Perihal hukuman maut/mati disini ada dua yang bisa ditafsirkan:
1. Hukuman mati oleh pengadilan sipil (maupun pengadilan Agama pada kasus-kasus tertentu), hal mana seperti anda membunuh dll, maka akan dijatuhi hukuman mati, bisa ditembak, digantung, dipancung, dirajam dll ---> hal mana telah ada dalam kebudayaan manusia sebelum Musa dan Taurat.
Jadi, baik oleh Sanherdin maupun negara-negara lain, itu memang berlaku upah kesalahan (dosa) adalah maut.
Saya membedakan kesalahan dengan dosa, kesalahan untuk pengadilan sipil, dosa untuk pengadilan agama.
2. Hukuman mati dari Allah, ini akibat dosa Adam, seharusnya Adam dan Hawa hidup kekal di Eden tanpa mengenal dan mengalami kematian/maut, namun karena ingin menjadi seperti Allah, tergoda rayuan gombal nan genit si ular, jatuhlah Adam dalam dosa, dan akibat dosa, Adam dan seluruh keturunannya mengalami kematian/maut, sebelum hidup kekal dan tidak ada maut lagi.
Pada point-2, saya terus terang masih merasa rancu, Yop.
Lalu apa maksud dari ayat sbb yah yop ? Yehezkiel 18 :
(20) Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Kalau ayat diatas dimengertikan dgn berbekal point-2 diatas, maka bunyi kalimat ayat tsb jadi "meaningless" --- PADAHAL yang ngomong itu Allah sendiri
(oleh karena itu saya tidak berbekal point-1). Alesan saya "meaningless", karena ibarat katanya saya jadi ngomong sbb :
"oalah Tuhaaannn.... bukan-nya semua orang emang sudah Kamu hukum mati jasmani ? apa bedanya toh antara orang berbuat dosa, ayah dan anak ?" Inilah upah dosa adalah maut, akibat mengenal dan mendapatkan dosa, maka hidup kekal itu hilang, jadi upah dosa menghasilkan kematian jasmani.
Bukankah ada alternatif lain utk mengertikan tragedi 'buah apel' tsb ? Yakni, AdamHawa seharusnya mati jasmani
saat itu juga - mereka tidak mati saat itu juga karena diampuni Allah ... anggap saja, ibaratnya AdamHawa masih Allah beri kesempatan agar mereka jangan sampe dalam keadaan mati rohani diketika mereka mati jasmani nanti.
Jadi, sebenarnya baik keduanya (pengadilan manusia dan Pengadilan Allah), adalah hukuman jasmani/fisik, sebab hukuman rohani (jiwa mendapat kebahagiaan di Sorga atau jiwa mendapat kesengsaraan di Neraka) itu terjadi setelah hukuman fisik terjadi (kematian seseorang).
Air bah Nuh, Sodom Gomorah, Onan, dll dll ..... bukankah itu cukup jelas hukuman jasmani (mati jasmani) dari Pengadilan Allah ?
IMO, selama selalu dikaitkan dgn event tragedi 'buah apel' maka yang ada akan selalu muter2 deh kayaknya, yop
. IMO juga, kalo misal masih berbekal tragedi tsb - maka perlu dipisah pengertiannya antara kata "mati" yang di event AdamHawa dgn kata "mati" selanjutnya .... yakni : mati jasmani yang DIPERCEPAT :
"mati" di event AdamHawa adalah :
1. dari yang tadinya nggak bisa mati mati (krn bisa makan buah kehidupan) menjadi bisa mati
"mati" yg semisal terdapat di ayat Yehezkiel diatas atopun yg terjadi pada event air bah, Sodom Gomorah, dll adalah :
2. berdasarkan point-1, Allah percepat upah dosa adalah maut/mati/kematian jasmani tsb.
Kembali lagi ke ayat Yehezkiel :
kata "mati" diayat tsb didalam pengertian yang bagaimana ?
A. dalam pengertian "mati rohani", maka artinya tidak mati jasmani diketika itu juga (tidak dipercepat)
B. dalam pengertian "mati jasmani", maka maksudnya disitu adalah mati jasmani yg dipercepat.
Yang A ataukah yang B, keKristenan mengertikannya ?
hubungannya dengan KRISTUS, hubungannya adalah, seharusnya akibat dosa Adam, seluruh manusia setelah mengalami maut, masuk kedalam neraka
Pada asumsi Yopi (keKristenan) sependapat pada pengertian saya "dipercepat" / "tidak dipercepat" :
Lalu apa bedanya dengan "dipercepat" dengan "tidak dipercepat" ? Apa bedanya, AdamHawa masih tetep idup (tidak dipercepat kematian jasmaninya) dibandingkan dengan orang2 yg ditujukan ketika Allah berkata di Yehezkiel, juga event air bah, SodomGomorah, dll (dipercepat kematian jasmaninya)? Sementara mereka pasti masuk neraka ? (termasuk ayah dan anak yg terdapat di Yehezkiel tsb).
Pada asumsi Yopi (keKristenan) tidak sependapat pada pengertian saya "dipercepat" / "tidak dipercepat" :
Lalu apa bedanya antara AdamHawa yg memang pasti mati jasmani, orang2 di event air bah, SodomGomorah, dll yang memang pasti mati jasmani ? Padahal toh mereka semua sama2 masuk neraka ? Apa maksud Allah berkata di Yehezkiel 18:20 tsb ?
namun karena belas kasihan Allah, maka Yesus datang kedunia menebus dosa Adam tersebut, dan menyediakan jalan menuju ke Sorga setelah MAUT, karena MAUT telah dikalahkan oleh-Nya, maka siapa yang percaya dan mau mengikuti Jalan tersebut, maka setelah mengalami maut, akan masuk Sorga.
Sekarang begini aja ya... saya ganti kalimat "upah dosa ialah maut" itu menjadi --->
"upah dosa adalah masuk neraka".
Di post sebelumnya, saya sempet menyatakan pendapat bhw ungu sampe sekarangpun masih berlaku. Kematian Yesus itu tidak sertamerta artinya ungu tidak berlaku lagi.
Sementara itu, dilain sisi... di sisi keKristenan, memberi kesan ke saya bhw ungu itu tidak berlaku lagi karena kematian jasmani telah dikalahkan Yesus, dosa2 manusia ditebus olehNYA. Pertanyaannya : bagaimana bisa .... kematian jasmani yang tidak ada koneksinya samasekali ke perihal masuk sorga/neraka seorang individu itu berkaitan dgn dikalahkannya kematian jasmani oleh Yesus ?
IMO, yang "masuk" adalah : kata "maut" di kalimat "
maut telah dikalahkan olehNYA" BUKAN dalam pengertian "
kematian jasmani telah dikalahkan olehNYA", melainkan "
kematian rohani telah dikalahkan olehNYA" dalam perihal ungu.
Dilain sisi, "upah dosa adalah mati jasmani
yg dipercepat" (imo) itu berlaku seperti di jaman PL - contohnya ya itu, event air bah, Sodom Gomorah, Onan, orang bekerja di hari Sabbath, dll dll. Diketika Yesus mati jasmani, hal2 seperti demikian tidak begitu lagi.... seseorang berbuat dosa -
in general tidak sertamerta artinya mesti dapet upah mati jasmani yg dipercepat oleh Allah -
walo tetep aja terbuka kemungkinannya ., karena Yesus telah menanggung upah dosa adalah maut (mati jasmani
yg dipercepat oleh Allah).
Tapi itu pendapat saya secara nonK
(mohon di paparkan, kalo menurut keKristenan itu tidak logical
)....
Makanya saya pingin tau logical-nya secara keKristenan.
Pertama mungkin saya mau tau dulu pada ayat Yehezkiel 18:20 itu, bagi si
para pembaca di jaman tsb - bagaimana mereka mengertikan-nya menurut keKristenan ?
Makasih atas masukan2 dari Yopi.
salam.