Author Topic: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen  (Read 4399 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen
« Reply #30 on: August 25, 2012, 01:25:12 AM »
Dosa Asal membuat semua manusia keturunan Adam dan Hawa berdosa. Dengan kata lain, status manusia menjadi terhukum oleh tuntutan Hukum Allah. Sebagai terhukum, manusia harus membayar pelanggarannya dengan memberikan korban yang suci, Namun, dosa membuat manusia tidak mampu membayar pelanggarannya karena dosa telah membuat manusia tidak bisa suci. Nah, di sinilah peran Tuhan Yesus. Ia mampu berperan sebagai korban yang suci itu karena Ia memang suci (Yesus adalah pribadi Allah sendiri). Jadi, itulah sebabnya peristiwa pengorbanan Kristus merupakan peristiwa penebusan dosa. Peristiwa tsb merupakan peristiwa pemenuhan tuntutan Hukum Allah. Saya harap bro oda bisa memahami poin ini
oke oke... ya ya ... saya sedang belajar memahaminya ... :)

Quote
Bagaimana RohNya bisa berada dalam domba-dombaNya? Melalui proses kelahiran kembali seperti yang dikatakan Yesus (Yoh 3).
kronologinya saya coba paparkan yah pinoq, please CMIIW :

1. Allah berkata begini :
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."

2. Maka yang dapet undian (cap cip cup ??) warna merah tsb --- disebut sbg para domba ... sedangkan sisanya, disebut mbek ... :)

3. Lalu domba domba tsb Allah "tarik", dan domba2 tsb yg tadinya tidak percaya menjadi percaya secara mendadak (ibarat Paulus, digedor :)). Sebagian dari domba2 yg sudah "ditarik" ini udah keburu mati.

4. Yesus datang ke dunia. Setelah Dia mati/bangkit/naik ---> KematianNYA (Penebusan) belum berfungsi apa apa - belum efektif. DarahNYA yg tertumpah masih "nganggur" ... :)

5. Seiring waktu berjalan s/d jaman sekarang... satu persatu Allah menarik para domba tsb dari yg tidak percaya menjadi percaya. (kok gak sekalian aja yah ? ... jret! dalam satu momen :)).

6. Dan akhirnya :
Quote from: pinoq
Dan, di saat Hari Penghakiman nanti, penebusan dosa tsb akan efektif bagi domba-dombaNya baik yang hidup sebelum Yesus maupun yang hidup setelah Yesus.

Benarkah kronologi yg saya 'tangkep' berdasarkan pemaparan pinoq ? Please CMIIW.

Quote
Yang harus saya USAHAKAN adalah mengabarkan Injil kepada semua orang
Mengapa diperlukan usaha PI (Pekabaran Injil) ? Bukankah Allah berkata "kepada siapa Aku mau" ?
Apakah agar manusia bisa TAHU - yg mana domba, yang mana mbek ? :)
Tapi kan, kita sendiri sedang berpendapat :
Quote from: pinoq
Buat saya, saya tidak perlu berusaha untuk tahu

Apa maksud Yesus menyuruh para murid utk mengabarkan Injil, yah ?
Jangan lupa, kita sedang memegang teguh kalimat "kepada siapa Aku mau" ---> jadi logisnya, Yesus sebenernya nggak perlu nyuruh murid utk PI. Toh Allah kan sudah menentukan, kepada siapa Dia mau.
Nggak perlu ada yang ikut2an mengusahakannya donk ... :).

Quote
Apakah Allah hanya menyukai Musa dan tidak menyukai manusia lain? Saya yakin tidak
Tapi kan pinoq, kalo kita sedang berpegang teguh pada kalimat "kepada siapa Aku mau" - artinya kan ada manusia yg Dia tidak sukai dari hasil undian / cap cip cup ? :)

=================

Nah itulah pertanyaan2 benak saya pinoq  :P

Saya percaya, bhw kalimat ""kepada siapa Aku mau"" itu adalah mutlak. Namun saya merasa 'nge-ganjel' kalo berpegang teguh pada kalimat tsb, itu dimengertikan "tanpa alasan" :)

Barusan saya ampe search di Alkitab online, "ada di ayat PL mana sih kalimat tsb ?" --- Ketemu, dan saya membacanya. Dan  --imo-- pengertiannya tidak menuntun ke "tanpa alasan".

maap, saya pake yg bahasa Inggris :
(17) And the Lord said to Moses, I will do this thing also that you have asked, for you have found favor, loving-kindness, and mercy in My sight and I know you personally and by name
Itu alesan utk Musa ---> He knows Moses personally --->Musa layak utk mendapatkan KasihKarunia dihadapanNYA. (ada alasan)

Namun tentu akan jadi ribet utk membahas kalimat tsb beralasan ato tidak di thread sini ... :)

Kesabaran pinoq jadi guru :  :afro: :nod: :afro1: 

salam.

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen
« Reply #31 on: August 25, 2012, 02:54:23 AM »
Well, bro oda, orang yang mengatakan perumpamaan itu (Yesus) adalah orang yang sama yang bilang, “Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku”
pinoq,

Lalu kenapa disuruh ?
Apa maksud Yesus nyuruh2 orang  utk percaya ?
Nggak usah disuruhpun --- toh mereka akan ditarik Bapa utk percaya ?

Saya barusan nyari keseluruhan ayat tsb (maklum yah... saya bukan pembaca Alkitab, jadi selalu loncat2 bacanya tergantung post...hehehe  :blush:)

(45) Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, DATANG kepada-Ku

IMO, yg merah itulah 'alasan'nya kenapa ditarik.
Adakah seorang guru YANG BAIK mengajar para murid, lalu tanpa alasan capcipcup sebagian murid di "tarik" naek kelas, sebagian "dijorogin" turun kelas ? :D

Apalagi Allah YANG BAIK ?

Kalo ayat 45 tsb gak bisa saya jadikan alesan, maka :
Sekali lagi, kenapa Yesus menyuruh utk percaya, menyuruh makan roti kehidupan dlsb ?
Dari keseluruhan ayat tsb, terlalu banyak nyuruh2 - namun tiba tiba "dibanting" dgn satu ayat : "maap maap aja yah... kalo gak ditarik BapaKU, kalian gak bisa datang padaKU". :)

Di Ayat 43, Yesus itu lagi "ngomelin" orang2 yg "nyindir" di ayat 42. Maka --IMO-- ayat 44 adalah kelanjutannya dari ayat 43. Secara liar saya ibaratkan : "jangan ngoceh you... kalian bukan org yg ditarik BapaKU"  :P

bagaimana ? :)

Quote
Benih jadi mati/tidak tumbuh karena ia tidak ditarik Bapa. Benih tumbuh karena ia ditarik Bapa.
Lalu kenapa benih disebar ke tanah tandus ?

Quote
efek dari tarikan Bapa atau kelahiran baru, bila dilihat dalam perumpamaan tsb, adalah bagai diubah menjadi tanah yang baik.
Disitu nggak ada cerita bhw tanah tsb digembur2in (diubah Allah/Penabur) menjadi tanah yg baik, loh .. :)

Quote
Harus ada kekuatan eksternal yang menggarapnya dulu supaya ia jadii “tanah yang baik”.
sekali lagi, diperumpamaan tsb - tidak diceritakan bahwa si penabur itu ngegarap dulu itu tanah supaya jadi baik.

Logisnya kan juga... kalopun misalnya si penabur nge-gembur2in tanah dulu supaya jadi baik ... ngapain juga nabur benih ke jalanan, tanah tandus dan semak duri ? :)

(19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.

Firman/Benih itu ditabur ke semua orang ... dan tidak menunjukan bhw dimana ada sebagian orang tidak mengertinya ---> itu artinya mereka tidak ditarik Allah.

(23) Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
IMO, yang di bold itu-lah yg ditarik Allah ---> setara dengan Yohanes 6:45 diatas.

Quote
Jadi, manusia tidak berperan apapun dalam keselamatan.
YA ... sependapat. Karena Yesuslah yg berperan dalam keselamatan serta "kolaborasi" dari iman yg berbeda2 pada setiap manusia - tapi bukan ttg urusan tarik-menarik tanpa alesan loh ... hehehe :)

Yah ... ini cuma pengertian saya aja sendiri siii, pinoq.  :blush:

salam.

Offline SworDPen

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 108
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Departement of Philosophy
Re: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen
« Reply #32 on: August 25, 2012, 05:47:23 AM »
Banyak perbedaan diantara kita, oleh sebab itu saya perlu bertanya begitu detail, kiranya anda tidak keberatan.

Sama dan beda. Sama, dalam artian semuanya berdosa. Beda, dalam artian dalam umat manusia yang berdosa itu ada orang-orang yang diberiNya iman dan ada orang-orang yang tidak diberiNya iman.
 

Saya kira ketika anda bicara mengenai penebusan, anda sudah memasukkan iman di dalamnya, artinya, dengan adanya penebusan, secara otomatis yang ditebus diberi iman.

Sehingga saya ganti pertanyaan saya:
Setelah kejatuhan dan sebelum diberi iman, sebelum dipilih, apakah manusia, seluruhnya sama di hadapan Allah?

Saya kira anda seharusnya menjawab ya, tapi saya tidak buru2 dan harus menunggu kepastian jawaban anda.

Terima Kasih
fides quaerens intellectum

bruce

  • Guest
Re: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen
« Reply #33 on: August 25, 2012, 05:53:40 AM »
Saya pikir kita bahkan nggak perlu 'mencontoh' dan 'meniru' kok. Kita pun sudah selalu melakukan hal yang sama. (karena kita adalah image-Nya)

Bro bruce dan saya mencintai siapa saja yang memang mau kita cintai lalu kita nikahi dia--> ini bicara soal istri.

Bro bruce dan saya mengasihi siapa saja yang mau kita kasihi, yaitu semua orang--> ini bicara soal kehidupan sosial kita sebagai orang Kristen

Bro bruce dan saya membenci yang mau kita benci, yaitu Iblis --> ini bicara soal kehidupan kita secara umum sebagai orang Kristen.

Begitu, kan?

Antara jutaan gadis yang ada di dunia, dan seorang istri ya jelas berbeda lah bro, justru akan menjadi celaka kalau saya mencintai dan sekaligus menikahi seluruh gadis di dunia. Analoginya kurang pas kalau untuk istri. Begitu juga untuk membenci iblis.

Tetapi kalau sesama manusia, apakah anda memilih mengasihi yang mana dan tidak mengasihi yang mana? Apakah kemudian kita hanya mengasihi orang yang mengasihi kita saja?

Syalom

Offline John Paul III

  • Administrator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen
« Reply #34 on: August 25, 2012, 07:07:21 AM »


Supaya lebih jelas saya copy-paste kutipan dari Roma 9 berikut, dan perhatikan kalimat yang saya bold:

"Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat --supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya-- dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda," seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau." Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi." Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya.
"


Waaoouuuuww.....

Tunggu dulu sebentar bro, Pinoq,.... please sabar dulu ya saya potong sebentar...

Sepertinya, ayat yg bro kutib ini bukan berbicara tentang "Allah yang memilih",... melainkan memberikan penjelasan bahwa Tuhan Allah juga mengaruniakan belas kasih kepada orang-orang selain yahudi.

Yahudi = anak sulung.
non-Yahudi = anak bukan sulung.

Menurut saya sich Paulus dalam Roma 9 pada intinya ingin berkata : "Jangan rendah diri, jangan takut, hai bangsa non-yahudi,... Allah memilih siapa yg ingin di pilih,....Lihatlah buktinya, Allah memilih Iskak daripada ismael (padahal ismael adalah yg sulung),.. Allah memilih Yakub daripada Esau (padahal Esaulah yg sulung).... Demikian juga Allah akan memilih kalian, kaum non-Yahudi, meskipun kalian bukanlah Yahudi (Yahudi = anak yg sulung dalam hal ini.

Paulus berkata seperti itu untuk membesarkan hati kaum gentiles/tak bersunat (non Yahudi) agar tetap mau percaya akan Yesus.



Offline adhi darma wijaya

  • FIK - Junior
  • **
  • Posts: 68
  • Reputation Power:
  • Denominasi: kristen
Re: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen
« Reply #35 on: August 25, 2012, 02:17:23 PM »
Kurang tepat kalau dikatakan "pilih kasih". Yang lebih tepat "Allah mencintai orang yang Ia mau cintai. Allah mau benci orang yang Ia benci"

Kalau nggak salah penjelasan akan hal ini ada di Roma 9, bro

Salam
Mungkin secara ujud sama2 manusia, kenapa yg satu dicintai dan yg lain tidak, barangkali bertolak dr pengertian ini kmdn muncul kata pilih kasih itu.
Saya coba menjelaskan sedikit kalau sdr Pinoq tdk sependapat tolong dikoreksi.
Kalau ada 2 org dg sama mempunyai kemampuan unt mencapai prestasi ttt, tapi yg satu di ijinkan dan yg lainnya dihalangi ,itu adalah pilih kasih.
Dalam hal umatNya, yg di contohkan:
 Ef1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
dan bukan umatnya, yg dicontohkan :
Why13:8 Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.
pengertiannya adl sbb: mrk semuanya asalnya adl mati dihadapan Allah, bisa kita anggap spt debu atau tanah saja, tdk mempunyai daya sama sekali, ketika Allah menciptakan Adam dr debu, kan tidak semua debu dipakaiNya, Allah mengatakan cukup unt debu yg ada digenggamanNya, Allah yg berdaulat, tidak ada keharusan bagi Allah unt menciptakan banyak Adam spy semua debu habis dipakai.
Analog dg penciptaan Adam itu, Allah terapkan unt umat milikNya dan bkn milikNya.

Semua mns mati rohaninya bs dilihat :
Mzm51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.

Ef2:3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Gby

Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen
« Reply #36 on: August 25, 2012, 04:32:48 PM »
@odading
Quote
Benarkah kronologi yg saya 'tangkep' berdasarkan pemaparan pinoq ? Please CMIIW.
Saya koreksi sedikit:
1. Allah punya rencana. Rencana Allah itu rencana Kasih. Allah adalah Kasih
2. Allah menciptakan Alam semesta beserta segala isinya.
3. Adam dan Hawa melawan Allah (jatuh dalam dosa) dan keturunan Adam dan Hawa mewarisi dosa. Karena berdosa, semua manusia harus mati. Itu HukumNya
4.  Allah bekerja untuk menyelamatkan domba-dombaNya (melahirbarukan) dan untuk membereskan persoalan Hukum.
5. Karena sudah dilahirbarukan, domba-domba Allah hidup dalam perjuangan melawan natur dosanya.
6. Semua manusia mati.
7. Semua manusia diadili.
8. Domba-domba Allah diselamatkan dari kematian kekal
9. Allah menguduskan domba-dombaNya.
10. Perjamuan di Surga
Semua itu terjadi dalam kedaulatan Allah. Jadi, tidak ada undian-undian.
Quote
Apa maksud Yesus menyuruh para murid utk mengabarkan Injil, yah?Jangan lupa, kita sedang memegang teguh kalimat "kepada siapa Aku mau" ---> jadi logisnya, Yesus sebenernya nggak perlu nyuruh murid utk PI. Toh Allah kan sudah menentukan, kepada siapa Dia mau.Nggak perlu ada yang ikut2an mengusahakannya donk ...
Pekabaran Injil satu bagian dari amanat dari Tuhan Yesus. Keseluruhan amanat Yesus adalah “Jadikanlah semua bangsa muridKu, dan baptislah mereka...”. Jadi, Yesus tidak menyuruh murid-muridNya untuk menyebarkan berita Injil saja. Yesus mau supaya murid-muridNya memuridkan semua bangsa. Pemuridan jelas lebih dari sekedar transfer informasi. Ada pengajaran di situ, ada proses teladan, ada persekutuan. Contohnya adalah seperti apa yang dilakukan Yesus sendiri pada murid-muridNya.

Pemuridan adalah cara Allah memanggil domba-dombaNya. Jadi, Allah berkehendak memanggil domba-dombaNya dan melibatkan orang-orang untuk memanggil domba-dombaNya. Ini bukan soal perlu atau tidak perlu, tapi soal kehendak Allah.

Apa ada yg tidak logis kalau Allah berkehendak untuk memanggil domba-dombaNya dng cara seperti yang Ia mau? Apakah kalau Allah berkehendak untuk memanggil domba-dombaNya dng cara seperti yang Ia mau, maka itu bertentangan dng fakta bahwa Allah mencintai domba-dombaNya karena Ia mau mencintai mereka?
Quote
Itu alesan utk Musa ---> He knows Moses personally --->Musa layak utk mendapatkan KasihKarunia dihadapanNYA. (ada alasan)

Ya, benar. Allah bersedia memenuhi keinginan Musa (pengen lihat Allah) karena Allah mengasihi Musa. Jadi alasan yang bro oda cari adalah karena Allah mengasihi Musa. Demikian juga dengan keselamatan domba-dombaNya. Allah menyelamatkan manusia karena Allah mengasihi manusia itu. “Akulah gembala yang baik, dan Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa

Pribadi-pribadi Allah Tritunggal mengenal satu sama lain dalam hubungan cinta yang sempurna, total, komprehensif. Lalu, bagaimana mungkin manusia yang telah jatuh dalam dosa dapat mengenal Allah secara seperti itu? Hal itu bisa terjadi hanya jika manusia tsb adalah domba-dombaNya, yakni manusia-manusia yang didalamnya Allah bertahta. Bagaimana Allah bertahta dalam domba-dombaNya? Ini sudah saya jelaskan di depan ketika bicara soal kelahiran baru.
Quote
Apa maksud Yesus nyuruh2 orang utk percaya ?
Nggak usah disuruhpun --- toh mereka akan ditarik Bapa utk percaya ?
(45) Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, DATANG kepada-Ku
IMO, yg merah itulah 'alasan'nya kenapa ditarik. Adakah seorang guru YANG BAIK mengajar para murid, lalu tanpa alasan capcipcup sebagian murid di "tarik" naek kelas, sebagian "dijorogin" turun kelas ? Apalagi Allah YANG BAIK ?

Bro oda membaca  Yohanes 6:25-59 ya? Apa di situ Yesus sedang menyuruh-nyuruh orang untuk percaya? Coba cek lagi konteks peristiwanya. Sebelum semua percakapan itu berlangsung, Yesus sudah tahu Ia sedang berhadapan dengan siapa (ayat 26). Yesus tahu orang-orang itu adalah yang ikut makan roti dalam peristiwa “lima roti dan dua ikan”. Yesus juga tahu isi hati orang-orang itu. Orang-orang itu datang untuk 'nge-test' Yesus. Mereka tanya ini itu bukan untuk sungguh-sungguh belajar (“bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda”), tapi untuk mencari-cari kesalahan Yesus. Yesus tidak tinggal diam. Dia sambut sikap itu dengan kata-kata yang keras. Buat orang Yahudi kata-kata Yesus merupakan hujatan. Sampai akhirnya Yesus mengatakan bahwa mereka nggak perlu protes, karena mereka memang nggak akan bisa paham kalo Bapa tidak membuat mereka paham. Jadi tidak ada intensi menyuruh-nyuruh orang untuk percaya di situ. Yesus hanya sedang mengungkapkan fakta-fakta ttg roti hidup kepada orang-orang yang cuma mau 'ngetest' dia.

Bagaimana dengan ayat 45 itu? Apakah benar bahwa ayat itu mengungkapkan bahwa manusia dengan kehendaknya sendiri bisa menerima Allah, sehingga Allah pun berkenan kepadanya dan menariknya? Tidak. Ayat itu tidak berkata seperti itu. Mari kita lihat lagi ayat itu:

 "Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah,  Dialah yang telah melihat Bapa.”

Dari ayat tsb, dapat kita lihat dengan jelas bahwa “ditarik oleh Bapa” = “ telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa” (merah paralel dng merah, biru paralel dng biru). Jadi, bukan orang menerima dulu baru sehingga memenuhi syarat untuk ditarik. Ketika orang menerima, maka itulah tandanya ia ditarik Bapa. Bro oda bisa lihat bedanya, kan?

Selanjutnya, ada kata-kata “Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah,  Dialah yang telah melihat Bapa.”. Ini mendeskripsikan bagaimana pengajaran Bapa itu terjadi. Bukan dng tatap muka seperti di sekolah, melainkan dengan perantaraan Dia yang datang dari Bapa. Siapa “Dia”? Roh Kudus. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran (lihat I Yoh 4:6). Jadi, pekerjaan utama Roh Kudus dalam diri manusia adalah mengajarkan Kebenaran, (bukan membuat orang menari-nari, berteriak-teriak, ngoceh-ngoceh, dst dst..).

Jika bro oda mengikuti terus peristiwa lanjutan setelah peristiwa dalam Yohanes 6:25-59 itu, bro oda akan menemukan bahwa setelah Yesus mengungkapkan perkataan yang dahsyat itu kepada orang-orang Farisi dan Saduki itu, ketika Yesus sedang bersama murid2Nya saja, Yesus bertanya kepada murid2Nya, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.” Jadi, Petrus telah ditarik Bapa sehingga ia bisa berkata seperti itu, bukan karena diri Petrus sendiri.


Salam







Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen
« Reply #37 on: August 25, 2012, 04:35:50 PM »
@sword

Quote
Saya kira ketika anda bicara mengenai penebusan, anda sudah memasukkan iman di dalamnya, artinya, dengan adanya penebusan, secara otomatis yang ditebus diberi iman.

Sehingga saya ganti pertanyaan saya:
Setelah kejatuhan dan sebelum diberi iman, sebelum dipilih, apakah manusia, seluruhnya sama di hadapan Allah?

Saya kira anda seharusnya menjawab ya, tapi saya tidak buru2 dan harus menunggu kepastian jawaban anda.

Jawab saya masih tetap bro. Beda dan sama: beda dalam artian ada orang yang dicintaiNya dan ada orang yang tidak dicintaiNya; sama dalam artian baik orang yang dicintaiNya dan orang yang tidak dicintaiNya sama-sama telah jatuh dalam dosa.

Btw, mengapa saya seharusnya menjawab sama?


Salam

@bruce[/]

Quote
Antara jutaan gadis yang ada di dunia, dan seorang istri ya jelas berbeda lah bro, justru akan menjadi celaka kalau saya mencintai dan sekaligus menikahi seluruh gadis di dunia. Analoginya kurang pas kalau untuk istri. Begitu juga untuk membenci iblis.

Kok kurang pas ya? Soalnya, ketika bicara soal mencintai, saya pakai analogi yang dipakai Yesus sendiri ketika menggambarkan hubungan Allah dng umatnya (Allah sebagai mempelai pria, umatNya sebagai mempelai wanita). Dan, ketika bicara soal membenci, Allah memang membenci Iblis.

Kalau analogi saya di atas masih kurang pas, gimana lagi dong?  :swt:

Quote
Tetapi kalau sesama manusia, apakah anda memilih mengasihi yang mana dan tidak mengasihi yang mana? Apakah kemudian kita hanya mengasihi orang yang mengasihi kita saja?

Tidak, saya tidak pilih-pilih.

Salam

Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen
« Reply #38 on: August 25, 2012, 04:39:40 PM »
Ttg Kehendak Manusia, Kehendak Allah, dan Iman Kristen

Saya percaya bahwa Allah menyelamatkan manusia berdasarkan belas kasihNya saja, dan tidak semua orang mendapat belas kasihNya.  KasihNya itu terwujud dalam tindakanNya melahirkan kembali orang-orang sehingga mereka beriman kepada Allah lalu berkehendak untuk melakukan kehendak Allah.

Pernyataan kepercayaan saya di atas bisa menimbulkan pertanyaan: “Bila keselamatan sebagian manusia adalah sepenuhnya kehendak Allah, apakah itu berarti ketidakselamatan sebagian yang lain juga merupakan kehendak Allah?

Jawab saya: tidak. Saya tidak percaya Allah menghendaki ketidakselamatan. Ketidakselamatan sudah terjadi dan itu bukan karena kehendak Allah, melainkan karena kehendak manusia sendiri. Coba kita lihat lagi peristiwa Taman Eden. Bukankah Adam dan Hawa sendiri yang percaya omongan si ular sehingga timbul kehendak untuk mencoba buah itu, dan akhirnya merealisasikan kehendaknya itu?

Pertama, Adam dan Hawa sudah mendapat informasi dari Allah: “tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”. Adam dan Hawa percaya informasi tsb benar. Sesuai dengan kepercayaannya itu, Adam dan Hawa berkehendak untuk tidak makan buah itu.

Lalu, Adam dan Hawa mendapatkan informasi dari ular: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.". Di sini, Adam dan Hawa menerima informasi yang bertolak belakang dengan informasi sebelumnya. Ternyata, Adam dan Hawa memilih untuk percaya bahwa informasi dari si ular lah yang benar, dan itu berarti mereka percaya bahwa informasi dari Allah salah.

Pertanyaannya kemudian: atas dasar apa Adam dan Hawa menilai bahwa informasi dari si ular benar dan informasi dari Allah salah? Jawab: kehendak mereka sendiri, yaitu kehendak untuk menjadi seperti Allah. Karena Adam dan Hawa berkehendak untuk menjadi seperti Allah, maka mereka memilih untuk percaya bahwa informasi dari ular benar dan informasi dari Allah salah.

Dengan demikian, Dosa Asal lahir dari kehendak manusia yang melenceng (dosa, melawan Allah). Ketidakselamatan manusia lahir dari kehendak manusia sendiri, bukan kehendak Allah. Kehendak Allah justru baik. Dengan memperingatkan Adam dan Hawa untuk tidak makan buah itu, Allah menunjukan kehendakNya supaya Adam dan Hawa tidak mati (selamat).

***

Seperti kata Allah, setelah makan buah itu, manusia mati. Mati berarti tidak bisa bertumbuh lagi, tidak bisa berubah lagi. Oleh sebab itu, karena mati, Adam dan Hawa tidak bisa berubah lagi. Kehendaknya, yang ketika makan buah itu melawan Allah, tidak bisa berubah lagi. Imannya, yang ketika makan buah itu melenceng dari kebenaran, tidak bisa berubah lagi. Kehendak dan iman macam itu terperangkap dalam kematian, alias menjadi natur. Secara biologis, bayi-bayi yang dihasilkan dari sel sperma dan sel telur manusia pun akhrinya membawa dan meneruskan gen natur Adam dan Hawa ini, yang notabene bersifat melawan Allah.

Pertanyaannya: bagaimana Allah menyelamatkan domba-dombaNya yang bila mereka terlahir dengan natur yang melawan Allah? Apakah dengan mujizat-mujizat? Apakah cukup dng turun ke dunia, mati dan bangkit? Sejarah membuktikan bahwa mujizat-mujizat besar tidak bisa mengubah manusia. Lihat saja mujizat2 besar di Mesir pada jaman Musa. Bangsa Israel tetap tegar tengkuk. Mengapa fenomena-fenomena eksternal yang spektakuler sekalipun tidak bisa mengubah manusia? Jawab: karena mujizat-mujizat macam itu memang hanya tontonan (eksternal), sementara problemnya ada di dalam diri manusia (internal).

Jadi, bagaimana Allah menyelamatkan domba-dombaNya? Jawab: dengan melahirkan ulang, atau melahirkan kembali. Kali ini bukan dengan pertemuan sel sperma dan sel telur lagi, melainkan dengan roh. Roh Kudus masuk dan tinggal di dalam diri domba-dombaNya. Di situ, Ia bekerja, salah satunya, dengan mengubah hal-hal yang perlu diubah supaya orang yang didiamiNya bisa bebas dari dominasi naturnya yg telah “bengkok”.

Apakah “hal-hal yang perlu diubah” itu? Jawab saya: kehendak dan iman dan hubungan di antara keduanya. Bila kita menilik kembali peristiwa Taman Eden, kita bisa melihat bahwa yang berperan utama dan pertama dalam kejatuhan Adam dan Hawa adalah kehendak. Kehendak Adam dan Hawa lah yang mempengaruhi (merusak) sistem iman/percaya mereka (lihat lagi bagian atas). Jadi, Roh Kudus bekerja pertama-tama mengganti/memperbarui sistem iman yang telah rusak itu. Bagaimana prosesnya?

Prosesnya mengulang kembali proses yang dilalui Adam dan Hawa ketika jatuh dalam dosa, tapi kali ini dijalankan dengan benar. Bila Adam dan Hawa merusak sistem iman manusia dengan cara mengganti kehendak Allah dengan kehendak mereka sendiri, maka kini Roh Kudus masuk ke dalam diri manusia dan mengganti kehendak manusia itu dengan kehendakNya sehingga sistem iman yang telah rusak pun diperbarui.

Adalah logis bila kehendak manusia harus digeser. Sebab, bila kita menilik kembali peristiwa Taman Eden, kita lihat bahwa kehendak manusia sendiri membuat iman mereka jadi melenceng dari kebenaran (dosa). Dengan demikian, bila manusia yang mewarisi natur Adam dan Hawa dibiarkan untuk percaya berdasarkan kehendaknya sendiri, maka ia tidak akan terbebas dari dosa. Supaya selamat, manusia keturunan Adam dan Hawa harus memiliki percaya yang bukan berdasarkan kehendaknya sendiri, melainkan berdasarkan kehendak Allah.

Sistem iman yang didasari kehendak Allah bagaikan “tanah yang subur”. Ketika ada “benih” dari Allah (atau informasi/firman dari Allah), maka “benih” itu akan berakar, bertumbuh dan berbuah. Jadi, apa yang pernah terjadi pada Adam dan Hawa (percaya bahwa informasi dari ular benar dan informasi dari Allah salah) dipastikan tidak terjadi lagi. Sistem iman yang didasari kehendak Allah berisi kebenaran yang jelas ttg Allah dan ttg manusia.

Lalu, bagaimana dengan kehendak manusia dalam diri orang-orang yg lahir baru? Muncul dua sistem kehendak dalam diri orang yang telah lahir baru: sistem kehendak warisan Adam dan Hawa (kehendak jahat) vs sistem kehendak yang lahir dari iman kepada Allah (kehendak baik). Sistem kehendak jahat melahirkan perbuatan-perbuatan yang berlawanan dengan sistem kehendak baik. Sistem kehendak baik melahirkan perbuatan-perbuatan yang baik, seperti bertobat. Pergulatan antara dua sistem kehendak ini berlangsung di sepanjang hidup domba-domba Allah. Paulus pun mengungkapkan bahwa pergulatan ini terjadi dalam dirinya:

“Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.” (dari Roma 7)

Salam.

Offline John Paul III

  • Administrator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen
« Reply #39 on: August 25, 2012, 06:31:11 PM »
Ttg Kehendak Manusia, Kehendak Allah, dan Iman Kristen

Saya percaya bahwa Allah menyelamatkan manusia berdasarkan belas kasihNya saja, dan tidak semua orang mendapat belas kasihNya.  KasihNya itu terwujud dalam tindakanNya melahirkan kembali orang-orang sehingga mereka beriman kepada Allah lalu berkehendak untuk melakukan kehendak Allah.

Saya juga percaya demikian, bahwa dalam arti  Allah menyelamatkan manusia berdasarkan belaskasihanNYA saja.
Inilah yg kemudian terkenal dengan kalimat :  "Keselamatan adalah anugrah".
Sebab tidak mungkin manusia bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Manusia sudah mati.

Cuma satu cara agar manusia bisa selamat , yaitu Allah yg turun tangan.
Bagaimana caranya ? Jawab: Dengan menghadirkan Yesus KRISTUS, mati di salib.
Itulah "keselamatan adalah anugrah".
Dan anugrah ini,.. bukan untuk SEBAGIAN, melainkan untuk SEMUA manusia.

Yoh 3:16

3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya SETIAP ORANG yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.



SETIAP ORANG di situ  bukan menyatakan "orang-orang pilihan Allah saja" melainkan SEMUA orang(Semua yang percaya.)

Jadi Tuhan menyelamatkan manusia tidak pilih-pilih, bro,... ia menyelamatkan untuk SEMUA.

Offline John Paul III

  • Administrator
  • Hero Member
  • *****
  • Posts: 797
  • Reputation Power:
  • Denominasi: Katolik
Re: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen
« Reply #40 on: August 25, 2012, 06:38:44 PM »

Pernyataan kepercayaan saya di atas bisa menimbulkan pertanyaan: “Bila keselamatan sebagian manusia adalah sepenuhnya kehendak Allah, apakah itu berarti ketidakselamatan sebagian yang lain juga merupakan kehendak Allah?

Jawab saya: tidak. Saya tidak percaya Allah menghendaki ketidakselamatan. Ketidakselamatan sudah terjadi dan itu bukan karena kehendak Allah, melainkan karena kehendak manusia sendiri. Coba kita lihat lagi peristiwa Taman Eden. Bukankah Adam dan Hawa sendiri yang percaya omongan si ular sehingga timbul kehendak untuk mencoba buah itu, dan akhirnya merealisasikan kehendaknya itu?

Pertama, Adam dan Hawa sudah mendapat informasi dari Allah: “tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”. Adam dan Hawa percaya informasi tsb benar. Sesuai dengan kepercayaannya itu, Adam dan Hawa berkehendak untuk tidak makan buah itu.



Nah itu berarti Kehendak manusianya bekerja.
Karena dibuktikan bahwa manusia MEMILIH ketidakselamatan.

Jadi kalau anda mengatakan : Untuk keselamatan, Allah yg memilih,.. dan untuk ketidak selamatan manusia yg memilih.... itu menurut saya kurang logis ya bro.

Selama Tuhan masih memberikan manusia kehendak bebas,.. tidak bisa dikatakan Tuhan yang memilih.

Jikalau seperti kata anda itu benar, bahwa untuk menjadi lahir baru Roh Kudus masuk dan mengganti kehendak manusia dengan kehendakNYA, itu berarti manusia bukan lagi manusia, melainkan robot.

Sekarang begini.

Ketika Tuhan mencipta adam, .. itu adam dalam posisi sempurna (kehendaknya belum terperangkap dalam kematian).
Tapi apa yg terjadi ? Toh dengan kehendak yg seperti ini, ia (adam) bisa jatuh juga.

Dan menurut saya, Berkaca dari pengalaman adam tsb,.Sama juga ketika Roh Kudus masuk dalam diri seseorang,... dan meskipun IA membaharui dan membengkokkan yg lurus,... tetap saja manusia akan bisa jatuh.
(ini bukannya saya mengecilkan Roh Kudus dan mengatakan bahwa Peran Roh Kudus kalah oleh kehendak manusia)
Roh Kudus berperan dalam hidup manusia, cuma IA tidak mengubah kehendak bebas manusia.

Kurang lebih, sama seperti seorang ayah menuntun anaknya.

Ketika anak mulai nonton film porno, sang ayah berkata : Nak, kamu masih kecil belum pantas nonton yg begituan, nanti kalau sudah saatnya, yaitu ketika kamu kawin,  kamu malahan boleh melakukan itu.

Di sini, si ayah MENUNTUN tapi tidak MENGAMBIL KEHENDAK BEBAS si anak.
Si anak bisa saja memilih untuk diam-diam kembali menonton .

Begitu menurut saya.

Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen
« Reply #41 on: August 26, 2012, 03:14:06 AM »
Sebuah Tanya-Jawab

Apakah Allah menyelamatkan sebagian atau seluruh umat manusia?
Saya percaya Allah tidak menyelamatkan seluruh umat manusia. Keselamatan dari Allah hanya berlaku bagi orang-orang yang percaya padaNya.

Lalu, bila keselamatan hanya berlaku bagi orang-orang yang percaya padaNya, apa arti kata “dunia” dalam kalimat “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini......” (Yoh 3:16)? Bukankah “dunia” berarti mencakup seluruh umat manusia, baik yang percaya maupun yang tidak percaya padaNya? Kata “dunia” pada kalimat tersebut tidak merujuk pada seluruh umat manusia, melainkan pada dunia ini, yaitu dunia ciptaan. Interpretasi ini didasarkan pada bagian selanjutnya dari kalimat tsb: “supaya setiap orang yang percaya kepadaNya...”. Jadi, “dunia” tidak berarti seluruh umat manusia (orang yang percaya + orang yang tidak percaya)

Berarti Allah tidak mengasihi seluruh umat manusia. Hanya sebagian saja yang Ia kasihi. Padahal, bukankah Allah itu Kasih? Allah adalah Kasih, tapi itu bukan berarti kasih adalah Allah. Kalau kasih adalah Allah, maka mengasihi dosa, mengasihi kejahatan pun akan dimengertikan sebagai perilaku Allah. Jelas, itu tidak benar. Allah itu Kasih, artinya Allah adalah pribadi yang kasihNya berdasarkan diriNya sendiri, bukan berdasarkan alasan-alasan dari luar diriNya. Dengan kata lain, standar Kasih Allah adalah diriNya sendiri. Ketika Allah mengasihi seseorang, itu bukan karena ada sesuatu dari orang tsb yang memancing kasih Allah turun kepadanya, melainkan karena memang Allah mau mengasihi orang tsb. Begitulah sifat Allah. Kalau si A yang mengasihi si B karena si B memiliki sesuatu yang bisa memancing kasih si A, maka si B lebih tinggi derajadnya daripada si A karena si B bisa mempengaruhi/mengendalikan si A. Jelas, Allah bukan seperti si A karena Allah tidak dipengaruhi/dikendalikan oleh siapapun kecuali oleh diriNya sendiri (berdaulat).

Tapi, Yesus sendiri berseru di kayu salib “Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”, bukankah itu berarti seluruh umat manusia (termasuk orang yang tidak percaya pun) akan diampuni? Kalimat Yesus yang satu itu memang bisa diinterpretasikan seperti itu, bila kita melihat kalimat itu saja. Tapi, kita perlu ingat bahwa kalimat itu keluar dari mulut seorang pribadi yang mengemban misi, atau punya kepentingan/agenda. Setiap kalimat yang keluar dari mulut seorang, bila dinterpretasikan secara terpisah-pisah, bisa menghasilkan berbagai macam interpretasi. Namun, bila kita bicara soal orang yang punya kepentingan/agenda, maka kita harus menginterpretasi perkataannya dalam kerangka kepentingan/agenda yang sedang dijalankannya. Demikian juga, dengan perkataan Yesus. Di kayu salib, Yesus berseru kepada Bapa untuk mengampuni mereka. Siapakah yang dimaksud dng mereka di sini? Sebelum disalib, Yesus juga berdoa kepada Bapa dan dalam doa tsb Yesus berbicara ttg orang-orang yang disebut dengan kata mereka. Sekali lagi, siapakah mereka itu? Yang tahu betul siapa mereka itu tentunya adalah Yesus sendiri dan Bapa. Sementara, yang bisa kita tahu hanyalah bahwa mereka adalah orang-orang yang percaya padaNya, bukan seluruh umat manusia. Ini berdasarkan dengan Yoh 3:16 yang telah dibahas di atas. Penebusan dosa adalah untuk orang-orang yang percaya padaNya, dan Yesus tidak berkata “Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak percaya kepadaKu”.

Tapi, bukankah “...tidak tahu apa yang mereka perbuat” adalah sifat dari seluruh umat manusia? Ya, itu memang benar.  Tapi, seluruh umat manusia, bila dilihat dengan kategorisasi dalam Yoh 3:16, terdiri dari kelompok orang yang percaya padaNya dan kelompok orang yang tidak percaya padaNya. Jadi, orang-orang yang percaya padaNya juga merupakan orang-orang yang tidak tahu apa yang mereka perbuat. Bagi orang-orang inilah Yesus berseru “Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”, bukan bagi kelompok yang tidak percaya.

Orang percaya padaNya, tapi tidak tahu apa yang mereka perbuat. Apa artinya? Artinya, orang-orang yang percaya padaNya, yang sudah mendapatkan anugerah penebusan dosa, masih bisa berbuat dosa selama hidup di dunia ini sehingga mereka harus terus bertobat. Paulus menjelaskan hal ini dalam Roma 7. Ia berkata (di ayat 15), “Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat”. Paulus adalah orang yang percaya padaNya, dan ia juga orang tidak tahu perbuatannya. Ia berkata (di ayat 19 dan 20), “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku” Jadi, manusia yang telah jatuh dalam dosa akan selalu terdorong untuk berbuat dosa. Itulah hukum dosa. Dan, kehendak manusia sendiri tidak mampu mengalahkan hukum dosa ini, seperti kata Paulus (di ayat 21-25), “Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.”


(bersambung....mungkin) :D


Salam

Offline pinoq

  • FIK - Full
  • ***
  • Posts: 223
  • Reputation Power:
  • Denominasi: belum pasti
Re: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen
« Reply #42 on: August 26, 2012, 03:17:57 AM »
@JohnPaul
Quote
Selama Tuhan masih memberikan manusia kehendak bebas,.. tidak bisa dikatakan Tuhan yang memilih.

Bro John, apa sih yang dimaksudkan dengan  "kehendak bebas”? Kalo “manusia punya kehendak”, saya mengerti. Tapi, saya jadi tidak mengerti ketika ada kata “bebas” di situ. Bebas dari apa? Bebas dari sudut pandang siapa (Tuhan atau manusia)?

Saya pun menjumpai kesulitan ketika mencari sumber Alkitab yang mengatakan dengan jelas bahwa Tuhan memberikan manusia kehendak bebas, atau manusia punya kehendak bebas. Saya tanya-tanya, dan orang-orang yang saya tanyai rata-rata mengacu ke Kejadian 2:16 “Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,...”. Tapi itu kurang jelas. Tolong bro John beri saya masukan untuk ayat-ayat lain yang lebih jelas ttg kehendak bebas manusia.

Quote
Jikalau seperti kata anda itu benar, bahwa untuk menjadi lahir baru Roh Kudus masuk dan mengganti kehendak manusia dengan kehendakNYA, itu berarti manusia bukan lagi manusia, melainkan robot.

Jadi, menurut bro John, manusia baru bener-bener manusia kalau dia punya kehendak yang bisa membuatnya jatuh dalam dosa. Begitu?

Dan, kalau ada orang yang berkehendak sama dengan kehendak Allah, maka orang tersebut sudah jadi “robot” alias bukan manusia lagi. Begitu? 

Kalau memang begitu, saya, seandainya diberi pilihan, mau jadi robot saja deh. Hehehe...

Saya ingin berkomentar dikit ttg perbandingan manusia dan robot. Saya pikir perbandingan 'manusia' vs 'robot' kurang pas, bro. Terlalu dibuat provokatif ( :giggle:). Sebab, manusia adalah ciptaan Allah dan robot adalah ciptaan manusia. Pastilah nggak ada orang yang mau jadi robot/ciptaan manusia.

Supaya lebih “fair”, perbandingannya akan lebih baik (dan jelas) jika dibuat:
“manusia yg nurut kehendaknya sendiri” vs “manusia yg nurut kehendak Allah”
 
Atau kalau mau pakai kata robot:
“robot milik manusia” vs “robot milik Allah”

Atau kalau mau dibuat sedikit lebih heboh ( :giggle:):
“manusia yg nurut kehendaknya sendiri” vs “robot buatan Allah”

Dan, saya lebih pengen jadi “robot buatan Allah” ketimbang jadi “manusia yg nurut kehendaknya sendiri”

Quote
Sekarang begini.

Ketika Tuhan mencipta adam, .. itu adam dalam posisi sempurna (kehendaknya belum terperangkap dalam kematian).
Tapi apa yg terjadi ? Toh dengan kehendak yg seperti ini, ia (adam) bisa jatuh juga.

Dan menurut saya, Berkaca dari pengalaman adam tsb,.Sama juga ketika Roh Kudus masuk dalam diri seseorang,... dan meskipun IA membaharui dan membengkokkan yg lurus,... tetap saja manusia akan bisa jatuh. (ini bukannya saya mengecilkan Roh Kudus dan mengatakan bahwa Peran Roh Kudus kalah oleh kehendak manusia) Roh Kudus berperan dalam hidup manusia, cuma IA tidak mengubah kehendak bebas manusia.

Kurang lebih, sama seperti seorang ayah menuntun anaknya.

Ketika anak mulai nonton film porno, sang ayah berkata : Nak, kamu masih kecil belum pantas nonton yg begituan, nanti kalau sudah saatnya, yaitu ketika kamu kawin,  kamu malahan boleh melakukan itu.

Di sini, si ayah MENUNTUN tapi tidak MENGAMBIL KEHENDAK BEBAS si anak.
Si anak bisa saja memilih untuk diam-diam kembali menonton .

Di post saya yg panjang itu, saya tidak mengatakan bahwa kehendak manusia hilang di ambil Roh Kudus. Yang saya katakan adalah kehendak manusia di geser. Di geser ke mana? Ke tempat yang harusnya, yaitu berdasarkan iman yang lahir dari kehendak Allah. Di bagian akhir tulisan saya itu, saya juga berbicara ttg kehendak manusia. Jadi, kehendak manusia memang tidak hilang.

Di atas bro John memberi sebuah catatan dalam tanda kurung,  “(ini bukannya saya mengecilkan Roh Kudus dan mengatakan bahwa Peran Roh Kudus kalah oleh kehendak manusia)”, Tapi di sisi lain, bro John percaya bahwa manusia dengan kehendaknya bisa menolak anugerah iman, yg adalah pekerjaan Roh Kudus. Jadi, bukankah itu sama saja dengan mengatakan bahwa Roh Kudus tidak benar-benar mencintai manusia, dan peran Roh Kudus kalah oleh kehendak manusia?

CMIIW ya.


Salam

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen
« Reply #43 on: August 26, 2012, 03:49:21 AM »
pinoq,

Kayaknya saya 'ketemu' azas yg pinoq maksudkan ... :)

Quote
Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku

Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku

Pengertian saya :
ditarik KARENA mendengar dan menerima Firman Allah.

Sedangkan pengertian pinoq :
Quote from: pinoq
Jadi, bukan orang menerima dulu baru sehingga memenuhi syarat untuk ditarik. Ketika orang menerima, maka itulah tandanya ia ditarik Bapa

saya simpulkan pengertian pinoq :
mendengar dan menerima Firman adalah KARENA ditarik

Baiklah... sekarang saya men-cam-kan pengertian pinoq yg ungu tsb ..:)

1. Allah punya rencana. Rencana Allah itu rencana Kasih. Allah adalah Kasih
2. Allah menciptakan Alam semesta beserta segala isinya.
3. Adam dan Hawa melawan Allah (jatuh dalam dosa) dan keturunan Adam dan Hawa mewarisi dosa. Karena berdosa, semua manusia harus mati. Itu HukumNya
4.  Allah bekerja untuk menyelamatkan domba-dombaNya (melahirbarukan)
sebentar... saya ada pertanyaan di nomor 4 :).

Domba domba ini sudah ada sejak kekekalan yah ? (belon jadi manusia).
Jadi ada "sisipan" antara no.1 dan no.2 :
1. Allah punya rencana. Rencana Allah itu rencana Kasih. Allah adalah Kasih
1B. Dia sudah menentukan dalam rencanaNYA --- yang mana domba, yang mana mbek.

2. Allah menciptakan Alam semesta beserta segala isinya.
2B. AdamHawa adalah jenis domba

3. Adam dan Hawa MELAWAN Allah (jatuh dalam dosa) dan keturunan Adam dan Hawa mewarisi dosa. Karena berdosa, semua manusia harus mati. Itu HukumNya.

"Adam dan Hawa MELAWAN Allah" ---> kok disebutnya "melawan", pinoq ?
Logisnya kan :

3. Saat itu, Allah BELUM menarik AdamHawa --- oleh karena itulah AdamHawa gak bisa menerima dan mendengar FirmanNYA. (jelas, uler gak ada peran kok disitu .... wong Allah emang belum menarik AdamHawa pada tragedi tsb).

maka sejak itulah Allah memulai pekerjaanNYA ngurusin domba2 :
4.  Allah bekerja untuk menyelamatkan domba-dombaNya (melahirbarukan).

Pada nomor 1B, 2B dan koreksi saya di nomor 3 --- benar kan begitu, ya ?

5. Karena sudah dilahirbarukan, domba-domba Allah hidup dalam perjuangan melawan natur dosanya.

Kok ada kata "perjuangan" siiii ?
Pinoq..., jangan lupa loh --- bukan usaha domba (perjuangan), melainkan tergantung Allah - Kapan Dia menarik, Kapan pula Dia mengulur.

Haiyaa... pinoq gimana siii ?? :) Kan kamu sendiri bilang :
Quote from: pinoq
Ketika orang mendengar dan menerima FirmanNYA, maka itulah tandanya ia ditarik Bapa

text abu2 saya sertakan agar komplit kalimatnya :)

Disaat domba yg sudah lahir baru tsb ada melakukan hal yg tidak berkenanNYA - maka itu artinya kan domba lagi tidak mendengar&menerima FirmanNYA ---> dan hal ini disebabkan : Allah emang lagi nggak menarik itu dombaNYA.

Nantiii.... disaat domba tsb nyadar akan aksinya, bertobat dan memohon ampun --- artinya Allah saat itu sedang menarik si domba.

Perasaan kok domba tsb kayak layangan yah ?
Sama sekali gak berdaya ... cuma bisa nunggu tarikan/uluran si pemainnya  dan yg megangin kaleng benang :D.
Tapi ada enaknya juga siiii... layangan gak mungkin nyungsep.

Quote
“Akulah gembala yang baik, dan Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa”
Jadi disini, walopun Yesus udah kenal domba2NYA - tapi selama domba2 tsb BELUM ditarik Allah, utk sementara Yesus di'cuekin' ama domba2NYA sendiri, ya ? (domba domba masih budeg, krn belon ditarik Allah :)).

pinoq, pengertian saya dibawah ini bener gak yah ?

ASAL MUASAL DOMBA :
yg disebut "domba" adalah yang telah Allah tentukan dalam keKekalan yg NANTI akan Dia tarik disaat 'domba' ada dibumi agar domba mendengar dan menerima FirmanNYA. Inilah asal muasal domba.

Quote
Allah bersedia memenuhi keinginan Musa (pengen lihat Allah) karena Allah mengasihi Musa
Dan Kasih Allah kepada Musa itu adalah karena Musa masuk jenis 'domba' sebelum bumi dijadikan --- dimana disebut 'domba', ya karena sebelum manusia hidup di bumi, Allah udah misahin duluan capcipcup - yg mana domba yg mana mbek. (contoh tukang periuk dari Paulus).

Bener kan pinoq ?

:)
(bersambung)

Offline odading

  • Super Hero
  • ******
  • Posts: 3314
  • Reputation Power:
  • Denominasi: non-agama
Re: Tentang Kehendak Manusia dan Iman Kristen
« Reply #44 on: August 26, 2012, 04:12:16 AM »
Bro oda membaca  Yohanes 6:25-59 ya?
Iyah ... pinoq ... dan Ya, betul - orang2 yg balik tsb karena ke-enakan perutnya kenyang ama roti ikan dgn gratis ... :)

Quote
Orang-orang itu datang untuk 'nge-test' Yesus
Tidak ada indikasi bhw kelompok yg balik itu ingin nge-test Yesus ... dikelompok ini terdapat orang2 Yahudi yg bersungut-sungut.

Quote
Apa di situ Yesus sedang menyuruh-nyuruh orang untuk percaya?
Ada kok pinoq :

Maap, saya lampirkan ayatnya aja ya ... :

(27) Stop toiling and doing and producing for the food that perishes and decomposes but STRIVE and WORK and PRODUCE rather for the food which endures unto life eternal; the Son of Man will give you that, for God the Father has authorized and certified Him and put His seal of endorsement upon Him.

Kalimat 'liarnya' kan kira kira begini :
Sudahlah... jangan terlalu ngoyo kerja utk mendapatkan makanan yang bisa musnah dan basi ... tetapi BERUSAHA, BEKERJA dan HASILkanlah makanan yg bisa bertahan abadi ... Saya yg akan memberikannya kepadamu.

Nah... bukankah Yesus itu namanya sedang nyuruh2 ? :)
Apa sih maksud Yesus nyuruh2 yg kapital tsb ? ... padahal Dia sendiri kan tau (sesuai dgn azas kita berdua, pinoq) - bhw mereka gak akan bisa melakukan yg Kapital - kalo tidak ditarik Allah.

Sebaliknya ... mereka cukup ongkang ongkang kaki, tinggal nunggu kejelasan : mereka2 tsb ada di kelompok yg domba ataukah yg mbek. Nanti kalo ada yg menerima kata kata Yesus tsb... nah ketauanlah bhw dia itu jenis domba.

lanjut,
(28) Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami PERBUAT, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"

hm... ini jelas, mereka memang belum ditarik Allah ... karena mereka masih belum mengerti. :)

(29) Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah PEKERJAAN yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."

Sekali lagi Yesus nyuruh2 ...
disini pertanyaan pinoq terjawab .. :)


saya loncat ke ayat 35 :
Quote
(35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Disini Yesus memang nggak menyuruh, tapi memberi tahu.

segera setelah berkata kata di ayat 35 tsb --- di ayat 36, Yesus "ngebanting" kalimatnya :
(36) Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya.

saya katakan "ngebanting" --- dimana posisi saya sesuai dgn pengertian pinoq.
Yesus nyuruh ini itu, dan juga memberi tahu ini itu --- eh ujung2nya : "maap yah... kalian gak akan percaya Saya kalo belon ditarik BapaKU".
.

=======

Tapi posisi asli saya (yg tidak sama dgn pengertian pinoq pada kata "ditarik") --IMO-- ucapan Yesus di ayat 36 tsb, karena didepan khalayak ramai.
Yesus mengetahui, dari kelompok yg balik tsb : ada yg ingin belajar, ingin mengerti lalu menerima --- tapi ada juga kelompok yg cuma asal denger aja atas ajaran2NYA tsb.

Di ayat 40, Yesus kembali lagi memberi penegasan atas pemberi-tahuanNYA yg terdahulu (ayat 35).

(40) Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."

dan terbukti, memang ada kelompok yg cuma asal denger aja (ayat 41-42). Mereka ngedumel, ngejengek Yesus yg cuma anak tukang kayu ---kok berani2nya ngaku turun dari Sorga.

Dan Yesus ngerespond dari ngdumelnya mereka tsb dgn ayat 43-44 :)

Selanjutnya diayat2 berikutnya --- Yesus tidak ada lagi menyinggung-nyinggung kata ditarik - malah berisi pengajaran2 dgn kalimat  "barangsiapa .... jikalau ....dlsb"

(sekarang saya sedang dalam posisi pengertian yg = pinoq) :
Saya nggak ngerti pinoq ... saya barusan ampe ngitungin, ADA sebelas ayat yg Yesus katakan berulang-ulang : barangsiapa, hendaklah, jikalau, dlsb.

Lalu kenapa Dia "banting" semua itu dalam dua buah ayat ? (35 dan 44).
Ini ibarat Yesus memberi kata penutup : "Saya sedang mengajar domba2 dan kambing2 budeg. Semua yang tadi saya paparkan - tidak akan ada yg bisa menerima dan mempercayainya selama domba2 budeg belum dicabut budegnya (ditarik) oleh BapaKU. Yang menerima dan percaya, itulah yg domba --- yang gak menerima dan gak percaya, itulah kambing.

Bener kan ?

Quote
Pemuridan adalah cara Allah memanggil domba-dombaNya. Jadi, Allah berkehendak memanggil domba-dombaNya dan melibatkan orang-orang untuk memanggil domba-dombaNya.
Apakah domba akan mendengar kalo tidak ditarik Allah ? Tidak kan ? (domba2NYA budeg :)).

Quote
Apa ada yg tidak logis kalau Allah berkehendak untuk memanggil domba-dombaNya dng cara seperti yang Ia mau?
Kalo kalimatnya sampe disitu, ya logis logis aja kok .. :)

IMO - Yang gak logis itu kronologinya :
1. Allah membuat budeg domba2 dan kambing2NYA
2. Allah memanggil hanya kepada domba domba yang budeg.
3. Agar bisa denger, budeg para domba Dia hilangkan
4. Maka domba bisa denger panggilanNYA.
5. namun suatu saat Allah membuat budeg lagi domba2NYA
6. kembali ke no.2
7. kembali ke no.3
8. kembali ke no.4
9. kembali ke no.1
10. dst
:D

Kalo menurut pinoq logis nggak ? :)
(asal jangan dijawab : "ya suka suka Allah donk" loh ... hehehe).

Anyway, secara garis besar saya lumayan mengerti dan 'nangkep' maksudnya pinoq kok.... dan apabila saya mau sesuaikan pengertian saya dgn pinoq --- saya tinggal merubah pengertian, bhw ImanPercaya itu datang dari Allah.
(dimana pengertian saya yg asli adalah : ImanPercaya dtg dengan sendirinya - natural, karena semua manusia IMO, mempunyai iman).

Tapi kalo diliat ke detil detilnya, ya masih banyak yg ngeganjel dan masih ingin saya tau jawaban2 pinoq .... hehehe.

:)
salam.