Mari kita balik lagi.
Kalau anda percaya bahwa pengajaran bapa gereja anda bisa saja salah, itu saya jadi bingung sekali.
Coba ketika di gereja anda mendengarkan tafsir Pendeta anda, dan sambil mendengarkan, hati kecil anda berkata "Yang bener nih? apa benar tafsir seperti itu ?"
Coba baca doktrin gereja injili, sambil dibandingkan lagi perkataan anda bahwa pengajaran bapa gereja bisa saja salah.
Itu berarti doktrin gereja injili juga bisa salah.
Lalu apa mau berkata doktrin gereja injili dijaga agar tidak bisa salah.
Khotbah di Protestan lebih mengutamakan praktek hidup org kristen/aplikasi Firman Tuhan dlm kehidupan, bagaimana berdasarkan Firman Tuhan, manusia bisa menghasilkan buah2 roh....jarang bicara doktrin. Dan inilah karya Roh Kudus yang terpenting: bagaimana agar orang kristen menghasilkan buah.
Para pengajar2 entah Paus, entah Pendeta, entah Bapa2 Protestan bisa salah. Tetapi terlalu banyak kebenaran Alkitab yang begitu gamblang dan jelas untuk membawa kita kepada kebenaran dan keselamatan, yang tidak bisa salah.
Tetapi kalau toh bicara doktrin....Anda ketinggalan berita.
Di Protestan tidak ada indoktrinasi apalagi cuci otak (meskipun saya akui banyak gereja yang demikian). Org boleh mengkritisi, bahkan tdk sependapat pun boleh. Di kelompok2 studi Alkitab, PA, komsel, dll kita boleh berdiskusi FT.
Pendeta juga manusia, bisa salah. Ajarannya belum tentu benar.
Contoh: kalau Pendeta berkhotbah "berikan perpuluhan, maka akan diberikan berkat; tahan perpuluhan, maka berkat juga akan ditahan..." saya tidak harus percaya kan..?? Tapi saya uji dulu dengan kebenaran Alkitab.
Secara pribadi bagaimana kita tahu penafsiran mana yang paling benar?
- Cara mudah, mengikuti tafsiran orang yang paling anda percaya integritasnya (baik integritas rohani, moral maupun intelektual)
- Cara sulit: menggunakan metode tafsir yang benar dan komprehensif: literal, gramatikal, historikal, kontekstual, dan jangan lupa membanding2kan beberapa commentary.