Siapa pun tanpa terkecuali, jika tidak mau percaya dan menerima tawaran keselamatan tersebut, ya tentu saja tidak akan beroleh rahmat tersebut.
Jadi bukan hanya tentara atau orang-orang yang terlibat langsung dengan penyaliban Kristus.
Sejak kejatuhan manusia pertama (Adam dan Hawa), manusia tidak dapat lagi sampai kepada tujuan akhirnya, i.e bersama-sama dengan Sang Khalik.
Kurban Kristus 'memperdamaikan' nya. Kurban Kristus MEMUNGKINKAN (bukan MEMASTIKAN dan MENJAMIN) semua manusia mencapai tujuan akhir hidupnya.
Kalau dianalogikan dengan jembatan yang menghubungkan DUNIA (manusia) dengan SURGA (Allah), maka peristiwanya adalah sbb:
1) Sebelum pelanggaran Adam dan Hawa
Manusia === (jembatan)===> Allah,
2) Setelah pelanggaran Adam dan Hawa
Manusia === XXXX=== Allah
3) Setelah persembahan Kurban Kristus
Manusia === (Jembatan) ===> Allah
Masalahnya, setelah 'jembatan' kembali berdiri (berkat Kurban Kristus), apakah semua manusia pasti mau melaluinya???
- Mereka yang percaya adalah mereka yang mau melalui JEMBATAN tersebut (dengan segala persyaratannya)
- Mereka yang tidak percaya adalah mereka yang tidak mau melalui JEMBATAN tersebut (dengan segala persyaratannya) dan mencoba mencari jalan lain, atau membangun jembatan sendiri.
===
Salam,
Thanks mas atas penjelasannya.
Tapi mengapa Adam dan Hawa yg berbuat dosa, jadi semua anak keturunannya ikut menanggung dosanya?
Ibarat Bapak korupsi, anak2 jadi diikut2kan salah and dihukum, wah macam jaman order baru dong mas, sekali ayah PKI, anak keturunannya ikut menaggung dosa dan gak bisa jadi pegawai negeri? it is not fair, isn't it?
padahal sdh tertulis dlm Al kitab:
"Jangan ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak
dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena
dosanya sendiri" (Ulangan 24:16).
"Tetapi anak-anak mereka tidak dihukum mati olehnya, melainkan ia
bertindak sesuai dengan apa yang tertulis dalam Taurat, yakni kitab
Musa, di mana Tuhan telah memberi perintah:` Janganlah ayah mati
karena anaknya, melainkan setiap orang harus mati karena dosanya
sendiri." (II Tawarikh 25:4).
"Pada waktu itu orang tidak akan berkata lagi: Ayah-ayah makan buah
mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu, melainkan: Setiap orang
akan mati karena kesalahannya sendiri; setiap orang yang makan buah
mentah, giginya sendiri menjadi ngilu" (Yeremia 31:29,30).
"Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan
turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut
menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat
kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.
Tetapi jkalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya
dan berpegang pada segala ketetapanKu serta melakukan keadilan dan
kebenaran, ia pasti hidup, ia idak akan mati. Segala durhaka yang
dibuatnya tidak akan diingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena
kebenaran yang dilakukannya" (Yehezkiel 18:20-22).
Kalau boleh tahu mas, apakah ketika Yesus masih hidup, beliau mengatakan / bersabda tentang penebusan dosa ini, bahwa beliau akan mati dikayu salib guna menebus dosa Adam, dosa yg mengakibatkan manusia tdk 'berjembatan' lagi dengan Allah.
Apakah para Rasul terdahulu sebelum Yesus seperti Abraham, Musa, Daud dll, itu bukan merupakan 'jembatan' antara manusia/umat2nya dengan Allah?
salam,