Barangkali itu yang membedakan kita; saya bergantung kepada ajaran Infallible Magisterium dan bukan pada restu atau larangan Puas/uskup atas suatu hal.
Yang pasti, kita sama2 bergantung pada ajaran2 infallible Magisterium.
Tapi utk hal2 yg belum ditetapkan secara mutlak (infallible), aku masih menerimanya selama tidak bertentangan / dilarang oleh Magisterium. Apalagi jika telah direstui oleh keuskupan setempat, maka aku sangat berbeda dgn Anda, di mana aku akan menerimanya sekalipun hal tersebut msh merupakan kontroversi bagi umat katolik.
Misa Karismatik????===> Mudah-mudahan para Pastor Paroki yg Anda sebut itu berani menerbitkan Pedoman Umum Misa Karismatik menggantikan atau beriringan dengan Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR). [gak usah ditanggapi, sekedar iseng aja mengenai terminologi tsb]
Btw.... apa yang dimaksud dengan spiritualitas karismatik dan dengan cara apa itu dimasukkan dalam Misa Kudus serta untuk apa?
AFAIK, ciri khas yg paling dapat dilihat dalam spiritualitas karismatik adalah berdoa dgn bahasa roh, nubuatan2 dalam bahasa roh. Selain itu, kami cenderung menggunakan puji2an yg lebih meriah dan kadang disertai tepuk tangan dan tari2an.
Jika ditanya utk apa, maka jawabannya adalah sama ketika ditanyakan mengapa ordo tertentu memilih spiritualitas jenis tertentu, misal desert spirituality, Dominican spirituality, Carmelite spirituality, Fransiscan spirituality, dsb.
IMHO, spiritualitas lebih mengarah ke devosi, disesuaikan dgn kebutuhan dan apa yg lebih cocok utk masing2 dari kita saja.
Sebenarnya ada alasan saya kenapa jadi enggan. karena dari puluhan orang-orang yg aktif 'mencari' karunia extraordinary tsb (yg saya temui di berbagai Fordis: Edo, PR, AP, FK dan sekarang FIK) tidak ada yg menemukan pencarian mereka akan karunia yg lebih utama daripada karunia berbahasa Roh. [sebut misalnya: karunia menyembuhkan atau karunia bernubuat]. Lebih jauh, tidak juga karunia berbahasa roh sebagaiamana di Kis 2, not even one. Jika itu dari Roh Kudus.... masa melulu hanya bahasa roh yg tidak dimengerti? Sementara karunia-karunia lain yg lebih utama justru gak ada?
Kalo boleh aku bertanya, darimana Anda mengambil kesimpulan demikian?
AFAIK, utk PKK yg benar2 katolik, kita justru harus mengejar karunia2 yg lebih utama itu, e.g. bernubuat (dalam bahasa roh), menerjemahkan (nubuatan2) bahasa roh, dan yg terpenting mengejar hubungan yg lebih intim dgn Sang Pemberi Karunia, Roh Kudus.
Anda pikir mengapa kami mengejar bahasa roh? Tidak lain karena kami meyakini, setelah memperoleh bahasa roh, maka jalan utk memperoleh karunia2 yg lain itu (yg berkaitan dgn bahasa roh) akan lebih terbuka, seperti yg telah aku diskusikan dgn bro reckord.
Atau mungkin Anda punya pengalaman lain yg belum pernah saya dengar?
Pengalamanku di KTM, bahasa roh adalah karunia yg pertama (BUKAN TERUTAMA) yg kami kejar.
Jika karunia bahasa roh telah diterima, maka karunia yg lain harus semakin dikejar, seperti karunia bernubuat dan menerjemahkan nubuat. Dan tidak berhenti di situ, semua karunia Roh Kudus harus semakin giat kita kejar seperti karunia kebijaksanaan, pengertian, dan nasihat (utk saling memberikan counseling dalam komunitas), karunia berdoa, karunia menyembuhkan (e.g. mendoakan utk menyembuhkan), karunia melawan dan mengusir roh jahat, dsb.
Bagaimana ini? Anda mengatakan tidak mengakui adanya Pembaptisan Roh tetapi kemudian berkata "jika hanya mengejar Pembaptisan Roh maka akan ditolak.
Sepanjang pencernaan saya dari kalimat Anda adalah sbb: "Pembaptisan Roh itu ada dan diakui di PKK tetapi jika hanya mengejar itu maka akan ditolak"
Bagaimana jika TIDAK MENOLAK sakramen Baptis tetapi juga mendambakan baptisan Roh Kudus???
Paragraf 5 dari suatu entry di ICCR [http://iccrs.org/en/index.php/ccr/] adalah sbb:
The common thread for the Movement is the ‘baptism of the Holy Spirit’. For many people, this new, powerful, and life-transforming outpouring of the Holy Spirit takes place in the context of a specifically designed seminar called ‘Life in the Spirit’, although many have been ‘baptised in the Spirit’ outside of the seminar.
AFAIK, PKK yg benar2 katolik tidak akan menyamakan “baptism of the Holy Spirit” ini sebanding dgn sakramen, apalagi sakramen baptis. Dalam KTM kami mengadakan retret rohani, dan di situlah kami mencari pengalaman ”baptism of the Holy Spirit”, dan AFAIK ”baptism of the Holy Spirit” ini dalam pengertian utk memperoleh jamahan Roh Kudus dan membangkitkan kembali karunia2 Roh Kudus yg telah diberikan dalam diri kita sejak baptisan air.
Nah, bagaimana dengan PKK2 lain... yang tidak menekankan tapi melaksanakan yg demikian?
IMHO, kalo ada PKK yg melanggar ajaran2 katolik, sebaiknya dilaporkan ke keparokian setempat, atau kalo keparokian membiarkan PKK yg salah, bisa dilaporkan ke hierarki yg lebih tinggi, misal keuskupan.
Jadi, kalau gak ada nilai tambahnya.... buat apa ada gerakan semacam itu? Buat apa meniru-niru Pentacostal.
Apa dasarnya Anda mengatakan ga ada nilai tambahnya?
IMHO, bagi yg lebih menyukai / cocok dgn ibadah karismatik, nilai tambahnya (setidaknya) adalah membuat mereka semakin semangat dalam mencari Sang Sumber Hidup.
IMHO, Lumen Gentium 12 sudah sangat jelas mewakili manfaat / nilai tambah gerakan2 pembaruan dalam GK, termasuk pembaruan karismatik ini.
It is not only through the sacraments and the ministries of the Church that the Holy Spirit sanctifies and leads the people of God and enriches it with virtues, but, "allotting his gifts to everyone according as He wills, He distributes special graces among the faithful of every rank. By these gifts He makes them fit and ready to undertake the various tasks and offices which contribute toward the renewal and building up of the Church, according to the words of the Apostle: "The manifestation of the Spirit is given to everyone for profit".