Desert Wisdom

[salt]

Kog jadinya diambil arti literal ???

 

bukankah mod Lily mengutip kata kta aturan?

TAATILAH Kitab Suci

Para pertapa pernah berkata, “Allah menuntut hal berikut pada umat Kristiani: untuk mentaati Kitab Suci, yang berisi aturan-aturan akan apa yang harus mereka katakan dan lakukan, dan sesuai dengan ajaran para uskup ortodoks dan para guru.”

Aturan Sabat dan babi haram termasuk 'aturan' di Alkitab, kan, om?

 

[Lily]

September 30

KEHILANGAN UPAH

Salah satu pertapa berkata, “Ada beberapa orang yang melakukan yang baik, tetapi setan memasukkan roh yang jahat ke dalamnya, sehingga mereka kehilangan upah dari semua yang baik yang telah mereka lakukan. Ketika aku masih tinggal di Oxyrhynchus dengan seorang imam yang suka memberi sedekah, seorang janda datang untuk meminta sedikit barley kepadanya.”
Imam itu berkata, “Pergi dan ambillah sedikit, dan aku akan menimbangnya untukmu.”
Janda itu membawakannya.
Tetapi ketika dia menimbang takaran yang telah diambilnya, dia berkata, “Ini terlalu banyak,”  dan dia telah membuat janda itu menjadi malu.
Setelah janda itu pergi, aku berkata, “Pastor, engkau meminjamkan barley kepada janda itu, atau apa?”
Dia berkata, “Tidak, aku memberikan barley itu padanya.”
Lalu aku berkata, “Jika engkau ingin memberinya hadiah, mengapa engkau begitu perhitungan sehingga engkau membuatnya malu?”

[Lily]

Oktober 1

Berdirilah dan Kuatlah   

Seorang pertapa berbicara mengenai godaan: “Engkau ingin diselamatkan? Pergilah, dan disiplinkan dirimu sendiri, ‘Carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu’ (Matius 7:7).
Di dunia ada petinju-petinju yang terpukul keras tetapi tetap berdiri teguh dan menerima mahkota. Terkadang seorang petinju diserang dua orang sekaligus, dan tinju-tinju mereka memberinya kekuatan sehingga dia dapat mengatasinya. Apakah kalian belum pernah melihat kekuatan yang dihasilkan dari latihan? Jadi, berdirilah dan kuatlah dan Allah akan mengalahkan musuh-musuhmu.”

[Lily]

Oktober 2

Dimana ada Kerja Di situ ada Istirahat

Poemen berkisah seperti berikut: Isidorus, seorang uskup di Sketis, pernah berkata kepada sekelompok rahib, “Saudara-saudaraku, bukankah alasan kita berada di sini adalah karena kerja? Tetapi sekarang aku tidak melihat satu pekerjaan pun dilakukan di sini. Jadi, aku akan mengambil mantelku dan pergi ke tempat yang menyediakan pekerjaan dan aku akan mendapat istirahat.”
 

[Lily]

Oktober 3

Reputasi Buruk

Tiga orang rahib mendatangi Akhilas, dan salah seorang dari mereka memiliki reputasi yang buruk.
Rahib yang pertama berkata, “Abba, buatkan aku sebuah jala ikan.”
Dia menjawab, “Aku tidak mau.”

Rahib yang kedua berkata kepadanya, “Maukah engkau memberi kami kenang-kenangan akan dirimu untuk kami simpan di komunitas kami?”
Dia menjawab, “Aku tidak punya waktu.”

Kemudian yang ketiga, yang mempunyai reputasi buruk, berkata kepadanya, “Buatkan aku sebuah jala ikan, sehingga aku bisa mendapat berkat dari tanganmu, abba.”
Segera dia menjawab, “Aku akan melakukannya.”

Tetapi kedua rahib yang pertama, yang permintaannya dia tolak, berbicara secara pribadi kepadanya, “Mengapa engkau menolak permintaan kami dan menyetujui permintaannya?”
Akhilas menjawab, “Aku dapat berkata kepada kalian bahwa aku tidak mau melakukannya karena aku tidak punya waktu, dan kalian tidak akan marah. Tetapi jika aku tidak melakukannya untuk rahib yang satu itu, dia akan berkata, ‘Pertapa itu sudah mendengar reputasiku dan oleh karena itulah dia menolak untuk membuatkan jala untukku.’ Jadi aku langsung bekerja dengan tali-tali tersebut untuk melegakan jiwanya dan mencegahnya bersedih.”

[Lily]

Oktober 4

Kesabaran pada Dua Sisi

Ada seorang pertapa di Sketis yang jalan hidupnya cukup memuaskan, tetapi dia sering melupakan apa yang dia dengar.
Maka dia mengunjungi Yohanes Pendek untuk berkonsultasi mengenai kelupaannya.
Dia mendengarkan Yohanes, kembali ke selnya dan lupa akan hal yang telah diberitahukan kepadanya.
Dia datang untuk kedua kalinya dan menanyakan hal yang sama, mendengarkan, pulang dan melupakan yang ia dengar saat dia tiba di selnya.
Berulang kali dia pergi dan pulang, tetapi tidak pernah bisa mengingat.

Suatu ketika dia bertemu dengan Yohanes dan berkata, “Abba, apakah engkau tahu bahwa aku sudah melupakan semua yang telah engkau katakan kepadaku? Aku tidak ingin mengganggu anda, maka aku tidak datang lagi.”
Yohanes berkata kepadanya, “Pergilah dan nyalakan lampu,” dan dia menyalakannya.
Yohanes berkata, “Ambillah lebih banyak lampu lagi dan sulutkan dari lampu yang pertama,” dan dia melakukannya.
Yohanes berkata kepadanya, “Apakah lampu yang pertama rusak, karena engkau menggunakannya untuk menyalakan lampu-lampu yang lain?”
Dia menjawab, “Tidak.”
Jawab Yohanes, “Demikian juga aku tidak akan rusak. Jika seandainya semua rahib Sketis datang kepadaku, hal itu tidak menjauhkan kasih Allah dariku. Jadi datanglah kepadaku setiap kali engkau mau dan janganlah ragu-ragu.”

Jadi, dengan kesabaran dari kedua belah pihak, Allah menyembuhkan kepelupaan pertapa tersebut.
Inilah karya dari pertapa-pertapa di Sketis, untuk menguatkan mereka yang diserang; pengalaman mereka dalam pertikaian dengan diri mereka sendiri berarti bahwa mereka sanggup membantu orang lain sepanjang perjalanan tersebut.

[Lily]

Oktober 5

103 Doa

Para rahib menceritakan kisah berikut:
Suatu kali kami mengunjungi beberapa pertapa, dan setelah doa rutin kami saling menyapa dan duduk.
Setelah kami berbincang-bincang dengan mereka, kami siap untuk pergi dan meminta satu doa lagi untuk dipanjatkan.
Namun salah seorang pertapa berkata kepada kami, “Apa, bukankah kalian sudah berdoa?”
Kami berkata, “Benar, abba, ketika kami datang, kita berdoa, dan sejak saat itu kita berbincang-bincang.”
Dia berkata, “Aku mungkin salah saudara-saudara; tetapi salah satu dari kalian, ketika dia sedang duduk dan berbicara denganmu, dia juga menghunjukkan seratus tiga doa.”
Dengan perkataan tersebut, dia berdoa dan mengantar kami pergi.

[Lily]

Oktober 6

Kerendahan Hati

Serapion berkata, “Aku sudah menyusahkan tubuhku jauh melebihi anakku Zakarias, tetapi aku tidak bisa menyamai kerendahan hatinya atau keheningannya.”

[Lily]

Oktober 7

Kesabaran

Dikisahkan bahwa ada seorang anak laki-laki tinggal bersama seorang pertapa.
Oleh karena dia melihat anak itu melakukan sesuatu yang tidak pada tempatnya, dia berkata, “Jangan lakukan itu,” tetapi anak itu tidak mentaatinya.
Melihat bahwa anak itu tidak taat, pertapa itu melepaskan tanggung jawabnya untuk membesarkan anak itu dan membiarkan anak itu bertindak sesuka hatinya.
Selama tiga hari anak itu menjaga pintu ruangan yang berisi makanan tetap tertutup dan membiarkan pertapa itu pergi tanpa membawa apapun untuk dimakan.
Pertapa itu tidak berkata, “Di mana kamu?” atau “Apa yang sedang kau lakukan di sana?”
Seorang tetangga pertapa itu melihat anak itu terlambat membawa makanan, maka dia membuat sedikit sup dan memberikannya kepada pertapa itu melalui lubang di dinding selnya dan memintanya untuk makan.
Dia berkata kepada pertapa itu, “Mengapa muridmu itu begitu lama perginya?”
Pertapa itu berkata, “Kalau dia ada waktu senggang, dia akan kembali.”

[Lily]

Oktober 8

Mahkota Seorang Martir

Suatu hari ketika para rahib sedang duduk di dekatnya, Makarius berkata kepada mereka, “Lihat, para barbar sekarang mendatangi Sketis; bangun dan larilah.”
Mereka berkata kepadanya, “Abba, anda tidak ikut lari juga?”
Dia menjawab, “Aku sudah menunggu hari ini selama bertahun-tahun untuk menyaksikan sabda Kristus dipenuhi, ‘Barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang’ (Matius 26: 52).”
Mereka berkata kepadanya, “Kami juga tidak akan lari, kami akan mati bersamamu.”
Dia menjawab, “Hal itu tidak ada hubungannya denganku; biarlah masing-masing orang memutuskan untuk dirinya sendiri apakah dia akan tinggal atau melarikan diri.”
Di situ ada tujuh rahib dan dia berkata kepada mereka, “Lihat, orang-orang barbar sudah di ambang pintu,” dan mereka masuk dan membunuh mereka.
Tetapi salah seorang dari mereka melarikan diri dan bersembunyi di bawah tumpukan tali dan dia melihat mahkota-mahkota berdatangan dan memahkotai mereka satu per satu.

[Lily]

Oktober 9

Iman Daniel

Seorang rahib bertanya kepada Poemen, “Bagaimana kami harus hidup?”
Poemen menjawab, “Kita sudah melihat teladan dari Daniel. Mereka tidak mengajukan tuduhan apa-apa selain dia melayani Allahnya.”

[Phooey]

Oktober 9

Iman Daniel

Seorang rahib bertanya kepada Poemen, “Bagaimana kami harus hidup?”
Poemen menjawab, “Kita sudah melihat teladan dari Daniel. Mereka tidak mengajukan tuduhan apa-apa selain dia melayani Allahnya.”

Hidup total diserahkan kepada Allah.
Susah dijalankan untuk orang awam

[Lily]

Hidup total diserahkan kepada Allah.
Susah dijalankan untuk orang awam

Thy will be done 

[Lily]

Oktober 10

Devosi Sejati

Mereka bercerita tentang Heladius bahwa dia hidup dalam selnya selama dua puluh tahun, dan dia tidak sekalipun membuka matanya untuk melihat langit-langit selnya.

[Lily]

Oktober 11

Mengendus Godaan

Mengenai roh penggoda, seorang pertapa berkata, “Engkau seharusnya berbuat seperti seorang laki-laki yang sedang berjalan sepanjang jalan melewati sebuah penginapan, dan mengendus aroma daging goreng atau daging panggang.
Siapapun yang menyukainya akan masuk dan makan.
Orang-orang yang tidak menginginkannya, akan lewat saja dan hanya mengendus baunya.
“Jadi engkau harus menyingkirkan aroma itu darimu; bangkitlah dan berdoalah, ‘Tuhan, Anak Allah, tolonglah aku.’
Lakukanlah hal ini untuk melawan semua godaan.
Kita tidak dapat melenyapkan godaan-godaan, tetapi kita dapat berjuang melawannya.”

Seketika itu juga, secercah sinar muncul dalam hatinya.