@medice,
Kayaknya ... apa yang "dari dulu" kita pernah obrolkan ttg dual-nature Yesus ini, kita berdua tidak/belum SALING menangkap maksud/pengertian masing2 pihak ...hehehe
.
(saya gunakan kalimat "dari dulu" utk membedakan post saya sebelum ketemu artikel dengan sesudah menemukan/membaca artikel dari link tsb).Seperti yang di post saya terakhir ... apa yang saya paparkan sebelum2nya ("dari dulu" tsb) dgn menggunakan kalimat berantakan, aneh2, gak kesampean, dlsb tsb ... kayaknya kira2 begitulah maksud pengertian saya ttg dual-nature Yesus spt yg ada di artikel tsb diklasifikasi "Reply to objection".
Dikala "dari dulu" kita pernah obrolkan ttg dual-nature Yesus ini ---- dibenak saya : pendapat medice bhw Yesus omnipotent itu berbeda dgn saya ... demikian juga medice berpendapat pandangan odading ttg Omnipotent Yesus berbeda dgn medice.
Dikala saya ketemu artikel ini dan membacanya ... dibenak saya ---> pandangan medice tsb itu berada di klasifikasi "objection" yang terdapat di artikel tsb .... dan saya berada di klasifikasi "Reply to objection".
Dikala medice ketemu artikel tsb dan membacanya ... dibenak medice ---> pandangan odading berada di klasifikasi "Objection" yang terdapat di artikel tsb .... dan medice berada di klasifikasi "Reply to objection".
sebagai contoh,
pertanyaan di artikel :
Did He have omnipotence simply?"dari dulu" yang saya tangkep dari pemaparan medice ttg Omnipotent Yesus adalah sbb : (yang coklat dibawah ini)
Objection 2. Further, as the power of God is infinite, so is His knowledge. But the soul of Christ in a manner had the knowledge of all that God knows, as was said above (Question 10, Article 2). Therefore He had all power; and thus He was omnipotent. "dari dulu" saya menangkep pemaparan medice ttg Omnipotent-nya Yesus (and thus He was omnipotent) : the soul of Christ in a manner had the knowledge of all that God knows. (objection 2)
Oleh karena itulah saya "ngotot" dgn mempertanyakan yang aneh2 ...
apakah sejak bayi, Yesus sudah tau segalanya ?
apakah buku para Nabi belon dibuka, Yesus sudah tau isinya ?
Karena di benak saya, Yesus itu TIDAK OMNI blekplek = Allah ... oleh karena (imo) sewaktu bayi Yesus memang belon/tidak tau apa apa, dan tidak/belon tau juga apa isi kitab para Nabi sebelum Dia membuka/membacanya ---> kalo saya boleh interpretasikan kalimatnya dgn menggunakan kalimat lain :
the soul of Christ WAS NOT in a manner had the knowledge of all that God knows ---> untuk menjawab pertanyaan di artikel tsb :
Did He have omnipotence simply? pada Objection-2.
Inkarnasi tidak mengubah NATUR melainkan menambah NATUR.
saya sempet baca2 di link tsb ttg inkarnasi ... tapi saya jadi puyeng...hahaha...
soalnya Inggris saya sendiri juga masih kembang-kempis Kita kembali ke Omnipotent aja yah ..
Penulis menggunakan analogi Api dan besi/air.
Api adalah Default Nature Allah as a person (Roh + Jiwa)
Air/Besi adalah Default Nature Yesus as a person (Roh+Jiwa+daging/jasmani).
Default Nature Allah
--->
Roh + Jiwa (Ilahi) --- >
infiniteDefault Nature Yesus
-->
ungu PLUS daging/jasmani --->
finiteBukankah dari situ, maka si penulis membuat statement :
Hence Christ's soul which, being a creature, is finite in might, can know, indeed, all things, but not in every way; yet it cannot do all things, which pertains to the nature of omnipotence; and, amongst other things, it is clear it cannot create itself. Waktu itu saya sempet mengemukakan ke medice bahwa saya mengertikan dual-natur Yesus ini dengan dua cara pandang .... misal pada ilustrasi kupu2 menjadi manusia.
Dari pov kupu2 .... sekalipun dia telah menjadi manusia, tidak pernah ada bisa dipendapati
there's no reason for me to assume si kupu2
bukan lagi sebagai kupu2 ... karena dia tetap kupu2 sekalipun menjadi manusia. (infinite)
Dari pov manusia
(dulu di FK - bukan FIK, saya buat kalimatnya "manusia2 yg hidup di jaman/era dikala kupu menjadi manusia") .... kupu2 bukan kupu2 ... melainkan manusia - tidak bersayap, tidak bisa terbang dengan mengepakan kedua sayapnya ... kupu2 adalah manusia, berkaki dan berjalan dengan kaki. (finite)
And thus the soul of Christ, since it has a finite capacity, attains to, but does not comprehend, what is simply infinite in essence, as stated above (1). But the infinite in potentiality which is in creatures can be comprehended by the soul of Christ, since it is compared to that soul according to its essence, in which respect it is not infinite. "dua cara pandang" saya,
Yang hijau adalah : begitu-lah kira2 maksud saya pada finite-nya Yesus.
Yang merah adalah : begitu-lah kira2 maksud saya pada infinite-nya Yesus.
So, too, the soul of Christ knows infinite things by the knowledge of simple intelligence; yet God knows more by this manner of knowledge or understanding. Yesus tidak memerlukan guru, tetapi dia tetep membuka Kitab para Nabi
(dimana Dia tidak/belum mengetahui kata demi kata apa itu isi kitab tsb) , membaca-nya dan Dia segera mengerti ---> ini-lah yang saya mengertikan : "natur Ilahi"-nya Yesus.
Yesus bisa dicobai, tetapi dia tidak akan pernah tergoda ---> ini-lah yang saya mengertikan : "natur Ilahi"-nya Yesus. Tidak ada satu manusiapun selain Dia, tidak pernah tidak akan pernah tergoda --- karena manusia tidak ber-natur-Ilahi
.
Apakah saya sudah "sama" disini dgn medice ?
.
salam.