Salam Sdr. Husada.
Damai sejahtera Tuhan Jesus Kristus menyertaimu Shakes.
Sepertinya saya memahami apa yang anda maksudkan. Dan benar, dalam hal ini kita memang berbeda, dan sepertinya akan selalu berbeda.
Iya, ya? Terima kasih pengertiannya Shakes.
Karena sejak pendahulu protestantisme memutuskan untuk berkata
"Sayonara" kepada organisasi awalnya, maka kelanjutannya, bila masing-masing organisasi eksis, akan seterusnya berbeda, ya? Logis.
Bagi kami non-Katolik, segala sesuatu yang diperintahkan Yesus sudah cukup tertulis di Injil (atau Alkitab secara keseluruhan) dan sudah cukup untuk membawa kepada iman yang menyelamatkan. Bahkan segala sesuatu yang membuat iman kita semakin bertumbuh untuk menjadi serupa dengan Kristus, juga sudah cukup tertulis dalam Alkitab.
Maksud Shakes, bahwa
apa-apa yang dilakukan Jesus Kristus dan tidak dicatat dalam Alkitab (seperti dimaksudkan Yoh 21:25 itu) adalah sesuatu yang kurang berarti?. Bila ada 'keseharian' Tuhan Jesus Kristus bersama muridNya yang dilakukan dan ternyata tidak tercatat dalam Alkitab sehingga orang-orang setelah jaman itu tidak dapat membaca dalam Alkitab dasar pijakan kegiatan itu, apakah menurut Shakes itu suatu penambahan?
Selebihnya hal2 lain yang sifatnya tradisi hanyalah penunjang ibadah yang tidak berkontribusi terhadap keselamatan. Dan benar seperti yang anda katakan, hal2 lain yang diluar Alkitab hanyalah para murid yang tahu, dan karena itu kami (non-Katolik) tidak ingin berspekulasi untuk mengimaninya yaitu hal2 yang kami tidak tahu persis apakah memang benar berasal dari para Rasul. Kami hanya takut jangan2 hal2 yang tidak tertulis di Alkitab itu bisa saja keliru dan justru bisa menodai iman kami.
Menarik. Dari suatu sisi, saya sangat memahami pikiran seperti itu Shakes.
Entah terkait atau tidak, baru saja saya mengikuti misa, dan bacaan Injil diambil dari Yoh 6:60-66 dengan perikop
Murid-murid yang mengundurkan diri di Galilea. Entah benak saya sudah
error atau bagaimana, kok melayang ke diskusi kita ini, ya? Makanya, setelah selesai misa, saya ingin langsung menyampaikannya, semoga pas. Kalau tidak pas, yahhh... maafin deh.
Sebelum perikop renungan itu, ada perikop
Roti hidup di Yoh 6:25-59. Dalam renungan (homili=khotbah), pastor menyinggung sedikit tentang perikop
Roti hidup, khusus ayat 54
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Mendengar ayat 54 itu, banyak pengikut Jesus Kristus mundur, karena tidak mau menjadi 'kanibal', makan daging Kristus dan minum darah Kristus.
Perikop renungan (Yoh6:60-66) itu mengulas tentang
banyak murid-murid yang menilai perkataan Jesus Kristus itu keras. Renungan mengulas juga perikop berikutnya,
Pengakuan Petrus pada Yoh 6:67-71, dimana Jesus Kristus 'menantang' para murid dengan bertanya,
"Apakah kamu tidak mau pergi juga?". Jawaban murid-murid diwakili Simon Petrus:
"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."Kembali ke 'keseharian' Jesus Kristus bersama para muridNya, yang tidak tercatat dalam Alkitab, yang Shakes setujui bahwa yang mengetahuinya adalah para muridNya. Bila itu diteruskan, diwariskan turun temurun kepada para penerus organisasi itu, menurut pikiran saya, menjadi janggal kalau ada orang jaman berikutnya mengira itu spekulasi. Namun, namanya manusia yang berpikiran dinamis, wajar-wajar saja menganggap mempercayai itu sebagai suatu yang spekulatif.
Saya pikir, sebelum sampai pada kesimpulan bahwa itu spekulatif atau tidak, kita bisa melakukan pengujian dengan mengajukan pertanyaan yang jawabannya kira-kira bisa kita cermati dari keseharian juga. Ayah saya yang sampai pensiun hanya bintara kroco pilek, pernah mengajarkan suatu teori pada saya, yang menurut pengamatan dan pengalaman saya, banyak benarnya. Dikatakannya, "Anakku, kalau kamu mau mengetahui siapa yang merancang suatu kejadian, carilah siapa yang diutungkan secara materi oleh kejadian itu. Kemungkinan besar, pihak itulah yang merekayasa kejadian itu".
Jika teori ayah saya itu saya terapkan pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok pewaris keseharian Jesus Kristus (Katolik, khususnya Roma yang saya anut), jawabannya,
tidak ada pihak yang diuntungkan secara materi oleh kegiatan tersebut. Artinya, kegiatan-kegiatan itu bukan kegiatan yang ditambahkan, meskipun tidak mempengaruhi keselamatan. Jadi, menurut saya, mempercayai bahwa kegiatan seperti itu (kegiatan yang tidak tercatat dalam Alkitab tetapi dipraktikkan organisasi yang menyatakan diri pewaris keseharian Jesus Kristus) adalah spekulatif, kurang pas.
Salam sejahtera bagimu juga Sdr. Husada.
Terima kasih Shakes_peare, sama-sama.