Saya sekalian jawab buat salt dan phooey, yaa...
Bro Oda,
Saya setuju banget dengan pendapat Bro Oda yang saya bold diatas.
Nah lanjut nanya saja ya .... OOT dikit, kepingin tahu saja hehehe
Kalo dikalangan sendiri, kemudian kotbah panjang lebar dan menepuk dada dng mengukurkan ukuran ke orang lain.
Saya mencoba netral ya phooey ....
.
Dari bold itu mungkin bisa ditinjau dari bbrp segi :
A. Mengukur dirsen selamat - yang lain (kelompok lain) tidak selamat
B. Mengukur dirsen lebih memahami maksud konsep predestinasi - yang lain tidak/belon memahaminya ataupun salah memahaminya.
C. Point B dilanjutkan dgn kalimat : karena yang lain otaknya dibawah ybs.
Termasuk sombong ga ?
A. Bisa termasuk kesombongan, namun (imo) kayaknya ini bersifat lebih ke "menghakimi".
B. Tidak sombong.
C. Sombong
Jadi, tetap saja orang yang merasa diri sudah selamat karena dipredestinasi adalah orang orang sombong diri. Diucapkan ataupun dihati.
IMO, nggak juga salt
.
Yah... mungkin ini karena cara pandang kita berbeda.
Alesan saya adalah : saya sendiri gak bisa ngukur, bhw diketika ada sso yg merasa "lebih" dari orang lain
DAN BERSYUKUR kepada Tuhan ... itu saya kategorikan ybs itu = sombong
.
Dilain sisi, pada merah ... ya tergantung diucapkannya ke siapa.
A. Kalo ke kalangan sendiri (sesama predestinasi) ---> nggak sombong.
B. Jenis point-B buat phooey diatas ---> nggak sombong
C. Di ukur ke orang lain yg bukan kalangan sendiri ---> sombong.
Secara "simpel"nya, menurut saya :
1. konsep predestinasi itu bisa menjadi "salah guna" ketika ybs menjadikan ukuran ke orang lain ataupun ke kelompok yg bukan kelompok ybs.
2. bagi para OP yang "baru bertumbuh", konsep predestinasi juga bisa menjadi "salah guna" dikarenakan konsep ini di "logik"an oleh ybs --->
saya sudah dipredestinasi, dosa apapun yg saya perbuat, berkali kali dan sebanyak-banyaknyapun - Tuhan tidak akan membiarkan saya ... pasti di nafas penghabisan saya, saya didalem kategori predestinasi selamat Pada point-2 diatas, oleh karena itulah saya pernah dapet masukan dari temen predestinasi bhw dalam penginjilan, konsep awal-nya yg dipake adalah freewill ... pelan2 setelah iman ybs "mapan" baru dijelaskan konsep predestinasi
.
salam.