakek neneknya ?
Trus ketemuan anak seminggu sekali (hari minggu) ??

Mengingat mencari pembantu rumah tangga sekarang juga sulitnya minta ampun.


GBU
 

hm kl mau boyong ortu ke rmh hehe

[Phooey]

hm kl mau boyong ortu ke rmh hehe

Semisal Sis Hello saudaranya ada 8 (delapan) kan enggak mungkin memboyong ortu kerumah 

[hello kitty]

Semisal Sis Hello saudaranya ada 8 (delapan) kan enggak mungkin memboyong ortu kerumah 

saya memilih untuk tidak punya anak, Kung.
selesai perkara.
hahahahaha..

diganti masalah  lain, yang masih sudi saya tanggung..

[John Paul III]

Saat ini pasangan suami istri banyak yang bekerja.
Semisal mereka sudah punya rumah sendiri.

Apakah teman2 setuju apabila anak dititipkan di kakek neneknya ?
Trus ketemuan anak seminggu sekali (hari minggu) ??

Mengingat mencari pembantu rumah tangga sekarang juga sulitnya minta ampun.


GBU
 

Wong tuo kui nggo tombok butoh...

(orang tua itu kan buat tumpuan harapan)..... 

[Husada]

Anak anak saya, mungkin termasuk anak anak yang dalam hitungan jari, yang tidak pernah minta untuk dibelikan, entah itu baju baru, HP, BB, Computer, atau jajanan. Kalau ada dan diberikan, mereka terima, kalau tidak, mereka tidak akan minta atau merengek.

Hingga sekarang, anak saya yang sudah kuliahpun, HP nya cuma HP china, bukan BB. Ke kampusnya cuma bersepeda, bukan motor ataupun mobil. Computer, karena memang diperlukan, saya berikan laptop yang kuat graphicnya. Baginya tidak membutuhkan tambahan gengsi, karena sudah diperoleh dengan berkali kali mendapatkan beasiswa karena prestasi dari kampusnya.

Jadi, sejauh mana kita sebagai orang tua mengarahkan, mana yang wajib, mana yang boleh ada boleh tidak, dan mana yang tidak diperlukan. Bukan ortu yang menuruti segala kemauan anak-anak yang belum memiliki kemampuan untuk membuat skala prioritas.

Ini terjadi karena bapaknya dulu, ketika belajar remaja, sebelum mengganti celana sekolah, dengan hanya pakai singlet, sudah siap-siap membackup usaha ayahnya. Jadi, ke anak-anaknya ditanamkan hidup prihatin, nyaris miris memelas. 

[bruce]

Ini terjadi karena bapaknya dulu, ketika belajar remaja, sebelum mengganti celana sekolah, dengan hanya pakai singlet, sudah siap-siap membackup usaha ayahnya. Jadi, ke anak-anaknya ditanamkan hidup prihatin, nyaris miris memelas. 

Begitulah nasib rakyat kecil yang taraf ekonominya terengah engah dan megap megap. Walau tetap punya harga diri dan integritas. Untuk tidak pernah mau dilecehkan oleh arogansi kekuasaan.

 

[Husada]

Begitulah nasib rakyat kecil yang taraf ekonominya terengah engah dan megap megap. Walau tetap punya harga diri dan integritas. Untuk tidak pernah mau dilecehkan oleh arogansi kekuasaan.

 

Terengah-engah yang pas-pasan. Tinggal di rumah 10 kamar sederhana, yang memiliki taman sederhana, ada kolam renang sederhana, punya mobil sederhana, pokoknya serba sederhana deh.