Ya. Allah pasti menyaksikan.
Beda pendapat ...
.
versi pinoq :
Ya. Allah pasti menyaksikan.
versi saya :
Tidak. Saya tidak tau apakah Allah menyaksikan Daud mengintip orang mandi atopun Allah menyaksikan 2 orang berbuat mesum.
"Allah itu mahatahu dan Allah mahahadir" (A) TIDAK sama dengan "Allah itu mahatahu karena Allah mahahadir" (B)
Ya, saya sependapat dgn quote pinoq diatas.
Nah, bro oda sudah bisa tahu dong jawaban saya atas dua pertanyaan tsb setelah membaca keterangan saya di atas.
Jadi kata "see" disitu maksudnya merangkum dikarenakan MahaHadir dan MahaTahu ? Lalu MahaKuasa-nya ?
Pinoq, pelan pelan ya ... coba tolong bantu.
Saya nggak ngerti, kenapa ada pemilahan sampe 3 Omni, apabila 3 Omni itu mengandung pengertian yang ujung-ujungnya sama, yaitu MahaKuasa ?
Dibenak saya, "disimpulkannya" 3 Omni tsb oleh manusia sepertinya berdasarkan ayat2 yg ada di Alkitab, kan ?
Dimana ada ayat yg bla bla bla ---> Dari ayat situ diambil pengertian OmniPresent.
Dimana ada ayat yg bla bla bla ---> Dari ayat situ diambil pengertian OmniScient.
Dimana ada ayat yg bla bla bla ---> Dari ayat situ diambil pengertian OmniPotent.Please CMIIW dgn dimulai dgn sebuah jawaban YA or Tidak dari pertanyaan warna ijo, baru diikuti penjelasannya.
Yang ingin saya lakukan sekarang adalah mengajak bro oda memperhatikan ayat 24
, yang sebagian sudah bro oda kutip di atas.
24. Can any hide himself in secret places that I shall not see him? saith the Lord. Do not I fill heaven and earth? saith the Lord.
Saya setarakan kalimat merah tsb dgn "Do not I fill all men's heart ?". Bisa kan ?
Lalu kenapa sso bisa ada kemungkinan mati dalam kondisi tidak bertobat ?
Bagian yang saya garis bawahi menegaskan kembali hubungan mahatahu dan mahahadir, yakni BUKAN subordination (cause-effect), melainkan coordination.
MahaKuasa-nya ?
Kalo soal "untuk apa", ya, jelaslah nggak ada orang yang tahu. Tapi, Allah ya pasti TAHU "ngapain" Dia ada di situ.
coba deh pinoq perhatikan quote diatas.
Pinoq secara "gak sadar" menuliskan kata "tahu" --- bukan kata "hadir" ...
.
Dengan demikian, bukankah sebenernya kata "see" diayat tsb lebih menyangkut ttg MahaTahu ?
Lagipula, Allah nggak perlu punya alasan dulu ("untuk apa") untuk hadir, kan? Namanya juga mahahadir.
Entahlah.... dibenak saya begini pinoq :
Allah adalah 3 Omni tsb dan tidak pernah saya sangkal --- namun --imo-- itu bukan serta merta artinya
Dia inevitably (mao gak mao) ketiga Omni tsb selalu nempel.Karena bagi saya (bagi saya loh) --- kalimat coklat tsb menuntun ke pengertian bhw MahaKuasa-nya itu "gagal". Allah tidak "berkuasa" utk men-seperate 3 Omni tsb.
Berangkat dari situ, saya menyimpulkan :
Kehendak-NYA adalah yang paling utama.
"Allah hadir di mana-mana" itu bukan pendapat, lho bro. Tapi, begitulah yang diberitahukan kepada kita melalui Alkitab (salah satu ayatnya ya Yeremia 23:24 itu)
Dengan quote diatas, sepertinya pertanyaan ijo saya sudah terjawab.
IMO --- itu adalah sebuah pendapat, pinoq.
Berdasarkan suatu ayat tertentu dimengertikan Dia MahaKuasa
Berdasarkan suatu ayat tertentu yang lain dimengertikan Dia MahaHadir
Berdasarkan suatu ayat tertentu lainnya lagi dimengertikan Dia MahaTahu.
adanya suatu makna yang "mendalam" tidak serta-merta menafikan makna mahahadir sebagai "Allah ADA di mana-mana", kan?
Mungkin pinoq bisa tolong revisi kalimat yg merah ? Karena disini saya sedang membicarakan Hadir, bukan ADA
.
Sepertinya pinoq belum menangkap apa yg saya maksudkan ....
Seperti yg pinoq tahu, saya membedakan pengertian Omni itu pada dua kategori, dari kacamata ke-Allah-an dan dari kacamata manusia ---> jadi maksud saya disini (yg kita diskusikan) adalah pengertian dari kacamata manusia, pinoq.
Kalo mau dipake dari kacamata ke-Allah-an, IMO --- Allah tidak perlu sampe 3 Omni. Cukup
MahaKuasa di keKekalan.Namun "problem"nya ini kan timbul : 3 Omni ini kan dipendapati oleh manusia yg temporal berdasarkan ayat ? 3 Omni ini kan lebih menyangkut kehidupan para manusia di bumi ? Dengan demikian, 3 Omni dari kacamata manusia pada sudut-pandang temporal (terutama MahaTahu dan MahaHadir) ---> Bukankah ini semua bisa disimpulkan tersangkut paut dgn KehendakNYA ?
Nah, berangkat dgn azas yg ungu (non-temporal) --- bukankah ini menuntun ke pengertian (dari kacamata manusia yg temporal) : Segalanya Dia bisa
menurut kehendakNYA ?
KALAU :
Dia mau Hadir, tanpa Tahu ---> Bisa.
Tahu tanpa Hadir ---> Bisa.
Pokok segalanya ---> Bisa.
Menurut KehendakNYA.
Lalu kenapa kita
("kita" = saya asumsikan saya berpendapat seperti pinoq, Allah hadir dimana mana) jadi memaksakan pengertian bahwa
Allah itu hadir diantara 2 manusia yg berbuat mesum ? (bahkan malah juga menyaksikan ???).
Apakah bro oda sedang mengatakan bahwa kehadiran Allah selalu dalam rangka suatu "misi" ?
Walo bukan secara blek-plek namun kira kira begitu, dan ini saya pegang berdasarkan ayat Matius 18:20 --- dimana secara global saya pendapati : "hadir bagi manusia yg berkesadaran ttg Dia".
Kalo iya, well, I think that's fine, dan tetep tidak menafikan fakta "Allah ADA di mana-mana"
Sekali lagi, mohon pinoq mungkin bisa tolong mengganti kata "ada" disitu menjadi kata "hadir" ? --- karena yang kita diskusikan disini adalah ttg keHadiran Allah
.
Saya asumsikan quote pinoq sbb : "Allah hadir dimana mana".
Kalimat yg saya bold itu, aplikasinya di bumi temporal (kehidupan manusia) ataukah di keKekalan ? Kalo di keKekalan --- Allah tidak perlu hadir dimana mana, kan ?
(secara disana tidak ada materi). Dia cukup --ADA--.
Nah... bagaimana dgn gelar OmniPresent itu sendiri disana ?
Tentu tidak tersangkut-paut "hadir" spt sso yg hadir di suatu rapat, kan ?
Maka,
YA ... saya tidak menafikan bhw Allah itu ADA ---> namun tetap saya membedakan antara ADA dgn "hadir".
ADA tidak melibatkan unsur ke-ber-ingin-an
Hadir melibatkan unsur ke-ber-ingin-an.Benar ato tidaknya pengertian saya yg orange tsb, saya nggak tau --- namun begitulah yang ada di benak pengertian saya ...
.
Dan mungkin saya akan bisa menjadi mengerti, apabila pinoq sudi menjelaskan maksud kata "hadir" itu sendiri
(yg tentu berbeda dgn orange saya tsb) .
Mungkin yang bro oda ingat itu dari Pengakuan Iman Rasuli "...disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut,..."
Iyah... kira kira maksud saya spt yg di Pengakuan Iman Rasuli. (btw, emang gak ada ayatnya yah ?).
Anyway, maksud saya disini : cukup jelas utk bisa menuntun ke pengertian, bahwa : SESUDAH
"turun ke dalam kerajaan maut" ---> menunjukan bhw Yesus (sekalipun sudah mati) tidak lagi hadir disitu ..
.
salam.