Author Topic: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura  (Read 66488 times)

0 Members and 5 Guests are viewing this topic.

Offline Shakespeare

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1868
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Re: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura
« Reply #120 on: November 05, 2012, 12:32:54 PM »
Hahaha... bro Shake kenal jg dgn bro Siip ?

iya bro, hanya teringat saja entah kenapa.
Soalnya Gaya2nya hampir sama...

Kenal pribadi sih enggak bro, sebatas kenal tulisan2/posting2nya..  :afro:
πᾶσα γραφὴ θεόπνευστος καὶ ὠφέλιμος πρὸς διδασκαλίαν, πρὸς ἐλεγμόν, πρὸς ἐπανόρθωσιν, πρὸς παιδείαν τὴν ἐν δικαιοσύνῃ

Offline epafras

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 82
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura
« Reply #121 on: November 27, 2012, 11:44:52 AM »
Walah… Ga pernah surut, ya, gairah mempertanyakan SS. Makin intens saja pembicaraannya … 

Walaupun saya tidak secanggih Bro. Shakes_peare dalam menjelaskan SS, tapi krn punya HARAPAN bahwa thread ini bisa menjawab judulnya, yaitu menyajikan ‘ALASAN Reformed dan Protestan Bersolascriptura”…  , maka saya ingin ikut nimbrung, nih... 

kalau memang demikian adanya, mungkin menjadi tidak masuk akal manakala ada berbagai aliran yg berbeda.. bahkan tentang konsepsi keselamatan.

Masuk akal? Ya dan tidak. Perbedaan tafsir bisa terjadi karena melibatkan subjektifitas penafsir. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa manusia terkadang terjerumus pada motif-motif untuk ‘membela’ doktrin/dogma, dan bukannya ‘membela’ Alkitab.

lugas dan gamblang, itu karena anda sudah menganut agama anda itu.. anda sudah menerima pengajaran tentang Kitab Suci itu sedemikian rupa dari kecil. dan tentu saja kegamblangan anda itu berlaku di kalangan penganut yang sama dengan anda. jika kegamblangan itu anda komunikasikan kepada penganut yang kebetulan berbeda dengan anda, bisa jadi akan banyak kerumitan. :D
 

Itu bukan monopoli Protestan. Bahkan dapat dikatakan inheren dalam religiositas/spiritualitas individu.

coba saja mas shakes suruh baca kitabsuci kepada orang islam, lalu suruh dia menjelaskan apa keselamatan menurut Kitab Suci? maka... sangat besar kemungkinan anda akan menemui jawaban yang diluar pikiran anda.
 

2 kemungkinan: tergantung intelektualitas si muslim: dia bisa menjelaskannya dengan ‘baik’ karena menganggap materi yang dibacanya hanyalah materi literatur sastra. Atau: ia pasti keliru karena tdk percaya kpd Roh Kudus yang akan memimpin dia kpd kebenaran yang dibacanya. Meminta muslim menjelaskan keselamatan dari Alkitab adalah contoh ttg ketidak-realistikan penafsiran Kitab Suci.


fakta lain, kita bisa melihat kesesatan-kesesatan dalam kekristenan yang menggunakan Kitab Suci yang sama dengan Kitab Suci yang kita pakai.

selain tidak mungkin, dengan Kitab Suci saja, tanpa otoritas, Kitab Suci bisa membahayakan.. anda bisa tersesat.
 

1. Kesesatan bukan monopoli non-Katolik. Persoalannya: “apakah kesesatan itu disadari/diakui atau tidak”. Bukti2 disajikan dan didiskusikan, tergantung pada keterbukaan masing-masing (bahkan terhadap usulan ‘ukuran’ yang akan digunakan untuk mengujinya). Tapi hal itu tentu perlu mendapat ijin khusus dari rekan mod-min disini.

3. Ttg otoritas. Dari pengamatan, nampaknya sudah sangat gamblang diungkapkan oleh kalangan Protestan, baik dalam thread ini, maupun thread lainnya, juga di tetangga sebelah, bahwa mereka memiliki ‘instrumen’ untuk menguji tafsiran, ajaran, teologi, bahkan doktrin dan dogma. Sayangnya, hal demikian diabaikan oleh rekan-rekan yang mempertanyakan SS.

Dari pengamatan itu, hal otoritas ada dua, yaitu:
1. Kalangan Katolik: Magisterium
2. Kalangan Protestan: ‘instrumen’ yang disebut “Prinsip Hermeneutika” (bedakan ‘metode’ hermeneutika).


Pengabaian oleh rekan Katolik terhadap indikasi otoritas (yaitu ‘istrumen’) tersebut mungkin karena ketidak-tahuan akan kelebihan dari ‘instrumen’ ini (sebaliknya, yang diketahui hanya tentang ‘kelemahan’-nya saja). Karena itu perlu dipaparkan disini tentang ‘mengapa’ Protestan terus saja nyaman dalam posisi mereka (tentang banyaknya denom dan ajaran) sekalipun banyak keberatan dan fakta-fakta negatif telah diungkapkan oleh kalangan Katolik.

Dari analisis saya terhadap ‘instrumen’ mereka, maka ada kemungkinan mereka menganggap bahwa ‘instrumen’ itu CUKUP dapat diandalkan untuk menguji dan mempertahankan kebenaran (tentu versi mereka). ‘Keuntungan dari ‘instrumen’ ini setidaknya adalah:
1. Ia dapat difungsikan oleh siapa saja (elit rohaniwan, akademisi/teolog, hingga orang awam), bahkan dari penganut agama lain (sifat universalitas).
2. Ia dapat digunakan untuk menguji ajaran/teologi/doktrin/dogma siapa pun (termasuk Magisterium).
Tentu kelemahan ‘intrumen’ ini adalah: orang tidak percaya kepada ‘instrumen’ yang masih bisa keliru (tidak infallible) dan terus mengalami perkembangan.

Dan memang dalil yang diajukan tentang ‘instrumen’ itu kurang lebih adalah demikian: “Sesuatu dapat ‘diyakini sebagai mutlak benar dan infallible, sampai ia dibuktikan keliru”.

Mungkin kita bisa bersama-sama -- sebagai simulasi -- mencoba menafsirkan Mat 16:18 dengan menggunakan ‘instrumen’ tersebut. Tentu saja ‘instrumen’ ini harus didiskusikan lebih dahulu untuk disetujui penggunaannya disini.

3. “Anda bisa tersesat…” Kayaknya siapapun yang berkata begitu tdk kebal hal demikian, ‘kan? Kalau tdk salah, Mas Ond32lumut pernah berkata (kurang lebih): “Kalau gereja saya mengatakan hitam itu adalah putih, maka saya akan percaya itu adalah putih”. Dalam posisi demikian, bagaimana seseorang bisa menyadari kalau ia sedang tersesat? Instrumen apa yang ia gunakan untuk mengujinya? Tentu perlu orang lain yang ‘berani’ untuk mengungkapkannya. Soalnya ada resiko besar, yaitu “dengan mengatakan ‘kebenaran’ apakah orang lain itu akan dianggap musuh?”.

jika Kitab Suci mudah, jelas tidak perlu debat yang berujung pada perpecahan membuat aliran sendiri.

Bagi saya ‘itu’ mudah-mudah sulit. Anak-anak bisa membacanya dan menerapkannya. Teolog punya porsinya sendiri. Tiap manusia tidak dapat disamakan. Allah menghadirkan Kebenaran dalam ‘bahasa manusia’. Kedua pihak sebaiknya jangan polarisasi ekstrim…

dan mari kita pikir, jika perbedaan tapsir itu tidak penting, dan tidak mempengaruhi keselamatan.. apa alasan seseorang hingga memisahkan diri dan membuat aliran sendiri. apa alasan calvinis tidak bersatu dengan lutheran? bukankah perbedaan tidak penting? kalau tidak penting apa susahnya bersatu?
 

1. Perbedaan tafsir itu penting karena akan melahirkan dan mengimprove ‘instrumen’ penguji tafsiran/ajaran/doktrin/dogma.

2. Bersatu tidak berarti harus ‘sama’. Desain-NYA adalah kesatuan dalam keragaman.


ini bukan menilai kebenaran iman atau ajaran yang mana.. saya hanya coba mengajak berfikir tentang konsespsi yang kita pakai dengan realistik.
sejauh ini saya masih melihat konsepsi tentang penempatan kitabsuci yang tidak realistik dan menimbulkan error logic. itu saja..
 

Dari perspektif Protestan, ada kemungkinan mereka pun akan berkata sama: konsepsi Katolik tidak realistik karena membuat seseorang percaya “hitam adalah putih”. Atau: bagaimana mungkin ada lembaga (Magisterium) dan produknya (misal: EENS) yang infalibel? Itu akan dianggap sebagai konsep yang tidak realistik. Tentu bisa ditambahkan beberapa hal lain lagi untuk ini yang intinya sama, yaitu menimbulkan error-logic.


namun setidaknya kami ingin menerima wahyu Tuhan secara untuh. dan demikianlah gereja katolik melihat kristen2 lain.. mereka bukan tidak selamat, mereka bukan tidak punya kebenaran.. hanya saja mereka tidak dapat menerima rahmat dan anugrah yang perlu (misal sakramen) dan juga kepenuhan wahyu Tuhan secara penuh
 

Dari perspektif Protestan, “kepenenuhan wahyu Tuhan secara penuh’ itu, mungkin bisa dianggap sebagai ukuran yang tidak realitstik jika Alkitab ternyata HARUS plus Tradisi Lisan (salah seorang dari mereka mengatakan bahwa EENS sebanding Kis 15:1,2).


Salam,
Jesus cares

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura
« Reply #122 on: November 27, 2012, 07:17:55 PM »
Quote


1. Perbedaan tafsir itu penting karena akan melahirkan dan mengimprove ‘instrumen’ penguji tafsiran/ajaran/doktrin/dogma.

2. Bersatu tidak berarti harus ‘sama’. Desain-NYA adalah kesatuan dalam keragaman.


Mau bertanya kepada rekan2 untuk hal yang ini....
Kesatuan dalam keragaman.

Apakah tidak berkontradiksi dengan nasehat rasul Paulus mengenai perpecahan jemaat di Korintus ?

Quote
10 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.
 11 Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloe tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu.
 12 Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus.
 13 Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?
 (1Co 1:10-13 ITB)

Salam Damai

 :)
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Shakespeare

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1868
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Injili
Re: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura
« Reply #123 on: November 28, 2012, 07:49:43 AM »
Walah… Ga pernah surut, ya, gairah mempertanyakan SS. Makin intens saja pembicaraannya … 

Walaupun saya tidak secanggih Bro. Shakes_peare dalam menjelaskan SS, tapi krn punya HARAPAN bahwa thread ini bisa menjawab judulnya, yaitu menyajikan ‘ALASAN Reformed dan Protestan Bersolascriptura”…  , maka saya ingin ikut nimbrung, nih... 



Saya komentari yang ini saja..

Bro Epafras sangat merendah nih, karena penjelasan Bro Epafras justru lebih canggih dari saya...  :giggle:
 :afro:

Salam
πᾶσα γραφὴ θεόπνευστος καὶ ὠφέλιμος πρὸς διδασκαλίαν, πρὸς ἐλεγμόν, πρὸς ἐπανόρθωσιν, πρὸς παιδείαν τὴν ἐν δικαιοσύνῃ

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura
« Reply #124 on: November 28, 2012, 08:04:13 AM »
Saya komentari yang ini saja..

Bro Epafras sangat merendah nih, karena penjelasan Bro Epafras justru lebih canggih dari saya...  :giggle:
 :afro:

Salam


Quote
Walah… Ga pernah surut, ya, gairah mempertanyakan SS. Makin intens saja pembicaraannya …

Walaupun saya tidak secanggih Bro. Shakes_peare dalam menjelaskan SS, tapi krn punya HARAPAN bahwa thread ini bisa menjawab judulnya, yaitu menyajikan ‘ALASAN Reformed dan Protestan Bersolascriptura”…  , maka saya ingin ikut nimbrung, nih... 


Memang karakter para Pakar   :afro:

Semakin berisi semakin merunduk .... seperti padi   :afro:

Semakin canggih .... daya selamnya semakin dalam ..... seperti kapal selam   :afro:
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline epafras

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 82
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura
« Reply #125 on: November 28, 2012, 11:08:24 AM »
Mau bertanya kepada rekan2 untuk hal yang ini....
Kesatuan dalam keragaman.

Apakah tidak berkontradiksi dengan nasehat rasul Paulus mengenai perpecahan jemaat di Korintus ?

Salam Damai

 :)

Ayat-ayat tentang ‘Keragaman’:
I Kor 12: 4  Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
5  Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
6  Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
7  Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

I Kor 12:17  Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
18  Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
19  Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
20  Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.

Efs 4: 11  Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
12  untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
16  Dari pada-Nyalah seluruh tubuh,  —  yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota  —  menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Jadi kaitannya dengan ayat-ayat tentang ‘perpecahan’ dalam I Kor 1:10-13 yang Anda sajikan di atas, menurut saya penjelasannya dalam bahasa kita sehari-hari, adalah: sekalipun ada keragaman, jangan sampai menimbulkan semangat ‘tidak mau bekerjasama’, melainkan tetap melayani bersama dengan sehati dan sepikir. … gitu, kali, ya, Bro… (CMIIW)

Salam,

Jesus cares  :nod:

Offline epafras

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 82
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura
« Reply #126 on: November 28, 2012, 11:38:46 AM »
Saya komentari yang ini saja..

Walah… Ga pernah surut, ya, gairah mempertanyakan SS. Makin intens saja pembicaraannya … 

Walaupun saya tidak secanggih Bro. Shakes_peare dalam menjelaskan SS, tapi krn punya HARAPAN bahwa thread ini bisa menjawab judulnya, yaitu menyajikan ‘ALASAN Reformed dan Protestan Bersolascriptura”…  , maka saya ingin ikut nimbrung, nih... 


Bro Epafras sangat merendah nih, karena penjelasan Bro Epafras justru lebih canggih dari saya...  :giggle:
 :afro:

Salam

Bro, Shakespeare, saya bicara serius, lho…  :nod:

Saya kenal kalangan Injili dengan banyak kelebihan yang unik: kecanggihan dalam paparan konseptual tentang hal-hal yang prinsipiil, baik tentang Trinitas, keselamatan, Kristologi, maupun SS, dll.   :afro1: Saya tidak akan pernah bisa menyajikan kalimat2 yang ditampilkan kalangan Injili termasuk Anda, Bro Siip, Petra, dkk., tentang topik2 tersebut.  :nod: Itu sebabnya saya belum ikutan nimbrung sampai tiba di titik ‘sunyi’.

Terlebih lagi Bro. Sandpiper dan Bro. Salutis… (dikit curhat, nih…)… wuihhh…  bagi saya mereka ada di papan atas, yang setingkat dengan Bro. CosmicBoy94, Mas Ond32lumut (karena itu, saya masih dibawah mereka2 itu. Mudah2n kali ini mas Ond32lumut mau membantu saya hingga saya bisa menjawab judul thread ini  :peace:). Jadi saya tidak merendah. Itu memang faktanya.

Kalau sekarang saya ikut nimbrung, saya hanya ingin menambahkan bagian-bagian yang saya pikir belum pernah disentuh di berbagai thread tentang topik ini, paling tidak ‘belum’ secara mendalam. Tapi kalau ada pertanyaan-pertanyaan yang ‘unik’, yang merupakan kelebihan dari kalangan Injili, ya saya pasti tidak bisa jawab… itu bagiannya rekan2 Injili seperti Anda... hehehe…  :deal:  :afro:
Salam, ya, mod Shakes…

Jesus cares
« Last Edit: November 28, 2012, 11:50:30 AM by epafras »

Offline epafras

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 82
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura
« Reply #127 on: November 28, 2012, 01:21:56 PM »

Maaf, Mas Ond32, ada ralat sedikit tapi signifikan sekali... (dan yang sangat mengganggu)...  :takethat: 

Tentu kelemahan ‘intrumen’ ini adalah: orang tidak percaya kepada ‘instrumen’ yang masih bisa keliru (tidak infallible) dan terus mengalami perkembangan.

Dan memang dalil yang diajukan tentang ‘instrumen’ itu kurang lebih adalah demikian: “Sesuatu dapat ‘diyakini sebagai mutlak benar dan infallible, sampai ia dibuktikan keliru”.




Seharusnya dalilnya adalah demikian:


“Sesuatu dapat ‘diyakini' sebagai mutlak benar (tetapi TIDAK infallible], sampai ia dibuktikan keliru”.



Dengan demikian kesalahan sudah diperbaiki...


Dan dengan posisi demikian, maka Alkitab tetap menjadi instrumen penguji primer (karena diyakini infallible), sedangkan 'Prinsip Hermeneutika' menjadi instrumen sekunder (karena tidak infallible).


Salam,

Jesus cares

Offline ond32lumut

  • Global Moderator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 960
  • Reputation Power:
  • The Jesuits University
Re: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura
« Reply #128 on: December 02, 2012, 11:07:51 AM »
Walah… Ga pernah surut, ya, gairah mempertanyakan SS. Makin intens saja pembicaraannya … 
waahh.. halo, saam bro epafras, kawan lama kayaknya nih.. :) ya, membicarakan hal yg berbeda dan tidak seide, memamglah yg bisa membuat menarik suatu pembicaraan bro.. yah, salah satunya tentang SS ini..

Walaupun saya tidak secanggih Bro. Shakes_peare dalam menjelaskan SS, tapi krn punya HARAPAN bahwa thread ini bisa menjawab judulnya, yaitu menyajikan ‘ALASAN Reformed dan Protestan Bersolascriptura”…  , maka saya ingin ikut nimbrung, nih... 
memang bro shakes canggih... saya setuju.. :)

Masuk akal? Ya dan tidak. Perbedaan tafsir bisa terjadi karena melibatkan subjektifitas penafsir. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa manusia terkadang terjerumus pada motif-motif untuk ‘membela’ doktrin/dogma, dan bukannya ‘membela’ Alkitab.
coba kalau yg terjadi begini: manusia yang sedang membela doktrin/dogma, tapi mengatakan bahwa dia sedang membela Alkitab? saya rasa semua kaan bilang bahwa alkitablah yang saya bela, tidak mungkin orang mengatakan, saya membela doktrin saya, walaupun tida sesuai Alkitab. yang ada adalah: doktrin saya paling alkitabiyah, menentang doktrin saya adalah menentang Alkitab. lagian apasih korelasi doktrin/dogma dengan Alkitab? bukankah semua doktrin dan dogma adalah segala pengertian dan tapsir yg didasarkan pada Alkitab? jujur saya kurang paham mengapa kaumprotestan masih saja menggunakan argumen seperti itu?

Itu bukan monopoli Protestan. Bahkan dapat dikatakan inheren dalam religiositas/spiritualitas individu.
nah itu da, semua orang penganut SS khususnya mengatakan bahwa KS sudah Gamblang.
KS nya sudah gamblang, KS nya juga sama. kok jadi berbeda2 ajaran? lagian semua ajaran mengklaim 100% Alkitab// hmmmm.... ini dia...  :think:


2 kemungkinan: tergantung intelektualitas si muslim: dia bisa menjelaskannya dengan ‘baik’ karena menganggap materi yang dibacanya hanyalah materi literatur sastra. Atau: ia pasti keliru karena tdk percaya kpd Roh Kudus yang akan memimpin dia kpd kebenaran yang dibacanya. Meminta muslim menjelaskan keselamatan dari Alkitab adalah contoh ttg ketidak-realistikan penafsiran Kitab Suci.
ada 100 umat meminta petnjuk Roh Kudus dalam telaah kitabsuci, dan kemudian hasilnya ada 3 perbedaan pendapat akan satu ayat.. hmmm itu lagi.. itu lagi...  :think1:

1. Kesesatan bukan monopoli non-Katolik. Persoalannya: “apakah kesesatan itu disadari/diakui atau tidak”. Bukti2 disajikan dan didiskusikan, tergantung pada keterbukaan masing-masing (bahkan terhadap usulan ‘ukuran’ yang akan digunakan untuk mengujinya). Tapi hal itu tentu perlu mendapat ijin khusus dari rekan mod-min disini.
ya, sesat atau tidak kan tergantung perpektif masing2.. protestan a bilang protestan b sesat, sementara protestan c mengatakan katolik sesat, demikian juga sebaliknya.. ya tentu saja kejadian saling menyalahkan itu pasti ada dalam rangka mempertahankan pendapat yang "dibimbing Rohkudus" tadi.. :D

tapi gini deh bro, hanya Gereja Katoliklah yang berani menyatakan dirinya infallible, yang lain semua nya rendah hati.. dan tidak takabur, walaupun kenyataannya mereka menyesatkan yang lain. tapi, kembali sebuah keanehan, manakala kita disuruh mengimani sebuah ajaran yang tidak dijamin benar.. percaya ajaran bisa salah, adalah mengkontradiksi dan mereduksi iman itu sendiri.  :think1:


3. Ttg otoritas. Dari pengamatan, nampaknya sudah sangat gamblang diungkapkan oleh kalangan Protestan, baik dalam thread ini, maupun thread lainnya, juga di tetangga sebelah, bahwa mereka memiliki ‘instrumen’ untuk menguji tafsiran, ajaran, teologi, bahkan doktrin dan dogma. Sayangnya, hal demikian diabaikan oleh rekan-rekan yang mempertanyakan SS.
apalah otoritas tanpa infabilitas..???
otoritas, tapi bisa ditolak? itu namanya bukan otoritas.  :nod:


Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3 : 23

Offline ond32lumut

  • Global Moderator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 960
  • Reputation Power:
  • The Jesuits University
Re: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura
« Reply #129 on: December 02, 2012, 11:09:13 AM »
lanjut...

Quote
Dari pengamatan itu, hal otoritas ada dua, yaitu:
1. Kalangan Katolik: Magisterium
2. Kalangan Protestan: ‘instrumen’ yang disebut “Prinsip Hermeneutika” (bedakan ‘metode’ hermeneutika).

no mer satu itu otoritas, kalau nomer dua itu hanya alat bantu.. :)

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kolose 3 : 23

Offline epafras

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 82
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura
« Reply #130 on: December 03, 2012, 02:52:47 PM »

@ Bro Ond32lumut,


coba kalau yg terjadi begini: manusia yang sedang membela doktrin/dogma, tapi mengatakan bahwa dia sedang membela Alkitab? saya rasa semua kaan bilang bahwa alkitablah yang saya bela, tidak mungkin orang mengatakan, saya membela doktrin saya, walaupun tida sesuai Alkitab. yang ada adalah: doktrin saya paling alkitabiyah, menentang doktrin saya adalah menentang Alkitab. lagian apasih korelasi doktrin/dogma dengan Alkitab? bukankah semua doktrin dan dogma adalah segala pengertian dan tapsir yg didasarkan pada Alkitab? jujur saya kurang paham mengapa kaumprotestan masih saja menggunakan argumen seperti itu?


Pernyataan yang saya bold itu adalah pernyataan para pemula (bayi rohani) dalam For-dis. Orang lama pasti mengatakan Bapa Reformator tidak infallible (lihat dalil di atas).

Orang sekaliber Anda seharusnya bisa proporsional. Opini bayi banyak kelirunya, dan tidak layak diajukan untuk berdiskusi dengan mereka yang sudah lebih lama berkancah di for-dis. Kalau Anda terus mengulang-ulang gaya demikian, itu akan meruntuhkan reputasi Anda, Bro…

Kalau saya, sih, hanya bilang: menentang doktrin saya, dan membuktikan doktrin saya keliru, tidak berarti menentang KS dan tidak berarti KS keliru. Ya, karena doktrin/dogma merupakan tafsir dari KS, maka ia tidak infallible.

Dari beberapa diskusi Anda di forum lain, masa’kan tidak ada yang mengatakan: “Doktrin/dogma Calvin tidak infalible…, dan bahwa KS sajalah yang infallible?”

Saya yakin debaters dari kalangan Injili sudah mengatakannya, tapi Anda yang kurang menyimak perspektif mereka itu.

nah itu da, semua orang penganut SS khususnya mengatakan bahwa KS sudah Gamblang.

KS nya sudah gamblang, KS nya juga sama. kok jadi berbeda2 ajaran? lagian semua ajaran mengklaim 100% Alkitab// hmmmm.... ini dia...  :think:

ada 100 umat meminta petnjuk Roh Kudus dalam telaah kitabsuci, dan kemudian hasilnya ada 3 perbedaan pendapat akan satu ayat.. hmmm itu lagi.. itu lagi...  :think1:

Main ‘klaim’ itu ‘kan ciri khas orang beragama. Wajar, toh…? Anda pun mengkalim dogma Anda infallible… Yang perlu diperhatikan adalah kesediaan untuk menguji dan diuji. Saya mengajak Anda untuk menguji Mat 16:18, tapi tidak ada resposns.

Lagi pula, sudah saya nyatakan sebelumnya bahwa ajaran berbeda-beda itu tidak selamanya merugikan. Salah satu keuntungannya adalah munculnya dorongan untuk menemukan ‘instrumen’ penguji ajaran. Harapan saya Anda dapat lebih menyimak lebih serius lagi, Bro…

Tapi agar bisa mendapat perhatian Anda, baiklah saya nyatakan dengan cara berbeda…



Menjawab judul thread: ALASAN-1

MENEMUKAN ‘INSTRUMEN’ UNTUK MENGUJI TAFSIRAN/AJARAN/DOKTRIN/DOGMA.




Dari pengamatan, nampaknya sudah sangat gamblang diungkapkan oleh kalangan Protestan, baik dalam thread ini, maupun thread lainnya, juga di tetangga sebelah, bahwa mereka memiliki ‘instrumen’ untuk menguji tafsiran, ajaran, teologi, bahkan doktrin dan dogma. Sayangnya, hal demikian diabaikan oleh rekan-rekan yang mempertanyakan SS.

Dari pengamatan itu, hal otoritas ada dua, yaitu:
1. Kalangan Katolik: Magisterium
2. Kalangan Protestan: ‘instrumen’ yang disebut “Prinsip Hermeneutika” (bedakan ‘metode’ hermeneutika).


Pengabaian oleh rekan Katolik terhadap indikasi otoritas (yaitu ‘istrumen’) tersebut mungkin karena ketidak-tahuan akan kelebihan dari ‘instrumen’ ini (sebaliknya, yang diketahui hanya tentang ‘kelemahan’-nya saja). Karena itu perlu dipaparkan disini tentang ‘mengapa’ Protestan terus saja nyaman dalam posisi mereka (tentang banyaknya denom dan ajaran) sekalipun banyak keberatan dan fakta-fakta negatif telah diungkapkan oleh kalangan Katolik.

Dari analisis saya terhadap ‘instrumen’ mereka, maka ada kemungkinan mereka menganggap bahwa ‘instrumen’ itu CUKUP dapat diandalkan untuk menguji dan mempertahankan kebenaran (tentu versi mereka). ‘Keuntungan dari ‘instrumen’ ini setidaknya adalah:
1. Ia dapat difungsikan oleh siapa saja (elit rohaniwan, akademisi/teolog, hingga orang awam), bahkan dari penganut agama lain (sifat universalitas).
2. Ia dapat digunakan untuk menguji ajaran/teologi/doktrin/dogma siapa pun (termasuk Magisterium).

Tentu kelemahan ‘intrumen’ ini adalah: orang tidak percaya kepada ‘instrumen’ yang masih bisa keliru (tidak infallible) dan terus mengalami perkembangan.

Dan memang dalil yang diajukan tentang ‘instrumen’ itu kurang lebih adalah demikian: “Sesuatu dapat ‘diyakini sebagai mutlak benar dan infallible, sampai ia dibuktikan keliru”.




Selanjutnya, Anda mengutip: “KS nya sudah gamblang, KS nya juga sama.” Menurut saya, sebenarnya Katolik pun mengatakan hal yang sama, lho... hanya saja… hehehe....



Menjawab judul thread: ALASAN-2

UNTUK MENGINGATKAN KATOLIK BAHWA…

“KATOLIK PUN PERCAYA Kitab Suci CUKUP… (Hanya saja….) “




I. Kitab Suci: Tidak boleh ditambahi sesuatu…

Perkara yang tidak akan dilakukan Katolik (CMIIW):

1. Jika ada ‘kebenaran’ (atau apa pun istilahnya, ketetapan/peraturan/dogma/doktrin, dll) yang baru ditemukan dari Deposit Iman, maka hal itu tidak akan dimasukkan atau ditambahkan ke dalam Kitab Suci.

Jika ada sesuatu yang ditambahkan kepada Kitab Suci, maka hal itu berarti menganggap Kanon tidak cukup dan tidak infallible. Dengan demikian Konsili yang menghasilkan Kanon pun tidak infallible.

Dengan kata lain, bagi Katolik, Kitab Suci SUDAH CUKUP, tidak boleh ditambahi, dan tidak boleh dikurangi.


2. Jika penelitian arkeologis menemukan bagian-bagian atau keseluruhan dari salah satu surat rasul (Paulus, misalnya), dan kemudian ternyata seluruh Uskup, dan para pejabat strutural dalam Katolik, serta para sarjana teologia, mengakui keabsahannya sebagai tulisan rasul, maka hal itu tetap tidak akan ditambahkan ke dalam Kanon PB. Itu berarti Kitab Suci SUDAH CUKUP.

Alasannya? Sama seperti di atas: Jika ada sesuatu yang ditambahkan kepada Kitab Suci, maka hal itu berarti menganggap Kanon tidak cukup dan tidak infallible. Dengan demikian Konsili yang menghasilkan Kanon pun tidak infallible. Kalau ini terjadi, maka akan berakibat fatal.

Dengan kata lain, bagi Katolik, Kitab Suci SUDAH CUKUP, tidak boleh ditambahi, dan tidak boleh dikurangi.


3. Jika material pada dua poin di atas dipandang/dinilai sebagai ‘kebenaran’ (atau apa pun istilahnya), bahkan yang ‘mutlak benar’ dan… ‘infallible’… maka oleh kalangan Katolik -- karena tidak akan dimasukkan ke dalam Kitab Suci -- maka akan dimasukkan dalam jalur lain, yaitu: Tradisi Lisan.
Dengan demikian, bagi Katolik, Kitab Suci SUDAH CUKUP, tidak boleh ditambahi, dan tidak boleh dikurangi.


II. Kesimpulan

1. Bagi Katolik, Kitab Suci di dalam dirinya sendiri ‘SUDAH CUKUP’.

2. Kanonisasi dilakukan (salah satunya) untuk menyediakan sumber primer dan sekaligus menjadi instrumen berotoritas dalam menyajikan bukti-bukti bahwa “Kitab Suci SUDAH CUKUP”.


III. Implikasi

Ayat-ayat dalam Kanon PB yang selama ini SELALU dijadikan landasan pembenaran bagi keberadaan “Tradisi Lisan”, sebaiknya diperlakukan dengan hormat, mulia, dan agung, dengan cara: TIDAK DIGUNAKAN UNTUK MENOLAK ‘Kecukupan’ Kitab Suci. 'Kan, ayat-ayat Kitab Suci dihadirkan Allah bukan untuk saling dibenturkan... Iya, gak?  :grining:


IV. Hanya saja…

(Lanjut di bawah … )



Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura
« Reply #131 on: December 03, 2012, 03:18:50 PM »
Mnrt saya,
Sola Scriptura itu tidak pernah benar-benar Sola Scriptura...
Krn jika benar-benar Sola Scriptura, maka ngga akan ada denominasi sbanyak ini dalam kalangan Protestan.

Mnrt saya,
Suka atau tidak, setiap denominasi akan mengartikan Scriptura sesuai tafsiran magisteriumnya.

Beruntung, utk doktrin fundamental spt keselamatan dalam iman pd Yesus Kristus, ke-Tuhan-an Yesus, kedatanganNya sbg Manusia dan Allah, kematian dan kebangkitanNya, serta ke-tritunggal-an Allah, kalangan Katolik dan Prostestan sependapat.

(saya udah siap-siap kabur kl dilempari batu)
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline cadangdata

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1065
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura
« Reply #132 on: December 03, 2012, 03:34:09 PM »
Mnrt saya,
Sola Scriptura itu tidak pernah benar-benar Sola Scriptura...
Krn jika benar-benar Sola Scriptura, maka ngga akan ada denominasi sbanyak ini dalam kalangan Protestan.

Mnrt saya,
Suka atau tidak, setiap denominasi akan mengartikan Scriptura sesuai tafsiran magisteriumnya.

Beruntung, utk doktrin fundamental spt keselamatan dalam iman pd Yesus Kristus, ke-Tuhan-an Yesus, kedatanganNya sbg Manusia dan Allah, kematian dan kebangkitanNya, serta ke-tritunggal-an Allah, kalangan Katolik dan Prostestan sependapat.

(saya udah siap-siap kabur kl dilempari batu)

lha ini baru cakep mas siipp.....

Itu kan dalam konteks diferensiasi & positioning organisasi/denom-nya dibanding aliran/institusi saingannya.

Dalam tataran praksis nya mah... teuteup wae... jelas tidak mungkin tidak melibatkan interpretasi otak manusia... kecuali kalao yg mengartikan itu "Bukan Manusia" ehehe..

Offline epafras

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 82
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura
« Reply #133 on: December 03, 2012, 03:58:31 PM »

Lanjut….


IV. Hanya saja…

Selain Kitab Suci, Katolik masih menambahkan infalibilitas pada Tradisi Lisan.

Artinya, ada dua yang menjadi sumber hukum legal-formal dalam Katolik dengan nilai otoritas yang setara. Dengan kata lain terdapat standard ganda yang KEKAL dalam sumber hukum gereja ini.

Tentu ini ‘tidak dapat bersaing’ dengan (jika enggan disebut ‘kalah’ oleh) filsafat hukum positif yang selalu berjuang agar memiliki STANDAR HUKUM TUNGGAL.

Dari situ maka muncullah alasan berikutnya untuk menjawab judul thread ini…



Menjawab judul thread: ALASAN-3
AGAR DAPAT MENYATAKAN BAHWA NILAI KEBENARAN DALAM KRISTEN TIDAK KALAH OLEH NILAI YANG BERLAKU DALAM FILSAFAT HUKUM




++++++++++++++++++



ya, sesat atau tidak kan tergantung perpektif masing2.. protestan a bilang protestan b sesat, sementara protestan c mengatakan katolik sesat, demikian juga sebaliknya.. ya tentu saja kejadian saling menyalahkan itu pasti ada dalam rangka mempertahankan pendapat yang "dibimbing Rohkudus" tadi.. :D


Waduh, Bro… dari banyak rekan yang ber-comment dalam thread ini, saya melihat Andalah yang paling kreatif tapi sayangnya sekaligus provokatif pula. Berulang-ulang Anda menggunakan istilah ‘sesat’ saat merujuk kepada fenomena tafsiran/ajaran dalam Protestan.

Anehnya, saat rekan Protestan (khususnya dari kalangan Injili) menyatakan argumen-argumen mereka, justru Anda tidak menyimaknya, dan tetap menyajikan ‘sesat’. Jadi, agar agak Anda mawas diri dan tidak mengulang-ulang lagi stigma ‘sesat’, saya sampaikan saja satu hal berikut ini:

“Malapetaka terbesar dalam kekristenan adalah saat Paus dan Magisterium membiarkan kata ‘Katolik’ dan ‘Apostolik’ itu berubah dari ‘kata sifat’ menjadi ‘nama diri’”.

Dengan demikian…,



Menjawab judul thread: ALASAN-4
UNTUK MENGINGATKAN GEREJA AGAR MENGEMBALIKAN KATA ‘KATOLIK’ DAN ‘APOSTOLIK’ MENJADI ‘KATA SIFAT’.




+++++++++++++++++++++



tapi gini deh bro, hanya Gereja Katoliklah yang berani menyatakan dirinya infallible, yang lain semua nya rendah hati.. dan tidak takabur, walaupun kenyataannya mereka menyesatkan yang lain.


“Mengaku infallible, tapi bisa dibuktikan fallible…”,

BANDINGKAN DENGAN:

“Mengaku tidak infallible, tapi berhasil menemukan ‘instumen’ untuk menguji infalibilitas suatu tafsiran/ajaran/doktrin/dogma…”
mana yang lebih rasional?

Mana yang lebih mudah untuk dapat diterima sebagai ‘sahih’ oleh agama lain (dalam berapologetika) sebagai variabel penguji kebenaran: klaim infalibilitas atau ‘instrumen’ pengujinya?


percaya ajaran bisa salah, adalah mengkontradiksi dan mereduksi iman itu sendiri. 

Tidak selamanya iman itu harus rasional, ‘kan, Bro...

Ingat ilustrasi ‘hitam-putih’ dari Anda yang saya kutip di atas? Itu adalah masalah ‘iman’. Sekalipun dunia ilmiah menyatakan hitam adalah hitam (dan itu adalah kebenaran), tetapi jika Gereja Anda mengatakan itu adalah putih (sekalipun sudah dibuktikan bahwa hitam adalah hitam, dan bukan putih), Anda akan tetap mengakui ‘putih’, ‘kan? Kontradiksi? Mereduksi iman?

Pernyataan “percaya ajaran bisa salah” adalah sisi rasionalitas, yang terbuka bagi pengujian ‘objektif-ilmiah’. Sedangkan ‘iman’ umumnya adalah sisi esoteris (‘percaya’ kepada hal suprarasional, melibatkan hati, bukan rasio).

Keduanya (rasional dan suprarasional) bisa saja tidak saling kontradiksi dan bisa saja tidak saling mereduksi karena masing-masing memiliki ranahnya sendiri-sendiri.

Yang membuat pemutlakkanlah (spt yang Anda lakukan itu) yang  justru sudah ‘keliru-tempat’ (salah-kaprah? Rancu?). Wah, nampaknya Anda hanya dibingungkan oleh konsep-konsep Anda sendiri yang ‘keliru-tempat’ itu, Bro…


apalah otoritas tanpa infabilitas..???

Dalam kehidupan sehari-hari Anda banyak menemukan dan bahkan bersinggungan dengan fenomena demikian, tapi toh, Anda menerimanya juga.

‘Pemerintah pun datang dari Allah’, tapi apakah mereka infalible? Namun, toh, Anda menerimanya, bukan? Siapa berotoritas di keluarga Anda? Apakah mereka infallible? Kalau mereka tidak infallible, apakah Anda menganggap mereka tidak berotoritas?

Ada hirarki otoritas, ‘kan...

Tanggapan atas pernyataan Anda itu itu adalah: itu membuktikan bahwa hanya SATU yang berotoritas, yaitu KS. Apakah doktrin Katolik infallible? 



otoritas, tapi bisa ditolak?


Faktanya memang demikian, ‘kan? Gereja Timur menolak Otoritas Universal Gereja Barat (Roma). Mereka juga menolak fllioque… padahal GKR menyatakan itu adalah infallible.



itu namanya bukan otoritas

Otoritas di Katolik ternyata hanya diakui dan berlaku internal. Bagi kalangan non-Katolik itu tidak. Apakah Anda akan menyimpulkan pula bahwa “itu namanya bukan otoritas…”?



no mer satu itu otoritas, kalau nomer dua itu hanya alat bantu

‘Otoritas’ adalah nilai.

‘Alat bantu’ adalah fungsi.

Apakah Otoritas tidak dapat berfungsi sebagai ‘alat bantu’ dalam menafsirkan dan menghasilkan ajaran/doktrin/dogma yang infaliblle? Tentu bisa.

KS nilainya adalah Otoritas yang infalible. Tapi juga (bagi Protestan) merupakan instrumen primer (yang berfungsi) untuk menguji tafsiran/ajaran/doktrin/dogma.

‘Prinsip Hermeneutika’ pun demikian (wlp bernilai sekunder). Sekali lagi, kayaknya Anda dibingungkan oleh konsep-konsep Anda yang campur-aduk, Bro…

Ini lho, bukti yang lainnya…


PROTESTAN:
‘Highest’  hierarchy: Kitab Suci = Infallible.
’Lower’ Hierarchy: Doktrin dan ‘Instrumen’ = Tidak Infallible

KATOLIK:
‘Highest’  Hierarchy: Dogma (tentu juga Paus dalam ex-cathedra, Magisterium, Deposit Iman) = Infallible
’Lower’ Hierarchy: Doktrin = Tidak infallible

Sekarang, pertanyaan yang Anda ajukan kepada Protestan, coba ajukan terhadap DOKTRIN KATOLIK yang tidak dijamin benar (tidak infallible), yaitu:


tapi, kembali sebuah keanehan, manakala kita disuruh mengimani sebuah ajaran yang tidak dijamin benar .. percaya ajaran bisa salah, adalah mengkontradiksi dan mereduksi iman itu sendiri.  :think1:

 

Sekali lagi, Bro… Anda dibingungkan dengan ‘salah-tempat’… Kalau menurut saya, hirarki otoritas harus ditempatkan pada tempatnya masing-masing …

KS (yang bernilai primer karena infallible) jangan ditukar-tempatkan dengan doktrin dan ‘instrumen’ (yang bernilai sekunder).

Doktrin (dalam Protestan dan Katolik) serta ‘instrumen’ (dalam Protestan) adalah tidak infalible, dan itu diuji oleh hirarki yang berada di atasnya (KS).

Jadi,



Menjawab judul thread: ALASAN-5
UNTUK MENGINGATKAN GEREJA BAHWA OTORITAS MEMILIKI HIRARKI DAN BAHWA ‘DOKTRIN’ BAGI KATOLIK MAUPUN PROTESTAN ADALAH TIDAK-INFALLIBLE




Sekalipun tidak infallible, namun kemungkinan besar kedua pihak memiliki keyakinan bahwa doktrin mereka adalah ‘benar’ sampai ia dibuktikan ‘keliru’.

Dengan demikian,


 
Menjawab judul thread: ALASAN-6
UNTUK MENYATAKAN KEPADA SEGENAP KOMPONEN GEREJA BAHWA SEKALIPUN TIDAK-INFALIBLE, SUATU ‘KEYAKINAN’ (MISALNYA DOKTRIN) DAPAT ‘DIYAKINI’ SEBAGAI “BENAR”, SAMPAI IA DIBUKTIKAN “KELIRU”.




Begitu, Bro Ond32lumut…

Salam

Offline Gavin Tuturuga

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1276
  • Reputation Power:
  • Denominasi: -
Re: Alasan reformed dan protestan bersolascriptura
« Reply #134 on: December 04, 2012, 09:56:37 AM »
Paling suka saya kalau bertemu rekan protestan yg teksbook macam epafras ini.

Sampailah saya pada suatu kalimat yang saya baca Demikian :

“Mengaku infallible, tapi bisa dibuktikan fallible…”,

Hmmm..........................................................  :think:



Saya ulang lagi : "TAPI BISA DIBUKTIKAN FALLIBLE..."


Lalu saya buat contohnya begini, :

Katolik : "Maria teotokos ajaran yg infalible"
Protestan : "Saya bisa buktikan bahwa maria bukan teotokos"

Katolik : "Apa anda YAKIN bahwa pembuktian anda itu tidak bisa salah lagi - alias infallible ...?"
Protestan : "Ya yakin dong...!"

Katolik "Berarti pembuktian anda adalah ajaran yg Infalible ?
Protestan : "ya ini ayatnya sebagai pembuktian..bla bla bla"

Katolik: "Kalau gitu, terhadap ajaran anda yg anda klaim bersifat infalible itu,.. kami juga bisa membuktikan itu adalah fallible"
Protestan: "apa itu"

Katolik : "Ya ayat yg menurut kami mendukung Maria Teotokos"

Duh.

Sangat mudah bagi saya menentukan seseorang kompeten atau tidak dalam berdiskusi : temukan argument yg lucu seperti di atas.
(jangan repot baca tulisan seperti teks)

No offense...
Back to TOPIC!