mnurut sy pelarangan (merah) itu jd tidak ada gunanya/tidak ada artinya lg, sebab tidak ada peluang utk terjadinya pelanggaran dgn adanya penutupan akses (biru).. bahkan rule pelarangan (merah) itu dpt dihilangkan, cukup pake yg biru aj, tp itu jg menutup kemungkinan adanya freewill atau kehendak utk taat/tidak taat..
mnurut sy dlm contoh diatas, si anak sama sekali tidak punya peluang/kondisi utk taat atau tidak taat bro, karna rule/larangannya tidak efektif/nihil dgn ditutupnya akses.. itu ibarat membuang telponnya, jd klo tidak ada telpon bagaimana si anak mau maen/tidak maen telpon..?!?
Memang bgitu.
Kegunaan pelanggaran itu menjadi tidak signifikan, kecuali utk sekadar menjadi pembeda.
Konsep spt itu akan kita temukan pd Calvinism.
Mari kita nyebrang ke konsep Calvinism.
Di dalam Calvinism, manusia itu bounded-will.
Tuhan menjaga semua orang pilihannya agar tetap kudus shg selamat.
Jika smua orang pilihan itu dijaga hingga pasti selamat, maka sbetulnya larangan, peringatan dan nasihat di Alkitab sbetulnya otomatis akan dijauhi dari umat pilihan.
Maka menjadi 'tidak signifikan' slain sbg alat penunjuk orang-orang bukan pilihan.
Tp mari kita kembali pd rel bahasan kita krn saya bukan calvinist.
weleeeh, sy bru tau ada istilah itu dan spt itu maknanya bro Siip.. klo mnurut sy sih tidak ada freewill yg bener2 free, pasti ada batasan2nya..
tp klo pun kejadian spt yg dicontohkan ol bro Siip itu emg ada beneran, mungkin sy akan menggunakan istilah 'predestinasi' bro, bukan freewill sebab suka/tidak-suka, mau/tidak mau, si anak tinggal ngikuti aj kemauan bapaknya krn si anak sama sekali tidak punya pilihan, kehendak ato kemauan sendiri..
Tlepas dari konsep calvinism (anggaplah kita tidak bicara sama skali soal calvinism ya), kjadian yg saya contohkan itu memang terjadi kok. Jangan jauh-jauh ke hubungan Tuhan dg manusia, liat hubungan ortu dan anak. Itu benar-benar terjadi.
Tuhan dg kasih karunia bisa saja memilih utk menjaga seseorang dari kondisi ttentu yg dapat mngarah pd pelanggaran.
setuju bro.. tp benarkah Tuhan menutup akses pelanggaran atas rule/perintahnya itu cuma khusus bagi sso aj, sedang sifat rule-Nya itu sendiri kan universal..? CMIIW
Syalom,
Nah, itu dia bro.
Tuhan itu very personal.
Prinsip, sifat dan hukumNya itu universal, tp cara Dia mperlakukan orang, itu personal.
Itu yg saya kenal dari Allah saya.
Kenapa Tuhan mminta kita utk tidak mhakimi?
Krn stiap orang punya kondisi yg beda-beda ssuai dg apa yg Tuhan berikan kpd dia.
Makanya jika sso dijauhkan Tuhan dari kondisi yg lebih mudah mngarah pd pelanggaran, maka itu kasih karunia dari Allah,
Jika sso dibukakan akses seluas-luasnya ke segala opsi yg juga mngarah pd pelanggaran, maka itu 'ujian' alias 'padang gurun' yg digunakan utk memurnikan iman.
Yak 1:12
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.Sama spt Ayub.
Pagar perlindungan diangkat oleh Tuhan shg Ayub punya banyak akses utk mngutuk Tuhan.