Titik tolak free-will yg saya sambil adalah 'peluang' mengambil tindakan.
Ya ... ya... disini kita sependapat kok siip. (beda cara pemaparan aja
).
Karena ketika opsi dibatasi namun manusia tetap memutuskan mengambil opsi yg keliru, maka si manusia melanggar oleh free-will.
Namun imo, bold itu nggak mutlak = hanya bold.
Saya melibatkan "pemenuhan kepuasan/kepentingan diri" ybs, siip.
Pemenuhan ini bisa disebabkan :
A. mengabaikan informasi yg dia ketahui (ibaratnya sengaja menutup mata)
B. dikarenakan tidak mengetahui informasi tsb
C. lupa akan informasi-nya (alpa, lalai)
D. terpengaruh faktor2 eksternal lainnya
E. tidak percaya bunyi informasi tsb
Point2 diatas tsb semua ngerujuk
SEBAB untuk kepuasan/kepentingan diri (alasan)namun manusia tetap memutuskan mengambil opsi yg keliru
Pada kalimat diatas, ini menuntun saya utk berpendapat bhw ybs intentionally mengambil opsi yg keliru, dimana alasannya tidak ngerujuk ke kepuasan diri yang tidak berkaitan dgn hukum itu --- yg akhirnya saya simpulkan ybs ini memang sedang sengaja menantang/menentang hukum tsb. Saya istilahkan :
"ngajak perang" ---> inilah kepuasan diri ybs berkenaan dgn hukum tsb
.
Ya spt pilihan berganda.
Si murid tau jawaban benar adalah A, tp yg ditampilkan adalah A, B, C, D.
Dg adanya 4 opsi itu, maka pemilihan si murid adalah free-will.
Jika si murid memilih A, maka ia dg free-will memilih A dan dapat penghargaan.
Jika si murid sengaja memilih B (walau ia tau A yg benar), maka si murid akan mdapat ganjaran krn ia dg free-will memilih B.
Nah itu... dengan sengajanya si murid memilih B, kalimat ungu siip menuntun saya berpendapat : memilihnya B tsb ibarat si murid memang sengaja ngelawan "hukum".
Si murid TAU bhw A adalah jawaban yang benar.
Dan dengan sengaja (mungkin utk membuktikan bhw dia capable) dia memilih jawaban yang salah.
Ketika ditanya :
"kenapa kamu sengaja milih B ?" jawaban yang paling pas adalah :
"suka suka gue donk... gue kan mao pilih A bisa .. mao pilih B juga able to do it" ....
dan kalo tetep dikejar :
"ya ... okelah suka2 elu, sekarang alesan elu apa ??" Apakah murid akan menjawab :
- "alesannya ya karena gue KEPINGIN gak naek kelas" ?
- "karena gue mao buktiin walo gue pilih B, gue bisa tetep naek kelas" ?
- "gue gak punya alesan spesifik kok ... cuma mao buktiin bhw gue berani utk memilih B" ?
Sso melanggar lampu merah, BUKAN krn dia tidak sabaran, BUKAN krn dia terburu buru, melainkan dia memang sengaja memancing kemarahan polisi yg sedang berjaga di dekat situ ... dan diapun tidak perlu ngebut, hayu aja nylonong wae pelan2 melanggar lampu merah tsb didepan idung polisi
Sso membunuh, idem.... dia emang sengaja melakukan tindakan membunuh tanpa alasan, ataupun dengan alasan ingin masuk penjara ... ato bisa juga cuma sekedar utk membuktikan bhw dia capable utk membunuh tanpa ditangkep masuk penjara.
Apakah maksud siip kira2 seperti demikian ? Please CMIIW.
Karena ilustrasi2 saya diatas itu dari pov saya
nggak logik (atau mungkin si pelaku itu ragil / gak punya logik / ndableg ) - oleh karena itulah saya mengertikan bhw FREEwill itu sulit utk dimengertikan
(krn terasa janggal) apabila pengasumsian opsi yang ada itu telah "mengerucut" ke biner-oposisi dimana informasi konsekwensinya diketahui dan si pelaku dgn kesadaran penuh - memang sengaja menentang/menantang "hukum" tsb.
Masih bisa dikatakan "free" apabila itu menyangkut/dikarenakan (alasannya) kepuasan/kepentingan dirsen ybs ... atau bisa juga dikatakan dikarenakan "kelemahan daging".
Ketika Tuhan melarang namun tidak menutup akses utk apa yg Ia larang, maka disitu free-will manusia diuji.
he-he-he... kalo ngliat kisah Adam... buat saya masih terasa janggal utk berpendapat bold
.
Hiks!
... Kenapa cuma saya aja yg merasa janggal yah - ketika saya mengertikan bhw:
dilarangnya Adam makan buah adalah utk menguji freewill Adam ?
salam.