@ Bro Gavin...
Kenapa sih ...Kok anda malah ngomongin tentang saya sih...?????????
Bukankah Yang sedang kita bicarakan itu adalah ANDA!.
Lho, ‘kan, Anda yang sedang bingung dalam menyelaraskan dalil saya dengan timbangan Anda… Anda bingung karena menganggap dalil saya tidak berlaku untuk ilustrasi timbangan yang Anda ajukan. Makanya pembicaraan (khusus ilustrasi timbangan) memang berkaitan dengan Anda. Justru saya memperhalusnya dengan ‘konsumen’.
Mungkin Anda keberatan dengan perluasan yang saya lakukan pada point #5 tentang ‘produsen’ timbangan (yang dalam hal ini mengilustrasikan Magisterium, walaupun itu hanya merupakan ilustrasi dari ‘keharusan’ memiliki ‘instrumen’…
Tanya:
bukankah Magisterium pun memiliki ‘instrumen’ sewaktu mereka bersidang?). Tapi kalau Anda keberatan dengan ilustrasi itu, ya… saya minta maaf, ya, Bro…
Kalau saya itu memang TIDAK AKAN PERNAH MENGATAKAN timbangan magisterium gereja katolik memiliki kemungkinan salah.
Saya meng-imani 100% BENAR.
Saya AKAN PERNAH MAU menguji timbangan magisterium gereja katolik.
Atau mengkalibrasi timbangan itu.
Saya udah pasrah dengan tafsir keluaran magisterium.
Jadi SAYA ngga usah diutik-utik lagi bro.
PIJAKAN saya sudah jelas.
Kita ngomongin ANDA dan IMAN ANDA saja yaaa......
Oooo, begitu, ya, Bro…
Boleh-boleh saja, sejauh yang bisa saya jelaskan…
(Mau tanya, Bro… sorry kalau agak pribadi, ya… apakah dalam diskusi di for-dis ini orang lain tidak boleh mempertanyakan keyakinan Anda, dan hanya Anda yang boleh mempertanyakan keyakinan orang lain?)
Anda kan berkata : "DOGMA KATOLIK INFALIBEL adalah SALAH"
Walah… walah… Bro, tolong, deh, berikan quote-nya, supaya saya bisa tahu bahwa saya mengatakan demikian…
Sebab manusia itu falibel, lanjut anda.
Kalau manusia itu falibel, maka ajarannya (DOGMA) juga harusnya bisa salah, begitu kata anda kan ?
Tidak… saya tidak mengatakan kalimat kedua itu …
Kalau boleh saya saran, sebaiknya gunakan fasilitas ‘quote’ saja, Bro… supaya tidak dituding ‘strawman’, atau supaya diskusi kita ‘nyambung’.
Terus anda katakan lagi : DOGMA KATOLIK itu ternyata tidak infalibel, karena protestant memiliki instrument yg bisa membuktikannya.
Sekali lagi, saya tidak mengatakan demikian, Bro…
Lalu saya tanya : "BRO EPAf, APA ANDA YAKIN INTSTRUMENT YG ANDA GUNAKAN UNTUK MENGUJI ITU,.. SUDAH PASTI BENAR??"
Anda jawab : "TIDAK BRO,... INTRUMENT YG SAYA GUNAKAN ITU BELUM TENTU BENAR"
Saya tidak pernah menjawab demikian…
Kemudian kata anda lagi : "SAYA YAKIN instrument itu BENAR, SAMPAI DIBUKTIKAN KELIRU…"
Nah… itu baru benar…
5. Dari pengalaman hidup sehari-hari (CMIIW), pengakuan pihak produsen timbangan (Magisterium?), tentu (?) akan mengatakan bahwa timbangan mereka SUDAH dikalibrasi (sebagaimana sistem nilai/kriteria Anda). Apakah ini berarti produk magisterium seharusnya terbuka untuk kalibarasi/pengujian atas produk-produk mereka? Tapi siapa pihak yang mengkalibrasi dan apa istrumennya? Akhirnya terpulang pada KS sebagai alat penguji yang valid?...
NGGA SALAH TUH *yg saya bold merah*
Bukankah pihak protestan lah yg selalu MENGUJI dengan dalil Kitab Suci,... akan dogma-dogma katolik...?
Jadi jangan katakan KS sebagai alat penguji,.. tetapi TAFSIR PROTESTANT AKAN KS - sebagai alat penguji.
Tapi anehnya kan ya itu tadi : TAFSIR PROTESTANT SENDIRI DIYAKINI TIDAK BENAR oleh umat protestan sendiri.
Bukankah begitu bro Epafras ?
Coba lihat lahi, Bro… saya tidak mengatakan atau membicarakan “TAFSIR PROTESTANT AKAN KS – sebagai alat penguji…” Andalah yang jump to conclusion… Saya masih membicarakan ‘instrumen’ sebagai alat penguji, koq…
Sedangkan yang di bold merah yang Anda tanyakan itu masih diakhiri dengan tanda tanya (?), Bro Gavin... Artinya, ‘belum tentu demikian’, yaitu belum tentu hanya KS saja yang menjadi pengujinya. Mohon bacanya pelan-pelan, ya...
Bukan… bukan… bukan…. TAFSIR PROTESTAN bukannya diyakini TIDAK BENAR, melainkan DIYAKINI sebagai BENAR... Coba, deh, Bro, baca-baca lagi postingan sebelum-sebelumnya... , tapi jangan buru-buru...
Alat penguji digunakan untuk menguji semua tafsiran...
‘Instrumen’ memang harus se-universal mungkin, sehingga dapat digunakan dan diterima penggunaannya oleh seluas mungkin pihak (kalau bisa juga dari kalangan yang berbeda agama) yang terlibat dalam diskusi pencarian kebenaran.
Saya pengin jelasin dulu yah bro Epafras,.....
NGAPAIiiN saya musti repot-repot membuktikan kalau instrument anda itu keliru.....?
Bukan kah TUGAS ANDA SENDIRI UNTUK MEMBUKTIKAN BAHWA INSTRUMENT ANDA ITU TIDAK KELIRU LAGI ?
kan anda ini sedang bersola-scriptura .....???
orang yg bersola-scriptura, itu orang yg selalu bertanya : "APAKAH INSTRUMENT YG SAYA GUNAKAN ITU SUDAH BENAR"
Kira-kira mengerti tidak bro masalah ini...?
Sebab sepertinya, diskusi kita tidak nyambung-nyambung....
Nah, setelah saya mempertanyakan hal itu kepada diri saya sendiri, ternyata saya yakin bahwa instrumen saya itu benar. Lalu saya ajukan pada Anda untuk mengujinya, tapi Anda tidak mau, malah menganggapnya sebagai ‘becandaan’.
Kalau saya sudah menyakini instrumen saya sebagai “BENAR”, tetapi tetap TERBUKA untuk dibuktikan kekeliruannya, apakah itu berarti HARUS pihak saya ‘lagi’ yang membuktikan kekeliruannya? ‘Kan saya sudah yakin (setelah mempertanyakan ulang) bahwa ‘itu’ adalah BENAR?
Kalau Anda tidak ingin repot-repot membuktikan bahwa istrumen itu TIDAK BENAR alias keliru, ya, logikanya, Anda SUDAH menganggap bahwa ‘instrumen’ itu adalah BENAR (lihat poin #3 di atas), dan HASIL pengukuran (dari timbangan) itu pun Anda anggap benar/valid pula (poin #4). Istilahnya menerima ‘instrumen’ itu sebagai kebenaran, berikut HASIL pengukurannya yang valid, dengan iman 100%... Begitu, Bro…
Oya, kalau diskusi tidak nyambung-nyambung, ya, Anda tetap bebas untuk menghentikan diskusi kita berdua, Bro…
Salam,