saya setuju dengan Mr. Bruce
anak2 belum dapat menentukan prioritas, alias belum dapat membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan.
tugas ortu-lah yang harus membimbing anak itu untuk mengenal kebutuhannya, dan menyesuaikan dengan kemampuan ortu.
ini kok malah ortu yang "dibudakin" sama anak sendiri
sungguh mengenaskan..
kalau ortu sudah "dikuasai" anak seperti ini, jangan harap anak itu akan tumbuh ke arah yang benar. makin dewasa, justru makin tidak terarah. dia akan terpola untuk menghalalkan segala cara demi memuaskan keinginan. inilah yang berbahaya..
mirip dengan anak2 Mr. Bruce, sejak kecil saya diajarkan untuk belajar menerima kondisi keluarga. berhubung kebutuhan pokok sudah terpenuhi (puji Tuhan), saya jarang meminta yang lain. malah Ibu yang akhirnya membelikan baju saat momen tahun baru, hahahaha..
kalaupun saya meminta, biasanya ada perjuangan yang harus saya tempuh.
contoh: ketika kelas 4 SD, saya ingin mempunyai boneka Barbie. Ibu pun mensyaratkan saya harus tembus di ranking 3 besar untuk mendapatkan hadiah itu. maka saya pun berjuang keras..dan ketika benar2 menjadi ranking 3, saya pun dibelikan boneka Barbie.
dari situlah saya belajar, bahwa keinginan terpenuhi bila ada perjuangan keras di baliknya. tidak ada yang gratis di dunia ini, kita harus bisa membayar apa yang kita inginkan, tentunya dengan cara halal (bukan sok jadi preman seperti kasus anak di atas). kehidupan sederhana di masa kecil betul2 melatih saya untuk bisa menentukan prioritas, bukan malah diperbudak oleh keinginan.