Terserah bagaimana penilaian Katolik, saya tambahkan satu hal saja (yang sudah berkali-kali disampaikan tapi nampaknya selalu diabaikan):
Terlalu banyak kebenaran di Alkitab yang begitu gamblang, lugas, mudah ditafsirkan, yang mampu membawa dan menuntun orang kepada Keselamatan, menghasilkan buah-buah pertobatan dan buah-buah Roh. Firman Tuhan tidaklah sulit bagi orang yang mau menundukkan diri di bawah kuasa Firman Tuhan.
kalau memang demikian adanya, mungkin menjadi tidak masuk akal manakala ada berbagai aliran yg berbeda.. bahkan tentang konsepsi keselamatan.
lugas dan gamblang, itu karena anda sudah menganut agama anda itu.. anda sudah menerima pengajaran tentang Kitab Suci itu sedemikian rupa dari kecil. dan tentu saja kegamblangan anda itu berlaku di kalangan penganut yang sama dengan anda. jika kegamblangan itu anda komunikasikan kepada penganut yang kebetulan berbeda dengan anda, bisa jadi akan banyak kerumitan.
Tidak perlu doktrin2 yang rumit, belibet, bikin ribut, untuk seorang awam sekalipun diselamatkan Tuhan. Apakah Tuhan begitu bodoh sehingga tidak mampu menyelamatkan. Sebenarnya apa sih yang diributkan? Ajaran remeh-temeh soal siapa yang diselamatkan, soal perantara, soal keimaman....bla...bla...bla.
Entah ya, kalau buat Katolik semua itu penting bagi keselamatan...
Bagi Protestan keselamatan hanya iman kepada Yesus KRISTUS (saja) sebagai Tuhan dan Juruselamat. Iman disini bukan cuma percaya, tetapi juga taat, bertumbuh dan menghasilkan buah. That's it....!!!! Selesai.....
Kebenaran seperti di atas (begitu gamblang di Alkitab) kok masih mau diributkan bisa salah, pasti benar....bla...bla...bla... Silakan sajalah yang mau ribut mana infalible mana bukan.... Cuma Tuhan satu-satunya yang infalible. Manusia yang merasa dirinya infalible hanyalah manusia angkuh, sombong, yang ingin menyamakan dirinya sama dengan Allah.
Dan, saya rasa sudah cukup bagi saya, karena saya enggan terus-terusan berbantah-bantah hal yang bodoh. Silakan kalau yang lain mau terus melanjutkan...
Salam
sebenernya yang mas shakes ungkapkan itu sudah merupakan ajaran.. yang kebetulan sudah diterima secara umum.
Kitab Suci sudah ditelaah oleh bapa2 gereja mas shakes misalnya.. sehingga itu menjadikan mas shakes punya gambaran tentang Kitab Suci yang begitu jelas itu. Kitab Suci menurut gereja mas shakes.. tapi apakah hakikatnya begitu jelas???
coba saja mas shakes suruh baca kitabsuci kepada orang islam, lalu suruh dia menjelaskan apa keselamatan menurut Kitab Suci? maka... sangat besar kemungkinan anda akan menemui jawaban yang diluar pikiran anda.
anda berkata Kitab Suci jelas karena anda sudah punya knowledge base yg sudah tertanam dalam diri anda.
sesungguhnya tidaklah demikian.. Kitab Suci tidak jelas, sehingga perlu pengajar, bahkan perlu sekolah kitabsuci.
fakta lain, kita bisa melihat kesesatan-kesesatan dalam kekristenan yang menggunakan Kitab Suci yang sama dengan Kitab Suci yang kita pakai.
selain tidak mungkin, dengan Kitab Suci saja, tanpa otoritas, Kitab Suci bisa membahayakan.. anda bisa tersesat.
jika Kitab Suci mudah, jelas tidak perlu debat yang berujung pada perpecahan membuat aliran sendiri.
dan mari kita pikir, jika perbedaan tapsir itu tidak penting, dan tidak mempengaruhi keselamatan.. apa alasan seseorang hingga memisahkan diri dan membuat aliran sendiri. apa alasan calvinis tidak bersatu dengan lutheran? bukankah perbedaan tidak penting? kalau tidak penting apa susahnya bersatu?
ini bukan menilai kebenaran iman atau ajaran yang mana.. saya hanya coba mengajak berfikir tentang konsespsi yang kita pakai dengan realistik.
sejauh ini saya masih melihat konsepsi tentang penempatan kitabsuci yang tidak realistik dan menimbulkan error logic. itu saja..
tapi memang bener kata mas shakes.. bagi kita kristen mainstream, imani kristus dan imannya itu berbuah kasih , selesai.. selamat. kita sepakat..
namun setidaknya kami ingin menerima wahyu Tuhan secara untuh. dan demikianlah gereja katolik melihat kristen2 lain.. mereka bukan tidak selamat, mereka bukan tidak punya kebenaran.. hanya saja mereka tidak dapat menerima rahmat dan anugrah yang perlu (misal sakramen) dan juga kepenuhan wahyu Tuhan secara penuh.