Damai bagimu lembut.
Jika partisipan A menggunakan Alkitab terjemahan P, dan partisipan B menggunakan Alkitab terjemahan Q, apakah menurut Anda partisipan A dan B itu bisa melangsungkan diskusi mengenai suatu hal yang terdapat di terjemahan P dan Q? Pada saat partisipan A mempersalahkan partisipan B atas penggunaan Alkitab terjemahan Q, atau sebaliknya partisipan B mempersalahkan partisipan A atas penggunaan Alkitab terjemahan P, maka diskusi bukan lagi diskusi. Ekstrimnya, itu seperti seorang bicara tentang cecak, ditanggapi (didiskusikan) sebagai kadal. Tentu saja tidak nyambung.
Nah, agar adanya kesatuan persepsi atas hal yang dibahas, maka satu cara, ialah menyajikan ayat bahasan dari berbagai terjemahan. Dengan demikian, ketika si A bicara tentang cecak, akan dikomentari ato ditanggapi tentang cecak juga.
Pada kasus ini, Anda sebagai pihak yang menggunakan Alkitab terjemahan yang berbeda dari yang digunakan kebanyakan partisipan lain, mempunyai tanggung jawab membuktikan bahwa Alkitab yang Anda gunakan lebih pas daripada yang digunakan partisipan lain. Bila Anda secara ujug-ujug langsung mengklaim bahwa Alkitab yang Anda gunakan lebih pas daripada Alkitab yang digunakan partisipan lain, tanpa mengajukan suatu bahan bandingan yang valid, diskusi akan kacau. Bila Anda menyajikan Alkitab berbahasa Inggris sebagai acuan, sementara itu juga merupakan terjemahan dari Alkitab mula-mula, Anda cukup konyol.
Jika Anda mengatakan bahwa masing-masing mempunyai tujuan masing-masing, dari suatu sisi ada benarnya. Namun, dengan demikian, artinya, masing-masing partisipan mengutamakan tujuannya, bukan lagi mengutamakan apa yang dimaksudkan Tuhan Jesus Kristus, sementara masing-masing juga mengklaim ingin mencari kebenaran sejati. Apakah Anda menangkap kejanggalannya, yaitu masing-masing mempunyai tujuan masing-masing berarti masing-masing mengutamakan egoismenya sendiri? Pertanyaannya, apakah diskusi di sini ditujukan untuk memuaskan egoisme? JikaAnda bermaksud seperti itu, kayaknya Anda salah tempat.
Damai bagimu.
Anda masih salah paham.
Sudah saya katakan sebelumnya, bahwa mencari kebenaran, patokannya adalah Alkitab itu sendiri, di mana Alkitab mengajarkan untuk membandingkan dari ayat ke ayat untuk mendapatkan pengertian yang Benar.
1Co 2:13 Dan apa yang kami bicarakan, bukanlah berdasarkan perkataan yang diajarkan oleh hikmat manusia, tetapi berdasarkan apa yang diajarkan oleh Roh Kudus ketika
membandingkan hal-hal yang rohani dengan hal-hal yang rohani.
Joh 12:49 Sebab
Aku tidak berbicara dari diri-Ku sendiri, melainkan Dia yang telah mengutus Aku; Bapa sendiri telah memberikan perintah kepada-Ku, apa yang harus Kuucapkan, dan apa yang harus Kukatakan.
1Pe 4:11
Jika seseorang berbicara: bagaikan firman Elohim; jika seseorang melayani: bagai keluar dari kekuatan yang Elohim sediakan;
supaya dalam segala hal Tuhan dapat dipermuliakan melalui Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan dan kekuasaan sampai selama-lamanya! Amin.
Jadi minimal dua atau tiga ayat yang sejajar, maka pengertian itu: BENAR.
Saya katakan sebelumnya, bahwa saya bersyukur terjemahan LAI garis besarnya masih Benar, walaupun untuk fokusnya ada beberapa kesalahan terjemah. Demikian pula Alkitab yang saya pakai.
Adalah bijaksana sesuai ayat Alkitab:
1Th 5:21 Ujilah segala sesuatu, pegang eratlah yang baik!
Karena sebagian besar terjemahan LAI masih benar, maka akan dapat diketahui apabila ada satu ayat yang salah terjemah karena tidak dapat sesuai dengan dua atau tiga ayat lain (minimal), yang sesungguhnya ayat-ayat tsb. adalah sejajar; dalam kelompoik pengertian yang sama, saling mendukung. Sehingga pengertian ayat-ayat tsb. membentuk satu pengertian: BENAR.
Jadi di sinilah maksud saya, tidak memerlukan berbagai bahasa. Karena terjemahan satu versi Alkitab tsb. sudah jelas.
Hanya akan ditemukan salah satu ayat yang tidak sesuai dengan ayat2 lainnya; yang masih dalam Alkitab versi itu sendiri.
A memakai Alkitab P, dan saya memakai Alkitab Q.
Pada mulanya saya juga memakai Alkitab P, tetapi berhubung saya menemukan salah satu ayat yang tidak dapat disesuaikan dengan ayat2 lain, yang saya lihat seharusnya sesuai. Maka saya pakai Alkitab Q. Dan di Alkitab Q ini saya mendapatkan jawabannya, bahwa ayat tsb. memang sesuai dengan ayat2 lainnya.
Suatu waktu, A yang memakai Alkitab P yang sebelumnya juga pernah saya pakai, menyanggah pendapat saya bahwa Alkitab P tidak dapat dipersalahkan dengan saya membandingkannya dengan Alkitab Q.
Dengan demikian pengertian di dalam Alkitab P tidak akan pernah masuk akal karena salah satu ayatnya yang sesungguhnya sejajar dengan dua atau tiga ayat lainnya, ternyata tidak sejajar.
Dengan membandingkan salah satu ayat yang salah terjemah tsb. dengan ayat2 lain (yang terjemahannya benar) yang masih dalam satu Alkitab tsb. saja sudah tidak dapat masuk akal.
Di sini tidak perlu diperbandingkan dengan Alkitab Q.
Tetapi untuk mendapatkan pengertian tuntas, di mana tidak boleh satu ayat pun yang berlawanan, yang sebenarnya ayat tsb. tidak berlawanan dengan ayat lainnya yang diperbandingkan. Sehingga saya memakai Alkitab Q, di mana tidak didapati lagi ayat yang berlawanan tsb.
Jadi di sini jelas, untuk mencari tahu kebenarannya saya mencari terjemahan Literal (walau pun juga tidak 100% Literal, setidaknya dapat meminimalkan kesalahan). Dan didapatkan jawabannya.
Karena sudah jelas, maka saya tidak bermaksud membandingkannya lagi dengan berbagai terjemahan bahasa lain.
Karena members belum puas juga, maka saya ajukan salah satu terjemahan Literal bahasa Inggris.
Demikian,
Semoga berkenan,
Tks.