Forim Iman Kristen
Diskusi Tanya Jawab => Diskusi Dengan non Kristen => Topic started by: jalu2012 on August 01, 2012, 08:23:48 PM
-
Yesus menurut kristen adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia.
Bisakah Tuhan kristen, eksis tanpa campur tangan manusia?
Apakah Tuhan pernah tidur dan tinggal diam bila ada manusia yang kesusahan?
Apakah manusia harus merengek rengek dulu kepada Tuhan baru Tuhan menolong manusia?
Apakah kehadiran Tuhan kristen harus dibantu oleh campur tangan manusia?
Mengapa Tuhan kristen bisa tidak peduli selama berabad abad kepada sekelompok manusia?
Silakan dijawab bagi yang berminat menjawabnya..
Salam
-
Yesus menurut kristen adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia.
Betul.
Bisakah Tuhan kristen, eksis tanpa campur tangan manusia?
Bisa.
Apakah Tuhan pernah tidur dan tinggal diam bila ada manusia yang kesusahan?
Tuhan Jesus pernah tidur.
Apakah manusia harus merengek rengek dulu kepada Tuhan baru Tuhan menolong manusia?
Terserah pada manusia apakah mau merengek, atau cukup pakai toa.
Apakah kehadiran Tuhan kristen harus dibantu oleh campur tangan manusia?
Tuhan tidak lemah hingga memerlukan bantuan, atau pembelaan.
Mengapa Tuhan kristen bisa tidak peduli selama berabad abad kepada sekelompok manusia?
Apa dasar tuduhan ketidakperdulian Tuhan?
Silakan dijawab bagi yang berminat menjawabnya..
Sudah saya lakukan.
Salam
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu.
-
Betul. Bisa.Tuhan Jesus pernah tidur.Terserah pada manusia apakah mau merengek, atau cukup pakai toa.Tuhan tidak lemah hingga memerlukan bantuan, atau pembelaan.Apa dasar tuduhan ketidakperdulian Tuhan?Sudah saya lakukan.Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu.
Terima kasih atas jawabannya.
Karena Tuhan Yesus berwujud manusia dan meninggal disalib pada -+ tahun 33 masehi, yakni ketika Yesus berumur -+33 tahun, bagaimana Tuhan menyapa manusia lainnya yang hidup setelah itu?
Salam
-
Dari manusia ke Tuhan, manusia menyampaikan permintaannya dalam doa dengan cara yang benar, dikatakanNya, sudah dikabulkan.
Bila ada yang akan dijelaskanNya lebih lanjut, dijanjikan Tuhan Jesus mengutus Roh Kudus untuk menerangi pikiran murid-muridNya.
-
Apakah Tuhan pernah tidur dan tinggal diam bila ada manusia yang kesusahan?
Tuhan gak pernah tidur. Kalo manusia lagi kesusahan kerjanya tidur aja, Tuhan mungkin ngliatin aja - mungkin juga bisikin : "ayo donk... semangat ! (bantu dorong)". Kalo manusianya bergerak, maka Tuhan bantu dorong lebih jauh lagi... :)
Apakah manusia harus merengek rengek dulu kepada Tuhan baru Tuhan menolong manusia?
mao ngerengek nangis darah, nungging jumpalitan minta dapet makanan jatoh 'dari langit' tapi ngendon terus dirumah kerjaannya ---imo--- Tuhan diem aja.
Silakan dijawab bagi yang berminat menjawabnya..
krn saya nonK, jadi yg bisa saya jawab yg gak ada kata "Kristen" nya di pertanyaan :)
Salam
-
Yesus menurut kristen adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia.
Bisakah Tuhan kristen, eksis tanpa campur tangan manusia?
Apakah Tuhan pernah tidur dan tinggal diam bila ada manusia yang kesusahan?
Apakah manusia harus merengek rengek dulu kepada Tuhan baru Tuhan menolong manusia?
Apakah kehadiran Tuhan kristen harus dibantu oleh campur tangan manusia?
Mengapa Tuhan kristen bisa tidak peduli selama berabad abad kepada sekelompok manusia?
Silakan dijawab bagi yang berminat menjawabnya..
Salam
Halo bro jalu. Saya berminat jawab.
Jawab saya atas 4 pertanyaan pertama sama dengan jawaban bro Husada di atas.
Untuk pertanyaan ke 5, saya mau pakai kata-kata saya sendiri:
Mengapa Tuhan kristen bisa tidak peduli selama berabad abad kepada sekelompok manusia?
Tuhan orang kristen peduli kepada semua orang kok, kristen maupun non-kristen. Hanya saja ada beberapa kelompok orang yang selama berabad-abad tidak mau peduli kalau Tuhan mempedulikan mereka.
Salam.
-
Halo bro jalu. Saya berminat jawab.
Jawab saya atas 4 pertanyaan pertama sama dengan jawaban bro Husada di atas.
Untuk pertanyaan ke 5, saya mau pakai kata-kata saya sendiri:
Tuhan orang kristen peduli kepada semua orang kok, kristen maupun non-kristen. Hanya saja ada beberapa kelompok orang yang selama berabad-abad tidak mau peduli kalau Tuhan mempedulikan mereka.
Salam.
Makasih pinoq.
Coba kita renungkan, ya.
Mengapa saya katakan tidak peduli. Berikut uraiannya.
Menurut versi kristen, Tuhan itu menjelma menjadi manusia yang bernama Yesus.
Sebagai manusia ia memiliki keterbatasan yang dimiliki oleh manusia pada umumnya.
Keterbatasan umur.
Terbukti ia hanya berumur sampai 33 tahun, setelah dibaptis pada umur 30 tahun. Praktis ia hanya melakukan pelayanan selama 3 tahun saja.
Keterbatasan geospatial, atau keterbatasan ruang dan waktu.
Karena Tuhan menjelma manusia, maka Yesus terbatasi oleh ruang dan waktu. Ia tidak bisa berada di dua tempat yang berbeda pada saat yang bersamaan. Artinya ia tidak bisa melayani atau menyapa manusia, atau mendengar doa doa yang diajukan manusia di tempat yang berlainan pada waktu yang bersamaan.
Keterbatasan bahasa dan budaya. Karena Tuhan menjelma menjadi manusia yang ber-ras tertentu maka ia hanya berbahasa dan berbudaya tertentu. Jadi ketika Tuhan menyapa, ia hanya bisa menyapa dengan bahasanya saja.
Dan, yang terakhir. Pada saat Yesus dibaptis, kira kira pada tahun 30 Masehi, dibelahan dunia lain telah tersebar dan hidup berbagai macam manusia dengan segala peradabannya. Ada peradaban mesir, India, Cina, Jepang. Mereka adalah peradaban yang tidak disapa oleh Tuhan Yesus. Padahal menurut iman kristen, manusia tidak bisa mencari Tuhan, yang bisa dilakukan manusia adalah menunggu Tuhan menyapanya. Ratusan dan bahkan ribuan tahun sebelum dan sesudah Yesus lahir dan wafat, banyak perdaban yang tidak tersentuh oleh Tuhan. Contoh lainnya adalah Indonesia yang dulu bernama nusantara. Menurut sejarah yang valid kristen masuk ke indonesia kurang lebih pada abad ke 15 melalui para pedagang portugis. Ini berarti Tuhan Yesus telah absen dan tidak peduli terhadap mayarakat nusantara kurang lebih selama 14 abad. Kemana saja Tuhan selama ini.
Salam
-
Tuhan gak pernah tidur. Kalo manusia lagi kesusahan kerjanya tidur aja, Tuhan mungkin ngliatin aja - mungkin juga bisikin : "ayo donk... semangat ! (bantu dorong)". Kalo manusianya bergerak, maka Tuhan bantu dorong lebih jauh lagi... :)
mao ngerengek nangis darah, nungging jumpalitan minta dapet makanan jatoh 'dari langit' tapi ngendon terus dirumah kerjaannya ---imo--- Tuhan diem aja.
krn saya nonK, jadi yg bisa saya jawab yg gak ada kata "Kristen" nya di pertanyaan :)
Salam
Jadi menurut kamu, Tuhan itu tidak boleh tidur?
(Maaf oot, kamu kan non agama, kok kamu bisa posting di diskusi kristen dan semua sub forum yang ada di FIK, setahu saya, forum itu terlarang bagi yg non agama, kamu sakti, ya... hehehe)
Salam
-
Dan, yang terakhir. Pada saat Yesus dibaptis, kira kira pada tahun 30 Masehi, dibelahan dunia lain telah tersebar dan hidup berbagai macam manusia dengan segala peradabannya. Ada peradaban mesir, India, Cina, Jepang. Mereka adalah peradaban yang tidak disapa oleh Tuhan Yesus. Padahal menurut iman kristen, manusia tidak bisa mencari Tuhan, yang bisa dilakukan manusia adalah menunggu Tuhan menyapanya. Ratusan dan bahkan ribuan tahun sebelum dan sesudah Yesus lahir dan wafat, banyak perdaban yang tidak tersentuh oleh Tuhan. Contoh lainnya adalah Indonesia yang dulu bernama nusantara. Menurut sejarah yang valid kristen masuk ke indonesia kurang lebih pada abad ke 15 melalui para pedagang portugis. Ini berarti Tuhan Yesus telah absen dan tidak peduli terhadap mayarakat nusantara kurang lebih selama 14 abad. Kemana saja Tuhan selama ini.
Salam
Ya, memang benar bahwa Tuhan Yesus sendiri ketika berada di bumi tidak pergi ke seluruh pelosok dunia. Tapi itu bukan berarti bahwa berita ttg Dia tidak pergi ke seluruh dunia.
"berita ttg Dia" di sini berarti:
1. Berita ttg juruselamat yg mengorbankan diriNya untuk menebus dosa manusia (seperti dalam masa Perjanjian Lama)
2. Berita ttg Yesus Kristus (seperti dalam masa Perjanjian Baru)
Orang yang diselamatkan Allah adalah orang yang mendengar berita ini dan mempercayainya. Alkitab mengatakan bahwa hal tsb terjadi hanya oleh pertolongan Allah Tritunggal.
Mungkin benar bahwa banyak orang yang belum pernah mendengar injil dan karenanya belum pernah mendengar ttg orang yg bernama Yesus. Mereka sama seperti orang-orang di masa Perjanjian Lama ( karena di jaman Perjanjian Lama, injil kan belum ada dan Yesus belum dilahirkan). Tapi, apakah itu berarti Allah tidak menyapa mereka? Tidak. Allah dapat menyapa mereka melalui Roh Kebenaran (pribadi ketiga Allah Tritunggal) yang ada di dalam kisah-kisah mereka, ilmu pengetahuan mereka, alam mereka, dll, dan membimbing mereka kepada pengertian yang sama dengan pengertian orang yg melek injil.
Buktinya? Saya hanya bisa beri satu contoh dari Alkitab, yaitu kisah orang-orang bijak dari Timur yg dengan bekal pengetahuan astrologi berhasil memprediksi kelahiran seorang Raja Agung yang sekaligus Imam Agung yg sekaligus Juruselamat (Yesus Kristus).
Jadi, apakah Allah hanya mempedulikan bangsa Yahudi? Tidak. Apakah Allah hanya menyapa bangsa Yahudi? Tidak. Allah menyapa seluruh manusia di muka bumi, di sepanjang sejarah.
-
Ya, memang benar bahwa Tuhan Yesus sendiri ketika berada di bumi tidak pergi ke seluruh pelosok dunia. Tapi itu bukan berarti bahwa berita ttg Dia tidak pergi ke seluruh dunia.
"berita ttg Dia" di sini berarti:
1. Berita ttg juruselamat yg mengorbankan diriNya untuk menebus dosa manusia (seperti dalam masa Perjanjian Lama)
2. Berita ttg Yesus Kristus (seperti dalam masa Perjanjian Baru)
Orang yang diselamatkan Allah adalah orang yang mendengar berita ini dan mempercayainya. Alkitab mengatakan bahwa hal tsb terjadi hanya oleh pertolongan Allah Tritunggal.
Mungkin benar bahwa banyak orang yang belum pernah mendengar injil dan karenanya belum pernah mendengar ttg orang yg bernama Yesus. Mereka sama seperti orang-orang di masa Perjanjian Lama ( karena di jaman Perjanjian Lama, injil kan belum ada dan Yesus belum dilahirkan). Tapi, apakah itu berarti Allah tidak menyapa mereka? Tidak. Allah dapat menyapa mereka melalui Roh Kebenaran (pribadi ketiga Allah Tritunggal) yang ada di dalam kisah-kisah mereka, ilmu pengetahuan mereka, alam mereka, dll, dan membimbing mereka kepada pengertian yang sama dengan pengertian orang yg melek injil.
Buktinya? Saya hanya bisa beri satu contoh dari Alkitab, yaitu kisah orang-orang bijak dari Timur yg dengan bekal pengetahuan astrologi berhasil memprediksi kelahiran seorang Raja Agung yang sekaligus Imam Agung yg sekaligus Juruselamat (Yesus Kristus).
Jadi, apakah Allah hanya mempedulikan bangsa Yahudi? Tidak. Apakah Allah hanya menyapa bangsa Yahudi? Tidak. Allah menyapa seluruh manusia di muka bumi, di sepanjang sejarah.
Orang indonesia beberapa generasi selama 14 abad tidak disapa oleh Tuhan (dan juga banyak bangsa yang tinggal di tempat terpencil mengalami hal yang sama) . Menurut pendapat saya, ada sesuatu yang janggal. Mau dikemanakan mereka yang tidak sempat disapa oleh tuhannya itu.
Salam
-
Orang indonesia beberapa generasi selama 14 abad tidak disapa oleh Tuhan (dan juga banyak bangsa yang tinggal di tempat terpencil mengalami hal yang sama) . Menurut pendapat saya, ada sesuatu yang janggal. Mau dikemanakan mereka yang tidak sempat disapa oleh tuhannya itu.
Salam
Tidak ada yg janggal kok.
Menurut Alkitab, orang yang tidak disapa oleh Tuhan akan mendapatkan tempat yg adil, yg setimpal dng kehidupan mereka.
Sementara, orang yg diampuni Tuhan jg akan mendapatkan tempat yg adil, yg setimpal dng kehidupan mereka.
Dua kelompok orang ini sama-sama mendapatkan kemurahan hati Tuhan.(dapat matahari, dapat air, dapat udara, dapat kesehatan, dapat waktu, dapat teman, dll)
Apakah benar orang di Indonesia jaman dulu tidak disapa Tuhan? Saya tidak tahu pasti.Yang saya tahu pasti bukanlah hal yg tdk mungkin bila Allah Tritunggal menyapa mereka, meskipun tidak dicatat secara jelas di Alkitab.
Kalau boleh tahu, atas dasar apa bro jalu mengatakan bahwa Tuhan tidak menyapa org di Indonesia jaman dulu? Saya jadi penasaran.
-
Tidak ada yg janggal kok.
Menurut Alkitab, orang yang tidak disapa oleh Tuhan akan mendapatkan tempat yg adil, yg setimpal dng kehidupan mereka.
Sementara, orang yg diampuni Tuhan jg akan mendapatkan tempat yg adil, yg setimpal dng kehidupan mereka.
Dua kelompok orang ini sama-sama mendapatkan kemurahan hati Tuhan.(dapat matahari, dapat air, dapat udara, dapat kesehatan, dapat waktu, dapat teman, dll)
Apakah benar orang di Indonesia jaman dulu tidak disapa Tuhan? Saya tidak tahu pasti.Yang saya tahu pasti bukanlah hal yg tdk mungkin bila Allah Tritunggal menyapa mereka, meskipun tidak dicatat secara jelas di Alkitab.
Kalau boleh tahu, atas dasar apa bro jalu mengatakan bahwa Tuhan tidak menyapa org di Indonesia jaman dulu? Saya jadi penasaran.
Mungkin yg dimaksud mas jalu itu Yesus (bukan Allah, yg biasa dipanggil Bapa oleh Yesus), jadi orang Indonesia kan jadi tdk disapa Yesus, karena Yesus hanya berada di Israel dan waktu pengajarannya hanya singkat sekitar 3 tahun kalau tdk salah.
-
Mungkin yg dimaksud mas jalu itu Yesus (bukan Allah, yg biasa dipanggil Bapa oleh Yesus), jadi orang Indonesia kan jadi tdk disapa Yesus, karena Yesus hanya berada di Israel dan waktu pengajarannya hanya singkat sekitar 3 tahun kalau tdk salah.
Jika anda menyebut Jesus, maka Jesus itu adalah Allah. Jangan membuat pengertian yang berbeda untuk berdiskusi di FIK sini, mas. Karena doktrin yang dipergunakan jika menyangkut tokoh dan Alkitab, haruslah doktrin Kristen, tidak agama lain.
Itu peraturan yang berlaku.
-
Mungkin yg dimaksud mas jalu itu Yesus (bukan Allah, yg biasa dipanggil Bapa oleh Yesus), jadi orang Indonesia kan jadi tdk disapa Yesus, karena Yesus hanya berada di Israel dan waktu pengajarannya hanya singkat sekitar 3 tahun kalau tdk salah.
Ya mungkin saja begitu yg dimaksud bro jalu. Oleh sebab itu, saya menyebutkan Allah Tritunggal. Selama ada di bumi sebagai anak manusia yang berdaging, Yesus memang hanya berada di tanah Palestina. Tetapi, Yesus adalah pribadi Allah Tritunggal (Bapa=Yesus=Roh Kudus). Jadi sebagai Allah, efektifitas misi Yesus menembus batas-batas kemanusiawian (ruang, waktu, ras, budaya, dll).
Tapi, kita tunggu saja penjelasan dari bro jalu.
-
Jika anda menyebut Jesus, maka Jesus itu adalah Allah. Jangan membuat pengertian yang berbeda untuk berdiskusi di FIK sini, mas. Karena doktrin yang dipergunakan jika menyangkut tokoh dan Alkitab, haruslah doktrin Kristen, tidak agama lain.
Itu peraturan yang berlaku.
okelah mungkin yg dimaksud oleh mas jalu itu Allah yg 'katanya' berwujud manusia yg bernama Yesus, apakah kalimat ini bisa diterima bang? :D :peace:
karena kenyataannya beliau (Allah yg 'katanya' berwujud manusia yg bernama Yesus) SOSOKNYA / JASMANINYA / DAGINGNYA memang hanya berada di Israel, orang2 jauh diluar israel tdk / belum mengenal beliau. bukan begitu?
salam :peace:
-
okelah mungkin yg dimaksud oleh mas jalu itu Allah yg 'katanya' berwujud manusia yg bernama Yesus, apakah kalimat ini bisa diterima bang? :D :peace:
karena kenyataannya beliau (Allah yg 'katanya' berwujud manusia yg bernama Yesus) SOSOKNYA / JASMANINYA / DAGINGNYA memang hanya berada di Israel, orang2 jauh diluar israel tdk / belum mengenal beliau. bukan begitu?
salam :peace:
Bagaimana dengan sekarang?
-
Bagaimana dengan sekarang?
Masih tetep aja banyak orang yg tdk mengenal Yesus :P
-
Masih tetep aja banyak orang yg tdk mengenal Yesus :P
Saya kira, yang tidak mengenal Jesus sudah tinggal sedikit (proporsi populasi dunia, ya?), mengingat semakin canggihnya moda atau media informasi dewasa ini. Tetapi yang belum menerima Jesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, masih banyak. Lha, contoh dekatnya yaitu orang Yahudi (baik yang tinggal di Israel maupun di diaspora) dan masih menganut agama Yahudi, mereka itu mengenal Jesus Kristus, tetapi mereka enggan menerima Jesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
-
Saya kira, yang tidak mengenal Jesus sudah tinggal sedikit (proporsi populasi dunia, ya?), mengingat semakin canggihnya moda atau media informasi dewasa ini. Tetapi yang belum menerima Jesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, masih banyak. Lha, contoh dekatnya yaitu orang Yahudi (baik yang tinggal di Israel maupun di diaspora) dan masih menganut agama Yahudi, mereka itu mengenal Jesus Kristus, tetapi mereka enggan menerima Jesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
Tapi aneh ya mas, kok Israel yg hidup sedekat itu dengan Yesus saja malah tdk mau mengakui kalau Yesus itu Tuhan ya, :think: :think1:
-
Tapi aneh ya mas, kok Israel yg hidup sedekat itu dengan Yesus saja malah tdk mau mengakui kalau Yesus itu Tuhan ya, :think: :think1:
Tetapi juga, yang paling pertama mengakui bahwa Jesus Kristus itu adalah Tuhan dan Juru Selamat adalah orang Yahudi (Israel) kok. Para murid Jesus Kristus yang 12 itu (baik sebelum dan sesudah Yudas Iskariot digantikan oleh Matias), adalah orang Yahudi (Israel).
-
Tapi aneh ya mas, kok Israel yg hidup sedekat itu dengan Yesus saja malah tdk mau mengakui kalau Yesus itu Tuhan ya, :think: :think1:
Mrk 6:4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya."
Mat 23:34 Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota,
Mat 23:37 "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
-
Masih tetep aja banyak orang yg tdk mengenal Yesus :P
Tidak mengenal atau MENOLAK mengenal Jesus?
Coba dipikir ulang
-
Tidak ada yg janggal kok.
Menurut Alkitab, orang yang tidak disapa oleh Tuhan akan mendapatkan tempat yg adil, yg setimpal dng kehidupan mereka.
Sementara, orang yg diampuni Tuhan jg akan mendapatkan tempat yg adil, yg setimpal dng kehidupan mereka.
Dua kelompok orang ini sama-sama mendapatkan kemurahan hati Tuhan.(dapat matahari, dapat air, dapat udara, dapat kesehatan, dapat waktu, dapat teman, dll)
Apakah benar orang di Indonesia jaman dulu tidak disapa Tuhan? Saya tidak tahu pasti.Yang saya tahu pasti bukanlah hal yg tdk mungkin bila Allah Tritunggal menyapa mereka, meskipun tidak dicatat secara jelas di Alkitab.
Kalau boleh tahu, atas dasar apa bro jalu mengatakan bahwa Tuhan tidak menyapa org di Indonesia jaman dulu? Saya jadi penasaran.
Begini, Yesus adalah perwujudan Tuhan menurut iman kristen. Kristen pun memiliki dokrin bahwa manusia tidak bisa mencari Tuhan. Tapi tuhanlah yang menyapa manusia. Dalam hal ini berarti manusia bersifat pasif, menunggu Tuhan menyapanya. Yesus setelah bergelar sebagai Tuhan (setelah dibaptis) hanya hidup kurang lebih 3 tahun saja dan berdomisili hanya di sekitar israel saja. Dengan waktu sesingkat itu dan berwujud manusia yang memiliki keterbatasan ruang waktu, dipastikan ia tidak akan mampu menyapa semua manusia dimuka bumi ini.
Salam
-
Begini, Yesus adalah perwujudan Tuhan menurut iman kristen. Kristen pun memiliki dokrin bahwa manusia tidak bisa mencari Tuhan. Tapi tuhanlah yang menyapa manusia. Dalam hal ini berarti manusia bersifat pasif, menunggu Tuhan menyapanya. Yesus setelah bergelar sebagai Tuhan (setelah dibaptis) hanya hidup kurang lebih 3 tahun saja dan berdomisili hanya di sekitar israel saja. Dengan waktu sesingkat itu dan berwujud manusia yang memiliki keterbatasan ruang waktu, dipastikan ia tidak akan mampu menyapa semua manusia dimuka bumi ini.
Salam
O begitu maksud bro jalu. Ijinkan saya berkomentar sedikit ya.
Ada beberapa hal dari pemahaman bro jalu yang menurut saya kurang tepat. Tentu saja saya menilainya dari sudut pandang saya sebagai orang kristen dan berdasarkan pemahaman saya atas Alkitab sebagai Kitab Suci orang kristen.
1. ttg Yesus: bagi orang kristen spt saya, Yesus adalah Allah yang berinkarnasi jadi manusia. Jadi, Yesus memiliki dua natur: manusia dan ilahi (Allah). Hal ini menerangkan keterbatasan Yesus (bernatur manusia) sekaligus perbedaanNya dengan manusia lain (bernatur Allah). Yesus bukan manusia yang dijadikan Allah, atau Allah yang merasuk ke dalam tubuh seseorang yang bernama Yesus ketika ia berusia 30 tahun.
2.Manusia tidak pasif. Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang memiliki hasrat untuk Allah. Hanya saja hasrat ini kemudian rusak oleh dosa sehingga ia tidak lagi dapat mengidentifikasi Allah secara pasti. Manusia tetap mencari Allah (note: "a" kecil) karena pada dirinya sendiri manusia butuh Allah. Tapi, karena dosa, manusia hanya menemukan atau menciptakan Allah-Allah bagi diri mereka sendiri.
3. Sapaan Allah kepada manusia disebut wahyu. Menurut orang kristen spt saya, wahyu ada dua macam: wahyu umum dan wahyu khusus. Wahyu umum adalah sapaan Allah kepada semua manusia yg telah berdosa melalui anugerah-anugerah umum seperti alam, ilmu, kesehatan, cinta, dll. Wahyu khusus adalah sapaan Allah kepada manusia yg telah berdosa ttg Jalan, Kebenaran, dan Hidup (anugerah khusus: penebusan dosa dan keselamatan).
Memang benar bahwa selama berinkarnasi di bumi, Yesus hanya ada di tanah Israel. Tetapi, hakikat atau esensi Yesus (Allah) tidak hanya ada di Palestina. Yesus ada bahkan sebelum dunia dijadikan, Yesus ada sebelum Abraham. Inkarnasi Yesus memang hanya terjadi di tanah Israel karena di situlah Ia harus mati. Ia mati demi sebuah misi, dan efektifitas dari misiNya inilah yg menembus batas-batas ruang, waktu, ras, budaya, dll . Dng kata lain, efektifitas penebusan dosa yg direalisasikan Allah di tanah Israel melalui kematian Yesus menembus batas-batas ruang, waktu, ras, budaya, dll.
Jadi, apakah Allah orang kristen tidak menyapa orang Indonesia jaman dulu? Jawabannya adalah tidak, Allah menyapa semua orang di seluruh dunia di sepanjang sejarah.
Apabila Yesus hanya dimengerti sebagai manusia yg dirasuki Allah, maka benarlah anggapan bro jalu tsb. Apabila Allah tidak dimengerti sebagai Tritunggal, maka benarlah juga anggapan bro jalu tsb.
Jadi, apabila selama ini bro jalu tidak menemukan "jalan keluar" bagi problem "apakah Allah menyapa semua manusia di seluruh dunia?", itu karena pemahaman bro jalu akan Allah bukan pemahaman kristen.
Tentu saja, pemahaman bro jalu tsb adalah sepenuhnya pilihan bro jalu, dan saya hanya menjelaskan posisi saya sebagai orang kristen.
Salam.
-
Mrk 6:4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya."
Mat 23:34 Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota,
Mat 23:37 "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Tapi biasanya setelah dimusuhi, Nabi tersebut berhasil menaklukan umat2nya, dan sebagian besar akan mengikuti nabi tersebut.
kalau gak mau mengikuti ya dihajar habis oleh Allah :)
Eh bukankah menurut kristen Yesus itu bukan seorang Nabi mas, tapi seorang Tuhan?
-
Tapi biasanya setelah dimusuhi, Nabi tersebut berhasil menaklukan umat2nya, dan sebagian besar akan mengikuti nabi tersebut.
kalau gak mau mengikuti ya dihajar habis oleh Allah :)
Eh bukankah menurut kristen Yesus itu bukan seorang Nabi mas, tapi seorang Tuhan?
Lantas apa yang ingin anda tanyakan?
-
Lantas apa yang ingin anda tanyakan?
kok sepertinya para Nabi Allah lebih sukses daripada ketika Allah turun sendiri secara langsung ya mas? :think:
-
kok sepertinya para Nabi Allah lebih sukses daripada ketika Allah turun sendiri secara langsung ya mas? :think:
Nabi yang mana?
Nabi mana yang sukses menyampaikan kabar suka cita ke seluruh dunia?
Silahkan referensi lihat (lihat saja, jangan posting di sana) http://forumimankristen.com/index.php/topic,168.0.html
-
Nabi yang mana?
Nabi mana yang sukses menyampaikan kabar suka cita ke seluruh dunia?
Silahkan referensi lihat (lihat saja, jangan posting di sana) http://forumimankristen.com/index.php/topic,168.0.html
gak usah keseluruh dunia dulu deh mas, karena tdk ada Nabi yg selama hidupnya bisa keseluruh dunia (kecuali hanya ajarannya saja).
ke sebagian besar umatnya saja, bukan sebagian besar nabi sukses membawa umat2 yg sebelumnya memusuhi jadi mematuhi, dan umat yg tdk bisa diajak Nabi tersebut biasanya dihabisi oleh Allah, seperti umat Luth, dan umat Nabi Nuh.
-
gak usah keseluruh dunia dulu deh mas, karena tdk ada Nabi yg selama hidupnya bisa keseluruh dunia (kecuali hanya ajarannya saja).
ke sebagian besar umatnya saja, bukan sebagian besar nabi sukses membawa umat2 yg sebelumnya memusuhi jadi mematuhi, dan umat yg tdk bisa diajak Nabi tersebut biasanya dihabisi oleh Allah, seperti umat Luth, dan umat Nabi Nuh.
Nabi Nuh membawa siapa mas? Nabi Luth membawa siapa mas?
Makanya, di thread lain saya sudah minta anda untuk buatlah thread terpisah, jelaskan tenang nabi nabi menurut anda, beserta referensi ayatnya, biar jelas. Karena sepertinya anda tidak tahu kisah nabi nabi anda koq.
Salam
-
Nabi Nuh membawa siapa mas? Nabi Luth membawa siapa mas?
Makanya, di thread lain saya sudah minta anda untuk buatlah thread terpisah, jelaskan tenang nabi nabi menurut anda, beserta referensi ayatnya, biar jelas. Karena sepertinya anda tidak tahu kisah nabi nabi anda koq.
Salam
thread sdh dibuka bang, besok dilanjut ya.. :peace: ;)
-
thread sdh dibuka bang, besok dilanjut ya.. :peace: ;)
Oke, mas, sedang dibaca, thanks
Salam
-
O begitu maksud bro jalu. Ijinkan saya berkomentar sedikit ya.
Ada beberapa hal dari pemahaman bro jalu yang menurut saya kurang tepat. Tentu saja saya menilainya dari sudut pandang saya sebagai orang kristen dan berdasarkan pemahaman saya atas Alkitab sebagai Kitab Suci orang kristen.
1. ttg Yesus: bagi orang kristen spt saya, Yesus adalah Allah yang berinkarnasi jadi manusia. Jadi, Yesus memiliki dua natur: manusia dan ilahi (Allah). Hal ini menerangkan keterbatasan Yesus (bernatur manusia) sekaligus perbedaanNya dengan manusia lain (bernatur Allah). Yesus bukan manusia yang dijadikan Allah, atau Allah yang merasuk ke dalam tubuh seseorang yang bernama Yesus ketika ia berusia 30 tahun.
2.Manusia tidak pasif. Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang memiliki hasrat untuk Allah. Hanya saja hasrat ini kemudian rusak oleh dosa sehingga ia tidak lagi dapat mengidentifikasi Allah secara pasti. Manusia tetap mencari Allah (note: "a" kecil) karena pada dirinya sendiri manusia butuh Allah. Tapi, karena dosa, manusia hanya menemukan atau menciptakan Allah-Allah bagi diri mereka sendiri.
3. Sapaan Allah kepada manusia disebut wahyu. Menurut orang kristen spt saya, wahyu ada dua macam: wahyu umum dan wahyu khusus. Wahyu umum adalah sapaan Allah kepada semua manusia yg telah berdosa melalui anugerah-anugerah umum seperti alam, ilmu, kesehatan, cinta, dll. Wahyu khusus adalah sapaan Allah kepada manusia yg telah berdosa ttg Jalan, Kebenaran, dan Hidup (anugerah khusus: penebusan dosa dan keselamatan).
Memang benar bahwa selama berinkarnasi di bumi, Yesus hanya ada di tanah Israel. Tetapi, hakikat atau esensi Yesus (Allah) tidak hanya ada di Palestina. Yesus ada bahkan sebelum dunia dijadikan, Yesus ada sebelum Abraham. Inkarnasi Yesus memang hanya terjadi di tanah Israel karena di situlah Ia harus mati. Ia mati demi sebuah misi, dan efektifitas dari misiNya inilah yg menembus batas-batas ruang, waktu, ras, budaya, dll . Dng kata lain, efektifitas penebusan dosa yg direalisasikan Allah di tanah Israel melalui kematian Yesus menembus batas-batas ruang, waktu, ras, budaya, dll.
Jadi, apakah Allah orang kristen tidak menyapa orang Indonesia jaman dulu? Jawabannya adalah tidak, Allah menyapa semua orang di seluruh dunia di sepanjang sejarah.
Apabila Yesus hanya dimengerti sebagai manusia yg dirasuki Allah, maka benarlah anggapan bro jalu tsb. Apabila Allah tidak dimengerti sebagai Tritunggal, maka benarlah juga anggapan bro jalu tsb.
Jadi, apabila selama ini bro jalu tidak menemukan "jalan keluar" bagi problem "apakah Allah menyapa semua manusia di seluruh dunia?", itu karena pemahaman bro jalu akan Allah bukan pemahaman kristen.
Tentu saja, pemahaman bro jalu tsb adalah sepenuhnya pilihan bro jalu, dan saya hanya menjelaskan posisi saya sebagai orang kristen.
Salam.
Ketika Yesus disalib, adalah momentum penebusan seluruh dosa dosa manusia di muka bumi ini, betul? Semua dosa manusia akan terhapus, tapi ada syaratnya. Syaratnya adalah mengakui bahwa yang disalib adalah Tuhan Yesus sang penyelamat.
Bagimana bagi yang tidak mengakui atau menolak manusia yang disalib itu adalah Tuhan? Jawabnya adalah tidak akan diberi keselamatan.
Rekonstruksi logikanya adalah:
Tuhan, selama ini tinggal di alam yang tidak nampak, Tuhan cinta ciptaannya, ciptaannya dianggap telah menanggung dosa turunan adam/hawa. Tuhan ingin menebusnya, maka Tuhan menjelma menjadi manusia, dan menyalib dirinya supaya dosa dosa manusia terhapus. Tapi syaratnya manusia harus percaya bahwa yang menebus dosa (dengan penyaliban) itu adalah Tuhan.
Pertanyaannya, mengapa Tuhan harus memberi prasyarat dalam pengampunan dosa tsb? Apa tidak terkesan Tuhan tidak PD bahwa ia adalah Tuhan?
Pertanyaan berikut.
Seberapa pentingkah pesan bahwa manusia jika ingin dosanya diampuni harus percaya Tuhan disalib untuk menebus dosa dosa manusia? Jawabannya tentu sangat penting. Jika sangat penting mengapa Tuhan menyampaikan pesan tersebut dengan cara yang sangat konvensional, dari mulut ke mulut dengan resiko pesan tsb akan tidak sampai ke seluruh manusia di pelosok muka bumi ini. Dan terbukti, pesan tersebut baru sampai ke (misalnya nusantara) setelah 1400 tahunan. Mengapa pesan yang sangat penting bagi manusia di muka bumi ini, dibiarkan terlantar sedemikian lama. Manusia, yang hidup di nusantara dan di belahan bumi lainnya yang selama berabad abad tidak tersentuh oleh pesan keselamatan itu, seyogyanya dapat menuntut ketidakadilan ini.
Tuhan, mengapa pesan yang sangat penting itu kau letakan di pundak manusia untuk menyampaikannya. Mengapa engkau, dengan kecanggihanmu, tidak menyampaikannya dengan cara "BREAKING NEWS" secera serempak ke seluruh manusia yang ada dimuka bumi ini. Sehingga setiap manusia dapat mengetahuinya secara serempak dan bersamaan waktunya. Dan, engkau menuntut kami percaya, sedangkan kami berada di dimensi waktu dan ruang yang berbeda ketika engkau melakukan penebusan dosa itu. Untuk manusia manusia yang mengalami suasana bathin peristiwa penyaliban itu, mungkin akan lebih mudah mempercayainya. Tapi kami, kami tidak diberikan kesempatan yang sama dengan mereka. Dan, engkau menuntut kami percaya. Dimanakah keadilan itu... Dan, bagaimana manusia manusia yang belum sempat mendengar kabar itu tapi telah mati terlebih dahulu. Apakah mereka akan selamat. Apa tolok ukur keselamatan bagi mereka? Jika engkau masukan mereka yang tidak/atau belum mendengar ke dalam surga, mengapa pula kami harus mendengar pesan itu, karena ketika kami mendengar pesan itu, kami dihadapkan kepada pilihan percaya atau tidak, Tidak percaya berarti tidak selamat. Sementara mereka yang tidak mendengar atau belum mendengar tapi keburu mati, mereka terbebas untuk melakukan pilihan dan mereka engkau putuskan masuk surga. Kalau begitu lebih baik pesan itu tidak sampai ke telingga kami....
itulah, bro, kira kira keluh kesah manusia, bila memang apa yang saya sampaikan itu benar adanya.
Salam
-
jalu, ikutan yah ...
Untuk manusia manusia yang mengalami suasana bathin peristiwa penyaliban itu, mungkin akan lebih mudah mempercayainya
Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya
engkau menuntut kami percaya, sedangkan kami berada di dimensi waktu dan ruang yang berbeda ketika engkau melakukan penebusan dosa itu
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya, barangkali ? :)
Sebagai nonK, terus terang kalimat tsb bagi saya mengagumkan.
"Kok bisa bisa-nya Dia tau yah seperti apa nanti ... makanya Dia kasih penghiburan seperti itu ?" :think1:
salam.
-
Damai sejahtera menyertaimu jalu. Saya mau kasi komentar, boleh, ya?
Pertanyaannya, mengapa Tuhan harus memberi prasyarat dalam pengampunan dosa tsb? Apa tidak terkesan Tuhan tidak PD bahwa ia adalah Tuhan?
Menurut pemahaman saya, berdasarkan pengertian saya atas kisah penciptaan di Kitab Kejadian, pada mulanya, Tuhan memberikan kemerdekaan kepada manusia. Tuhan memberitahukan keinginanNya, agar manusia taat kepada Tuhan. Kepada manusia diberitahukan bahwa kebahagiaan adalah upah manusia yang taat.
Tapi apa lacur? Manusia jatuh ke dalam dosa, tidak taat. Maka konsekuensinya, jika manusia ingin memperoleh kebahagiaan itu kembali, manusia harus melalui "jalan, kebenaran, dan hidup". Prasyarat itu bukan mengesankan kekurang-PD-an Tuhan, justru meperlihatkan bahwa Tuhan itu murah, tetapi tidak murahan.
Saya pikir, pemikiran orang Indonesia dahulu sudah menangkap esensi seperti itu, maka orang Indonesia tempo doeloe mengemukakan pepatah "Tangan mencencang, bahu memikul," yang artinya kira-kira selain pengkhususan tugas, juga menggambarkan siap menanggung konsekuensi. DIpertajam dengan "Berani berbuat, berani bertanggung jawab".
Jadi, agar manusia itu dapat sampai kepada kebahagiaan sejati seperti yang dahulu kala sudah diberikan kepada Adam pada saat penciptaan, maka kepada manusia itu diberikan syarat. Bukan tidak mampu Tuhan memberikan keselamatan tanpa syarat, tetapi menurut pemahaman saya, Tuhan menghormati kemerdekaan yang telah diberikan kepada manusia. Bahwa manusia harus menggunakan kemerdekaan itu untuk menjalani "jalan, kebenaran, dan hidup", agar dapat datang kepada Bapa. Sekali lagi, syarat itu tidak menggambarkan kekurang-PD-an Tuhan, tetapi itu memeperlihatkan bahwa Tuhan itu murah hati, tetapi tudak murahan.
Tuhan, mengapa pesan yang sangat penting itu kau letakan di pundak manusia untuk menyampaikannya. Mengapa engkau, dengan kecanggihanmu, tidak menyampaikannya dengan cara "BREAKING NEWS" secera serempak ke seluruh manusia yang ada dimuka bumi ini. Sehingga setiap manusia dapat mengetahuinya secara serempak dan bersamaan waktunya. Dan, engkau menuntut kami percaya, sedangkan kami berada di dimensi waktu dan ruang yang berbeda ketika engkau melakukan penebusan dosa itu. Untuk manusia manusia yang mengalami suasana bathin peristiwa penyaliban itu, mungkin akan lebih mudah mempercayainya. Tapi kami, kami tidak diberikan kesempatan yang sama dengan mereka. Dan, engkau menuntut kami percaya. Dimanakah keadilan itu... Dan, bagaimana manusia manusia yang belum sempat mendengar kabar itu tapi telah mati terlebih dahulu. Apakah mereka akan selamat. Apa tolok ukur keselamatan bagi mereka? Jika engkau masukan mereka yang tidak/atau belum mendengar ke dalam surga, mengapa pula kami harus mendengar pesan itu, karena ketika kami mendengar pesan itu, kami dihadapkan kepada pilihan percaya atau tidak, Tidak percaya berarti tidak selamat. Sementara mereka yang tidak mendengar atau belum mendengar tapi keburu mati, mereka terbebas untuk melakukan pilihan dan mereka engkau putuskan masuk surga. Kalau begitu lebih baik pesan itu tidak sampai ke telingga kami....
Atas paragraf panjang ini, saya ingin katakan bahwa rancangan Tuhan bukanlah rancangan manusia. Pikiran Tuhan bukanlah pikiran manusia. Rencana Chalik, tidaklah rencana makhluk.
Adalah bagus kalau bathin manusia ingin mengenal Penciptanya, namun menjadi bablas kalau ciptaan menginginkan agar Pencipta berbuat seperti yang diinginkan ciptaan.
Khusus yang saya tebalkan itu, mengingatkan saya pada pengalaman ketika saya 'dipenjarakan' orang tua di suatu asrama persekolahan dulu. Teman sekamar saya mempunyai kakak, yang juga cowok. Mungkin orang tua mereka sudah 'menjatahi' mereka dengan hitung-hitungan yang pas. Namun, sang kakak mungkin karena sudah mulai pacaran, menjadikan kebutuhannya lebih besar, maka si kakak sering kehabisan krim rambut.
Suatu hari, tanpa ba-bi-bu, ketika sang adik main bola di lapangan, si kakak mengambil krim rambut si adik agak lebih banyak, si kakak memindahkan ke tabung yang sudah disediakan untuk dibawa ke kamarnya. Begitu selesai main bola, si adik (yang sekamar saya itu) saya beritahu bahwa tadi kakak datang mengambil krim rambut. Teman saya itu melihat krimnya, mungkin kecewa atau bagaimana, langsung membanting tabung kaca itu, maka krim yang tersisa menjadi berceceran di lantai di antara beling tabung.
Usut punya usut, ternyata si adik menganut pikiran mirip seperti bagian posting yang saya tebalkan di atas. Kalimat "Kalau begitu lebih baik pesan itu tidak sampai ke telingga kami...." dirubah menjadi, "Kalau begitu, sekalian saja krim ini jangan disisakan," sambil membanting tabung ke lantai sampai berantakan.
Karena kelas saya lebih senior daripada kelas teman sekamar itu, sambil senyum-senyum saya katakan padanya, "Mmmm... kalau saja tabung krim itu tidak engkau banting, mungkin masih bisa saya manfaatkan. Tapi karena sudah terburai di lantai, silahkan bersihkan lantai kita," gitu.
Yang ingin saya sampaikan, khusus yang saya tebalkan itu, apakah memang begitu? Bagi saya, itu terkesan ingin mendikte Tuhan.
Damai sejahtera menyertai FIKers, sekarang dan selamanya.
-
Saya pikir, pemikiran orang Indonesia dahulu sudah menangkap esensi seperti itu, maka orang Indonesia tempo doeloe mengemukakan pepatah "Tangan mencencang, bahu memikul," yang artinya kira-kira selain pengkhususan tugas, juga menggambarkan siap menanggung konsekuensi. DIpertajam dengan "Berani berbuat, berani bertanggung jawab".
kalau boleh mengomentari sedikit kang mas, bukankah dengan penebusan dosa oleh Yesus malah mengajari manusia utk TIDAK bertanggung jawab atas apa yg dilakukannya selama hidupnya? karena Yesuslah yg harus menanggung atas dosa dan perbuatan manusia, bukan manusia itu sendiri.
jadi makna "Berani berbuat, berani bertanggung jawab", jadi gak berlaku karena Yesus sdh mempertanggung jawabkan apa yg diperbuat oleh Adam dan anak keturunannya.
salam :)
-
kalau boleh mengomentari sedikit kang mas, bukankah dengan penebusan dosa oleh Yesus malah mengajari manusia utk TIDAK bertanggung jawab atas apa yg dilakukannya selama hidupnya? karena Yesuslah yg harus menanggung atas dosa dan perbuatan manusia, bukan manusia itu sendiri.
jadi makna "Berani berbuat, berani bertanggung jawab", jadi gak berlaku karena Yesus sdh mempertanggung jawabkan apa yg diperbuat oleh Adam dan anak keturunannya.
salam :)
Manusia tetap harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya, mas. Jesus hanya memberi jalan keselamatan yang harus diikuti. Tanpa mengikuti jalan keselamatan yang ditentukanNya, manusia juga tidak akan selamat.
Salam
-
Damai sejahtera menyertaimu strik.
kalau boleh mengomentari sedikit kang mas, bukankah dengan penebusan dosa oleh Yesus malah mengajari manusia utk TIDAK bertanggung jawab atas apa yg dilakukannya selama hidupnya? karena Yesuslah yg harus menanggung atas dosa dan perbuatan manusia, bukan manusia itu sendiri.
jadi makna "Berani berbuat, berani bertanggung jawab", jadi gak berlaku karena Yesus sdh mempertanggung jawabkan apa yg diperbuat oleh Adam dan anak keturunannya.
salam :)
Terima kasih komennya. Pesan saya, masih sama, merenungkan suatu ayat dari Alkitab, jika hanya mengeksplore satu ayat bersendiriran, besar kemungkinan tidak akan memperoleh makna yang dimaksudkan ayat tersebut. Satu hal yang saya bangga dengan striker, striker banyak membaca Alkitab. Namun, agar striker memperoleh pemaknaan yang lebih utuh, betapa baiknya kalau striker tidak hanya mengeksplore ayat yang striker inginkan pada saat tertentu. Coba memaknainya lebih luas, satu perikop, kemudian satu kitab.
Damai bagimu striker.
-
Damai sejahtera menyertaimu jalu. Saya mau kasi komentar, boleh, ya?Menurut pemahaman saya, berdasarkan pengertian saya atas kisah penciptaan di Kitab Kejadian, pada mulanya, Tuhan memberikan kemerdekaan kepada manusia. Tuhan memberitahukan keinginanNya, agar manusia taat kepada Tuhan. Kepada manusia diberitahukan bahwa kebahagiaan adalah upah manusia yang taat.
Tapi apa lacur? Manusia jatuh ke dalam dosa, tidak taat. Maka konsekuensinya, jika manusia ingin memperoleh kebahagiaan itu kembali, manusia harus melalui "jalan, kebenaran, dan hidup". Prasyarat itu bukan mengesankan kekurang-PD-an Tuhan, justru meperlihatkan bahwa Tuhan itu murah, tetapi tidak murahan.
Saya pikir, pemikiran orang Indonesia dahulu sudah menangkap esensi seperti itu, maka orang Indonesia tempo doeloe mengemukakan pepatah "Tangan mencencang, bahu memikul," yang artinya kira-kira selain pengkhususan tugas, juga menggambarkan siap menanggung konsekuensi. DIpertajam dengan "Berani berbuat, berani bertanggung jawab".
Jadi, agar manusia itu dapat sampai kepada kebahagiaan sejati seperti yang dahulu kala sudah diberikan kepada Adam pada saat penciptaan, maka kepada manusia itu diberikan syarat. Bukan tidak mampu Tuhan memberikan keselamatan tanpa syarat, tetapi menurut pemahaman saya, Tuhan menghormati kemerdekaan yang telah diberikan kepada manusia. Bahwa manusia harus menggunakan kemerdekaan itu untuk menjalani "jalan, kebenaran, dan hidup", agar dapat datang kepada Bapa. Sekali lagi, syarat itu tidak menggambarkan kekurang-PD-an Tuhan, tetapi itu memeperlihatkan bahwa Tuhan itu murah hati, tetapi tudak murahan.Atas paragraf panjang ini, saya ingin katakan bahwa rancangan Tuhan bukanlah rancangan manusia. Pikiran Tuhan bukanlah pikiran manusia. Rencana Chalik, tidaklah rencana makhluk.
Adalah bagus kalau bathin manusia ingin mengenal Penciptanya, namun menjadi bablas kalau ciptaan menginginkan agar Pencipta berbuat seperti yang diinginkan ciptaan.
Khusus yang saya tebalkan itu, mengingatkan saya pada pengalaman ketika saya 'dipenjarakan' orang tua di suatu asrama persekolahan dulu. Teman sekamar saya mempunyai kakak, yang juga cowok. Mungkin orang tua mereka sudah 'menjatahi' mereka dengan hitung-hitungan yang pas. Namun, sang kakak mungkin karena sudah mulai pacaran, menjadikan kebutuhannya lebih besar, maka si kakak sering kehabisan krim rambut.
Suatu hari, tanpa ba-bi-bu, ketika sang adik main bola di lapangan, si kakak mengambil krim rambut si adik agak lebih banyak, si kakak memindahkan ke tabung yang sudah disediakan untuk dibawa ke kamarnya. Begitu selesai main bola, si adik (yang sekamar saya itu) saya beritahu bahwa tadi kakak datang mengambil krim rambut. Teman saya itu melihat krimnya, mungkin kecewa atau bagaimana, langsung membanting tabung kaca itu, maka krim yang tersisa menjadi berceceran di lantai di antara beling tabung.
Usut punya usut, ternyata si adik menganut pikiran mirip seperti bagian posting yang saya tebalkan di atas. Kalimat "Kalau begitu lebih baik pesan itu tidak sampai ke telingga kami...." dirubah menjadi, "Kalau begitu, sekalian saja krim ini jangan disisakan," sambil membanting tabung ke lantai sampai berantakan.
Karena kelas saya lebih senior daripada kelas teman sekamar itu, sambil senyum-senyum saya katakan padanya, "Mmmm... kalau saja tabung krim itu tidak engkau banting, mungkin masih bisa saya manfaatkan. Tapi karena sudah terburai di lantai, silahkan bersihkan lantai kita," gitu.
Yang ingin saya sampaikan, khusus yang saya tebalkan itu, apakah memang begitu? Bagi saya, itu terkesan ingin mendikte Tuhan.
Damai sejahtera menyertai FIKers, sekarang dan selamanya.
Terima kasih bro, atas pandangannya.
Supaya bisa lebih simple, saya rangkum narasi saya, sehingga bro dapat menangkap esensi apa yang saya ingin tanyakan:
Waktu: Hari x, Tanggal x, Tahun 30 Masehi
Tempat: Sungai Jordan
Acara: Baptist/Pengukuhan Yesus sebagai Tuhan (*)
*) maka sejak dikukuhkannya Yesus sebagai Tuhan, tidak ada Tuhan yang lain lagi yang ada dimuka bumi ini, bagi yang tidak percaya, balasannya neraka.
Waktu: Hari x tanggal x tahun 33 Masehi (kurang lebih).
Tempat: Yerusalem
Acara: Penebusan Dosa seluruh Manusia (*)
*) maka setelah dosa ditebus oleh Yesus, tidak ada lagi dosa manusia, tapi
ini hanya berlaku bagi yang percaya. Yang tidak percaya, akan masuk neraka.
Sampai di sini, setuju kan jika dikatakan dua peristiwa di atas adalah dua peristiwa yang paling heboh, bombastis, sangat sangat penting bagi ras manusia di muka bumi ini. Karena ini menyangkut hak asasi manusia yang hanya diberi 2/dua pilihan tempat setelah kematian, yaitu surga dan neraka.
Bagaimana dengan manusia lainnya yang ada di luar dimensi waktu dan ruang, sebelum dan sesudahnya peristiwa itu terjadi.
Kristen masuk ke nusantara dibawa oleh pedagang portugis, pada abad ke-15.
Bayangkan peristiwa yang sangat penting mengendap kurang lebih 15 abad, dan baru sampai ke telinga manusia lainnya di muka bumi ini. Bagaimana nasib manusia manusia yang mati sebelum mendengar dua peristiwa penting itu. Kalau diampuni dan masuk surga, ya beruntung sekali mereka. Mereka tidak pernah dihadapkan untuk memilih percaya atau tidak percaya sebagai prasyarat keselamatan. Makanya saya katakan mungkin lebih baik tidak mendengar, karena dengan tidak mendengar otomatis mereka semua masuk surga.
-
Waktu: Hari x, Tanggal x, Tahun 30 Masehi
Tempat: Sungai Jordan
Acara: Baptist/Pengukuhan Yesus sebagai Tuhan (*)
*) maka sejak dikukuhkannya Yesus sebagai Tuhan, tidak ada Tuhan yang lain lagi yang ada dimuka bumi ini, bagi yang tidak percaya, balasannya neraka.
ini dan ini
Waktu: Hari x tanggal x tahun 33 Masehi (kurang lebih).
Tempat: Yerusalem
Acara: Penebusan Dosa seluruh Manusia (*)
*) maka setelah dosa ditebus oleh Yesus, tidak ada lagi dosa manusia, tapi
ini hanya berlaku bagi yang percaya. Yang tidak percaya, akan masuk neraka.
Dapat kesimpulan darimana ya?
Mengenai yang ini :
Sampai di sini, setuju kan jika dikatakan dua peristiwa di atas adalah dua peristiwa yang paling heboh, bombastis, sangat sangat penting bagi ras manusia di muka bumi ini. Karena ini menyangkut hak asasi manusia yang hanya diberi 2/dua pilihan tempat setelah kematian, yaitu surga dan neraka.
Bagaimana dengan manusia lainnya yang ada di luar dimensi waktu dan ruang, sebelum dan sesudahnya peristiwa itu terjadi.
Kristen masuk ke nusantara dibawa oleh pedagang portugis, pada abad ke-15.
Bayangkan peristiwa yang sangat penting mengendap kurang lebih 15 abad, dan baru sampai ke telinga manusia lainnya di muka bumi ini. Bagaimana nasib manusia manusia yang mati sebelum mendengar dua peristiwa penting itu. Kalau diampuni dan masuk surga, ya beruntung sekali mereka. Mereka tidak pernah dihadapkan untuk memilih percaya atau tidak percaya sebagai prasyarat keselamatan. Makanya saya katakan mungkin lebih baik tidak mendengar, karena dengan tidak mendengar otomatis mereka semua masuk surga.
Apa Tuhan terikat pada batasan waktu?
-
Manusia tetap harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya, mas. Jesus hanya memberi jalan keselamatan yang harus diikuti. Tanpa mengikuti jalan keselamatan yang ditentukanNya, manusia juga tidak akan selamat.
Salam
saya setuju dengan pemikiran mas bruce, tapi saya rasa pihak protestan tdk akan setuju dengan pernyataan mas bruce tersebut. :)
-
Damai sejahtera menyertaimu strik.Terima kasih komennya. Pesan saya, masih sama, merenungkan suatu ayat dari Alkitab, jika hanya mengeksplore satu ayat bersendiriran, besar kemungkinan tidak akan memperoleh makna yang dimaksudkan ayat tersebut. Satu hal yang saya bangga dengan striker, striker banyak membaca Alkitab. Namun, agar striker memperoleh pemaknaan yang lebih utuh, betapa baiknya kalau striker tidak hanya mengeksplore ayat yang striker inginkan pada saat tertentu. Coba memaknainya lebih luas, satu perikop, kemudian satu kitab.
Damai bagimu striker.
maaf mas, saya lebih suka jawaban mas bruce yg jelas dan lugas. :)
kalau pemaknaan saya belum utuh, seharusnya njenengan bisa menjelasaknnya lebih utuh lagi, dan saya tdk mencoba tuk mengeksplor ayat tertentu, tapi hanya mengomentari pernyataan anda saja.
kalau njenengan tdk setuju, sejatinya anda bisa menjelaskan lebih dalam sehingga menjadi penjelasan yg lebih utuh dan bisa diterima.
Salam
-
saya setuju dengan pemikiran mas bruce, tapi saya rasa pihak protestan tdk akan setuju dengan pernyataan mas bruce tersebut. :)
Sebenarnya sama, mas, cuma penekanannya pada 'sebelum atau setelah'.
Salam
-
Damai sejahtera menyertaimu strik.
maaf mas, saya lebih suka jawaban mas bruce yg jelas dan lugas. :)
Puji Tuhan. Gunakanlah itu.
kalau pemaknaan saya belum utuh, seharusnya njenengan bisa menjelasaknnya lebih utuh lagi, dan saya tdk mencoba tuk mengeksplor ayat tertentu, tapi hanya mengomentari pernyataan anda saja.
kalau njenengan tdk setuju, sejatinya anda bisa menjelaskan lebih dalam sehingga menjadi penjelasan yg lebih utuh dan bisa diterima.
:grining: Di bagian posting saya yang ini, Namun, agar striker memperoleh pemaknaan yang lebih utuh, betapa baiknya kalau striker tidak hanya mengeksplore ayat yang striker inginkan pada saat tertentu. Coba memaknainya lebih luas, satu perikop, kemudian satu kitab.
Tuh, perhatikan dan lakukan yang bergaris bawah itu. Jangan artikan satu kitab itu sebagai Alkitab keseluruhan. Perlahan-lahan saja, Injil Matius, Inil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes, lanjut ke Kisah Para Rasul, dst, dst. Gitu strik. Ngomong-ngomong, diskusi dengan Ayahanda masih lanjut?
Damai sejahtera bagimu striker.
-
Terima kasih bro, atas pandangannya.
Sama-sama jal.
Supaya bisa lebih simple, saya rangkum narasi saya, sehingga bro dapat menangkap esensi apa yang saya ingin tanyakan:
Waktu: Hari x, Tanggal x, Tahun 30 Masehi
Tempat: Sungai Jordan
Acara: Baptist/Pengukuhan Yesus sebagai Tuhan (*)
*) maka sejak dikukuhkannya Yesus sebagai Tuhan, tidak ada Tuhan yang lain lagi yang ada dimuka bumi ini, bagi yang tidak percaya, balasannya neraka.
Sabar dulu jalu. Saat permandian Jesus Kristus di Sungai Jordan itu, bukan pengukuhanNya sebagai Tuhan. Kalau jalu teliti keempat Injil (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) itu, sejak dikabarkan oleh Malaikat Gabriel kepada Maria bahwa Maria dipilih menjadi perempuan yang penuh rahmat untuk melahirkan Jesus, jalu akan mengetahui bahwa Iesus Kristus yang adalah Tuhan akan dilahirkan. Jadi, bukan peristiwa permandian Jesus di Sungai Jordan itu pengukuhanNya sebagai Tuhan. Peristiwa Jordan itu hanya merupakan maklumat, bahwa manusia diperintahkan untuk mendengarkan Dia yang dipermandikan itu.
Waktu: Hari x tanggal x tahun 33 Masehi (kurang lebih).
Tempat: Yerusalem
Acara: Penebusan Dosa seluruh Manusia (*)
*) maka setelah dosa ditebus oleh Yesus, tidak ada lagi dosa manusia, tapi
ini hanya berlaku bagi yang percaya. Yang tidak percaya, akan masuk neraka.
Saya ingin tahu, apa referensi jalu menyimpulkan bahwa dosa seluruh manusia sudah ditebus dan setelah itu tidak ada lagi dosa manusia? Enak benar dong ya?
Pernahkah jalu tahu bahwa dikatakanNya, tidak semua yang berseru Tuhan, Tuhan kepadaNya akan masuk Kerajaan Sorga?
Jalu, yang dijamin oleh Jesus Kristus masuk Kerajaan Sorga adalah mereka yang percaya dengan hati dan mengaku dengan mulut bahwa Jesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat. Sebab, walau mulut mengaku bahwa Jesus Kristus adalah Juru Selamat, tetapi hatinya tidak percaya, tidak berguna.
Pernahkah jalu tahu ajakan Jesus Kristus agar orang yang letih lesu datang kepadaNya? Meski sudah diajak, jika orang tidak mau datang, Jesus tidak akan memaksa. Jesus mau orang merdeka secara merdeka datang kepadaNya, mempercayaiNya dengan hati, dan megakuiNya dengan mulut.
Sampai di sini, setuju kan jika dikatakan dua peristiwa di atas adalah dua peristiwa yang paling heboh, bombastis, sangat sangat penting bagi ras manusia di muka bumi ini. Karena ini menyangkut hak asasi manusia yang hanya diberi 2/dua pilihan tempat setelah kematian, yaitu surga dan neraka.
Bahwa peristiwa itu peristiwa besar, ya, saya setuju.
Bagaimana dengan manusia lainnya yang ada di luar dimensi waktu dan ruang, sebelum dan sesudahnya peristiwa itu terjadi.
Bagaimana? Hanya Tuhan yang tahu. Namun, berdasar pengajaran Gereja, Kristen tahu bahwa mereka yang sungguh-sungguh dengan tulus hati mencari Tuhan dan hidupnya berkenan kepada Tuhan, akan dianugerahi keselamatan. Berbeda dengan mereka yang meski sudah mendengar dan tahu tentang Jesus Kristus, tetapi mengeraskan hati tidak mengakui, tidak menerima, malah mengira bahwa Jesus Kristus hanya pembual, yang begitu itu tidak akan beroleh keselamatan.
Kristen masuk ke nusantara dibawa oleh pedagang portugis, pada abad ke-15.
Bayangkan peristiwa yang sangat penting mengendap kurang lebih 15 abad, dan baru sampai ke telinga manusia lainnya di muka bumi ini. Bagaimana nasib manusia manusia yang mati sebelum mendengar dua peristiwa penting itu. Kalau diampuni dan masuk surga, ya beruntung sekali mereka. Mereka tidak pernah dihadapkan untuk memilih percaya atau tidak percaya sebagai prasyarat keselamatan. Makanya saya katakan mungkin lebih baik tidak mendengar, karena dengan tidak mendengar otomatis mereka semua masuk surga.
Hehhehheee... siapa bilang otomatis? Tidak ada yang bisa datang kepada Bapa kalau tidak melalui Jesus Kristus Tentang 15 abad mengendap itu, kayaknya bukan urusan kita deh. Tetapi menjadi urusan kita setelah kita tahu, dan tetap mengeraskan hati tidak mengakui dan tidak menerima.
Damai, damai, damai.
-
ini dan ini
Dapat kesimpulan darimana ya?
Mengenai yang ini :
Apa Tuhan terikat pada batasan waktu?
Menurut hasil diskusi dengan rekan rekan kristen:
1. Yesus dinobatkan menjadi Tuhan takala ia dibaptis di sungai jordan pada saat berusia 30 tahun.
2. Penebusan dosa dilakukan oleh Yesus pada saat penyaliban dirinya pada saat kurang lebih setelah 3 tahun ia dibaptis.
Apakah kedua informasi itu salah. Koreksi jika saya salah.
Apakah Tuhan terikat pada batasan waktu?
Itulah yang saya point utama yang saya tanyakan di sini.
-
Menurut hasil diskusi dengan rekan rekan kristen:
1. Yesus dinobatkan menjadi Tuhan takala ia dibaptis di sungai jordan pada saat berusia 30 tahun.
2. Penebusan dosa dilakukan oleh Yesus pada saat penyaliban dirinya pada saat kurang lebih setelah 3 tahun ia dibaptis.
Apakah kedua informasi itu salah. Koreksi jika saya salah.
Apakah Tuhan terikat pada batasan waktu?
Itulah yang saya point utama yang saya tanyakan di sini.
Salam Bro Jalu,
No 1 Salah.
Yesus tidak dinobatkan menjadi Tuhan ketika ia dibabtis. (sebelum dibabtis dia sudah Tuhan koq bro).
Tuhan yang menjadi manusia.
Itulah Yesus.
-
Menurut hasil diskusi dengan rekan rekan kristen:
2. Penebusan dosa dilakukan oleh Yesus pada saat penyaliban dirinya pada saat kurang lebih setelah 3 tahun ia dibaptis.
Apakah kedua informasi itu salah. Koreksi jika saya salah.
Apakah Tuhan terikat pada batasan waktu?
Itulah yang saya point utama yang saya tanyakan di sini.
Penebusan Tuhan terjadi pada saat penyaliban. Itu benar.
Tuhan tidak terikat ruang dan waktu.
Sepertinya saya tahu kemana arah dari pembicaraan ini.
Tapi, saya mau memberitahu dulu sebelumnya pada anda bro jalu,...
Sepertinya,... orang-orang kristen itu ngga bodoh-bodoh banget loh bro.... sebab menurut saya,.. apa yg akan bro tanyakan tsb. sudah dipikirkan oleh bapa-bapa gereja,..gitu bro.
-
Penebusan Tuhan terjadi pada saat penyaliban. Itu benar.
Tuhan tidak terikat ruang dan waktu.
Sepertinya saya tahu kemana arah dari pembicaraan ini.
Tapi, saya mau memberitahu dulu sebelumnya pada anda bro jalu,...
Sepertinya,... orang-orang kristen itu ngga bodoh-bodoh banget loh bro.... sebab menurut saya,.. apa yg akan bro tanyakan tsb. sudah dipikirkan oleh bapa-bapa gereja,..gitu bro.
Apa yang anda tahu dengan arah pembicaraan ini. Kenapa anda mengatakan orang kristen engga bodoh bodoh banget. Ini diskusi, bro. Silakan beri penjelasan sesuai yang anda tahu, sehingga, saya bisa memahami jalan berpikir anda.
Saya sudah berdiskusi bukan hanya dengan anda. Dan, ketika saya bertanya kapan Yesus dinobatkan sebagai Tuhan, jawaban teman teman adalah pada saat Yesus dibaptis. Pada saat itu disebutkan ada burung merpati tanda kehadiran RK. Dan, terbukti, setelah dibaptis, Yesus baru melakukan pelayanan. Di Alkitab sendiri, cerita terakhir tentang kehidupan Yesus sebelum Yesus dibaptis adalah ketika Yesus masih kecil dan sering berlama lama di bait Tuhan. Setelah itu Alkitab tidak menceritakan kehidupan Yesus, sampai akhirnya muncul lagi cerita pembaptisan itu, yaitu ketika Yesus kurang lebih berumur 30 tahun. Jika anda mengatakan bahwa sbelum dibaptis Yesus sudah menjadi Tuhan, kok tidak ada cerita apa-apa di Alkitab, kecuali ya ketika Yesus masih kecil itu.
Dan, di dunia maya ini saya tidak tahu umur anda berapa, pengetahuan anda tentang kristen seberapa dalam, saya tidak tahu kualifikasi anda. Saya tidak akan tahu jika saya hanya berdiskusi dengan rekan yang baru lulus sekolah minggu. Jadi bila ada pertanyaan saya yang belum anda mengerti atau belum anda tahu jawabannya, lebih baik anda konsul dengan yang lebih paham, sehingga anda tidak berprasangka buruk dulu dengan lawan teman diskusi anda.
Salam
-
Apa yang anda tahu dengan arah pembicaraan ini. Kenapa anda mengatakan orang kristen engga bodoh bodoh banget. Ini diskusi, bro. Silakan beri penjelasan sesuai yang anda tahu, sehingga, saya bisa memahami jalan berpikir anda.
Saya sudah berdiskusi bukan hanya dengan anda. Dan, ketika saya bertanya kapan Yesus dinobatkan sebagai Tuhan, jawaban teman teman adalah pada saat Yesus dibaptis. Pada saat itu disebutkan ada burung merpati tanda kehadiran RK. Dan, terbukti, setelah dibaptis, Yesus baru melakukan pelayanan. Di Alkitab sendiri, cerita terakhir tentang kehidupan Yesus sebelum Yesus dibaptis adalah ketika Yesus masih kecil dan sering berlama lama di bait Tuhan. Setelah itu Alkitab tidak menceritakan kehidupan Yesus, sampai akhirnya muncul lagi cerita pembaptisan itu, yaitu ketika Yesus kurang lebih berumur 30 tahun. Jika anda mengatakan bahwa sbelum dibaptis Yesus sudah menjadi Tuhan, kok tidak ada cerita apa-apa di Alkitab, kecuali ya ketika Yesus masih kecil itu.
Dan, di dunia maya ini saya tidak tahu umur anda berapa, pengetahuan anda tentang kristen seberapa dalam, saya tidak tahu kualifikasi anda. Saya tidak akan tahu jika saya hanya berdiskusi dengan rekan yang baru lulus sekolah minggu. Jadi bila ada pertanyaan saya yang belum anda mengerti atau belum anda tahu jawabannya, lebih baik anda konsul dengan yang lebih paham, sehingga anda tidak berprasangka buruk dulu dengan lawan teman diskusi anda.
Salam
damai damai..
Boleh saya llihat dulu percakapan bro dengan teman kristen yang lain yang mengatakan bahwa Yesus dinobatkan setelah dibabtis ?
Mungkin saja si bro ini salah menangkap maksud dari si penulis.
Btw, bro jalu tidak baca Alkitab seluruhnya sih...
Sebelum kedatangan Yesus ke dunia,.. hal itu sudah di nubuatkan dan tertulis dalam Perjanjian Lama.
Kisah tiga raja dari timur ketika Yesus lahir di betlehem,.. dan lain lain lain... sudah tertulis di perjanjian baru.
Nah,.. semua tulisan tsb. sudah cukum memberi petunjuk bahwa Yesus itulah Tuhan (yang menjadi manusia).
Dia sudah Tuhan sebelum Dia lahir,... pada saat orok,.. pada saat remaja,.. sebelum di babtis,.. sesaat setelah di babtis,... saat mengajar,.. saat di salib,... saat bangkit dari mati,... saat terangkat ke surga...
Tetapi "nature" Dia adalah manusia.
Bagaimana bro ? masih bingung ...?
-
damai damai..
Boleh saya llihat dulu percakapan bro dengan teman kristen yang lain yang mengatakan bahwa Yesus dinobatkan setelah dibabtis ?
Mungkin saja si bro ini salah menangkap maksud dari si penulis.
Btw, bro jalu tidak baca Alkitab seluruhnya sih...
Sebelum kedatangan Yesus ke dunia,.. hal itu sudah di nubuatkan dan tertulis dalam Perjanjian Lama.
Kisah tiga raja dari timur ketika Yesus lahir di betlehem,.. dan lain lain lain... sudah tertulis di perjanjian baru.
Nah,.. semua tulisan tsb. sudah cukum memberi petunjuk bahwa Yesus itulah Tuhan (yang menjadi manusia).
Dia sudah Tuhan sebelum Dia lahir,... pada saat orok,.. pada saat remaja,.. sebelum di babtis,.. sesaat setelah di babtis,... saat mengajar,.. saat di salib,... saat bangkit dari mati,... saat terangkat ke surga...
Tetapi "nature" Dia adalah manusia.
Bagaimana bro ? masih bingung ...?
Baik, pendapat bro saya pegang dulu. Saya anggap ini masukan baru untuk pengetahuan saya tentang kapan Yesus dinobatkan sebagai Tuhan. Saya akan tanyakan kembali ke teman teman yang dulu memberi pengetahuan bahwa Yesus startnya menjadi Tuhan pada saat dibaptis.
Diskusinya kita tidak perlu buru buru kan? Pelan pelan saja. Soalnya setiap yang saya utarakan harus kristalisasi dari apa yang saya dapat dari berbagai diskusi. Jadi bro juga memberi pernyataan atau pendapat yang memang sudah A1 (dipercaya) di dalam main stream iman kristen, dan ada abiknya bro juga menjelaskan denominasi kristennya, sebab sekarang ini banyak sekali pemahaman yang saling bertentangan, pun di dalam kristen itu sendiri.
Salam
-
Halo bro jalu,
Maaf, saya lama tidak mengunjungi thread ini. Sangat menarik apa yang bro jalu ungkapkan di post yg saya kutip di bawah. Sebab, post bro jalu tsb membantu saya memahami urgensi dari satu aspek dalam teologi kristen yg selama ini saya anggap tidak penting: yakni mengenai efektifitas penebusan Kristus (bagaimana sebenarnya penebusan Kristus itu bekerja? apakah efektifitas penebusan dosa berada di tangan manusia tanpa campur tangan Allah, atau di tangan Allah sendiri? dst dst). Saya pun telah membuat sebuah thread mengenai hal ini di http://forumimankristen.com/index.php/topic,391.0.html. Mungkin bro jalu bisa ikut membaca-baca, atau terlibat aktif, dan saya yakin thread tsb berkaitan dng thread bro jalu ini.
Sekarang saya ingin merespon post bro jalu ini:
Ketika Yesus disalib, adalah momentum penebusan seluruh dosa dosa manusia di muka bumi ini, betul? Semua dosa manusia akan terhapus, tapi ada syaratnya. Syaratnya adalah mengakui bahwa yang disalib adalah Tuhan Yesus sang penyelamat.
Bagimana bagi yang tidak mengakui atau menolak manusia yang disalib itu adalah Tuhan? Jawabnya adalah tidak akan diberi keselamatan.
Saya tidak tahu apakah bro jalu sudah tahu atau belum bahwa dalam sejarah kekristenan ada dua pandangan besar yang berkaitan dng kalimat bro jalu yang saya kutip di atas:
1. pandangan yang akan berkata "Ya, betul. Yesus mati untuk menebus dosa semua orang. Tapi mereka belum tentu selamat. Penebusan dosa itu baru efektif setelah manusia memenuhi syarat keselamatan: meresponnya dengan kehendak bebas. Respon itu berupa iman dan perbuatan. Kalo seseorang beriman, maka penebusan dosa tsb akan membawanya ke surga. Kalo tidak beriman, penebusan dosa itu tidak bekerja bagi dirinya dan ia akan masuk neraka"
2. pandangan yang berkata "Tidak, itu tidak betul. Yesus mati tidak untuk menebus semua orang. Penebusan dosa tsb hanya efektif pada orang-orang yang Allah pilih dari keseluruhan umat manusia di sepanjang sejarah. Pada dirinya sendiri, semua orang tidak dapat beriman dan oleh karenanya semua orang seharusnya masuk neraka. Orang-orang yang dipilih Allah itu dapat beriman karena Allah sendiri yang turun tangan (melahir-barukan) dalam pribadiNYa yang ketiga (Roh Kudus). Jadi, iman bukan dari kehendak bebas atau usaha manusia, melainkan dari kehendak dan usaha Allah. Dengan demikian, keselamatan adalah sepenuhnya anugerah Allah"
Rekonstruksi logikanya adalah:
Tuhan, selama ini tinggal di alam yang tidak nampak, Tuhan cinta ciptaannya, ciptaannya dianggap telah menanggung dosa turunan adam/hawa. Tuhan ingin menebusnya, maka Tuhan menjelma menjadi manusia, dan menyalib dirinya supaya dosa dosa manusia terhapus. Tapi syaratnya manusia harus percaya bahwa yang menebus dosa (dengan penyaliban) itu adalah Tuhan.
Pertanyaannya, mengapa Tuhan harus memberi prasyarat dalam pengampunan dosa tsb? Apa tidak terkesan Tuhan tidak PD bahwa ia adalah Tuhan?
Pertanyaan tsb sahih apabila ditanyakan pada orang-orang Kristen yang berpandangan seperti no.1 di atas. Dalam pandangan orang-orang Kristen tipe no.1 ini, Tuhan memang memberikan pra-syarat yang harus dipenuhi oleh manusia sendiri dengan kehendak bebasnya (tanpa campur tangan Allah).
Pertanyaan tsb menjadi tidak sahih apabila ditanyakan kepada orang-orang Kristen yang berpandangan seperti no.2 di atas. Dalam pandangan orang-orang Kristen tipe no.2 ini, Tuhan tidak memberikan pra-syarat apapun kepada manusia karena manusia sudah mati (tidak dapat memenuhi pra-syarat2 apapun).
Pertanyaan berikut.
Seberapa pentingkah pesan bahwa manusia jika ingin dosanya diampuni harus percaya Tuhan disalib untuk menebus dosa dosa manusia? Jawabannya tentu sangat penting. Jika sangat penting mengapa Tuhan menyampaikan pesan tersebut dengan cara yang sangat konvensional, dari mulut ke mulut dengan resiko pesan tsb akan tidak sampai ke seluruh manusia di pelosok muka bumi ini...
Tuhan, mengapa pesan yang sangat penting itu kau letakan di pundak manusia untuk menyampaikannya. Mengapa engkau, dengan kecanggihanmu, tidak menyampaikannya dengan cara "BREAKING NEWS" secera serempak ke seluruh manusia yang ada dimuka bumi ini. Sehingga setiap manusia dapat mengetahuinya secara serempak dan bersamaan waktunya. Dan, engkau menuntut kami percaya, sedangkan kami berada di dimensi waktu dan ruang yang berbeda ketika engkau melakukan penebusan dosa itu. .......Dan, bagaimana manusia manusia yang belum sempat mendengar kabar itu tapi telah mati terlebih dahulu. Apakah mereka akan selamat. Apa tolok ukur keselamatan bagi mereka? ......itulah, bro, kira kira keluh kesah manusia, bila memang apa yang saya sampaikan itu benar adanya.
Saya rasa bro jalu sudah tahu sekarang kepada orang Kristen yang tipe berapa keluh-kesah tsb dapat disampaikan. Ya, kepada yang tipe no.1. Sebaliknya, bro jalu tidak dapat menyampaikan keluh-kesah tsb kepada orang Kristen yang tipe no.2 karena bagi mereka keselamatan bukan pilihan manusia, tapi pilihan Allah.
Mengenai pemberitaan penebusan dosa yang dilakukan Kristus yang bro jalu permasalahkan di atas, saya kurang tahu bagaimana perbedaan pemahaman dua tipe orang Kristen tsb. Tapi, saya tahu pasti bahwa dua tipe orang Kristen tsb sama-sama percaya pada Allah yang Tritunggal.
Pemberitaan yang dilakukan manusia (mulut ke mulut, atau melalui bermacam-macam media) merupakan amanat dari Yesus sendiri kepada murid-muridNya. Tapi, itu bukan berarti bahwa pemberitaan mengenai penebusan dosa hanya disampaikan oleh orang-orang yang menerima amanat tsb (orang-orang pasca Yesus).
Sejak jaman manusia pertama, berita mengenai penebusan dosa telah diungkapkan oleh Allah sendiri. Dengan demikian, Allah berpartisipasi langsung dalam pemberitaan tsb, dan karena Allah adalah Allah maka pemberitaan tsb pun tidak akan terhalang oleh keterbatasan-keterbatasan manusiawi (waktu, ruang, ras, agama, bahasa, pengetahuan, kewarasan dll).
Allah pasti punya cara sehingga pemberitaan mengenai penebusan dosa yang dilakukanNya sampai ke hati setiap orang yang diselamatkanNya. Itu adalah pertama-tama pekerjaan Allah sendiri., yang kemudian Ia bagikan melalui amanatNya kepada murid-muridNya dan murid-murid dari murid-muridNya dan seterusnya. Pun sebenarnya Allah yang bekerja dalam pekerjaan yang dilakukan oleh para murid itu.
Di post saya yang terdahulu, saya sampaikan soal tiga orang majus dari Timur yang dengan ilmu astrologi warisan leluhur mereka, mereka berhasil menemukan dan mengidentifikasi Yesus sebagai Imam Agung, Raja Agung, dan Juruselamat. Padahal, orang majus itu bukan orang Yahudi, bukan dari tanah Palestina, dan Yesus belum lahir ketika mereka masih belajar sekolah. Demikian juga halnya dengan Adam, Nuh, Abraham, Musa, dan semua orang yang hidup ratusan bahkan ribuan tahun sebelum kelahiran Yesus. Mereka tidak tahu apa-apa soal Yesus, tapi mereka bisa beriman pada penebusan dosa yang akan dilakukan oleh Allah. Sekali lagi, ini menunjukan bahwa cara dan kesuksesan pemberitaan penebusan dosa yang dilakukan Allah bukan tergantung pada manusia, tapi pada kehendak Allah sendiri. Keselamatan manusia adalah dari Allah, oleh Allah, dan untuk Allah.
Jadi, bro jalu tidak perlu kuatir dng nasib orang-orang di bumi nusantara sebelum kedatangan bangsa Portugis. Kalau Allah mau mereka selamat, pasti mereka memiliki iman yang membuat penebusan dosa Kristus efektif bagi keselamatan mereka walaupun mereka tidak tahu apa-apa soal agamanya orang-orang Portugis.
Salam
-
Halo bro jalu,
Maaf, saya lama tidak mengunjungi thread ini. Sangat menarik apa yang bro jalu ungkapkan di post yg saya kutip di bawah. Sebab, post bro jalu tsb membantu saya memahami urgensi dari satu aspek dalam teologi kristen yg selama ini saya anggap tidak penting: yakni mengenai efektifitas penebusan Kristus (bagaimana sebenarnya penebusan Kristus itu bekerja? apakah efektifitas penebusan dosa berada di tangan manusia tanpa campur tangan Allah, atau di tangan Allah sendiri? dst dst). Saya pun telah membuat sebuah thread mengenai hal ini di http://forumimankristen.com/index.php/topic,391.0.html. Mungkin bro jalu bisa ikut membaca-baca, atau terlibat aktif, dan saya yakin thread tsb berkaitan dng thread bro jalu ini.
Sekarang saya ingin merespon post bro jalu ini:
Saya tidak tahu apakah bro jalu sudah tahu atau belum bahwa dalam sejarah kekristenan ada dua pandangan besar yang berkaitan dng kalimat bro jalu yang saya kutip di atas:
1. pandangan yang akan berkata "Ya, betul. Yesus mati untuk menebus dosa semua orang. Tapi mereka belum tentu selamat. Penebusan dosa itu baru efektif setelah manusia memenuhi syarat keselamatan: meresponnya dengan kehendak bebas. Respon itu berupa iman dan perbuatan. Kalo seseorang beriman, maka penebusan dosa tsb akan membawanya ke surga. Kalo tidak beriman, penebusan dosa itu tidak bekerja bagi dirinya dan ia akan masuk neraka"
2. pandangan yang berkata "Tidak, itu tidak betul. Yesus mati tidak untuk menebus semua orang. Penebusan dosa tsb hanya efektif pada orang-orang yang Allah pilih dari keseluruhan umat manusia di sepanjang sejarah. Pada dirinya sendiri, semua orang tidak dapat beriman dan oleh karenanya semua orang seharusnya masuk neraka. Orang-orang yang dipilih Allah itu dapat beriman karena Allah sendiri yang turun tangan (melahir-barukan) dalam pribadiNYa yang ketiga (Roh Kudus). Jadi, iman bukan dari kehendak bebas atau usaha manusia, melainkan dari kehendak dan usaha Allah. Dengan demikian, keselamatan adalah sepenuhnya anugerah Allah"
Pertanyaan tsb sahih apabila ditanyakan pada orang-orang Kristen yang berpandangan seperti no.1 di atas. Dalam pandangan orang-orang Kristen tipe no.1 ini, Tuhan memang memberikan pra-syarat yang harus dipenuhi oleh manusia sendiri dengan kehendak bebasnya (tanpa campur tangan Allah).
Pertanyaan tsb menjadi tidak sahih apabila ditanyakan kepada orang-orang Kristen yang berpandangan seperti no.2 di atas. Dalam pandangan orang-orang Kristen tipe no.2 ini, Tuhan tidak memberikan pra-syarat apapun kepada manusia karena manusia sudah mati (tidak dapat memenuhi pra-syarat2 apapun).
Saya rasa bro jalu sudah tahu sekarang kepada orang Kristen yang tipe berapa keluh-kesah tsb dapat disampaikan. Ya, kepada yang tipe no.1. Sebaliknya, bro jalu tidak dapat menyampaikan keluh-kesah tsb kepada orang Kristen yang tipe no.2 karena bagi mereka keselamatan bukan pilihan manusia, tapi pilihan Allah.
Mengenai pemberitaan penebusan dosa yang dilakukan Kristus yang bro jalu permasalahkan di atas, saya kurang tahu bagaimana perbedaan pemahaman dua tipe orang Kristen tsb. Tapi, saya tahu pasti bahwa dua tipe orang Kristen tsb sama-sama percaya pada Allah yang Tritunggal.
Pemberitaan yang dilakukan manusia (mulut ke mulut, atau melalui bermacam-macam media) merupakan amanat dari Yesus sendiri kepada murid-muridNya. Tapi, itu bukan berarti bahwa pemberitaan mengenai penebusan dosa hanya disampaikan oleh orang-orang yang menerima amanat tsb (orang-orang pasca Yesus).
Sejak jaman manusia pertama, berita mengenai penebusan dosa telah diungkapkan oleh Allah sendiri. Dengan demikian, Allah berpartisipasi langsung dalam pemberitaan tsb, dan karena Allah adalah Allah maka pemberitaan tsb pun tidak akan terhalang oleh keterbatasan-keterbatasan manusiawi (waktu, ruang, ras, agama, bahasa, pengetahuan, kewarasan dll).
Allah pasti punya cara sehingga pemberitaan mengenai penebusan dosa yang dilakukanNya sampai ke hati setiap orang yang diselamatkanNya. Itu adalah pertama-tama pekerjaan Allah sendiri., yang kemudian Ia bagikan melalui amanatNya kepada murid-muridNya dan murid-murid dari murid-muridNya dan seterusnya. Pun sebenarnya Allah yang bekerja dalam pekerjaan yang dilakukan oleh para murid itu.
Di post saya yang terdahulu, saya sampaikan soal tiga orang majus dari Timur yang dengan ilmu astrologi warisan leluhur mereka, mereka berhasil menemukan dan mengidentifikasi Yesus sebagai Imam Agung, Raja Agung, dan Juruselamat. Padahal, orang majus itu bukan orang Yahudi, bukan dari tanah Palestina, dan Yesus belum lahir ketika mereka masih belajar sekolah. Demikian juga halnya dengan Adam, Nuh, Abraham, Musa, dan semua orang yang hidup ratusan bahkan ribuan tahun sebelum kelahiran Yesus. Mereka tidak tahu apa-apa soal Yesus, tapi mereka bisa beriman pada penebusan dosa yang akan dilakukan oleh Allah. Sekali lagi, ini menunjukan bahwa cara dan kesuksesan pemberitaan penebusan dosa yang dilakukan Allah bukan tergantung pada manusia, tapi pada kehendak Allah sendiri. Keselamatan manusia adalah dari Allah, oleh Allah, dan untuk Allah.
Jadi, bro jalu tidak perlu kuatir dng nasib orang-orang di bumi nusantara sebelum kedatangan bangsa Portugis. Kalau Allah mau mereka selamat, pasti mereka memiliki iman yang membuat penebusan dosa Kristus efektif bagi keselamatan mereka walaupun mereka tidak tahu apa-apa soal agamanya orang-orang Portugis.
Salam
Bravo,
Terima kasih, anda mau mendiskusikannya dengan paparan yg baik. Saya cerna dulu, ya. Nanti saya kasih feed back. Maklum, saya agak lambat memahami, apalagi memahami keyakinan yang baru, hehehe.
-
Baik, pendapat bro saya pegang dulu. Saya anggap ini masukan baru untuk pengetahuan saya tentang kapan Yesus dinobatkan sebagai Tuhan. Saya akan tanyakan kembali ke teman teman yang dulu memberi pengetahuan bahwa Yesus startnya menjadi Tuhan pada saat dibaptis.
Diskusinya kita tidak perlu buru buru kan? Pelan pelan saja. Soalnya setiap yang saya utarakan harus kristalisasi dari apa yang saya dapat dari berbagai diskusi. Jadi bro juga memberi pernyataan atau pendapat yang memang sudah A1 (dipercaya) di dalam main stream iman kristen, dan ada abiknya bro juga menjelaskan denominasi kristennya, sebab sekarang ini banyak sekali pemahaman yang saling bertentangan, pun di dalam kristen itu sendiri.
Salam
Mantaph bro kalau begitu.
Iya kita pelan pelan saja seperti pegawai negeri kalau kerja : pelan-pelan ... he he he he (yg pegawai negeri jangan marah yoo) :D
-
Iya kita pelan pelan saja seperti pegawai negeri kalau kerja : pelan-pelan ... he he he he (yg pegawai negeri jangan marah yoo) :D
Kerna yang dikurung dan saya tebalkan itu, terpaksa mesem-mesem saja. Mmmmhhh......
-
Kerna yang dikurung dan saya tebalkan itu, terpaksa mesem-mesem saja. Mmmmhhh......
Lho, bukannya kalau pegawai negeri itu = pemilik negeri ?
:whistle:
-
Lho, bukannya kalau pegawai negeri itu = pemilik negeri ?
:whistle:
Lho... pemilik negeri bukan cuman pegawai negeri.
Tapi memang tidak dipungkiri sih, JP III itu betul. Kalau perbankan mengenal RTGS (Real Time Giral System) yang mengharuskan cepat, di pegawai negeri juga ada RTGS (Rajin Tidak, Gaji Sama), yang melelet-leleti sebagian besar pegawai negeri. :oot:
-
Sebelum terlalu jauh OOT-nya, BTT aja.