Ini kan janji toh :
Kl percaya, maka berbaikan sama Allah.
Begini siip,
disitu kan ada kata "Allah" ...
maka masuknya ke pertanyaan : siapa sih Allah ?
Jawabannya adalah Allah adalah "sumber" nggak keliatan yg diyakini/dipercayai walo nggak keliatan tapi dirasakan diyakini adalah suatu Kebenaran.
(ya ini sih jadi dari sudut pandang saya - karena berbeda dgn siip)
Apakah sso ngalami langsung Allah datang kpd dia dan salaman utk berbaikan / Allah datang langsung mmeluk dia dan bkata bhw Allah baikan sama dia?
Kan ngga.
Smua diawali oleh janji dan drespon dg iman.
Nah kalo nggak ada janji apa maksudnya .... siip jadi nggak berIMAN pada "sumber" tsb yg sebuah Kebenaran ?
Oda, apakah kamu ngeh bhw Taurat itu sbuah PERJANJIAN.
Hukum Taurat adalah PERJANJIAN Allah dg Israel.
Jadi isi taurat itu adalah Hukum dan Janji.
Saya ngerti ... tapi sso mempunyai dasar bhw si pembunyi hukum (sang "sumber") tsb itu sendiri adalah Kebenaran. Begitu maksud saya siip
.
Saya ber-iman bukan karena pembelajaran otak dan timbang-mnimbang akal budi bro.
Saya mengerti siip --- sekalipun tidak dgn pembelajaran otak dan menimbang2 dgn akal, namun IMAN itu timbul dari "pengetahuan" kan ? dimana "pengetahuan" ini irasional. Dari "pengetahuan" yang diyakini sebuah Kebenaran - timbul "alasan" sehingga "alasan" inipun jadi irasional.
Percaya secara rasional menyangkut hal ada bukti.
Suatu sumber berupa perusahaan ABC ber"firman" di koran :
hari Sabtu, di kantor akan dibagi-bagikan batre secara gratis (janji).
Mr.X TAHU perusahaan ABC ada dan Kredibel.
Mr.X percaya bhw perusaaan tsb BENAR.
Dengan demikian mr.X percaya "firman" di koran.
Apabila mr.X TAHU perusahaan ABC ada namun TidakKredibel,
Mr.X tidak percaya bhw perusahaan tsb benar.
Dengan demikian mr.X tidak percaya "firman" di koran.
Makanya mgkn pjelasan saya akan beda dg pngalaman Oda (dan mgkn beda dg bbrp rekan Kristen lainnya yg jd Kristen sejak lahir).
Jd pjelasan saya ini ga bisa jd standar umum.
Saya ngerti ... namun kalo siip coba pikir2 lagi ... ketika siip denger janji2 tsb dan merasa WOW! ... lalu buru2 nyamber berIMAN pada janji tsb ... maka pada dasarnya, di awalnya tentu karena siip percaya/yakin bhw "sumber" yg gak keliatan itu adalah BENAR / Kebenaran, bukan ?
.
Faith is the confidence that what we hope for will actually happen; it gives us assurance about things we cannot seeCoba deh, dari ayat diatas --- asumsikan ayat tsb tidak menyangkut ke"Allah"an, melainkan kalimat filosofi dari seorang manusia yg
tidak kenal/ tidak tau/ tidak percaya adanya "sumber" yang gak keliatan - apalagi "sumber" tsb adalah Kebenaran.
Maka terbuka kemungkinan :
"sumber" tsb dia percayai adalah datang dari hati-dirinya sendiri.
"janji2" adalah datang dari hati-dirinya sendiri.
Dan apabila tidak terdapat satupun dari 10P
yg menyangkut moral di hatinya, maka dia akan sesukasukanya menerapkan janji2 tsb dgn "hukum2" atopun "syarat2"nya dia sendiri.
Begitu maksud saya, siip
.
Gini deh biar ada gambaran nyata ya :
2. Si A di timbuktu mati pd saat Yesus baru saja bangkit (jaman PB) tp Injil belum tersebar sampe timbuktu
Maka Tuhan akan mcari cara utk mbritakan Injil Kristus pd si A (tetep harus Injil Kristus krn ga ada jalan lain)
YA, itulah karenanya Injil juga diberitakan bahkan ke orang orang yang sudah mati
(6)this is why the good news was preached even to the dead, that though judged in fleshly bodies as men are, they might live in the spirit as God does(28) Do not be surprised and wonder at this, for the time is coming when all those who are in the tombs shall hear His voicesalam.