lanjutan
14. Kebaikan atau kasih yang tidak sempurna dari orang yang sekarat pasti menyebabkan ketakutan yang besar; dan makin sedikit kebaikan atau kasihnya, makin besar ketakutan yang diakibatkannya.
Logis.
15. Rasa takut dan ngeri tersebut sudah cukup bagi dirinya sendiri, tanpa berbicara hal-hal lain, tanpa ditambah penderitaan di api penyucian karena hal itu sangat dekat dengan kengerian keputusasaan.
Logis, namun saya belum pernah mengalami kesekaratan yang sedemikian dekat kepada kematian.
16. Neraka, api penyucian, dan surga tampak berbeda seperti halnya keputusasaan, hampir putus asa, dan kedamaian pikiran itu berbeda.
Dengan keimanan, sangat dapat dipercayai seperti itu.
17. Jiwa da1am api penyucian, tampaknya harus seperti ini: saat kengerian menghilang, kasih meningkat.
Logis.
18. Namun, hal itu tampaknya tidak terbukti dengan penalaran apa pun atau ayat Alkitab mana pun, api penyucian berada di luar kebaikan seseorang atau meningkatnya kasih.
Sependapat.
19. Hal itu juga tidak terbukti; bahwa jiwa dalam api penyucian yakin dan mantap dengan berkat mereka sendiri; mereka semua, bahkan jika kita bisa sangat yakin dengan hal tersebut.
Sependapat. Justru, pada saat seseorang berada di api penyucian, idealnya, akan semakain menyadari kesalahannya, dengan demikian, meski dia rindu untuk segera diampuni, tetapi dia tidak dapat berbuat apa-apa kecuali hanya menunggu dan mengharap.
20. Oleh karena itu Paus, ketika ia berbicara tentang pengampunan sepenuhnya dari semua hukuman, itu bukan sekadar bermakna semua dosa, melainkan hanya hukuman yang ia jatuhkan sendiri.
Tidak sependapat. Mat 16:19 yang adalah perkataan Tuhan sendiri, bertentangan dengan itu. Bahwa Mat 16:19 itu sudah cukup tegas mengatakannya.
21. Jadi, para pengkhotbah pengampunan dosa, yang berkata bahwa dengan surat pengampunan dosa dari Paus, seseorang dibebaskan dan diselamatkan dari semua hukuman, melakukan kesalahan.
Sependapat. Surat pengampunan dosa hanya merupakan simbol fisik, bahwa dosa seseorang telah diampuni. Pengampunan itu sendiri bukan karena Surat Pengampunan Dosa, justru karena sudah diampuni maka Surat Pengampunan Dosa diberikan sebagai lambang.
22. Sebab sesungguhnya ia tidak menghapuskan hukuman, yang harus mereka bayar dalam kehidupan sesuai dengan peraturan, bagi jiwa-jiwa di api penyucian.
Sependapat. Sinkron dengan poin #21, Surat Pengampunan Dosa merupakan lambang bahwa dosa seseorang telah diampuni, namun untuk mewujudkan pengampunan itu, orang tersebut harus melakukan tobat yang sungguh-sungguh, dan bukan karena memiliki Surat Pengampunan Dosa.
23. Jika pengampunan sepenuhnya bagi semua hukuman bisa diberikan kepada seseorang, sudah tentu tidak akan diberikan kepada seorang pun kecuali orang yang paling sempurna - yaitu, kepada sangat sedikit orang.
Logis.
24. Oleh karena itu sebagian besar orang pasti tertipu dengan janji pembebasan dari hukuman yang bersifat tidak pandang bulu dan sangat manis itu.
Maka, para imam harus menjelaskan semua hal mengenai pengampunan dosa dan Surat Pengampunan Dosa, dan secara transparan memberitahukan kepada umat.
25. Kekuasaan seperti itu dimiliki Paus atas api penyucian secara umum, seperti halnya dimiliki setiap uskup di keuskupannya dan setiap imam di jemaatnya sendiri, secara khusus.
Sependapat.
26. Paus bertindak dengan benar dengan memberikan pengampunan dosa kepada jiwa-jiwa, bukan dengan kekuasaan kunci-kunci (yang tak ada gunanya dalam hal ini), melainkan dengan doa syafaat.
Menurut saya, justru doa syafaat Paus, Uskup, dan Imam itu merupakan kunci yang membuka ikatan pada seseorang.
27. Orang yang berkata bahwa jiwa seseorang terlepas dari api penyucian segera setelah uang dimasukkan ke dalam peti yang menimbulkan bunyi gemerencing, berkhotbah dengan gila.
Gila atau tidak gilanya seorang pengkhotbah, menurut saya, gemerincing uang logam yang dimasukkan ke dalam peti tidak berhubungan dengan keterikatan atau keterlepaan seseorang dari api penyucian.
28. Sudah tentu, ketika uang yang dimasukkan dalam peti menimbulkan bunyi gemerencing, ketamakan, dan keuntungan mungkin meningkat, tetapi doa syafaat gereja tergantung pada kehendak Allah semata-mata.
Saya pikir, doa syafaat tergantung pada pihak yang berdoa, tetapi pengabulan doa tersebbut tergantung pada kerelaan dan kasih Tuhan. Manusia beriman boleh mengimaninya, mengingat adanya perkataan Tuhan, “Terjadilah kepadamu seperti yang engkau percayai.”
29. Siapa tahu apakah semua jiwa di api penyucian ingin dibebaskan darinya atau tidak, sesuai dengan cerita yang dikisahkan tentang Santo Severinus dan Paschal?
Saya pikir, dalam hal ingin tahu pada keinginan tidak terlalu penting dalam mengetahui kebenaran kisah Santo Severinus dan Paschal.
lanjutan