Author Topic: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah  (Read 18468 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #180 on: December 06, 2013, 06:22:46 AM »
Bro Leo,

Saya pernah baca ayat "karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,...".
Trus di thread lain saya juga membaca ayat (dari bro phooey) ,"....dan all flesh will see the salvation of God"
Lalu, seingat saya, ada ayat yg kurang lebih isinya ttg Allah yg datang untuk orang berdosa"

Itu semua membuat saya punya pemahaman bahwa Allah itu Maha Kasih. Namun setelah membaca post bro leo di atas, saya jadi merenung "Kalo Allah Maha Kasih kok Dia buat requirement ya?" Jadi, ada semacam pertentangan di dalam kepala saya.

Kalo orang nggak mau menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Tuhan --> ini kan orang berdosa yah? Jadi, Allah itu kan datang untuk orang-orang berdosa ini yah? TApi kenapa justru Allah menerapkan suatu requirement yg berkaitan dng hal-hal yg justru telah membuat orang2 tsb disebut orang berdosa?

Terus terang, saya pribadi sulit menerima ide "Allah menerapkan requirement" karena ide tsb bertabrakan deng pemahaman pribadi saya selama ini ttg Allah. Dalam pemahaman saya, Allah itu mengasihi anak-anakNya. Allah itu mengampuni dosa-dosa anak-anakNya. Kalau yg seperti ini, saya bisa memahaminya dan mengenalinya karena saya sendiri mengasihi anak saya dan mengampuni anak saya no matter what she has done.

Ataukah memang seperti itu cara Gereja memahami Allah (God requires...)?


Cheers

Maaf ... ikutan nimbrung.

Karena Allah adalah Kasih dan Adil.

Tapi adil yang saya maksudkan bukan keadilan suka2 seperti yang saya tangkap dalam pengertian "calvinism"

 :)
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline Leonardo

  • Global Moderator
  • Super Hero
  • *****
  • Posts: 1772
  • Reputation Power:
  • katolik
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #181 on: December 06, 2013, 08:08:53 AM »
Bro Leo,

Saya pernah baca ayat "karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,...".
Trus di thread lain saya juga membaca ayat (dari bro phooey) ,"....dan all flesh will see the salvation of God"
Lalu, seingat saya, ada ayat yg kurang lebih isinya ttg Allah yg datang untuk orang berdosa"

Itu semua membuat saya punya pemahaman bahwa Allah itu Maha Kasih. Namun setelah membaca post bro leo di atas, saya jadi merenung "Kalo Allah Maha Kasih kok Dia buat requirement ya?" Jadi, ada semacam pertentangan di dalam kepala saya.

Kalo orang nggak mau menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Tuhan --> ini kan orang berdosa yah? Jadi, Allah itu kan datang untuk orang-orang berdosa ini yah? TApi kenapa justru Allah menerapkan suatu requirement yg berkaitan dng hal-hal yg justru telah membuat orang2 tsb disebut orang berdosa?

Terus terang, saya pribadi sulit menerima ide "Allah menerapkan requirement" karena ide tsb bertabrakan deng pemahaman pribadi saya selama ini ttg Allah. Dalam pemahaman saya, Allah itu mengasihi anak-anakNya. Allah itu mengampuni dosa-dosa anak-anakNya. Kalau yg seperti ini, saya bisa memahaminya dan mengenalinya karena saya sendiri mengasihi anak saya dan mengampuni anak saya no matter what she has done.

Ataukah memang seperti itu cara Gereja memahami Allah (God requires...)?


Cheers

Bro Budi,

Oh tentu saja saya ingat sekali dan sama sekali tidak bertubrukkan dengan requirement karena Allah di samping maha Kasih juga maha Adil.

kita liat ayatnya

Yoh 3:16
 3:16 Karena begitu besar kasih  Allah akan dunia ini  , sehingga Ia telah mengaruniakan  Anak-Nya   yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya  kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
3:18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum;
barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

Yang di bold hitam adalah requirement, dan yang di bold merah adalah hukuman Allah karena tidak mau mengikuti requirement tersebut.

Saya sarankan bro Budi jangan membaca Alkitab secara sepotong-sepotong tapi coba usahakan membaca ayatnya secara utuh agar maksud yang sebenarnya dapat dipahami.

salam  :)
In Omnibus Caritas

Offline nothingman

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 81
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #182 on: December 06, 2013, 10:18:03 AM »
Terus terang, saya pribadi sulit menerima ide "Allah menerapkan requirement" karena ide tsb bertabrakan deng pemahaman pribadi saya selama ini ttg Allah. Dalam pemahaman saya, Allah itu mengasihi anak-anakNya. Allah itu mengampuni dosa-dosa anak-anakNya. Kalau yg seperti ini, saya bisa memahaminya dan mengenalinya karena saya sendiri mengasihi anak saya dan mengampuni anak saya no matter what she has done.

Ataukah memang seperti itu cara Gereja memahami Allah (God requires...)?


Cheers

klo anda punya keyakinan Allah mengasihi anda tanpa syarat, lalu kenapa anda tidak korupsi ato melakukan tindakan jahat aj sekalian semuru hidup anda bro..??

sy baru tau ada seorang penganut Kristen yg memahami Allah spt pemahaman anda itu..  :doh:

sapa yg ngajarin bro..?  :think:

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #183 on: December 06, 2013, 12:39:14 PM »
Emang bukan bold, kok bud :).

Ijo itu "requirement" (dalam tanda petik) sebagai anak si ortu.

Nah, saya malah jadi tambah bingung. "Requirement sebagai anak si ortu" itu maksudnya bagaimana? Masa menjadi anak pakai requirement? KAlau jadi murid suatu sekolah, baru saya bisa mengerti bahwa itu ada requirementnya. Tapi jadi anak?

Quote
Ya bisa juga begitu. Ajaran = "requirement" supaya anak jadi orang baik.
Lho?? Ajaran kok = requirement?

Quote
Keselamatan dalam pengertian saya adalah NANTI.... ibarat achievement :).
Sedangkan "keselamatan" yg instant itu, ya tergantung apakah si anak terkena suatu akibat yg tidak mengenakan ato kagak setelah dia berbohong ... ataupun apakah si ortu memberikan hukuman/kagak ke si anak.

Kalau saya, keselamatan itu ya kondisi selamat dari suatu bahaya. DAlam pemahaman saya, di dalam kekristenan keselamatan adalah sesuatu yg dikerjakan. Artinya, kondisi selamatnya itu berupa aktifitas.

Quote
Nah... disini saya sendiri terus terang masih belon "terang" :D.

Yang anak itu bangsa Israel, dan dari info yang saya dapet - katanya kan adalagi yg "anak" hasil adopsi.... ("Israel" dgn tanda petik) ... Nah, orang2 Indonesia Kristen itu anak yg mana ya ?

KAlo soal ini saya juga nggak tahu, bro oda. BAgi saya, anak itu ya anak, mau kandung atau adopsi.

Quote
Tobat sekali ? ataukah mempertahankan terus kondisinya yg didalam pertobatan ?
Kalo yang kedua, dalam pengertian saya - ya, itu "requirement" sebagai anak ortu ataupun sbg anak baik diketika dia mati dimana yang menilai tentu bukan dirsen si anak itu sendiri bhw dia anak baik :).

Sepengetahuan saya sih tobat itu ya biasanya berkali-kali. Soalnya manusia suka berkali-kali jatuh. Jadi, bangkitnya (tobat) juga berkali-kali.

Quote
Pertanyaannya, ijo-nya budi itu bisa dikatakan termasuk model pengampunan/ajaran gak ya bud ? ... Kalo ya itu bisa dikatakan pengampunan/ajaran ... apakah maksud budi pada quote diatas : setelah anak budi dikasih ijo itu, otomatis pasti anak budi terkena efek tobat ? (ibarat anak dikasih cabe, otomatis pasti hasilnya si anak terkena efek/akibat kepedesan ... ataupun anak dikasih gula, si anak hasilnya pasti terkena efek kemanisan.... mao gak mao :D) Please CMIIW.

Saya belum paham benar pertanyaan bro oda tsb. Tapi, imo yg ijo itu ajaran. Setelah anak diberi ajaran biasanya ia nurut, tapi bisa juga ia jatuh lagi ke kesalahan yg sama dan si ortu pun mengingatkannya lagi sampai akhirnya si anak nggak jatuh lagi. JAdi, semacam proses pendidikan.


Cheers

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #184 on: December 06, 2013, 12:56:33 PM »
@Phooey dan Leonardo

Maaf ... ikutan nimbrung.

Karena Allah adalah Kasih dan Adil.

Tapi adil yang saya maksudkan bukan keadilan suka2 seperti yang saya tangkap dalam pengertian "calvinism"

 :)

Bisa tolong dijelaskan lebih jauh, bro phooey. Saya belum paham

Bro Budi,

Oh tentu saja saya ingat sekali dan sama sekali tidak bertubrukkan dengan requirement karena Allah di samping maha Kasih juga maha Adil.

kita liat ayatnya

Yoh 3:16
 3:16 Karena begitu besar kasih  Allah akan dunia ini  , sehingga Ia telah mengaruniakan  Anak-Nya   yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya  kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
3:18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum;
barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

Yang di bold hitam adalah requirement, dan yang di bold merah adalah hukuman Allah karena tidak mau mengikuti requirement tersebut.

JAdi,
Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum --> ini adalah requirement
barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. ---> ini adalah hukuman.

Begitu ya?

Kalau ada orang yg gagal memenuhi requirement tsb (thus berdosa), Allah menghukumnya. Jadi sama seperti aturan Hukum Taurat ya? Hanya saja "taurat versi ini imo lebih sulit dipenuhi karena ttg percaya. (Maksud saya, percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah yg MAha Kasih, tapi hanya atas orang-orang yg memenuhi suatu requirement lebih sulit ketimbang melakukan suatu daftar perbuatan baik).

Kalau ada orang bisa memenuhi requirement itu, maka pada dasarnya orang tsb adalah orang yg baik (saintly). Jadi, Allah hanya menyelamatkan orang-orang yg pada dasarnya udah baik. Orang berdosa tetep nggak kebagian tempat...

Begitukah kasih Allah yg begitu besar itu? Begitukah keadilan Allah? Terus terang saya masih belum bisa menerima pemahaman tsb.

Sebagai seorang guru, saya merasa kurang kasih dan adil bila saya mencurahkan perhatian lebih ada murid2 yg ada dasarnya pintar. Saya merasa bahwa saya lebih kasih dan adil bila saya mencurahkan perhatian lebih kepada murid-murid yg belum pintar, badung, malas.



Cheers



Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #185 on: December 06, 2013, 01:00:25 PM »
klo anda punya keyakinan Allah mengasihi anda tanpa syarat, lalu kenapa anda tidak korupsi ato melakukan tindakan jahat aj sekalian semuru hidup anda bro..??

Karena Tuhan tidak suka kejahatan. Dia sudah mati bagi saya karena cintaNya kepada saya yg tdak layak ini. So, saya jadi jatuh cinta sama Dia dan saya tidak mau melukai hatiNya.

Quote
sy baru tau ada seorang penganut Kristen yg memahami Allah spt pemahaman anda itu..  :doh:

sapa yg ngajarin bro..?  :think:

Pemahaman saya tsb sih nggak dari siapa-siapa, bro nothingman. Ya apa adanya aja begitu.


Cheers

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #186 on: December 06, 2013, 01:07:58 PM »
Quote
Kalau ada orang bisa memenuhi requirement itu, maka pada dasarnya orang tsb adalah orang yg baik (saintly). Jadi, Allah hanya menyelamatkan orang-orang yg pada dasarnya udah baik. Orang berdosa tetep nggak kebagian tempat...

Begitukah kasih Allah yg begitu besar itu? Begitukah keadilan Allah? Terus terang saya masih belum bisa menerima pemahaman tsb.

Sebagai seorang guru, saya merasa kurang kasih dan adil bila saya mencurahkan perhatian lebih ada murid2 yg ada dasarnya pintar. Saya merasa bahwa saya lebih kasih dan adil bila saya mencurahkan perhatian lebih kepada murid-murid yg belum pintar, badung, malas.

Anda keliru dalam cara memahami yang anda tulis itu, bro, sorry lho.

Jika anda ibaratkan perhatian, maka perhatian Allah sudah sangat jelas, seperti ayat ini :

Mrk 2:17   Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." 

Tetapi Ia memanggil, bukan memaksa. Jika tidak mau datang (menuruti panggilan Tuhan, maka sepenuhnya kesalahan yang menolak jika kemudian jatuh kepada kebinasaan).
Seperti juga jika anda adalah pengajar, maka anda memberi perhatian lebih kepada anak anak yang nakal dan bodoh. Tetapi, jika murid anda yang nakal dan bodoh itu MENOLAK bimbingan anda, tetap nakal dan tetap tidak mau belajar, maka kalau kemudian anda meluluskannya, anda telah berbuat TIDAK ADIL.

Semoga sepemahaman.

Syalom

Offline siip

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 1721
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Karismatik
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #187 on: December 06, 2013, 01:29:18 PM »
Mari mramaikan:

Ada ayat lain:

Yoh 3:36
Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.

Ef 2:3
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

1 Tes 1:10
dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.


Bagaimana mnrt Bro Budi dg ayat-ayat tsb jika drangkaikan dg pmahaman Budi?
Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati (Pkh 9:4)

Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #188 on: December 06, 2013, 01:36:44 PM »
Anda keliru dalam cara memahami yang anda tulis itu, bro, sorry lho.

Jika anda ibaratkan perhatian, maka perhatian Allah sudah sangat jelas, seperti ayat ini :

Mrk 2:17   Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." 

Tetapi Ia memanggil, bukan memaksa. Jika tidak mau datang (menuruti panggilan Tuhan, maka sepenuhnya kesalahan yang menolak jika kemudian jatuh kepada kebinasaan).
Seperti juga jika anda adalah pengajar, maka anda memberi perhatian lebih kepada anak anak yang nakal dan bodoh. Tetapi, jika murid anda yang nakal dan bodoh itu MENOLAK bimbingan anda, tetap nakal dan tetap tidak mau belajar, maka kalau kemudian anda meluluskannya, anda telah berbuat TIDAK ADIL.

Semoga sepemahaman.

Syalom

Aaah penjelasan bro salt baik sekali. Saya jadi lebih mengerti sekarang.

Ya benar. Memang ada juga seorang murid saya yg melawan saya dan dengan sengaja membuat kerusuhan di kelas. Nilainya pun jelek. Tapi saya tetep tidak menyerah atas dia. Saya tidak peduli dengan angka di atas kertas. Saya justru menjadi semakin concern dengan keadaannya. Saya pun terus berusaha mendekatinya dan membuat dia jadi murid yg baik.

Herannya ketika ia sudah tidak jadi murid di kelas saya, dia bersikap lebih baik kepada saya. Yg jadi "target" dia sekarang adalah guru yg mengajar di kelasnya. Dia malah banyak bertanya kepada saya setelah saya sudah tidak mengajar di kelasnya lagi (thus tidak ada urusan "nilai ujian" di antara kami). Sekarang, saya bisa mengatakan bahwa dia adalah murid yg baik.

Kalau saja saya berhenti mempedulikannya waktu itu, tidak berusaha mendekatinya, mengacuhkannya, menganggapnya telah melukai hati saya, dia mungkin tidak jadi seperti sekarang..

Semangat saya kadang-kadang turun. Ketika itu terjadi, saya selalu mengingat Tuhan. Ia tidak menyerah. Ia tidak meninggalkan orang yg telah berdosa kepadanya. Saya pun jadi malu sama diri saya sendiri yg turun semangat.

---------------

Siapakah "orang sehat" dan "orang sakit" yg dimaksud dalam ayat tsb? Pastilah "orang sehat" adalah orang yg sudah punya hubungan baik denganNya dan "orang sakit" adalah orang yg berdosa, yg badung, yg bandel, yg melawanNya.

KAlo ada orang dipanggilNya, lalu orang itu datang, berarti orang itu termasuk kategori "orang sehat" kan? Dalam pikiran saya, kalo panggilan Allah hanya efektif pada orang-orang sehat ini, berarti itu belum bisa dikatakan Allah memanggil "orang sakit".

Ini membuat saya berpikir ttg panggilan Allah itu sendiri. Seperti apa panggilan Allah itu? Apakah sama bagaikan saya memanggil sso? Ataukah panggilan Allah itu lebih proaktif, lebih ajaib, bersifat mengubah, mendidik?


Cheers


Offline budi

  • FIK - Senior
  • ****
  • Posts: 488
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #189 on: December 06, 2013, 01:44:16 PM »
Mari mramaikan:

Ada ayat lain:

Yoh 3:36
Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.

Ef 2:3
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

1 Tes 1:10
dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.


Bagaimana mnrt Bro Budi dg ayat-ayat tsb jika drangkaikan dg pmahaman Budi?

Dari ketiga ayat tsb, saya membaca bahwa semua orang sebenarnya telah berada dalam status terhukum, ya? Artinya, semua orang adalah "orang sakit", orang berdosa yg melawan Allah.

Tapi, kok bisa ada orang sakit yg bisa menanggapi panggilanNya dan ada orang sakit yg tidak menanggapi panggilanNya? Maksud saya, kalo orang bisa menanggapi panggilannya berarti kan dia nggak masuk dalam kategori "orang sakit" atau "orang berdosa" kan? Dia termasuk "orang sehat" karena bisa nurut sama Tuhan.

Itu lho yg buat saya jadi bingung... :what:


Cheers

Offline salt

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 2507
  • Reputation Power:
  • Denominasi: **
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #190 on: December 06, 2013, 01:48:11 PM »
Tidak, bro, dalam ayat di atas yang dimaksud adalah orang orang yang banyak dikisahkan dalam Injil. Yakni para pelacur, perampok, pemungut cukai, dst.  Untuk mempertobatkan merekalah Tuhan datang ke dunia ini.  Tetapi, seperti juga anda bisa baca, untuk orang orang yang dipanggil tetapi tidak datang, yang tidak mau membuka pintu ketika diketuk, maka kebaskanlah jubahmu, kasarnya ya biarkan saja mereka mendapat 'imbalan' nya kelak. Itu keadilan yang sangat pantas.

Seperti andapun seharusnya seperti itu, ketika ada murid anda yang nakal, kurang ajar, melawan, dst, dan ketika ulangan hanya membiarkan kertas kosong saja, nilai apa yang anda berikan? Nol atau Sepuluh ?

Syalom

Offline Phooey

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 5491
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Χριστός
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #191 on: December 06, 2013, 02:46:53 PM »
Tidak, bro, dalam ayat di atas yang dimaksud adalah orang orang yang banyak dikisahkan dalam Injil. Yakni para pelacur, perampok, pemungut cukai, dst.  Untuk mempertobatkan merekalah Tuhan datang ke dunia ini.  Tetapi, seperti juga anda bisa baca, untuk orang orang yang dipanggil tetapi tidak datang, yang tidak mau membuka pintu ketika diketuk, maka kebaskanlah jubahmu, kasarnya ya biarkan saja mereka mendapat 'imbalan' nya kelak. Itu keadilan yang sangat pantas.

Seperti andapun seharusnya seperti itu, ketika ada murid anda yang nakal, kurang ajar, melawan, dst, dan ketika ulangan hanya membiarkan kertas kosong saja, nilai apa yang anda berikan? Nol atau Sepuluh ?

Syalom

@Phooey dan Leonardo

Bisa tolong dijelaskan lebih jauh, bro phooey. Saya belum paham



Yang saya maksudkan, sebelum murid tersebut masuk sekolah, sudah dipilih untuk diberi nilai 10,  tanpa melibatkan murid tersebut.
Kalo ditanya, mengapa begitu ?

Jawabannya : Kedaulatan sang guru.


 :)
Καὶ μὴ κρίνετε, καὶ οὐ μὴ κριθῆτε· καὶ μὴ καταδικάζετε, καὶ οὐ μὴ καταδικασθῆτε. ἀπολύετε, καὶ ἀπολυθήσεσθε· (Luk 6:37 BGT)

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #192 on: December 06, 2013, 06:45:19 PM »
Nah, saya malah jadi tambah bingung. "Requirement sebagai anak si ortu" itu maksudnya bagaimana? Masa menjadi anak pakai requirement?
hehehe... atuh menjadi anak literal ngbrojol jadi bayi gak perlu requirement "jangan bohong lagi ya...." donk bud :). Yang saya maksud adl menjadi anak yg sesuai dgn harapan si ortu. Sang ortu menyebutkan "requirement"nya ---> dengan ortu berkata2 hal ini, ya = ngajarin/ajaran.

Secara singkat, di pov saya "requirement" itu adalah "jangan bohong". Ketika ortu menyatakan "requirement" tsb, ya yg spt budi bilang, yakni : ajaran.

Quote from: budi
Itu (itu = kalimat ijo budi) lebih seperti ajaran supaya anak saya jadi orang yg baik

So,
  • A. "jangan bohong" adalah "requirement".
  • B. Budi menyatakan kalimat ijo, adalah "requirement" di pov budi sbg ortu. (mengajar)
  • C. Dari pov si anak, "jangan bohong" adalah "requirement" SUPAYA dia menjadi orang baik berdasarkan point-B.

Quote
KAlau jadi murid suatu sekolah, baru saya bisa mengerti bahwa itu ada requirementnya. Tapi jadi anak?
Dengan menggunakan contoh murid sekolah, sepertinya budi berfokus pada "requirement" itu sendiri ---> yakni : murid sekolah perlu "requirement" ... anak sendiri tidak memerlukan "requirement".

Quote
Lho?? Ajaran kok = requirement?
Sedangkan pada pengertian saya, terserah apapun itu penyebutannya - mao requirement kek, mao ajaran kek, mao syarat kek .... fokus saya adalah : "pemenuhan" keinginan si yg menyatakan.

Guru bilang : "jangan malas ya supaya naik kelas"  ---> ini dipengertian saya setara diketika ortu bilang : "jangan bohong nak ya supaya jadi anak baik".

A. "jangan malas" adalah "requirement".
B. Guru menyatakan kalimat tsb, adalah "requirement" di pov dia sbg guru.
C. Dari pov si murid, "jangan malas" adalah "requirement" SUPAYA dia naik kelas  berdasarkan point-B.

Quote
Kalau saya, keselamatan itu ya kondisi selamat dari suatu bahaya.
Kalo di pov saya ... "keselamatan" (instan) itu adalah asumsi sso yg terhindar dari akibat (dimana ybs berasumsi efeknya negatif).

Anak berbohong, ortu tidak marah/ngomel2 melainkan cuma mengeluarkan kalimat ijo ---> di pov si anak, dia "selamat" (ortu gak ngomel2 AKIBAT ketahuan dia berbohong).

Pertanyaannya, apakah benak si anak itu sendiri menyadari bhw kalo kebohongan dia diketahui oleh ortunya maka terbuka kemungkinan ortu marah2/ngomel2in dia ? Apabila jawabannya YA ---> maka dr pov si anak : ortu "mengampuni".

Dilain sisi, apakah pernah terjadi ortu marah2/ngomelin anak/atau menghukum ketika ortu mengetahui anaknya berbohong ? Kalo tidak pernah terjadi, maka dari pov si anak tidak ada event "pengampunan", yg dia tau ya langsung ijo :D.

Quote
DAlam pemahaman saya, di dalam kekristenan keselamatan adalah sesuatu yg dikerjakan. Artinya, kondisi selamatnya itu berupa aktifitas.
Saya kurang paham dengan kalimat diatas ... hehehe :D.

Quote
KAlo soal ini saya juga nggak tahu, bro oda. BAgi saya, anak itu ya anak, mau kandung atau adopsi.
Ini karena saya mengaitkan dengan kalimat budi, anak darah daging - sebelon jadi janin, budi sudah mengampuni .... (dimana dari pov saya, ini karena darah daging budi) ----> dari situ tertuntun pertanyaan di benak, bagaimana dgn anak yg bukan darah daging ? (adopsi) ... apakah sebelum anak orang lain itu ngbrojol (yg kemudian budi adopsi), budi juga sudah mengampuni mereka ? :D.

Quote
Sepengetahuan saya sih tobat itu ya biasanya berkali-kali. Soalnya manusia suka berkali-kali jatuh. Jadi, bangkitnya (tobat) juga berkali-kali.
Yang saya sendiri juga masih belon paham, pertanyaannya adalah : bold itu berdasarkan WILL ybs ato kagak ?

Quote
Saya belum paham benar pertanyaan bro oda tsb. Tapi, imo yg ijo itu ajaran. Setelah anak diberi ajaran biasanya ia nurut, tapi bisa juga ia jatuh lagi ke kesalahan yg sama dan si ortu pun mengingatkannya lagi sampai akhirnya si anak nggak jatuh lagi.
Oke... saya sudah menangkap sekarang.

Tadinya saya kirain, segera setelah budi berucap kalimat ijo - maka hasilnya adalah otomatis anak budi terkena efek/akibat dari ucapan ijo tsb yakni tobat (tanpa proses, melainkan hasil/akibat/effeknya lebih bersifat instant ibarat sso diajarin makan cabe :D), berdasarkan kalimat budi sbb :
Quote
soalnya selama ini saya berpikir bahwa tobat itu adalah hasil/efek/akibat dari pengampunan dan ajaran
Mari kita lupakan pertanyaan saya tsb :D.

Quote
JAdi, semacam proses pendidikan.
Nah, dari situ kan kita bisa mengkaji balik lagi, bud ... dengan pertanyaan : adakah "requirement" (sekali lagi dalam tanda petik) didalam proses pendidikan tsb ?

Jawabannya : ADA, yakni "ajaran". Nah didalam ajaran itu sendiri, adakah "requirement" utk mencapai terpenuhinya keinginan diri si pengajar ? ADA ---> Dimana di pov odading : "jangan bohong" adalah "requirement" utk menjadi orang baik - "jangan males" adalah "requirement" utk murid naik kelas.

Menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Dia adalah "requirement" utk layak bagi-NYA.

Anyway, kayaknya kita gak perlu ampe berkutat di "requirement" deh bud. Biasanya, ujung2nya sama kok kita berdua ... hehehe :D.

:)
salam.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #193 on: December 06, 2013, 06:50:14 PM »
Yang saya maksudkan, sebelum murid tersebut masuk sekolah, sudah dipilih untuk diberi nilai 10,  tanpa melibatkan murid tersebut.
Kalo ditanya, mengapa begitu ?

Jawabannya : Kedaulatan sang guru.


 :)
Dan apabila Kedaulatan tsb dimengertikan bhw itu berkaitan dgn SebabAkibat - odading cenderung berpendapat itu oke oke aja ... :D.

Asal jangan terus ditanya ke odading aja : "sebabnya apa, oda ?" --- paparannya nanti poanjaaaang lagi dan bikin phooey puyeng ...  :ballspin:

:)
salam.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Rencana Allah dan Kemahatahuan Allah
« Reply #194 on: December 06, 2013, 07:51:54 PM »
Maap nyrobot ... :)

Saya tertarik dgn kalimat budi sbb :

Saya pun terus berusaha mendekatinya dan membuat dia jadi murid yg baik.
Tapi budi kan juga nggak ampe mengikat si murid di bangku-nya lalu naroh "kuali" dikepalanya utk di brain-wash, kan ? hehehe :D.

Quote
Herannya ketika ia sudah tidak jadi murid di kelas saya, dia bersikap lebih baik kepada saya.
Karena kalo budi memang melakukan ungu tsb, maka tentunya budi tidak perlu heran lagi, kaan ? :).

Nah, (imo) disinilah yang jadi "rame" bud.
Karena secara umum, pengertian ttg predestinasi itu menuntun orang utk berpendpt bhw "cara kerja" Allah itu seperti ungu diatas.

Quote
Kalau saja saya berhenti mempedulikannya waktu itu, tidak berusaha mendekatinya, mengacuhkannya, menganggapnya telah melukai hati saya, dia MUNGKIN tidak jadi seperti sekarang..
Dari sini saya mengertikannya terpaut dengan keMahaTahuan-NYA. Jadi nggak ada kata "mungkin" melainkan "pasti".

Pertanyaannya menjadi :
Mengapa murid budi tsb berubah ?
Apakah karena pada akhirnya Will si murid mendengar apa kata budi ?
ataukah dikarenakan secara ungu ?

Quote
Siapakah "orang sehat" dan "orang sakit" yg dimaksud dalam ayat tsb? Pastilah "orang sehat" adalah orang yg sudah punya hubungan baik denganNya dan "orang sakit" adalah orang yg berdosa, yg badung, yg bandel, yg melawanNya.
Terus terang saya kurang ngerti dgn ayat tsb.
Jadi apakah maksudnya Yesus datang cuma utk "orang sakit" ? Tapi..... bukankah belum ada orang yang "sehat" fully recovered sekalipun ybs orange ?

Quote
KAlo ada orang dipanggilNya, lalu orang itu datang, berarti orang itu termasuk kategori "orang sehat" kan?
kalo saya paksain utk mengertikan ayat tsb ... Efektif-nya Yesus itu teraplikasi hanya bagi orang yang butuh ... terserah orang ini orang "sakit" ataupun orang "sehat".

Quote
Dalam pikiran saya, kalo panggilan Allah hanya efektif pada orang-orang sehat ini, berarti itu belum bisa dikatakan Allah memanggil "orang sakit".
So, bagi para orange-pun - apabila para orange ini merasa masih belon fully recovered, ya kedatangan Yesus itu efektif.

Quote
Ini membuat saya berpikir ttg panggilan Allah itu sendiri. Seperti apa panggilan Allah itu? Apakah sama bagaikan saya memanggil sso? Ataukah panggilan Allah itu lebih proaktif, lebih ajaib, bersifat mengubah, mendidik?
IMO, nggak merah. Dari pov si yang merasa "dipanggil" dan akhirnya "mendengar" kayaknya yang biru.

Dan "rame"nya juga disini adalah :
"mendengar" itu sendiri tidak akan bisa "mendengar" sebelum "sumpelan kupingnya Allah cabut" :D.

Yang menuntun ke pertanyaan :
Kenapa kok gak dicabut dulu yah itu "sumpelan kuping", sebelon dipanggil ? hehehe :D.

:)
salam.