Penjelasannya jelas sekali, bro OSAS. Saya rasa sekarang saya paham apa maksud bro OSAS ttg interpretasi sebagai bagian inheren dari Sola Scriptura.
Namun, terus terang saya heran: mengapa ada wacana yg mempertentangkan antara mekanisme interpretasi Alkitab secara sistem katholik roma (lembaga Magisterium) dan secara sistem protestan (individual). Bukankah prinsipnya tetep sama: Roh Kudus bekerja dalam diri setiap umatNya?
Dalam sistem katholik roma, Roh Kudus bekerja dalam setiap individu yg ada dalam lembaga Magisterium. Lembaga ini kemudian menyebarkan ke orang-orang banyak (jemaat). Roh Kudus dalam diri setiap jemaat bekerja sehingga ia bisa paham apa yg diajarkan oleh Magisterium.
Dalam sistem protestan, Roh Kudus bekerja dalam diri setiap individu. Setiap individu ini kemudian menyebarkan ke orang-orang banyak (jemaat). Roh Kudus bekerja dalam diri setiap jemaat sehingga ia bisa paham apa yg diajarkan oleh si individu tadi.
Bagaimana menurut bro OSAS?
Salam
Mengenai pimpinan Roh Kudus haruslah anda pahami :1. Tidak mungkin ada pimpinan Roh Kudus kalau gereja mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan Firman Tuhan yang diwahyukan oleh Roh Kudus itu sendiri.
2. Penafsir yang sempurna dari Scriptura hanyalah Roh Kudus (1 Yoh.2:27 ; 1 Kor.2:12,13)
3. Roh Kudus ada didalam diri setiap orang percaya sehingga tidak benar kalau ada segolongan orang mengajarkan hanya mereka penafsir yang paling benar seolah-olah pencerahan Roh Kudus hanya ada pada mereka,dan terbukti memang banyak ajarannya ternyata dusta dan isapan jempol belaka.
4. Perbedaan penafsiran memang dimungkinkan oleh Allah karena memang tidak semua orang berada didalam satu Roh dpl imannya hanya dimulut belaka,sebab walau mengaku beragama tetapi menganggap Alkitab Firman Tuhan hanya cerita
dongengan belaka maka jelas imannya palsu,sebab iman datangnya dari pendengaran akan Firman Tuhan (Roma 10:17).
5. Perbedaan penafsiran sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip kebenaran Scriptura tidak menjadi masalah,seperti misalnya cara baptisan,perayaan Natal,dll.
6. Penafsiran yang bersifat
indoktrinasi gereja beserta sanksinya kalau dilanggar ini juga dilakukan didalam denominasi SSY.
7. Semua orang percaya adalah murid-murid Kristus,kawan sekerja Kristus,anak-anak Allah dan imam imam bagi Allah tanpa kecuali dan bertanggungjawab untuk memberitakan dan mengajarkan Injil kepada orang keseluruh dunia.
8. Scriptura yang menguji tradisi gereja bukan sebaliknya,karena Scriptura lebih berotoritas dari tradisi,magisterium dan Roman Pontif,karena kuasa/kekuatan keselamatan dari Allah ada didalam Injil (Roma 1:16 ; 1 Kor.1:18),bukan organisasi atau petinggi gereja.
9. Kitab Suci harus ditafsirkan berdasarkan keharmonisannya dengan ayat ayat lainnya didalam Scriptura bukan berdasarkan tradisi atau ajaran ex-cathedra bikinan manusia itu.
Demikian sedikit bisa saya jelaskan apa yang anda persoalkan tsb diatas.
GBU