Tentang hal ini saya kira kita tidak perlu bahas lagi. Sebab tanggapan saya bukanlah soal bagaimana penyikapan Anda. Saya hanya menggaris bawahi saja bahwa ajaran atau praktek tidaklah otomatis Katolik karena direstui atau ditempeli nihil obstat oleh uskup [sebagaimana yg Anda katakan].
Wait a minute, aku katakan bahwa nihil obstat tidak otomatis berarti ajarannya infallible atau pasti benar, tapi bukankah kita sama2 telah menyepakati bahwa nihil obstat hanya diberikan pada ajaran/tulisan yg berasosiasikan dgn katolik?
Dan kita juga telah sepakat bukan bahwa kita akan mengacu pada definisi ”ajaran katolik” yg digunakan dalam FIK ini, yaitu ajaran2 yg berasosiasikan dgn ajaran katolik, jadi dalam hal ini ”nihil obstat” diterima sebagai referensi utk memenuhi kriteria sbg ”ajaran katolik”
dalam board ajaran FIK.
Kalo kita sepakat dgn dua hal di atas, aku setuju, hal ini tidak perlu kita bahas lagi.
Sorry, spiritualitas yg demikian adalah spiritualitas (aliran) Pentacostal bukan spiritualitas Charismata.
Kalopun benar ini adalah spiritualitas pentacostal, apakah spiritual Pentacostal itu adalah heresy utk dipeluk oleh umat katolik? Bisa tolong minta referensinya?
Mereka gak mimilih koq, melainkan meneladani/terinspirasi.
Para Fransiskan meneladani St. Fransiskus Assisi; demikian halnya dengan lain, Benediktin, Dominikan, etc.
Okay, kita mengacu ke desert spirituality aja utk kali ini.
Desert spirituality ini meneladani siapa? Kalo mereka menemukan spiritualitas ini cocok utk mereka dan mereka boleh memeluknya, bukankah spiritualitas PKK ini sebanding dgn desert spirituality, dalam artian sama2 spiritualitas yg dipeluk oleh sekelompok tertentu dan tidak menjadikan kelompok tersebut sbg bidaah?
Dari banyak orang dan sumber terutama dari diskusi2 seputar Karismatik [bahasa roh, baptisan roh, seminar hidup baru dalam roh, rebah dalam roh… etc]
IMHO, mgkn diskusi kalian belum selesai, atau Anda salah memahami ajaran2 karismatik katolik.
But never mind, bisa kita diskusikan lebih lanjut di sini.
Yang mengatakan bahwa kalian mengejar yg lebih rendah… siapa?
Yang saya katakan adalah: kalian mengejar yg utama tetapi yg kalian dapat (wallahualam) selalu yg lebih rendah.
IMHO, ini karena Anda belum atau mgkn enggan utk melihat PKK yg sesungguhnya.
Dalam KTM, ada banyak karunia yg jauh lebih besar dari bahasa roh yg diterima oleh umat.
Karunia menyembuhkan, karunia mendoakan, karunia mengusir roh2 jahat dan mematahkan kuasa2 kegelapan, dsb.
Contoh nyata yg aku saksikan sendiri, dalam retret hidup baru, ada banyak kuasa2 jahat (seperti tenung, santet, jimat2, ilmu2 supranatural yg diwarisi dari leluhur, dsb) yg dikalahkan. Dalam retret penyembuhan luka batin, tidak sedikit yg dikuatkan dan disembuhkan luka2 batinnya dari nubuatan2 yg diperoleh dalam sesi doa bahasa roh. Kalo Anda datang ke ”misa karismatik” di Tumpang Jatim atau Cikanyere Jabar, tidak sedikit pula yg memperoleh rahmat kesembuhan dari dari penyakit fisik dalam sesi karismatik itu.
IMHO, terlalu dini menyimpulkan bahwa kami selalu mendapat yg lebih rendah.
Tolong Anda pelajari dulu semua yg terjadi PKK sebelum Anda menyimpulkannya hanya dari diskusi dan pengamatan2 dari luar saja.
Itu keyakinan Anda. (maaf sebelumnya) menurut saya itu keyakinan yg tak berdasar. Aneh saja, kenapa Rasul Paulus tidak menekankan bahwa bahasa roh adalah pintu untuk karunia prophesying dan interpreting ke umat di Korintus tersebut.
IMHO, bahasa roh menjadi pintu karunia2 lain
yg berkaitan dgn bahasa roh adalah suatu hasil renungan, hasil study eksegesis, dan berdasar pada pengalaman pribadi / kelompok, diimani dalam taraf doktrin.
IMHO, sekalipun Paulus tidak pernah menyatakan demikian, tidak ada salahnya kami memiliki doktrin demikian, karena kenyataan berdasar pengalaman kami, memang demikian adanya bahwa mereka yg memiilki karunia bahasa roh lebih mudah utk mengejar karunia2 yg lain
yg berkaitan dgn bahasa roh itu.
Apa yang saya pikirkan dari gejala tersebut adalah:
Karena karunia bahasa roh lah yg paling mudah 'diakali', makanya hanya karunia tersebutlah yang kalian klaim berhasil didapatkan
- Tidak ada yg mengerti==> setiap orang dapat meng-klaim telah diberi karunia berbahasa roh [walaupun sama sekali bukan dari Roh Kudus]
- Diklaim ada yg diberi karunia 'menerjemahkan' bahasa roh tersebut ===> siapa pun bisa menerjemahkan secara sembarang.
[Hadapkan kepada saya seorang yg sedang berbahasa roh....> maka saya akan mengklaim telah diberi karunia utk menerjemahkan.... lalu langsung saya terjemahkan.===> mudah bukan?]
Bandingkan misalnya dengan karunia menyembuhkan. Tidak bisa diakali dan diklaim-klaim. Sebab hasilnya terlihat nyata dan tanpa terjemahan.
Karena itu barangkali LG menegaskannya sbb: ".... but judgment as to their genuinity and proper use belongs to those who are appointed leaders in the Church....".
Saya penasaran:
Apakah kalian selalu merekam kata-kata yg diucapkan oleh seseorang yg kalian yakini sedang berbahasa roh ; juga merekam 'terjemahan' bahasa roh tersebut oleh seseorang yg kalian yakini memperoleh karunia 'menerjemahkan' lalu mengirimkan/menyerahkannya ke keuskupun/hieraki Gereja utk diperiksa dan diputuskan keaslian dan penggunaannya
Bro Medice, sebelum Anda melanjutkan presumption2 ini, saranku, coba Anda setidaknya sekali saja mengikuti sesi bahasa roh
dari awal sampai akhir dalam KTM utk melihat apa yg terjadi di PDKK.
Dalam sesi bahasa roh, selalu ada yg menerjemahkan. Tidak hanya 1 orang, tetapi terjemahan itu dikonfirmasi oleh orang2 yg lain yg juga memiliki karunia menerjemahkan.
Kesembuhan dari penyakit fisik, penghiburan batin, penyembuhan luka batin, dsb, tidak jarang terjadi dalam sesi bahasa roh dan ketika nubuatan2 diterjemahkan.
Tidak berhenti di situ, di akhir praise and worship, biasanya kami berikan kesempatan pada yg ingin berbagi berkat (kesaksian), dan tidak sedikit yg bersaksi bahwa nubuatan2 ditujukan khusus utk mereka, bahwa mereka disembuhkan, dihibur, dsb.
TBH, belum pernah terpikir utk merekam bahasa roh utk dikirim dan diterjemahkan oleh pihak ke3 utk verifikasi.
Really, what for???Di akhir PDKK, sudah ada sesi kesaksian, di mana mereka2 yg memperoleh mujizat (e.g. kesembuhan atau penghiburan dari nubuatan2) telah memberikan kesaksian mereka dan ini telah cukup menjadi bukti bahwa bahasa roh yg ada dalam PDKK itu bukan bahasa roh palsu.
Kalo kesaksian ini tidak cukup, mau direkam dan diterjemahkan ulang oleh pihak ketiga juga ga bakal ada gunanya. Toh kalo memang dasarnya ga percaya, ya mau diberi bukti apapun ga bakal percaya.
Tapi kalo Anda masih mau mencobanya, aku persilakan, lho..